Anda di halaman 1dari 7

Cakradonya Dent J 2012; 3(2):400-474

GAMBARAN KASUS MUKOKEL BERDASARKAN USIA, JENIS KELAMIN,


LOKASI, DAN REKURENSI SETELAH PERAWATAN
(Kajian di Instalasi Gigi dan Mulut Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2005-2011)

Chairunas, Sunnati, Siti Alya Humaira

Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

ABSTRAK
Mukokel merupakan salah satu lesi patologis yang sering dijumpai dalam praktik kedokteran gigi
sehari-hari. Mukokel adalah lesi yang umum pada mukosa rongga mulut yang dihasilkan dari suatu
perubahan pada kelenjar saliva minor sehingga menyebabkan penumpukan mukus pada jaringan
sekitar. Mukokel dapat terjadi pada mukosa mulut yang terdapat kelenjar saliva minor di dalamnya
dan biasanya disebabkan oleh trauma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kasus
mukokel di Instalasi Gigi dan Mulut Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda
Aceh tahun 2005-2011 berdasarkan usia, jenis kelamin, lokasi serta rekurensi setelah perawatan.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
retrospektif dengan menggunakan data sekunder yang didapat dari kartu rekam medis pasien. Dari 50
kasus yang dianalisis, pasien mukokel perempuan sebanyak 27 kasus (54%) dan laki-laki sebesar 23
kasus (46%). Sejumlah 15 kasus (30%) terjadi pada usia 0-10 tahun, 17 kasus (34%) pada usia 11-20
tahun, 14 kasus (28%) pada usia 21-30 tahun, 3 kasus (6%) pada usia 31-40 tahun, dan satu kasus
(2%) pada usia 41-50 tahun. Berdasarkan lokasi mukokel, mukosa labial rahang atas terjadi sebanyak
4 kasus (14,3%), 20 kasus (71,4%) pada mukosa labial rahang bawah, 3 kasus (10,7%) pada
mukosa bukal, dan satu kasus (3,6%) pada ventral lidah. Rekurensi setelah perawatan jarang terjadi,
hanya 2 kasus (4%) yang dilaporkan. Simpulan penelitian ini adalah jenis kelamin sedikit lebih
dominan terjadi pada perempuan. Kelompok usia tertinggi yang mengalami mukokel adalah usia 11-
20 tahun, dan mukosa bibir bawah merupakan lokasi yang paling umum terjadi.

Kata Kunci: mukokel, usia, jenis kelamin, lokasi kelainan, rekurensi setelah perawatan

ABSTRACT
Mucocele is one of the pathological lesion that often encountered in dental daily practice.
Mucocele is a common lesion of the oral mucosa that result from alteration of minor
salivary gland due to a mucous accumulation into surrounding tissue. Mucoceles can appear at
any site of the oral mucosa where minor salivary glands are present and usually related to
trauma. The aim of this study was to identify description of mucocel cases in Dental
Installation dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Hospital between 2005 and 2011 by age, sex,
location, and recurrence after treatment. The type of this study was descriptive with
retrospective approach by using secondary data from dental record. Of the 50 cases
analyzed, 27 (54%) were females and 23 (46%) were males. Age ranged from 0-10 years in
15 (30%) patients, from 11-20 years in 17 (34%), from 21-30 years in 14 (28%), from 31-40 in 3
(6%) and one (2%) patient in 41-50 years. Regarding the location of the mucoceles, 4
(14,3%) affected the upper labial mucosa, 20 (71,4%) the lower labial mucosa, 3 (10,7%)
the buccal mucosa, and one (3,6%) the ventral surface of the tongue. Recurrences after
surgical removal were unusual, only two cases (4%) were reported. Conclusion in this study
was a slight predominance among women. Peak incidence between 11-20 years, with the
lower labial mucosa being the most frequently affected size.

Keyword: mucocele, age, sex, abnormalities location, recurrence after treatment

468
Cakradonya Dent J 2012; 3(2):400-474

PENDAHULUAN Zainoel Abidin Banda Aceh masih belum ada.


Kelenjar saliva merupakan salah satu Oleh karena alasan tersebut, maka perlu
struktur anatomi rongga mulut yang sering dilakukan penelitian mengenai gambaran
dikaitkan dengan penyakit pada rongga kasus mukokel berdasarkan usia, jenis
1
mulut. Penyakit mulut yang dimaksud kelamin, lokasi, serta rekurensi
berkaitan dengan pembentukan massa atau
pembengkakan yang apabila dibiarkan dapat BAHAN DAN METODE
mengganggu aktivitas pengunyahan dan Jenis penelitian yang digunakan dalam
berbicara bahkan dapat mengakibatkan penelitian ini adalah penelitian deskriptif
2 dengan pendekatan retrospektif yaitu dengan
keluhan. Oleh karena itu diperlukan
melihat ke belakang gambaran kasus mukokel
pengetahuan mengenai penyakit mulut agar
melalui rekam medik di Instalasi Gigi dan
dapat menegakkan diagnosis penyakit kelenjar
Mulut Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
saliva dan mengetahui perawatan yang tepat.1
Abidin Banda Aceh.
Salah satu penyakit rongga mulut yang
Populasi dari penelitian ini adalah data
berhubungan dengan kelenjar saliva yang
sekunder dari rekam medik pasien mukokel
umum terjadi adalah mukokel.3-5 Mukokel yang berkunjung ke Instalasi Gigi dan Mulut
merupakan penyakit pada mukosa rongga Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
mulut yang dihasilkan dari suatu perubahan Abidin Banda Aceh tahun 2005-2011.
pada kelenjar saliva minor sehingga Sampel dalam penelitian ini adalah
menyebabkan penumpukan mukus pada semua rekam medik pasien mukokel di
jaringan sekitar.3-6 Penelitian Granholm dkk Instalasi Gigi dan Mulut Rumah Sakit Umum
(2009) bahwa terdapat 298 kasus mukokel Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tahun
yang dapat dilaporkan dalam rentang waktu 10 2005-2011. Metode pengambilan sampel
tahun. Insidensi mukokel yang terjadi berada yang digunakan adalah non probability
dalam tingkat yang tinggi, yaitu 2,5 per seribu sampling dan menggunakan teknik total
penderita dengan lesi di mukosa rongga sampling yaitu pengambilan sampel yang
mulut. Beberapa penelitian tidak terdapat tidak didasarkan atas kemungkinan yang dapat
predileksi pada jenis kelamin, namun diperhitungkan, tetapi semata-mata hanya
penelitian yang lain menyebutkan berdasarkan kepada segi kepraktisan dan
7 pengambilan sampel dilakukan dengan
sebaliknya. Penelitian yang dilakukan Nico
(2008) menyebutkan bahwa mukokel yang mengambil seluruh populasi sebagai anggota
terjadi pada jenis kelamin perempuan adalah sampel.
72,2% dan 27,8% terjadi pada laki-laki. Kriteria inklusi subjek penelitian ini
Lokasi yang paling sering terjadi adalah adalah kartu rekam medik pasien dengan
mukosa labial yaitu sebesar 83,3%, diagnosis mukokel di Instalasi Gigi dan
kemudian pada ventral lidah 8,3%.6 Jani dkk Mulut Rumah Sakit Umum Daerah dr.
(2010) dalam penelitiannya terhadap 36 kasus Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2005-
mukokel terdapat predileksi jenis kelamin 2011. Kriteria eksklusi dari penelitian ini
yaitu 63,88% laki-laki dan 36,11% adalah kartu rekam medik pasien mukokel
perempuan. Mayoritas terjadi pada umur yang rusak secara fisik sehingga tidak bisa
sekitar dekade pertama sampai ketiga. Lokasi dibaca.
umum terjadinya mukokel yaitu pada lateral
atau garis tengah mukosa labial yaitu 94,44% HASIL PENELITIAN
dan diikuti oleh mukosa bukal yaitu 5,55%. Hasil penelitian ini adalah berupa
Rekurensi terjadinya mukokel setelah gambaran kasus mukokel di Instalasi Gigi dan
perawatan juga dilaporkan yaitu 27,78% Mulut Rumah sakit Umum Daerah dr. Zainoel
5 Abidin Banda Aceh dari tahun 2005-2011
kasus. dengan pengambilan data pada tanggal 29
Berdasarkan data yang telah dipaparkan Desember 2011 sampai 5 Januari 2012. Data
di atas dapat diketahui bahwa mukokel jumlah kasus mukokel yang diperoleh yaitu 50
merupakan salah satu lesi patologis yang kasus. Hasil penelitian dapat dilihat dari tabel
umum dijumpai, namun gambaran kasus berikut.
mukokel di Rumah Sakit Umum Daerah dr.

469
Cakradonya Dent J 2012; 3(2):400-474

Jenis Kelamin Pasien Mukokel adalah pada dekade kedua yaitu kelompok usia
Data jenis kelamin mukokel yang 11-20 tahun sebanyak 17 pasien (34%) dan
diperoleh berdasarkan check list kartu rekam yang paling sedikit adalah pada dekade kelima
medik pasien mukokel di Instalasi Gigi dan yaitu kelompok usia 41-50 tahun sebanyak 1
Mulut Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel pasien (2%).
Abidin Banda Aceh tahun 2005-2011 dengan
hasil sebagai berikut: Lokasi Kelainan Mukokel
Peneliti membagi mukosa mulut
Tabel 1. Distribusi frekuensi Jenis Kelamin menjadi beberapa regio berdasarkan lokasi
Pasien Mukokel di Instalasi Gigi dan mukokel yang pernah terjadi menurut hasil
Mulut Rumah Sakit Umum Daerah dr. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun oleh peneliti lain yaitu mukosa labial rahang
2005-2011
atas, mukosa labial rahang bawah, mukosa
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) bukal, ventral lidah, dan mukosa palatal.5
Kartu rekam medik yang terdapat di Instalasi
Perempuan 27 54
Gigi dan Mulut Rumah Sakit Umum Daerah
Laki-laki 23 46 dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tidak
seluruhnya memuat lokasi mukokel secara
TOTAL 50 100 lengkap (misalnya hanya disebutkan rahang
Sumber: Data Sekunder, diolah (2011) bawah saja) bahkan terdapat beberapa kartu
rekam medik yang tidak menyebutkan lokasi.
Tabel di atas memperlihatkan bahwa Oleh karena itu, peneliti hanya mengambil
pasien perempuan lebih banyak terkena kartu rekam medik yang mencantumkan lokasi
mukokel yaitu sebesar 54%. mukokel secara lengkap sebagai subjek
penelitian untuk mengetahui gambaran lokasi
Usia Pasien Mukokel
mukokel.
Usia pasien dibagi berdasarkan usia per
Total data pasien mukokel yang
dekade yaitu 0-10 tahun, 11-20 tahun, 21-30
berkunjung ke Instalasi Gigi dan Mulut
tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun, 51-60 tahun
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
dan 61-70 tahun.5,7 Data yang diperoleh
Abidin Banda Aceh pada tahun 2005-2011
melalui kartu rekam medik pasien mukokel di
adalah 50 pasien sedangkan jumlah data
Instalasi Gigi dan Mulut Rumah Sakit Umum
pada kartu rekam medik yang memuat
Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
lokasi mukokel secara lengkap adalah 28
terhadap 50 pasien mukokel tahun 2005-2011
rekam medik. Data lokasi mukokel yang
adalah:
diperoleh melalui check list kartu rekam
Tabel 2. Distribusi frekuensi Usia Pasien Mukokel medik pasien adalah sebagai berikut:
di Instalasi Gigi dan Mulut Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Tabel 3. Distribusi Frekuensi Mukokel
Aceh Tahun 2005-2011 Berdasarkan Lokasinya pada Mukosa
Mulut di Instalasi Gigi dan Mulut di
Usia Jumlah Persentase (%) Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh Tahun 2005-2011
0-10 tahun 15 30
11-20 tahun 17 34 lokasi Jumlah Persentase (%)
21-30 tahun 14 28 Mukosa labial rahang atas 4 14,3
31-40 tahun 3 6 Mukosa labial rahang bawah 20 71,4
41-50 tahun 1 2 Mukosa bukal 3 10,7
51-60 tahun - -
Ventral lidah 1 3,6
61-70 tahun - -
Total 50 100 Total 28 100
Sumber: Data Sekunder, diolah (2011)
Sumber: Data Sekunder, diolah (2011)
Tabel di atas memperlihatkan bahwa
usia yang paling sering mengalami mukokel

470
Cakradonya Dent J 2012; 3(2):400-474

Tabel di atas memperlihatkan bahwa sebesar 46%. Granholm dkk (2009) di


lokasi yang paling sering mengalami mukokel Goteborg, Swedia juga menyebutkan hal yang
adalah pada mukosa labial rahang bawah sama pada hasil penelitiannya yaitu jumlah
yaitu sebanyak 20 pasien (71,4%) dan yang pasien perempuan yang mengalami mukokel
paling sedikit adalah pada ventral lidah yaitu lebih besar bila dibandingkan dengan laki-laki
sebanyak 1 pasien (3,6%). 7
yaitu 55% banding 45%. Hasil penelitian ini
dan penelitian Granholm sama-sama
Rekurensi Mukokel Setelah Perawatan menyebutkan bahwa jumlah pasien perempuan
Gambaran rekurensi setelah perawatan tidak jauh berbeda bila dibandingkan dengan
pada pasien mukokel yang berkunjung ke pasien laki-laki. Penelitian Hayashida dkk
Instalasi Gigi dan Mulut Rumah Sakit Umum (2010) di Sao Paulo, Brazil melaporkan bahwa
Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tahun mukokel lebih banyak dialami perempuan
2005-2011 adalah sebagai berikut: yaitu 60,1% sedangkan pada laki-laki 39,9%
dan perbandingan predileksi ini merupakan
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat Rekurensi
angka yang cukup berbeda.12 Nico dkk
Setelah Perawatan Mukokel di Instalasi
Gigi dan Mulut Rumah Sakit Umum
(2008) di Sao Paulo, Brazil dalam
Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh penelitiannya juga melaporkan bahwa
Tahun 2005-2011 terdapat perbedaan yang mencolok pada
predileksi jenis kelamin pasien mukokel.
Terjadi Rekurensi Jumlah Persentase (%) Pasien perempuan lebih banyak mengalami
Tidak 48 96 mukokel yaitu sebesar 72% sedangkan pada
Ya 2 4 laki-laki 28%.6
Hasil penelitian yang berbeda
Total 50 100 5 9
ditemukan oleh Jani, Yague-Garcia, dan
Cecconi.10 Hasil penelitian Jani dkk (2010) di
Tabel di atas memperlihatkan bahwa Ahmedabad, India melaporkan bahwa jumlah
rekurensi setelah perawatan hanya tercatat pasien mukokel laki-laki sebesar 63,9%
sebanyak dua kasus (4%). sedangkan pada perempuan 37,1%.5 Cecconi
dkk (2009) di Milan, Italia menyebutkan
PEMBAHASAN bahwa pasien mukokel laki-laki sebesar 59%
Mukokel merupakan lesi jinak yang
sering terjadi pada mukosa rongga mulut. sedangkan pasien perempuan sebesar 41%.10
Mukokel merupakan pembengkakan lunak Hasil Penelitian Yague-Garcia dkk (2009) di
berisi cairan yang berkaitan dengan kelenjar Barcelona, Spanyol melaporkan bahwa 59%
saliva minor dan terjadi akibat gangguan pada mukokel terjadi pada pasien laki-laki dan 41%
9
duktus kelenjar saliva.3,5 Gangguan pada terjadi pada perempuan.
duktus kelenjar saliva minor dapat diakibatkan Hasil penelitian yang telah
oleh trauma dan menyebabkan merembesnya dikemukakan di atas menunjukkan bahwa
tidak ada perbedaan antara jenis kelamin laki-
mukus pada jaringan sekitar.8 Penumpukan laki dan perempuan yang lebih sering
mukus akibat rusaknya duktus kelenjar mengalami mukokel, walaupun terdapat
saliva minor menyebabkan terbentuknya beberapa hasil penelitian yang melaporkan
suatu rongga seperti kista, namun mukokel salah satu jenis kelamin memiliki jumlah
merupakan pseudocyst (kista semu) karena kasus yang lebih besar dari yang lain, tetapi
8-11
dinding mukokel tidak dilapisi oleh epitel. nilai perbandingan yang diperoleh hanya
sedikit. Beberapa peneliti juga menyebutkan
Jenis Kelamin Pasien Mukokel hasil penelitian sebaliknya yaitu mukokel
Tabel 1 memperlihatkan bahwa jumlah lebih banyak terjadi pada laki-laki, oleh karena
pasien yang berjenis kelamin perempuan lebih itu tidak diperoleh suatu gambaran yang tepat
banyak mengalami mukokel dari pada laki- mengenai predileksi jenis kelamin. Mukokel
laki. Jumlah pasien perempuan yang dapat umum terjadi pada perempuan maupun
mengalami mukokel yaitu 54% sedangkan laki-laki.
pasien laki-laki yang mengalami mukokel

471
Cakradonya Dent J 2012; 3(2):400-474

Usia Pasien Mukokel Lokasi yang paling sering terjadi


Usia yang paling sering mengalami mukokel adalah mukosa labial rahang bawah
mukokel adalah pada dekade kedua yaitu yaitu 71,4%. Hal ini sejalan dengan penelitian
kelompok usia 11-20 tahun sebesar 34%, yang dilakukan oleh Yague-Garcia dkk
namun tidak jauh berbeda dengan jumlah (2009) di Barcelona, Spanyol yang
pasien pada kelompok usia 0-10 tahun dan menemukan bahwa pada mukosa labial
kelompok usia 21-30 tahun yaitu masing- rahang bawah lebih sering terjadi mukokel
masing sebesar 30% dan 28%. Usia yang 9
yaitu sebesar 73,5%, begitu pula dengan
paling sedikit mengalami mukokel adalah penelitian Jani dkk (2010) yang menemukan
pada dekade kelima yaitu kelompok usia 41- 94% mukokel terjadi pada mukosa labial
50 tahun sebanyak 2%. Hal ini senada dengan 5
rahang bawah. Granholm dkk (2009)
penelitian yang dilakukan oleh Yague-Garcia menyebutkan dalam penelitiannya bahwa
dkk (2009) di Barcelona, Spanyol yang 71% mukokel terjadi pada mukosa labial
menyebutkan bahwa dari total 68 pasien 7
mukokel yang paling banyak yaitu terdapat rahang bawah. Cecconi dkk (2009)
9 menyimpulkan lokasi yang paling sering
pada dekade kedua yaitu sebesar 50%. mengalami mukokel yaitu pada mukosa labial
Penelitian lain juga menyebutkan bahwa usia rahang bawah yaitu sebesar 58% dan
pasien yang paling banyak mengalami Hayasida dkk (2010) juga mengemukakan
mukokel berada pada dekade kedua yaitu hal yang serupa yaitu mukosa labial rahang
diantaranya laporan penelitian yang dilakukan bawah merupakan lokasi umum terjadinya
oleh Jani dkk (2010) di India, Granholm dkk
(2009) di Swedia, Cecconi dkk (2009) di Itali, mukokel yaitu sebesar 78%.10,12
5,7,12 Penelitian sebelumnya menghubungkan
dan Hayashida dkk (2010) di Brazil. besarnya jumlah mukokel pada mukosa labial
Jani menemukan bahwa dari total pasien rahang bawah dengan terjadinya trauma pada
mukokel yang diteliti berjumlah 36 pasien, mulut atau wajah atau tergigit ketika
usia pasien mukokel pada dekade kedua yaitu
5 mengunyah, khususnya pada regio premolar.3,5
sebesar 44%. Granholm menemukan Kebiasaan buruk mengigit- gigit bibir juga
sebanyak 34% dari total pasien mukokel yang dapat menjadi penyebab mukokel sering
berjumlah 298 pasien.7 Cecconi dalam terjadi pada mukosa bibir rahang bawah.5,12-13
penelitiannya menyebutkan sebanyak 30%
dari jumlah keseluruhan subjek penelitiannya
Rekurensi Mukokel Setelah Perawatan
yang berjumlah 158 pasien.10 Hayashida Tabel 4 memperlihatkan terdapat
dalam penelitiannya yang melibatkan 104 rekurensi kasus mukokel pada pasien di
pasien mukokel menyebutkan sebanyak lokasi yang sama setelah dilakukan
49%.12 Mukokel lebih sering terjadi pada penanganan berupa tindakan bedah di Instalasi
usia 11-20 tahun, hal ini dikarenakan Gigi dan Mulut Rumah Sakit Umum Daerah
induvidu pada usia tersebut lebih kerap dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2005-
mengalami trauma.8 2011. Jumlah kasus mukokel yang mengalami
rekurensi adalah 4%. Tingkat rekurensi
Lokasi Mukokel mukokel juga dilaporkan oleh Granholm dkk
Total pasien mukokel yang tercatat (2009) yaitu sebanyak 6% dari total
dalam kartu rekam medik pasien di Instalasi mukokel yang terjadi yaitu sebesar 298
Gigi dan Mulut Rumah Sakit Umum Daerah kasus.7 Yamasoba dkk menyebutkan
dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2005- sebanyak 2,8% dari 70 kasus kasus yang
2011 adalah 50 kasus, tetapi kartu rekam diteliti (Cit. Yamasoba, 1990) dan Rashid dkk
medik yang memuat lokasi mukokel secara (2008) di Pulau Pinang, Malaysia
jelas hanya berjumlah 28 rekam medik. Oleh menyebutkan terjadi rekurensi pada subjek
karena itu peneliti memberikan gambaran penelitiannnya yaitu sebesar 5% dari 36 kasus
lokasi mukokel hanya berdasarkan jumlah yang diteliti.
3,11
kartu rekam medik yang memuat lokasi Mukokel merupakan lesi jinak pada
secara jelas. mukosa mulut yang dapat sembuh dengan
sendirinya, namun dapat timbul kembali

472
Cakradonya Dent J 2012; 3(2):400-474

walaupun lesi telah diangkat melalui ini menyebabkan peneliti tidak dapat melihat
14
tindakan pembedahan. Trauma pada tempat gambaran mengenai tindakan yang dilakukan
yang sama dimana lokasi mukokel yang telah untuk menangani mukokel.
kempes dengan sendirinya ataupun pada Keterbatasan lain yang menjadi
lokasi mukokel yang telah dibedah dapat kekurangan dalam penelitian ini adalah tidak
menjadi pemicu kambuhnya mukokel. dapat diperoleh suatu gambaran lokasi
Rekurensi juga dapat dikarenakan terjadinya mukokel sepenuhnya karena
pengangkatan mukokel melalui pembedahan terdapat beberapa kartu rekam medik yang
tidak tuntas dilaksanakan (kelenjar saliva mencantumkan lokasi tidak terperinci
minor yang terkait mukokel tidak (misalnya hanya disebut rahang bawah
diikutsertakan dalam pengangkatan saja) bahkan ada pula yang tidak
mukokel).
14
Sayatan pembedahan atau mencantumkan lokasi.
penempatan jahitan yang tidak dilakukan
dengan hati-hati dapat menyebabkan luka atau SIMPULAN DAN SARAN
sobekan baru pada duktus kelenjar saliva Simpulan
minor yang lain sehingga mukokel baru dapat Berdasarkan hasil analisa data dan
timbul akibat kesalahan yang dilakukan saat pembahasan yang telah disajikan pada bab
sebelumnya dapat ditarik simpulan sebagai
pembedahan tersebut.3 berikut:
1. Jumlah kasus mukokel di Instalasi Gigi
Keterbatasan Penelitian dan Mulut Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Keterbatasan penelitian ini adalah Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2005-
kurangnya variabel penelitian seperti ukuran, 2011 adalah sebanyak 50 kasus;
jenis maupun etiologi penyebab mukokel yang 2. Mukokel lebih dominan dialami oleh
seharusnya dimasukkan ke dalam variabel perempuan yaitu sebesar 27 kasus
penelitian sehingga hasil penelitian ini tidak (54%), walaupun perbedaan yang terlihat
dapat memberikan suatu gambaran kasus hanya sedikit bila dibandingkan dengan
mukokel yang terdapat di Instalasi Gigi dan laki-laki;
Mulut Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel 3. Usia pasien yang paling sering mengalami
Abidin Banda Aceh tahun 2005-2011 secara mukokel adalah kelompok usia 11-20 tahun
lebih terperinci. Keterbatasan hasil penelitian yaitu sebesar 17 kasus (34%);
yang dijumpai sangat dipengaruhi oleh 4. Mukosa labial rahang bawah merupakan
keadaan rekam medik yang tidak memadai. lokasi mukokel yang paling sering
Diagnosis mukokel seharusnya mencantumkan ditemukan yaitu sebesar 20 kasus (71,4%);
jenis mukokel secara spesifik dan tepat. 5. Rekurensi setelah perawatan mukokel di
Diagnosis mukokel yang tepat didapatkan dari Instalasi Gigi dan Mulut Rumah Sakit
serangkaian proses diagnosis seperti melalui Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda
anamnesis, pemeriksaan klinis, dan Aceh tahun 2005-2011 terjadi sebanyak
pemeriksaan histopatologis. Semua prosedur dua kasus (4%).
ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis
mukokel sehingga diketahui jenis mukokel Saran
secara tepat. Adapun saran yang diberikan bagi
Kartu rekam medik yang terdapat pada Instalasi Gigi dan Mulut Rumah Sakit Umum
Instalasi Gigi dan Mulut Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh adalah:
Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tidak 1. Teknik perawatan mukokel yang dilakukan
memuat anamnesis pasien, gambaran warna, sebaiknya dicantumkan secara spesifik
bentuk, konsistensi maupun ukuran lesi, serta dalam kartu rekam medik;
hasil pemeriksaan histopatologis, dimana 2. Penulisan rekam medik di masa yang akan
prosedur tersebut penting dalam membantu datang diharapkan lebih lengkap, misalnya
menegakkan diagnosis secara tepat, serta mencantumkan jenis mukokel, riwayat
membantu menetapkan jenis mukokel, apakah trauma, atau riwayat etiologi mukokel,
mukokel ekstravasasi atau retensi. Penanganan deskripsi lesi (tipe lesi, bentuk, ukuran,
yang tercantum pada kartu rekam medik juga warna, dan konsistensi), dan pemeriksaan
tidak sepenuhnya disebutkan dengan jelas, hal histopatologi.

473
Cakradonya Dent J 2012; 3(2):400-474

DAFTAR PUSTAKA 13. Flaitz CM. Mucocele and ranula clinical


1. Mark M, Bethan L Thomas. Salivary presentation. Medscape Reference.
gland obstruction, changing patterns of http://emedicine.medscape.com/article/10
practice. EntNews London; 17:67. 76717-overview. 15 July 2009.
2. Cawson RA, Odel EW, Porter S. 14. Miloro M. Diagnosis and management of
Cawson’s Essential of Oral Pathology and salivary gland. In: Hupp JR, Ellis E,
oral medicine. 7th ed. London: Churchil Tucker MR, editor. Contemporary oral
Livingstone, 2002:258-70. dan maxillofacial surgery. St. Louis:
3. Ata-Ali, C Carillo C Bonet, J Balaguer, Mosby Inc, 2008.p.397.
M Penarrocha. Oral mucocele: review of
the literature. J Clin Exp Dent 2010; 2:18-
21.
4. Lopez-Jornet P. Labial mucocele: a study
of eighteen cases. Internet Journal of
DentalScience 2006;3:1-7.
5. Jani DR, Chawda J, Sundaragiri SK,
Parmar G. Mucocele - a study 36 cases.
Indian Journal of Dental Research 2010;
21:337-40.
6. Menta M, Jee Hee Park, and Lourenco
SV. Mucocele in pediatric patients:
analysis of 36 children. Pediatric
Dermatology Journal 2008; 25:311.
7. Granholm C, Olsson Bergland K,
Walhjalt H, Magnusson B. Oral
mucoceles: extravasation cyst. a study of
298 cases. Swed Dent J 2009; 33:125.
8. Neville BW, Damm DD, Allen CM,
Bouquot JE. Oral & Maxillofacial
Pathology : Salivary Gland Pathology.
2nd ed. Philadelphia: W.B. Saunders Co,
2002.p. 14, 389-93, 452.
9. Yague-Garcia J, Espana-Tost AJ, Berini-
Aytes L, Gay-Escoda C. Treatment of
oral mucocele - scalpel versus CO2 laser.
Med Oral Patol Oral Cir Bucal 2009;
14:469-74.
10. Cecconi DR, Achili A, Tarozzi M, Lodi
G, Demarosi F, Sardella A, at all.
Mucocele of the oral cavity: a large case
series (1994-2008) and a literature
review. Med Oral Patol Oral Cir Bucal
2009; 15:e551-6.
11. Rashid AK, Anwar N, Azizah AM,
Narayan KA. Cases of mucocele treated
in the dental department of penang
hospital. Archives of Orofacial Sciences
2008; 3:7-10
12. Hayashida AM, Zerbinatti DCZ, Balducci
I, Cabral LAG, Almeida JD. Mucus
extravasation and retention phenomena: a
24-year study. PubMed Central Journal
List 2010; 10:15.

474

Anda mungkin juga menyukai