Anda di halaman 1dari 5

ALMAMATER DAN TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI

“PENERAPAN TIGA PILAR DEMI KEMAJUAN BANGSA”

Disusun oleh:

Hafizh Cahya Aryansyah

Nama Kelompok (Nomor Kelompok)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

AGUSTUS,2019
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Sebuah lembaga perguruan
tinggi Islam ternama di Indonesia. Pada dasarnya pendirian UIN sendiri
merupakan suatu keinginan umat islam di seluruh Indonesia untuk menciptakan
dan mengembangkan sebuah lembaga pendidikan tinggi yang maju,modern dan
memiliki nilai keislaman. Sehingga dapat menghasilkan pribadi yang memiliki
nilai intelejensi tapi tak melupakan nilai agama dan moral. Sejarah
perkembangannya tak lekang dari sejarah perkembangan perguruan tinggi islam
di Indonesia dalam memenuhi kebutuhan akan sistem pendidikan yang lebih
maju. Setelah melalui beberapa periode,akhirnya kini UIN Syarif Hidayatullah
menjadi salah satu universitas bonavit di Indonesia, bahkan akan menuju kualitas
taraf internasional.

Bermula sejak dari masa penjajahan Belanda dengan adanya Pesantren


Luhur,lalu sekolah tinggi islam di Padang dan di Jakarta pada tahun 1946,
Universitas Islam Indonesia (UII) di Yogyakarta, serta pendirian Akademi Dinas
Departemen Agama tahun 1957 di Jakarta hingga sekarang menjadi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Awal pendirian UIN Syarif Hidayatullah di Jakarta dimulai sejak


terbentuknya Akademi Dinas Departemen Agama (ADIA) pada tanggal 1 Juni
1957, yang mengikuti ketetapan menteri agama Nomor 1 Tahun 1957. Hari jadi
ADIA ini kini menjadi hari Dies Natalis UIN Syarif Hidayatullah. Pendirian
ADIA ini dimaksudkan untuk mendidik dan mempersiapkan pegawai negeri guna
mencapai ijazah pendidikan akademi dan semi akademi agar menjadi ahli didik
agama pada Sekolah Menengah Umum, Sekolah kejuruan dan Sekolah agama.

Kemudian pada tahun 1960 berdasarkan PP No 2 Tahun 1960 tanggal 24


Agustus ADIA sendiri bergabung dengan PTAIN (Perguruan Tinggi Agama
Islam) yang berada di Yogyakarta menjadi IAIN al Jamiah al Hukumiyah. Lalu
ADIA menjadi IAIN cabang Jakarta dengan dua fakultas yaitu fakultas tarbiyah
dan fakultas adab.

Seiring berjalannya waktu kemudian IAIN cabang Jakarta yang bernama


IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dengan terbitnya Keputusan Presiden RI No. 31 Tanggal 20 Mei 2002. Pada saat
itu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki 9 fakultas diantaranya yaitu :
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas
Ushuludin dan Filsafat, Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas dakwah dan
Komunikasi, Fakultas Dirasat Islamiyah, Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial, Fakultas Sains dan teknologi, dengan jumlah jurusan atau prodi
sebanyak 41. Untuk menyelaraskan kedua ilmu yaitu umum dan agama, kemudian
didirikanlah Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) pada tahun
akademik 2004/2005. Yang berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama SK
No.MA/25/2004 dan surat Dirjen Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Departemen
Pendidikan Nasional No. 995/D/6/2004. Berdasarkan Surat Keputusan tersebut
maka UIN Jakarta pada tahun akademik 2004/2005 menghadirkan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dengan Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat berdasarkan izin operasional Dirjen Dikti No. 1338/D/P/2004 tanggal
12 April 2004 dan Program Studi Farmasi dengan izin operasional No
138/D2.2/2004 tanggal 6 Agustus 2004 dan Surat Keputusan Dirjen Bagais Depag
No. Dj.11/274/2004 tanggal 8 Agustus 2004. Sedangkan untuk program studi
Pendididikan Dokter dan Program Studi Keperawatan dibuka pada tahun
akademik 2005/2006 berdasarkan izin operaso!nal Dirjen Dikti no.1356/D/T/2005
tanggal 10 Mei 2006.

Pendirian FKIK ini bekerjasama dengan FK UI sebagai Fakultas Pembina.


Sebelumnya juga UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah mengadakan kerjasama
untuk mendukung pendirian FKIK dengan berbagai Pihak, diantaranya dengan
membangun sejumlah rumah sakit di wilayah Jakarta dan Tangerang sebagai
tempat praktek bagi mahasiswa.

Tak lepas dari pembahasan sejarah singkat berdirinya UIN Syarif


Hidayatullah dan Fakultas Ilmu Kesahatannya . Ada pula pembahasan pimpinan
UIN Syarif Hidayatullah dan Fakultas Kesehatannya pada periode kini. Tetapi
sebelum berlanjut membahas tentang periode kini, ada baiknya kita mengetahui
terlebih dahulu siapa yang menjadi pimpinan UIN Syarif Hidayatullah untuk
pertama kalinya. Karena sesuai dengan ungkapan Pak Ir. Soekarno, yaitu Jas
Merah (Jangan Sekali Sekali Melupakan Sejarah). Sejak awal berdiri dengan
nama ADIA, di periode awal ini UIN Syarif HIdayatullah memiliki seorang
rektor pertamanya yang bernama Prof. DR. H. Mahmud Yunus. Pada 1 Juni 1957,
Beliau menjabat sebagai rektor pertama Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) di
Jakarta yang diteruskan menjadi UIN Syarif Hidayatullah.

Pada masa kini UIN Syarif Hidayatullah di pimpin oleh seorang wanita
kelahiran Kairo,Mesir 22 Desember 1963 yang bernama Prof. Dr. Hj. Amany
Burhanuddin Umar Lubis, M.A. Beliau menjabat sebagai Rektor Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2019-2023. Ia dilantik secara
resmi oleh Menteri Agama pada hari Senin, 7 Januari 2019. Pada Fakultas Ilmu
Kesehatan sendiri di pimpin oleh dekan yang bernama Dr. Zilhadia, M.Si., Apt.

Setelah membahas itu semua, saya akan membahas beberapa hal lagi.
Yaitu Tridharma perguruan tinggi yang merupakan tiga pilar dasar pola pikir dan
menjadi kewajiban bagi mahasiswa. Dan sebagai mahasiswa kita seharusnya
memahami serta ikut berkontribusi mengamalkannya. Isi dari ketiga pilar itu yaitu
: Pertama, Pendidikan. pada poin pertama menyebutkan kata pendidikan yang
sudah pasti menjadi tanggung jawab dan alasan paling utama kita untuk kuliah
yaitu untuk mendapatkan ilmu melalui proses pembelajaran setiap harinya.
Kedua, Penelitian. Untuk mengaplikasikan teori yang telah diterima di
perkuliahan biasanya beberapa mahasiswa akan menerapkan dalam bentuk
penelitian - penelitian dan kita tidak bisa menyelesaikan studi S1 jika tidak
menyelesaikan sebuah penelitian. Ketiga, Pengabdian Pada Masyarakat.
Pengabdian mahasiswa kepada masyarakat, misalnya melalui organisasi-
organisasi kemahasiswaan, entah itu dalam bentuk bakti sosial, penyuluhan,
pendampingan masyarakat atau hal lainnya.

Dengan memahami dengan baik fungsi dan peran mahasiswa yang sudah
terangkum dengan jelas dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut semoga kita
mampu menjadi generasi yang siap membawa bangsa ini ke arah yamg lebih baik
kedepannya. Selain nilai itu kita juga harus mengamalkan juga nilai nilai
pancasila. Karena dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai pancasila
tersebut maka dengan sendirinya kita akan merasakan bahwa rasa nasionalisme itu
perlu, membela rakyat itu harus dan kita juga harus benar-benar memahami peran
kita sebagai mahasiswa. Menerapkan tiga pilar dasar perguruan tinggi (Tridharma
Perguruan Tinggi) yaitu Pendidikan, penelitian dan pengembangan, serta
pengapdian pada masyarakat. Sehingga kita bisa bersama-sama membangun
perubahan terhadap Indonesia, perubahan yang lebih baik untuk Indonesia
tercinta.

Anda mungkin juga menyukai