ABSTRAK
Mukokel merupakan salah satu lesi patologis yang sering dijumpai dalam praktik kedokteran gigi
sehari-hari. Mukokel adalah lesi yang umum pada mukosa rongga mulut yang dihasilkan dari suatu
perubahan pada kelenjar saliva minor sehingga menyebabkan penumpukan mukus pada jaringan
sekitar. Mukokel dapat terjadi pada mukosa mulut yang terdapat kelenjar saliva minor di dalamnya
dan biasanya disebabkan oleh trauma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kasus
mukokel di Instalasi Gigi dan Mulut Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda
Aceh tahun 2005-2011 berdasarkan usia, jenis kelamin, lokasi serta rekurensi setelah perawatan.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
retrospektif dengan menggunakan data sekunder yang didapat dari kartu rekam medis pasien. Dari 50
kasus yang dianalisis, pasien mukokel perempuan sebanyak 27 kasus (54%) dan laki-laki sebesar 23
kasus (46%). Sejumlah 15 kasus (30%) terjadi pada usia 0-10 tahun, 17 kasus (34%) pada usia 11-20
tahun, 14 kasus (28%) pada usia 21-30 tahun, 3 kasus (6%) pada usia 31-40 tahun, dan satu kasus
(2%) pada usia 41-50 tahun. Berdasarkan lokasi mukokel, mukosa labial rahang atas terjadi sebanyak
4 kasus (14,3%), 20 kasus (71,4%) pada mukosa labial rahang bawah, 3 kasus (10,7%) pada
mukosa bukal, dan satu kasus (3,6%) pada ventral lidah. Rekurensi setelah perawatan jarang terjadi,
hanya 2 kasus (4%) yang dilaporkan. Simpulan penelitian ini adalah jenis kelamin sedikit lebih
dominan terjadi pada perempuan. Kelompok usia tertinggi yang mengalami mukokel adalah usia 11-
20 tahun, dan mukosa bibir bawah merupakan lokasi yang paling umum terjadi.
Kata Kunci: mukokel, usia, jenis kelamin, lokasi kelainan, rekurensi setelah perawatan
ABSTRACT
Mucocele is one of the pathological lesion that often encountered in dental daily practice.
Mucocele is a common lesion of the oral mucosa that result from alteration of minor
salivary gland due to a mucous accumulation into surrounding tissue. Mucoceles can appear at
any site of the oral mucosa where minor salivary glands are present and usually related to
trauma. The aim of this study was to identify description of mucocel cases in Dental
Installation dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Hospital between 2005 and 2011 by age, sex,
location, and recurrence after treatment. The type of this study was descriptive with
retrospective approach by using secondary data from dental record. Of the 50 cases
analyzed, 27 (54%) were females and 23 (46%) were males. Age ranged from 0-10 years in
15 (30%) patients, from 11-20 years in 17 (34%), from 21-30 years in 14 (28%), from 31-40 in 3
(6%) and one (2%) patient in 41-50 years. Regarding the location of the mucoceles, 4
(14,3%) affected the upper labial mucosa, 20 (71,4%) the lower labial mucosa, 3 (10,7%)
the buccal mucosa, and one (3,6%) the ventral surface of the tongue. Recurrences after
surgical removal were unusual, only two cases (4%) were reported. Conclusion in this study
was a slight predominance among women. Peak incidence between 11-20 years, with the
lower labial mucosa being the most frequently affected size.
468
Cakradonya Dent J 2012; 3(2):400-474
469
Cakradonya Dent J 2012; 3(2):400-474
Jenis Kelamin Pasien Mukokel adalah pada dekade kedua yaitu kelompok usia
Data jenis kelamin mukokel yang 11-20 tahun sebanyak 17 pasien (34%) dan
diperoleh berdasarkan check list kartu rekam yang paling sedikit adalah pada dekade kelima
medik pasien mukokel di Instalasi Gigi dan yaitu kelompok usia 41-50 tahun sebanyak 1
Mulut Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel pasien (2%).
Abidin Banda Aceh tahun 2005-2011 dengan
hasil sebagai berikut: Lokasi Kelainan Mukokel
Peneliti membagi mukosa mulut
Tabel 1. Distribusi frekuensi Jenis Kelamin menjadi beberapa regio berdasarkan lokasi
Pasien Mukokel di Instalasi Gigi dan mukokel yang pernah terjadi menurut hasil
Mulut Rumah Sakit Umum Daerah dr. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun oleh peneliti lain yaitu mukosa labial rahang
2005-2011
atas, mukosa labial rahang bawah, mukosa
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) bukal, ventral lidah, dan mukosa palatal.5
Kartu rekam medik yang terdapat di Instalasi
Perempuan 27 54
Gigi dan Mulut Rumah Sakit Umum Daerah
Laki-laki 23 46 dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tidak
seluruhnya memuat lokasi mukokel secara
TOTAL 50 100 lengkap (misalnya hanya disebutkan rahang
Sumber: Data Sekunder, diolah (2011) bawah saja) bahkan terdapat beberapa kartu
rekam medik yang tidak menyebutkan lokasi.
Tabel di atas memperlihatkan bahwa Oleh karena itu, peneliti hanya mengambil
pasien perempuan lebih banyak terkena kartu rekam medik yang mencantumkan lokasi
mukokel yaitu sebesar 54%. mukokel secara lengkap sebagai subjek
penelitian untuk mengetahui gambaran lokasi
Usia Pasien Mukokel
mukokel.
Usia pasien dibagi berdasarkan usia per
Total data pasien mukokel yang
dekade yaitu 0-10 tahun, 11-20 tahun, 21-30
berkunjung ke Instalasi Gigi dan Mulut
tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun, 51-60 tahun
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
dan 61-70 tahun.5,7 Data yang diperoleh
Abidin Banda Aceh pada tahun 2005-2011
melalui kartu rekam medik pasien mukokel di
adalah 50 pasien sedangkan jumlah data
Instalasi Gigi dan Mulut Rumah Sakit Umum
pada kartu rekam medik yang memuat
Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
lokasi mukokel secara lengkap adalah 28
terhadap 50 pasien mukokel tahun 2005-2011
rekam medik. Data lokasi mukokel yang
adalah:
diperoleh melalui check list kartu rekam
Tabel 2. Distribusi frekuensi Usia Pasien Mukokel medik pasien adalah sebagai berikut:
di Instalasi Gigi dan Mulut Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Tabel 3. Distribusi Frekuensi Mukokel
Aceh Tahun 2005-2011 Berdasarkan Lokasinya pada Mukosa
Mulut di Instalasi Gigi dan Mulut di
Usia Jumlah Persentase (%) Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh Tahun 2005-2011
0-10 tahun 15 30
11-20 tahun 17 34 lokasi Jumlah Persentase (%)
21-30 tahun 14 28 Mukosa labial rahang atas 4 14,3
31-40 tahun 3 6 Mukosa labial rahang bawah 20 71,4
41-50 tahun 1 2 Mukosa bukal 3 10,7
51-60 tahun - -
Ventral lidah 1 3,6
61-70 tahun - -
Total 50 100 Total 28 100
Sumber: Data Sekunder, diolah (2011)
Sumber: Data Sekunder, diolah (2011)
Tabel di atas memperlihatkan bahwa
usia yang paling sering mengalami mukokel
470
Cakradonya Dent J 2012; 3(2):400-474
471
Cakradonya Dent J 2012; 3(2):400-474
472
Cakradonya Dent J 2012; 3(2):400-474
walaupun lesi telah diangkat melalui ini menyebabkan peneliti tidak dapat melihat
14
tindakan pembedahan. Trauma pada tempat gambaran mengenai tindakan yang dilakukan
yang sama dimana lokasi mukokel yang telah untuk menangani mukokel.
kempes dengan sendirinya ataupun pada Keterbatasan lain yang menjadi
lokasi mukokel yang telah dibedah dapat kekurangan dalam penelitian ini adalah tidak
menjadi pemicu kambuhnya mukokel. dapat diperoleh suatu gambaran lokasi
Rekurensi juga dapat dikarenakan terjadinya mukokel sepenuhnya karena
pengangkatan mukokel melalui pembedahan terdapat beberapa kartu rekam medik yang
tidak tuntas dilaksanakan (kelenjar saliva mencantumkan lokasi tidak terperinci
minor yang terkait mukokel tidak (misalnya hanya disebut rahang bawah
diikutsertakan dalam pengangkatan saja) bahkan ada pula yang tidak
mukokel).
14
Sayatan pembedahan atau mencantumkan lokasi.
penempatan jahitan yang tidak dilakukan
dengan hati-hati dapat menyebabkan luka atau SIMPULAN DAN SARAN
sobekan baru pada duktus kelenjar saliva Simpulan
minor yang lain sehingga mukokel baru dapat Berdasarkan hasil analisa data dan
timbul akibat kesalahan yang dilakukan saat pembahasan yang telah disajikan pada bab
sebelumnya dapat ditarik simpulan sebagai
pembedahan tersebut.3 berikut:
1. Jumlah kasus mukokel di Instalasi Gigi
Keterbatasan Penelitian dan Mulut Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Keterbatasan penelitian ini adalah Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2005-
kurangnya variabel penelitian seperti ukuran, 2011 adalah sebanyak 50 kasus;
jenis maupun etiologi penyebab mukokel yang 2. Mukokel lebih dominan dialami oleh
seharusnya dimasukkan ke dalam variabel perempuan yaitu sebesar 27 kasus
penelitian sehingga hasil penelitian ini tidak (54%), walaupun perbedaan yang terlihat
dapat memberikan suatu gambaran kasus hanya sedikit bila dibandingkan dengan
mukokel yang terdapat di Instalasi Gigi dan laki-laki;
Mulut Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel 3. Usia pasien yang paling sering mengalami
Abidin Banda Aceh tahun 2005-2011 secara mukokel adalah kelompok usia 11-20 tahun
lebih terperinci. Keterbatasan hasil penelitian yaitu sebesar 17 kasus (34%);
yang dijumpai sangat dipengaruhi oleh 4. Mukosa labial rahang bawah merupakan
keadaan rekam medik yang tidak memadai. lokasi mukokel yang paling sering
Diagnosis mukokel seharusnya mencantumkan ditemukan yaitu sebesar 20 kasus (71,4%);
jenis mukokel secara spesifik dan tepat. 5. Rekurensi setelah perawatan mukokel di
Diagnosis mukokel yang tepat didapatkan dari Instalasi Gigi dan Mulut Rumah Sakit
serangkaian proses diagnosis seperti melalui Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda
anamnesis, pemeriksaan klinis, dan Aceh tahun 2005-2011 terjadi sebanyak
pemeriksaan histopatologis. Semua prosedur dua kasus (4%).
ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis
mukokel sehingga diketahui jenis mukokel Saran
secara tepat. Adapun saran yang diberikan bagi
Kartu rekam medik yang terdapat pada Instalasi Gigi dan Mulut Rumah Sakit Umum
Instalasi Gigi dan Mulut Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh adalah:
Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tidak 1. Teknik perawatan mukokel yang dilakukan
memuat anamnesis pasien, gambaran warna, sebaiknya dicantumkan secara spesifik
bentuk, konsistensi maupun ukuran lesi, serta dalam kartu rekam medik;
hasil pemeriksaan histopatologis, dimana 2. Penulisan rekam medik di masa yang akan
prosedur tersebut penting dalam membantu datang diharapkan lebih lengkap, misalnya
menegakkan diagnosis secara tepat, serta mencantumkan jenis mukokel, riwayat
membantu menetapkan jenis mukokel, apakah trauma, atau riwayat etiologi mukokel,
mukokel ekstravasasi atau retensi. Penanganan deskripsi lesi (tipe lesi, bentuk, ukuran,
yang tercantum pada kartu rekam medik juga warna, dan konsistensi), dan pemeriksaan
tidak sepenuhnya disebutkan dengan jelas, hal histopatologi.
473
Cakradonya Dent J 2012; 3(2):400-474
474