Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

Kualitas pendidikan di Indonesia sekarang ini masih jauh di bawah kualitas


pendidikan negara tetangga seperti Malaysia apalagi Singapura. Sebagai salah satu
penentu tercapainya tujuan pendidikan nasional, maka kinerja tenaga pendidik dan
kependidikan perlu dipertanyakan. Kenapa dulu negara lain mengimport guru dari
Indonesia kini memiliki kualitas pendidikan yang lebih baik dari Indonesia, Seperti
kita ketahui sekarang ini banyak tenaga pendidik yang sekarang mengajar di sekolah-
sekolah di Indonesia masuk melalui jalur khusus, jalur yang tidak wajar namun
umum diketahui. Istilah yang banyak digunakan untuk fenomena ini adalah “rahasia
umum”. Kata orang, kalau tidak punya uang, tidak bisa jadi pegawai negri.
Menyedihkan tapi itulah yang telihat di masyarakat sekarang ini
Tehknologi pendidikan yang berkembang dilingkungan pendidikan di
Indonesia adalah tekhnologi yang berorientasi pada kemampuan. Seorang guru
dituntut untuk penguasaan terhadap berbagai kemampuan sebagai guru yang
professional terhadap bidangnya. Dalam perkembangan yang demikian, ada
kecendrungan bahwa guru lebih mementingkan hal-hal yang bersifat tekhnis mekanis
belaka, seperti teknik perumusan tujuan pengajaran, teknik penyusunan satuan
pelajaran, dan teknik evaluasi.
Kecendrungan seperti ini menghasilkan hal-hal yang lebih prinsipil yang
merupakan misi dari pendidikan itu sendiri, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan dan mengembangkan kualitas manusia seutuhnya. Proses
pendidikan cenderung menjadi usaha merekayasa manusia yang mengarah pada
domestikasi (penjinakan). Peran guru dalam kegiatan belajar mengajar tidaklah hanya
sekedar menjalankan proses belajar mengajar secara tekhnis mekanis menurut
ketentuan yang ada, tetapi seorang guru adalah seorang yang melaksanakan suatu
tugas dan memiliki tanggung jawab atas tugas tersebut, dan tergantung pada sikap
dan pandangannnya secara pribadi terhadap tugas yang dihadapinya. Dengan kata lain
tergantung pada wawasan kependidikan yang dimilikinya.
PEMBAHASAN
Wawasan Kependidikan
Wawasan kependidikan bagi guru memusatkan perhatian kepada hal-hal yang
berkanaan dengan cara memandang serta sikap yang lebih umum yang dimiliki
seorang guru di dalam menghadapi tugas-tugasnya dalam arti yang lebih mendasar.
Wawasan kegiatan belajar mengajar bagi guru akan memberikan perspektif yang
lebih umum, berkonsep dan bersifat konstektual, pilihan nilai serta asumsi-asumsi
filosofis dan politis yang melandasi praktek yang ada maupun usaha-usaha
perbaikannya ( T. Raka Joni, 1981 : 1 )

Wawasan kependidikan bagi guru akan memberikan asumsi-asumsi , yaitu


pertanyaan-pertanyaan yang dianggap benar untuk menjadi landasan bagi setiap guru
dalam memandang, menyikapi, serta melaksanakan tugasnya. Dengan perkataan lain
setiap guru harus melaksanakan tugas-tugas keguruannya dalam konteks
kependidikan. Dengan demikian, wawasan kependidikan bagi guru akan tersirat
harapan bahwa apapun yang dikerjaka, tindakan, perilaku oleh setiap guru/ pendidik
harus dapat dipertanggungjawabkan secara profesional, khususnya dalam lingkungan
sosial masyarakat.

Pentingnya mempelajari wawasan kependidikan bagi calon guru akan


memberikan asumsi-asumsi , yaitu pertanyaan-pertanyaan yang dianggap benar untuk
menjadi landasan bagi setiap guru dalam memandang, menyikapi, serta melaksanakan
tugasnya. Dengan perkataan lain setiap guru harus melaksanakan tugas-tugas
keguruannya dalam konteks kependidikan. Dengan demikian, wawasan kependidikan
bagi guru akan tersirat harapan bahwa apapun yang dikerjaka, tindakan, perilaku oleh
setiap guru/ pendidik harus dapat dipertanggungjawabkan secara profesional,
khususnya dalam lingkungan sosial masyarakat.
Wawasan kependidikan guru pada hakikatnya menunjuk pada cara seorang
guru melihat dirinya sendiri dan tugas-tugasnya itu bersumber pada pandangan hidup
yang dimiliki olehnya. Dengan pengetahuannya, seorang guru harus mampu melihat
situasi peserta didiknya dan menggunakan model yang sesuai dengan situasi dan
karekter peserta didik pada saat itu. Dalam pernyataan lain, Wawasan kependidikan
adalah bagaimana seorang pendidik melihat pendidikan sekarang ini dan bagaimana
kelanjutannya dimasa mendatang- menjadi lebih baik maupun lebih buruk. Yang
lebih penting lagi bagaimana ia akan bergerak maju untuk pendidikan yang lebih
baik. Dari pernyataan diatas, wawasan kependidikan seorang guru sama halnya
dengan bagaimana ia melihat hakikat dirinya dan tugas-tugasnya,tergantung pada
pandangannya terhadap teos, kosmos dan antropos.

1. Pandangan terhadap Teos atau Tuhan


Pandangan terhadap teos berbeda-beda menurut agama yang dianut oleh yang
bersangkutan, akan tetapi memiliki tujuan yang sama.

2. Pandangan terhadap Alam semesta


Pandanganseorang guru terhadap alam semesta berbeda-beda dengan tergantung
dari karakter dan wawasan yang dimiliki oleh setiap pendidik.Pandangan terhadap
alam semesta juga berbeda dengan agama yang dianut oleh setiap
pemeluknya.Kekuatan global juga mengandung prinsip-prinsip : individualisme,
sekulerisme dan materialisme yang menghendakiindividu selalu bersaing terhadap
yang lain untuk memperoleh kemakmuran material, menjadi kaya dan berkuasa,
sesuai dengan sifat dari hedonisme itu, yakni mengejar kemewahan dan untuk
memuaskan nafsu duniawi.
Peranan seorang guru atau pendidik dalam era globalisasi sangatlah penting,
karena tanpa adanya seorang pendidik dengan wawasan yang luas maka tidak akan
tercipta suatu tempat yang sesuai dengan keinginan. Dengan adanya seorang pendidik
dengan wawasan yang luas maka akan tercipta suatu output yang bertanggungjawab
atas alam semesta atau dunia globalisasi ini.

3. Implikasinya terhadap pendidikan


Perkembangan teori belajar cukup pesat.Berikut ini adalah teori belajar dan
aplikasinya dalam kegiatan pembelajaran.Pertama aliran tingkah laku (Behavioristik),
belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara
stimulus dan respon.Perubahan perilaku dapat berujud sesuatu yang kongkret atau
yang non kongkret, berlangsung secara mekanik memerlukan penguatan.Tokoh
dalam aliran ini adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner.
Aplikasi teori belajar behavioristik dalam pembelajaran, tergantung dari
beberapa hal seperti tujuan pembelajaran, sifat meteri pelajaran, karakteristik siswa,
media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.Kedua aliran kognitif, belajar adalah
perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah
laku, menekankan pada gagasan bahwa pada bagian-bagian suatu situasi berhubungan
dengan konteks seluruh situasi tersebut. Pengetahuan dibangun dalam diri seseorang
melalui proses interaksi yang bersinambungan dengan lingkungan. Tokoh aliran ini
Piaget, David Ausebel, Brunner.
Aplikasi teori belajar kognitif dalam pembelajaran, guru harus memahami
bahwa siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya,
anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar belajar menggunakan benda-benda
kongkret, keaktifan siswa amat dipentingkan, guru menyususun materi dengan
menggunakan pola atau logika tertentu dari sederhana ke kompleks, guru
menciptakan pembelajaran yang bermakna, memperhatikan perbedaan individual
siswa untuk mencapai keberhasilan siswa. Ketiga aliran humanistik, belajar adalah
menekankan pentingnya isi dari proses belajar bersifat eklektik, tujuannya adalah
memanusiakan manusia atau mencapai aktualisasi diri. Dalam praktiknya
menggunakan teori belajar Ausebel, teori Bloom, Kolb, dll.Aplikasi teori humanistik
dalam pembelajaran guru lebih mengarahkan siswa untuk berpikir induktif,
mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam
proses belajar.
Keempat teori belajar menurut aliran kontemporer, Teori kontemporer yang
bermunculan saat ini banyak sekali di antaranya teori belajar sibernetik.Teori belajar
sibernetik merupakan teori belajar yang relatif baru, jika dibandingkan dengan teori-
teori belajar yang sudah dibahas sebelumnya.Teori ini berkembang sejalan dengan
perkembangan teknologi dan ilmu informasi.Menurut teori Sibernetik (Budiningsih,
2005:80-81), belajar adalah pengolahan informasi. Seolah-olah teori ini mempunyai
kesamaan dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar daripada hasil
belajar. Proses belajar memang penting dalam teori sibernetik namun yang lebih
penting lagi adalah sistem informasi yang diproses yang akan dipelajari siswa.
Informasi inilah yang akan menentukan proses bagaimana proses belajar akan
berlangsung, sangat ditentukan oleh sistem informasi yang dipelajari. Tokoh teori ini
Gage dan Berliner, Biehler, Snoman, Baine, dan Tennyson.Aplikasi teori ini, untuk
mendukung proses pembelajaran dalam kegiatan belajar hendaknya menarik
perhatian, memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa, merangsang ingatan
pada prasyarat belajar, menyajikan bahan perangsang, memberikan bimbingan
belajar, mendorong unjuk kerja, memberikan balikan informatif, menilai unjuk kerja,
meningkatkan retensi dan alih belajar. Dengan memahami berbagai teori belajar,
prinsip-prinsip pembelajaran dan pengajaran, pendidikan yang berkembang di bangsa
kita niscaya akan menghasilkan out put-out put yang berkualitas yang mampu
membentuk manusia Indonesia seutuhnya.
a. Guru dan peserta didik
Peranan seorang guru dalam dunia pendidikan sangatlah penting, karena tanpa adanya
seorang guru maka tidak akan tercipta suatu proses pembelajaran yang efektif dan
efesien. Adapun fungsi atau peranan guru atau pendidik tidak hanya untuk
menyampaikan materi pembelajaran, namun berperan sebagai pemberi motivasi
kepada peserta didik.Guru juga berperan sebagai administrator dan organisator dalam
sebbuah kelas yang dibimbingnya. Guru sebagai administrator artinnya seorang guru
mampu mengadministrasi atau mengatur bagaimana proses pengeluaran dari peserta
didik serta guru sebagai organisator artinya seorang guru mampu menciptakan
suasana belajar yang kondusif maksudnya adalah seorang guru tersebut mampu
mengelola kelas dengan sebaik-baiknya. Sedangkan peserta didik itu wajib untuk
menghormati dan mentaati aturan yang sudah diberikan oleh seorang peserta
didiknya.
Peserta didik juga berhak untuk mengeluarkan pendapat ketika sedang proses
pembelajaran sesuai dengan materi yang diberikan.
b. Belajar mengajar
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat
menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dengan demikiann akan
menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara
adekuat dalam kehidupan masyarakat(Hamalik, 2004: 79).
Pendidikan juga diartikan sebagai upaya manusia secara historis turun-temurun,
yang merasa dirinya terpanggil untuk mencari kebenaran atau kesempurnaan hidup
(Salim, 2004:32).Menurut Undang-Undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
bangsa dan negara.Pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk membantu siswa atau
anak didik, agar merekadapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan
minatnya.Pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan
pengetahuan kepada siswa.Pengajaran juga diartikan sebagi interaksi belajar dan
mengajar. Pengajaran berlangsung sebagaisuatu proses yang saling mempengaruhi
antara guru dan siswa. Antara pendidikan, pembelajaran dan pengajaran saling
terkait. Pendidikan akan dapat mencapai tujuan jika pembelajaran bermakna dengan
pengajaran yang tepat. Sebaliknya pendidikan tidak akan mencapi tujuan jika
pembelajaran tidak bermakna dengan pengajaran yang tidak tepat. Brunner
mengemukakan bahwa teori pembelajaran adalah preskriptif dan teori belajar adalah
deskriptif.Prespektif karena tujuan teori pembelajaran adalah menetapkan metode
pembelajaran yang optimal. Dan deskriptif karena tujuan utama teori belajar adalah
memerikan proses belajar. Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan di antara
variabel-variabel yang menentukan hasil belajar, atau bagaimana seseorang belajar.
Sedangkan teori pembelajaran menaruh perhatian bagaimana seseorang
mempengaruhi orang lain agar terjadi hal belajar, atau upaya mengont variabel dalam
teori belajar agar dapat memudahkan belajar.
c. Lembaga
Proses pendidikan berlangsung dalam lembaga, baik berupa sekolah, rumah
tangga,maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sekolah adalah suatu lembaga
yang secara formal bertanggung jawab atas keberlangsungan proses pendidikan.
Dalam suatu lembaga tersebut terjadi proses belajar mengajar antara pendidik dan
peserta didik.
Pada hakekatnya lembaga penndidikan adalah suatu sarana yang diberikan oleh
Tuhan untuk mewujudkan rencana penyelamatan atau pembaharuan manusia dan
dunia.Lembaga pendidikan bukanlah satu-satunya tempat untuk memperoleh
kehidupan yang layak, walaupun kehidupan seorang guru harus selalu
diperhatikan.Lembaga pendidikan juga dijadikan oleh seorang guru atau pendidik
untuk belajar bertanggungjawab dan mempertanggungjawabkan, memutuskan sesuatu
secara bijaksana.
Lembaga pendidikan dijadikan sebagai tempat untuk menuntut ilmu, dan mencari
pengalaman seluas-luasnya sehingga seseorang tersebut memiliki wawasan yang
sangat tinggi atau luas sehingga bias mengeluarkan atau outputnya berkuwalitas
sehingga bisa bersaing dalam dunia globalisasi dan bias membawa nama baik suatu
lembaga dimana dia memperoleh pengetahuan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

 http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20111101215534AAGuPnz
 http://www.sariyanta.com/kuliah/wawasan-kependidikan/#memanusiakan
 http://yunita-uzma.blogspot.com/2012/04/wawasan-kependidikan-guru.html
 http://www.sariyanta.com/kuliah/pendidik-harus-memiliki-wawasan-
kependidikan/

Anda mungkin juga menyukai