Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan tidak semata menjadi tanggung jawab pemerintah
tetapi juga harus melibatkan seluruh elemen masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya. Perjalanan pemerintah dalam mendorong masyarakat untuk terlibat
dalam mewujudkan masyarakat yang sehat tampaknya menjadi acuan dan inspirasi
untuk menghidupkan kembali pemberdayaan dan partisipasi aktif masyarakat
bidang kesehatan (Kemenkes RI, 2013).
Pemerintah Indonesia di era 70-an sampai 80-an berhasil memberdayakan
dan mendorong peran aktif masyarakat di bidang kesehatan melalui Gerakan
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). Program ini mengalami
pasang surut ketika terjadi krisis ekonomi, kisah sukses tersebut menjadi motivasi
bagi Tim Penggerak PKK untuk tetap bertahan dan mengaktifkan Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu) dan hingga saat ini terdapat 84,3% desa dan kelurahan
memiliki Posyandu. Kejayaan PKMD diupayakan untuk dibangkitkan kembali
melalui pengembangan dan pembinaan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
(Kemenkes RI, 2013).
Pada saat ini, dalam penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat masih
diposisikan sebagai objek dan belum sebagai subjek. Selain itu masih banyak upaya
kesehatan yang belum menyentuh masyarakat yang tinggal di daerah terpencil,
tertinggal, kepulauan dan perbatasan. Untuk itu perlu adanya upaya kesehatan yang
berbasis masyarakat, agar upaya kesehatan lebih tercapai (accessible), lebih
terjangkau (affordable), serta lebih berkualitas (quality) (Depkes RI, 2006).
Bahwa dalam rangka mendukung pencapaian visi Pembangunan Nasional
2005-2025 yaitu Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, telah ditetapkan
program pengembangan Desa SiagA (Kemenkes RI, 2010). Dalam perkembangan
pemberdayaann masyarakat telah tumbuh dan berkembang berbagai upaya
kesehatan yang berbasis masyarakat (UKBM). Untuk lebih memantapkan

Langkah Pengembangan Poskesdes 1


penyelenggaraan berbagai UKBM yang ada di desa perlu dikembangkan UKBM
yang dapat berfungsi mengkoordinasikan seluruh UKBM yang ada dalam upaya
perwujudan Desa Siaga. Perwujudan Desa Siaga ini adalah dalam rangka
mempercepat pencapaian Dana Sehat. UKBM yang berfungsi koordinatif di Desa
Siaga adalah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) ). Kriteria desa sehat adalah minimal
memiliki Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) (Depkes RI, 2006).
Keberhasilan pembangunan kesehatan yang salah satunya ditandai dengan
ketersediaan sarana kesehatan yang belum dirasakan oleh seluruh masyarakat,
terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah yang sulit dijangkau karena
berbagai alasan. Oleh karenanya perlu dilakukan upaya untuk mendekatkan akses
pelayanan kesehatan kepada masyarakat desa. Poskesdes merupakan unit pelayanan
kesehatan dasar di desa. Poskesdes harus ditunjang oleh sarana dan prasarana yang
memadai. (Depkes RI, 2006).
Poskesdes merupakan penggerak dalam pengembangan desa siaga maka
langkah-langkah pengembangan Poskesedes terintegrasi dalam langkah-langkah
pengembangan Desa Siaga sebagaimana tercantum dalam keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 564 Tahun 2006 tentang pedoman pelaksanaan pengembangan
desa siaga (Depkes RI, 2007).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana langkah pengembangan poskesdes ?
2. Apa tujuan dari persiapan internal dalam poskesdes ?
3. Apa tujuan dari persiapan eksternal dalam poskesdes ?
4. Apa tujuan dari telaah mawas diri dalam poskesdes ?
5. Bagaimanakah cara pembentukan Poskesdes
6. Apa tujuan dari MMD dalam poskesdes ?
7. Bagaimana cara pengembangan jejaring kerjasama dalam poskesdes ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui langkah-langkah pengembangan Poskesdes.
2. Untuk mengetahui Persiapan internal pengembangan Poskesdes.

Langkah Pengembangan Poskesdes 2


3. Untuk mengetahui Persiapan eksternal pengembangan Poskesdes.
4. Untuk mengetahui Telaah Mawas Diri pengembangan Poskesdes.
5. Untuk mengetahui Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) pengembangan
Poskesdes.
6. Untuk mengetahui Pembentukan pengembangan Poskesdes.
7. Untuk mengetahui pengembangan jejaring kerja sama Poskesdes.

D. Manfaat
1. Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang langkah-langkah
pengembangan Poskesdes.
2. Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang Persiapan internal
pengembangan Poskesdes.
3. Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang Persiapan eksternal
pengembangan Poskesdes.
4. Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang Telaah Mawas Diri
pengembangan Poskesdes.
5. Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang Musyawarah Masyarakat
Desa (MMD) pengembangan Poskesdes.
6. Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang Pembentukan
pengembangan Poskesdes.
7. Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang pengembangan jejaring
kerja sama Poskesdes.

Langkah Pengembangan Poskesdes 3


BAB II
PEMBAHASAN
LANGKAH PENGEMBANGAN POSKESDES

A. Pengertian Poskesdes
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka
mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
Poskesdes dibentuk sebagai upaya untuk mendekatkan pelayanan
kesehatan dasar setiap hari bagi masyarakat di desa serta sebagai sarana
untuk mempertemukan upaya masyarakat dan dukungan Pemerintah (Depkes
RI, 2007).
Poskesdes adalah sarana kesehatan yang dibentuk di desa yang tidak memiliki
akses terhadap Puskesmas atau Pustu. Pelayananan Poskesdes meliputi upaya
promotif, preventif, dan kuratif sesuai dengan kewenangannya yang dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan kader kesehatan.
Sasarannnya adalah ibu, bayi, anak balita, wanita usia subur, usila dan masyarakat
lainnya (Ismawati. Dkk, 2010).
Pengertian “Desa” atau yang disebut dengan nama lain adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul
dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (Depkes RI, 2007).

B. Pengembangan Poskesdes
Poskesdes merupakan penggerak dalam pengembangan desa siaga maka
langkah-langkah pengembangan Poskesedes terintegrasi dalam langkah-langkah
pengembangan Desa Siaga sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 564 Tahun 2006 tentang pedoman pelaksanaan pengembangan
desa siaga (Depkes RI, 2007). Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah
pengembangan Poskesdes sebagai berikut :

Langkah Pengembangan Poskesdes 4


1. Persiapan Internal
Langkah ini merupakan awal kegiatan. Tujuan persiapan internal adalah
mempersiapkan petugas kesehatan dan aparat desa setempat, sehingga bersedia
dan memiliki kemampuan mengelola serta membina Poskesdes dalam upaya
untuk meningkatkan layanan kesehatan bagi masyarakat. Persiapan ini bisa
berbentuk sosialisasi, pertemuan dan pelatihan/orientasi yang bersifat
konsolidasi yang tentunya disesuaikan dengan kondisi setempat (Kemenkes RI,
2010). Pada langkah ini diharapkan petugas kesehatan telah memahami tugas
dan fungsinya, dan siap untuk melakukan pendekatan pada pemangku
kepentingan (stakeholder) danm masyarakat (Depkes RI, 2007).

2. Persiapan Eksternal
Tujuan persiapan eksternal adalah mempersiapkan masyarakat, khususnya
tokoh masyarakat agar mereka tahu, mau dan sehingga mendukung
pengembangan Poskesdes. Pendekatan kepada para tokoh masyarakat
diharapkan agar mereka ,memahami dan menmdukung dalam pembentukan
opini publik untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan
Poskesdes (Depkes RI, 2007).
Langkah ini termasuk kegiatan advokasi kepada para penentu kebijakan,
agar mereka mau memberikan dukuingan baik berupa dana maupun kebijakan
atau anjuran, serta restu, sehingga Poskesdes dapat berjalan lancar Jika di
daerah tersebut telah terbentuk Forum Desa Siaga Aktif atau Forum Peduli
Kesehatan lainnya, pendekatan eksternal ini juga dilakukan bersama dan atau
mengikutsertakan forum-forum tersebut. Dukungan yang diharapkan adalah
dukungan moril, finansial dan material, seperti kesepakatan dan persetujuan
masyarakat, bantuan dana, tempat penyelenggaraan serta peralatan Poskesdes
(Depkes RI, 2007).

Langkah Pengembangan Poskesdes 5


3. Survei Mawas Diri (SMD) atau Telaah Mawas Diri
Survey Mawas Diri (SMD) atau Community Self Survey (CSS) yang
bertujuan agar masyarakat dengan bimbingan petugas mampu melakukan telaah
mawas diri untuk desanya. Survey ini harus dilakukan oleh masyarakat
setempat dengan bimbingan provider kesehatan, dan diharapkan agar mereka
sadar akan permasalahan yang dihadapi didesanya, serta dapat membangkitkan
niat dan tekad untuk mencari solusinya berdasar potensi yang dimiliki.untuk itu
perlu dilakukan pemilihan dan pembekalan keterampilan bagi warga masyarakat
yang di nilai mampu melakukan SMD (Depkes RI, 2007).
Survey Mawas Diri (SMD) diharapkan dapat menimbulkan rasa
memiliki masyarakat melalui penemuan sendiri masalah kesehatan di
wilayahnya serta memecahkan masalahnya sesuai dengan sumber daya dan
kearifan lokal yang dimiliki. Telaah mawas diri dilakukan oleh kader Poskesdes
yang merupakan masyarakat setempat bersama tokoh masyarakat serta anggota
Forum Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang terlatih dengan menggunakan
daftar pertanyaan yang sudah disepakati dengan bimbingan dari tenaga
kesehatan setempat (Ismawati. dkk, 2010).
Hasil tersebut dicatat untuk menjadi acuan dalam melaksanakan langkah-
langkah pemecahan masalah. Untuk itu, sebelumnya perlu dilakukan pemilihan
dan orientasi anggota masyarakat yang dinilai mampu melakukan telaah
mawasdiri, seperti guru, anggota Pramuka, kelompok dasawisma, PKK, anggota
karang taruna, murid sekolah, atau kelompok potensial lainnya yang ada di
desa. Hasil dari telaah mawasdiri adalah data tentang masalah kesehatan serta
potensi masyarakat untuk memecahkan masalah yang ada di desa (Kemenkes
RI, 2010).

4. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)


Tujuan penyelenggaraan MMD ini adalah untuk mencari alternatif
pemecahan masalah kesehatan yang ditemukan pada saat telaah mawas diri atau
SMD, dengan memanfaatkan sumber daya dan kearifan lokal yang dimiliki
desa. Inisiatif penyelenggaraan MMD sebaiknya berasal dari tokoh masyarakat

Langkah Pengembangan Poskesdes 6


yang mendukung pembentukan Poskesdes. MMD diselenggarakan oleh semua
pengurus Forum Desa Siaga Aktif bersama seluruh masyarakat. Peserta
musyawarah ini adalah wakil-wakil tokoh masyarakat termasuk perempuan dan
generasi muda (Depkes RI, 2007).
Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat telaah mawas diri
disajikan, terutama adalah daftar masalah kesehatan, data sumber daya, serta
skala prioritas kebutuhan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat. Hasil
pendataan tersebut dimusyawarahkan untuk penentuan prioritas masalah yang
akan ditindak lanjuti, dukungan dan kontribusi apa yang dapat disumbangkan
oleh masing-masing individu/organisasi kemasyarakatan (ormas)/sektor yang
diwakilinya, serta langkah-langkah pemecahan masalah untuk pengembangan
Poskesdes (Depkes RI, 2006).

5. Pembentukan Poskesdes
Secara operasional pembentukan Poskesdes dilakukan dengan kegiatan
sebagai berikut (Depkes RI, 2007) :
a. Pemilihan Pengurus dan Kader Poskesdes
Pemilihan pengurus dan kader kesehatan Poskesdes dilakukan melalui
pertemuan khusus para pimpinan, pengelola, dan tokoh masyarakat serta
beberapa wakil masyarakat. Pemilihan dilakukan secara musyawarah
mufakat, sesuai dengan tata cara dan kriteria yang disepakati, dengan
fasilitasi Puskesmas. Jumlah kader kesehatan untuk setiap Poskesdes
minimal 2 (dua) orang atau disesuaikan dengan kegiatan yang dilaksanakan
dan kemampuan serta potensi desa setempat (Depkes RI, 2007)
b. Pelatihan/Orientasi Kader Kesehatan.
Pengelola dan kader kesehatan terpilih sebelum melaksanakan
tugasnya, perlu diberikan pelatihan atau orientasi tentang pengelolaan
Poskesdes. Pelatihan / orientasi dilaksanakan oleh Puskesmas sesuai dengan
pedoman pelatihan/orientasi yang berlaku. Pada waktu menyelenggarakan
pelatihan / orientasi, sekaligus disusun rencana kerja (Plan of Action)
Poskesdes yang akan dibentuk, lengkap dengan waktu dan tempat

Langkah Pengembangan Poskesdes 7


penyelenggaraan, para pelaksana dan pembagian tugas serta sarana dan
prasarana yang diperlukan (Depkes RI, 2007)
Materi pelatihan / orientasi antara lain mencakup kegiatan yang akan
dilaksanakan di Poskesdes, meliputi (Depkes RI, 2007) :
1) Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama
penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian
luar biasa (KLB), penyakit tidak menular dan faktor risikonya (termasuk
status gizi) serta kesehatan ibu hamil yang berisiko.
2) Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang
berpotensi menimbulkan KLB, penyakit tidak menular serta faktor-faktor
risikonya (termasuk kurang gizi).
3) Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawat-daruratan
kesehatan melalui metode simulasi.
4) Pelayanan kesehatan sederhana sesuai dengan kompetensinya.
c. Pemenuhan/Penempatan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan (Depkes RI, 2007)
yaitu :
1) Penempatan dan penugasan tenaga kesehatan, terutama Bidan sebagai
penyelenggara Poskesdes awalnya dilakukan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten dan untuk pengembangan selanjutnya, pemenuhan
dapat dilakukan oleh masyarakat.
2) Pelatihan tenaga kesehatan. Sebelum melaksanakan tugasnya, tenaga
kesehatan diberi pelatihan sesuai dengan kompetensi dan kewenangan
yang harus dimiliki serta tugas yang menjadi tanggung jawabnya oleh
institusi yang berwenang di wilayahnya.

6. Pengembangan Jejaring Kerjasama


Mengingat permasalahan kesehatan sangat kompleks, maka
pemecahannya perlu melibatkan berbagai pihak baik yang ada di wilayah desa
maupun dukungan dari mitra yang ada di luar desa, seperti individu / organisasi
kemasyarakatan / institusi / sektor. Untuk memajukan Poskesdes, perlu adanya
pembentukan dan pengembangan jejaring kerjasama dengan berbagai pihak

Langkah Pengembangan Poskesdes 8


guna terlaksananya aktivitas Poskesdes yang optimal. Aktualisasi dari
pengembangan jejaring Poskesdes dapat dilakukan melalui temu jejaring
UKBM secara internal di dalam desa sendiri dan atau temu jejaring antar-
Poskesdes, serta temu jejaring antar-tenaga kesehatan. Untuk memantapkan
kerjasama, juga diharapkan dapat dijadikan wahana untuk saling bertukar
pengalaman dan memecahkan masalah-masalah yang ada di wilayah setempat
dan dihadapi bersama (Depkes RI, 2007).
Selain jejaring program untuk proses pemberdayaan dibutuhkan juga
dukungan kemitraan dari pihak lain. Untuk mendapatkan dukungan yang
berasal dari organisasi kemasyarakatan dan tanggung jawab sosial korporasi
(Corporate Social Responsibility / CSR) serta dukungan media massa untuk
publikasi yang kelak mempercepat penyampaian informasi yang diharapkan
desa sekitar terpapar informasi dan terpacu untuk mengembangkan upaya
bidang kesehatan di wilayahnya (Kemenkes RI, 2010).

Langkah Pengembangan Poskesdes 9


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka
mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
Poskesdes merupakan penggerak dalam pengembangan Desa Siaga Aktif sehingga
pengembangan Poskesdes terintegrasi dalam pengembangan Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1529 tahun 2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif. Adapaun langkah-langkah pengembangan poskesdes antara lain
pendekatan internal, pendekatan eksternal, telaah mawasdiri, MMD, pembentukan
dan pengembangan jejaring kerjasama.

B. Saran
Agar masyarakat sehat, maka di lingkungan kita haruslah dibentuk Pos
Kesehatan Desa yang bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terdekat dengan
masyarakat, juga perlu sumber daya yang mupuni di bidang kesehatan. Tenaga
kesehatan disini diharapkan mampu memimpin masyarakat untuk lebih maju lagi
terutama di bidang kesehatan. Selain sumber daya dari tenaga kesehatan,
sebaiknya masyarakat juga bisa berperilaku hidup sehat serta dapat bergotong
royong antar masyarakat.

Langkah Pengembangan Poskesdes 10

Anda mungkin juga menyukai