BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.1.1 Drainase
terletak di dataran banjir yang luasnya 10% luas daratan; sedangkan sisanya 51%
jumlah penduduk dan hanya 25% properti yang berada di luar dataran banjir yang
luasnya 90% luas daratan.
Berbagai upaya pencegahan yang telah dilaksanakan masih perlu
dikembangkan dan disempurnakan baik menyangkut upaya fisik (stuktural)
maupun nonfisik (nonstruktral). Upaya fisik yang masih perlu disempurnakan
antara lain dalam rangka mengantisipasi kejadian banjir yang lebih besar dari debit
banjir yang dikendalikan.
1) Hidrologi
Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai
terjadinya, peredaran dan penyebarannya, sifat-sifatnya, dan hubungan dengan
lingkungannya terutama dengan makhluk hidup. Penerapan ilmu hidrologi dapat
dijumpai dalam beberapa kegiatan seperti perencanaan dan operasi bangunan air,
penyediaan air untuk berbagai keperluan (air bersih, irigasi, perikanan,
Hidrologi banyak dipelajari oleh para ahli di bidang teknik sipil dan pertanian.
Ilmu tersebut dapat dimanfaatkan untuk beberapa kegiatan berikut:
2) Sistem Gravitasi
berdasarkan slope muka tanah rata-rata, ketinggian dasar saluran tergantung pada
ketinggian muka air banjir dan kedalaman air yang dipakai. Saluran drainase
sistem gravitasi direncanakan untuk dapat melewatkan debit rencana dengan aman,
perencanaan teknis saluran drainase mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut :
3) Sistem Polder
1. Elevasi/ketinggian muka tanah lebih rendah daripada elevasi muka air laut
pasang, pada daerah tersebut sering terjadi genangan akibat air pasang (rob).
2. Elevasi muka tanah lebih rendah daripada muka air banjir di sungai
(pengendali banjir) yang merupakan outlet dari saluran drainase kota.
berasal dari luar kawasan polder. Air di dalam polder dikendalikan dengan
sistem drainase, atau kadang-kadang dikombinasikan dengan sistem irigasi.
1. Bagian atas, yaitu dengan membangun dam pengendali banjir yang dapat
memperlambat waktu tiba banjir dan menurunkan besarnya debit banjir,
pembuatan waduk lapangan yang dapat merubah pola hidrograf banjir dan
penghijauan di Daerah Aliran Sungai (DAS).
2. Bagian hilir, yaitu dengan melakukan normalisasi alur sungai dan tanggul,
sudetan pada alur yang kritis, pembuatan alur pengendali banjir (flood
way), pemanfaatan daerah genangan untuk penampungan (retarding basin).
Pengendalian banjir pada suatu daerah perlu dibuat sistem pengendalian
banjir yang baik dan efisien, dengan memperhatikan kondisi yang ada dan
pengembangan pemanfaatan sumber air mendatang. Untuk menanggulangi
masalah genangan perlu suatu metode penanganan genangan serta
perencanaan yang menyeluruh dan terpadu dengan sasaran utama yang akan
dicapai yaitu penanganan daerah genangan.
BAB II
RH
Rencana
NO TAHUN
mm
Xi
1 82
2006
2 68
3 84
2007
4 64
5 103
2008
6 70
7 110
2009
8 65
9 81
2010
10 74,5
b. Koefisien kemencengan ( Cs )
Perhitungan koefisien kemencengan ( coeffisien of skewness ) digunakan rumus
sebagai berikut :
𝑛
Cs = (𝑛−1)(𝑛−2)𝑆𝑑 ∑𝑛𝑖=1 [ Xi – Xrt ]3
Dari tabel 2.4 ditinjau dari persyaratan parameter statistik yang mendekati adalah metode
Log Pearson Tipe III untuk memastikan ketepatan dalam pemilihan distribusi tersebut
perlu dilakukan perbandingan hasil perhitungan statistik dengan plotting data pada kertas
probabilitas dan uji Smirnov-Kolmogorov.
Plotting Data pada kertas probabilitas dilakukan dengan cara mengurutkan data dari
besar ke kecil atau sebaliknya. Kemudian data yng telah dirangking di plotting pada
kertas probabilitas. Dalam kertas probabilitas simbol titik merupakan nilai Rmax
terhadap P(Xm), sedang garis lurus merupakan simbol untuk curah hujan dengan periode
ulang tertentu. Dari gambar pada kertas probabilitas dicari jarak penyimpangan setiap
titik data terhadap kurva teoritis. Jarak penyimpangan terbesar merupakan nilai △maks.
Untuk mengetahui ketepatan distribusi probabilitas data hidrologi dapat menggunakan
cara data yang ada diplot pada kertas probabilitas yang sudah didesain khusus atau
menggunakan skala plot yang melinierkan fungsi distribusi.
Persamaan Weibull :
𝑚
𝑃= 𝑥 100 (%)
𝑛+1
Kemudian data yang telah diranking diplotting pada kertas probabilitas. Apabila data
membentuk garis lurus maka distribusi data sama seperti asumsi pada kertas probabilitas.
Dalam kertas probabilitas simbol titik merupakan nilai Rmax terhadap P(Xm), sedang
garis lurus merupakan simbol untuk curah hujan dengan periode ulang tertentu. Hasil
plotting pada kertas probabilitas Log Pearson Type III , Log Normal dan Gumbell dapat
dilihat pada Gambar L.G 5.1 -5.3.
Dimana :
I = intensitas hujan ( mm/jam )
R24 = hujan maksimum dalam 24 jam ( mm )
t = durasi hujan ( jam )