Anda di halaman 1dari 24

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V


SD 9 TANJUNGREJO JEKULO KUDUS TAHUN 2019
Aning Pangesti
NIM. 836656897
Email : aningpangesti1991@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan utuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 9 Tanjungrejo Kecamatan
Jekulo Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2018/2019 pada mata pelajaran IPA materi
Sumber Daya Alam yang masih rendah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
perlu diterapkan model pembelajaran yang inovatif sesuai dengan perkembangan
siswa sekolah dasar yaitu model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS).
Dari hasil penelitian prasiklus menunjukkan bahwa dari 20 siswa kelas V terdapat 5
siswa atau sekitar 25% yang tuntas dengan rata-rata nilai 59. Pada hasil siklus ke I
terjadi peningkatan dimana siswa yg tuntas menjadi 12 siswa (60%) dengan rata-rata
nilai 77. Pada penelitian siklus I hasil yang diperoleh lebih baik dari siklus I yaitu 18
siswa tuntas (90%) dengan nilai rata-rata 80. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran kooperatif think pair and share dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pelajaran IPA kelas V pada materi Sumber Daya Alam.

Kata kunci : Think Pair Shar e, hasil belajar, IPA

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Berdasarkan data nilai siswa kelas V SD Negeri 9 Tanjungrejo Kabupaten
Kudus, pada semester 2 tahun pelajaran 2018/2019 materi Sumber Daya Alam,
dari 20 siswa, yang tuntas KKM (75) hanya 5 siswa dan yang tidak tuntas
berjumlah 15 siswa. Atau dapat dikatakan bahwa hanya 25% saja siswa yang
tuntas. Data tersebut memperlihatkan masih banyak siswa yang belum mencapai
KKM. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA tentang
Sumber Daya Alam di sekolah tersebut kurang optimal, karena guru hanya
menggunakan metode ceramah, sehingga keaktifan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran kurang maksimal dikarenakan pembelajaran hanya berlangsung
searah. Selain itu pembelajaran yang hanya menggunakan metode ceramah
memungkinkan siswa akan mengalami kejenuhan karena siswa hanya menerima

1
materi tanpa adanya umpan balik sehingga hal ini akan mempengarui hasil belajar
siswa itu sendiri.
Berangkat dari permasalahan tersebut penulis mencoba untuk
menggunakan model pembelajaran sebagai alternatif untuk menyelesaikan
permasalahan yang terjadi di dalam proses pembelajaran tersebut. Adapun model
pembelajaran yang akan digunakan adalah model Think Pair Share (TPS). Model
pembelajaran ini cocok digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
terhadap materi sumber daya alam dan kegunaannya, karena lewat model
pembelajaran ini siswa dapat memberikan ide-ide atau pengalaman mereka untuk
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Selain itu,
karakteristik materi sumber daya alam yang bersifat teoritis tepat ketika
menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS dimana setiap siswa dapat
membagikan pengalaman mereka kepada teman sekelompoknya.
Berpedoman pada penjelasan di atas, maka penulis terinspirasi untuk
mengadakan penelitian dengan judul ”Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Think Pair Share (TPS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Sumber
Daya Alam pada Siswa Kelas V SD Negeri 9 Tanjungrejo Kabupaten Kudus”
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat
dirumuskan masalahnya yaitu:
1. Bagaimana aktifitas siswa dalam proses pembelajaran IPA materi “Sumber
Daya Alam” siswa kelas V SD Negeri 9 Tanjungrejo dapat ditingkatkan
melalui Model Pembelajaran Think Pair and Share?
2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi Sumber Daya Alam pada siswa
kelas V SD Negeri 9 Tanjungrejo Semester 2 Tahun pelajaran 2018/2019?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi
Sumber Daya Alam pada siswa kelas V SD Negeri 9 Tanjungrejo melalui
model pembelajaran kooperatif Think Pair Share
2. Untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi Sumber Daya Alam melalui
model pembelajaran kooperatif Think Pair Share pada siswa kelas V SD SD
Negeri 9 Tanjungrejo.
KAJIAN PUSTAKA
Tinjauan Belajar
Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang memungkinkan seseorang untuk
mengubah tingkah lakunya cukup cepat dan perubahan tersebut bersifat relatif
tetap sehingga perubahan yang serupa tidak perlu terjadi berulang kali setiap
menghadapi situasi yang baru. ( Gagne dalam Sapriati, 2009: 1.37 )
Menurut Anitah, dkk ( 2014: 2.3-2.5) Belajar adalah menambah dan
mengumpulkan pengetahuan, pendapat lain mengemukakan bahwa belajar adalah
proses pengalaman (learning is experiencing), belajar itu suatu proses interaksi
antara individu dan lingkungannya. Definisi yang umum tentang belajar yaitu
suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
lakuyang baru, secara keseluruhan sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungannya
Pengertian Mengajar dan Pembelajaran
Mengajar pada dasarnya merupakan kegiatan guru ketika membimbing siswa
alam kegiatan belajar. Sugandi (2008 : 1) menyatakan bahwa “mengajar adalah suatu
kegiatan yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan profesional, sebab apa
yang harus dikerjakan guru di dalam maupun di luar kelas melibatkan berbagai
keputusan edukatif yang perlu dilakukan secara cermat.” Keputusan edukatif yang
dimaksud yaitu seperti mengorganisasikan bahan ajar yang tepat, berkomunikasi
dengan anak baik secara individu maupun secara kelompok, menentukan pendekatan
pembelajaran yang efektif, mengelola waktu dan lain sebagainya. Berdasarkan
pengertian mengajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu proses
yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan profesional untuk mengatur dan
mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa dalam proses pembelajaran.
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar.
Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi secara bersama-sama. Menurut Trianto
(2009: 17), “pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk
membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar
lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan”..
Pengertian Aktivitas Belajar Siswa
Menurut Slameto (2010: 36), guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam
berfikir dan berbuat. Sementara Juliantara (2010) mengemukakan aktivitas belajar
adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai
kegiatan psikis. Sudjana dalam Juliantara (2010), menjelaskan bahwa kegiatan belajar
atau aktivitas belajar sebagai proses terdiri dari enam unsur yaitu tujuan belajar, siswa
yang termotivasi, tingkat kesulitan belajar, stimulus dari lingkungan, siswa yang
memahami situasi, dan pola respon siswa. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas sangat penting dalam proses pembelajaran.
Pengertian Hasil Belajar
Menurut Rifa’i dan Anni (2009: 85) Hasil belajar merupakan perubahan
perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan
aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh
pembelajar. Berikutnya Suprijono (2010: 5) berpendapat hasil belajar adalah pola-
pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan
keterampilan. Sementara Bloom dalam Suprijono (2010: 6) mengemukakan hasil
belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dari pendapat ahli tentang pengertian serta ranah hasil belajar, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang mencakup
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diperoleh oleh pebelajar setelah
mengalami proses belajar.
Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu jenis dari model pembelajaran.
Ada beberapa pengertian tentang pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh
para ahli pendidikan. Menurut Eggen dan Kauchak ( 1996) dalam Trianto (2007: 42)
pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang
melibatkan siswa bekerja secara kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.
Sedangkan menurut Slavin dalam Isjoni (2010: 15) pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan
kelompok - kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami
konsep yang difasilitasi oleh guru.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa unsur pembelajaran kooperatif
meliputi ketergantungan positif, interaksi antar siswa, tanggung jawab individu,
melatih keterampilan sosial dan kerja sama dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran.
Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share
Menurut Trianto (2007: 61) Think Pair Share atau berpikir berpasangan
berbagi adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa. Frang Lyman dalam Trianto (2007: 61)
menyatakan bahwa Think Pair Share merupakan suatu cara yang efektif untuk
membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua diskusi
membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan dan
prosedur yang digunakan dalam Think Pair Share dapat memberi siswa lebih banyak
waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu. menurut Trianto (2007:
61)langkah-langkah Think Pair Share sebagai berikut :
1) Langkah 1 : Berpikir (thinking)
2) Langkah 2 : Berpasangan ( pairing )
3) Langkah 3 : Berbagi (Sharing)
Kerangka Berpikir
Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang memperkenalkan siswa
kepada alam sekitar. Seiring dengan banyaknya peristiwa yang terjadi di alam,
kompetensi siswa dalam pengetahuan tentang alam sekitar juga harus selalu
berkembang. Untuk mengembangkan kompetensi tersebut, maka pendidikan IPA
diberikan mulai dari pendidikan dasar. Agar mendapatkan hasil pembelajaran IPA
yang maksimal, guru harus mampu memilih dan menerapkan model pembelajaran
yang tepat. Namun kenyataannya saat ini, pembelajaran IPA belum menggunakan
model pembelajaran yang inovatif dan menarik motivasi siswa dalam belajar.
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka perlu adanya upaya peningkatan hasil
belajar dan aktivitas siswa pada pembelajaran IPA khususnya jenjang sekolah dasar.
Salah satu hal yang dapat dilakukan agar pembelajaran IPA lebih menarik yaitu
dengan menggunakan model Cooperative Learning Think Pair Share. Dengan model
ini siswa dituntut untuk dapat menemukan dan memahami konsep-konsep baru
(student oriented) dan bukan sebagai satu-satunya sumber pembelajaran (teacher
oriented), dengan demikian melalui model pembelajaran Think Pair Share, siswa
secara langsung dapat memecahkan masalah, memahami suatu materi secara
berkelompok dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya, dengan
interaksi ini diharapkan agar siswa juga mampu menjalin hubungan yang baik
dengan sesama siswa sehingga pembelajaran lebih bermakna
bagi siswa dan meningkatlah aktivitas dan hasil belajar siswa.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut:
“Dengan model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share, dapat meningkatkan
performansi guru, aktivitas dan hasil belajar IPA materi Sumber Daya Alam Kelas V
SD Negeri 9 Tanjungrejo“
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Subjek Penelitian, Tempat Penelitian, dan Waktu Penelitian
Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 9 Tanjungrejo Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019. Mata Pelajaran yang
dijadikan bahan penelitian adalah Materi IPA tentang Sumber Daya Alam kelas V
sebanyak 20 siswa, yang terdiri dari 12 anak laki – laki dan 8 anak perempuan
dengan tingkat kecerdasan yang berbeda – beda.
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 9 Tanjungrejo Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus, tepatnya di Ds. Tanjungrejo RT 01 RW 08.
Waktu Penelitian
Adapun waktu pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
No. Tahap Hari, Tanggal Pukul
1 Prasiklus Selasa, 2 April 2019 07.00-08.10
2 Siklus I Selasa, 9 April 2019 07.00-08.10
3 Siklus II Selasa, 16 April 2019 07.00-08.10
Pihak yang membantu
Dalam melaksanakan penelitian penulis banyak di bantu oleh teman – teman
guru SD Negeri 9 Tanjungrejo , terutama Bapak Kusnin, S.Pd.SD selaku kepala
sekolah SD Negeri 9 Tanjungrejo dan Ibu Simti Sumirih, S.Pd.SD selaku supervisor
II.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan
memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran (Arikunto, Suhardjono, dan
Supardi 2010:58). PTK ini akan dilakukan secara berpasangan antara pihak yang
melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah
untuk cara ini adalah penelitian kolaboratif.
Perencanaan (Planning)
Dalam perencanaan, peneliti akan menggambarkan semua yang akan
dilakukan dalam pelaksanaan penelitian. “Langkah pertama yang berupa perencanaan
pada dasarnya merupakan kegiatan menyusun rencana tindakan yang didalamnya
mengandung penjelasan tentang What (siapa), Why (mengapa), When (kapan), Who
(oleh siapa), dan how (bagaimana) tindakan tersebut akan dilakukan” (Asrori,
2008:100). Selanjutnya dalam langkah perencanaan ini ada sejumlah kegiatan yang
seharusnya dilakukan yaitu: (1) mengindentifikasi dan menganalisa masalah; (2)
merumuskan latar belakang pentingnya penelitian tersebut dilakukan; (3)
merumuskan masalah penelitian secara jelas; (4) menetapkan cara-cara yang akan
dilakukan untuk melakukan tindakan atau disebut hipotesis tindakan.
Pelaksanaan (Action)
Menurut Arikunto tahap pelaksanaan merupakan implementasi atau
penerapan isi rancangan (Arikunto, Suhardjono, dan Supardi 2010: 18). Pada tahap
pelaksanaan, guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rumusan yang ada
dalam rancangan.
Pengamatan (Observing)
“Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat”
(Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2010 :19). Selama proses pelaksanaan tindakan
berlangsung, peneliti bertindak sebagai pengamat. Peneliti mengamati segala sesuatu
yang terjadi selama tindakan berlangsung. Pada proses pengamatan peneliti
mengamati performansi guru,aktivitas dan hasil belajar siswa. Pengamatan peneliti
yang dilakukan digunakan untuk memperoleh data yang akurat untuk perbaikan pada
siklus berikutnya.
Refleksi (Reflection)
Supardi dalam Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2010: 133),
mengemukakan bahwa “refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis (reflektive)
tentang perubahan yang terjadi (a) pada siswa, (b) suasana kelas, dan (c) guru.”
Selanjutnya, Arikunto menyatakan bahwa tahap ini merupakan kegiatan untuk
mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Pada tahap ini, kegiatan yang
dilakukan yaitu mengevaluasi dan menganalisis hasil observasi untuk mengukur
tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Perencanaan Tahap Penelitian
Siklus I
Pada proses perencanaan siklus I ini guru merencanakan proses pembelajaran
dengan membuat RPP, pembuatan lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi
guru dan pembuatan media pembelajaran. Pembuatan RPP ini disesuaikan dengan
metode pembelajaran yang akan diterapkan sehingga dapat berjalan dengan lancar
saat pelaksanaan tindakan.
Perencanaan
Saat proses perencanaan, guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran,
merancang alat peraga, lembar kegiatan siswa, serta tes formatif I. Perencanan
berguna untuk mempermudah dalam pelakasanaan pembelajaran
Pelaksanaan Tindakan
Dalam penlitian kolaboratif ini guru kelas yang melaksanakan tindakan
pembelajaran, sementara peneliti bertindak sebagai pengamat. Pada pelaksanaan
tindakan pembelajaran, guru melaksanakan sesuai dengan apa yang sudah tertulis
dalam RPP seperti saat kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memotivasi siswa dalam pembelajaran. Pada kegiatan inti guru menyampaikan materi
pembelajaran, membagi siswa di dalam kelas menjadi pasangan yang terdiri dari
teman sebangku dan diberi tugas untuk mengerjakan LKS atau lembar kegiatan siswa
secara berpasangan. Sedangkan pada kegiatan akhir guru melakukan evaluasi
pembelajaran.
Pengamatan
Pengamatan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana tingkat keberhasilan indikator yang telah dilakukan selama pelaksanaan
tindakan kelas. Pengamatan difokuskan pada:
1. Performansi guru
Performansi guru dapat diamati dengan dua alat pengukuran kompetensi guru
yaitu dalam pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran dan proses pebelajaran.
2. Aktivitas belajar siswa
Selain hasil belajar, guru juga melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar
siswa. Pengamatan dilakukan pada proses bembelajaran dengan memfokuskan
pengamatan terhadap: (1) keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru; (2) kerjasama
siswa pada saat kerja berpasangan; (3) ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas
berpasangan; (4) kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas berpasangan; (5)
keberanian siswa dalam menyelesaikan tugas berpasangan dan (6) keberanian siswa
dalam mengemukakan tanggapan atau pendapat
3. Hasil belajar siswa
Proses pengamatan dilakukan terhadap hasil belajar siswa untuk mengetahui
tingkat keberhasilan belajar. Hasil belajar yang dijadikan pengamatan yakni: (1) nilai
rata-rata kelas; (2) banyaknya siswa yang tuntas belajar dan (3) persentase tuntas
belajar secara klasikal.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan
pada siklus I. Pada tahap refleksi, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
Menganalisis performansi guru, Menganalisis aktivitas belajar siswa, Menilai hasil
belajar siswa serta merancang tindakan baru untuk memperbaiki kekurangan yang
terjadi pada siklus I dan atau untuk meningkatkan pembelajaran pada siklus II.
Siklus II
Siklus II dilaksanakan apabila hasil evaluasi siklus I belum memenuhi
indikator keberhasilan. Perencanan pada siklus II dibuat berdasarkan hasil refleksi
siklus I dengan tujuan untuk meningkatkan hasil pembelajaran.
Perencanaan
Pada saat proses perencanaan, guru membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran, merancang media pembelajaran dan lembar kegiatan siswa, serta
menyusun tes formatif II. Adanya perencanan pembelajaran berguna untuk
mempermudah dalam pelakasanaan pembelajaran.
Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan tindakan pembelajaran, guru melaksanakannya sesuai
dengan yang tertulis dalam RPP seperti, saat kegiatan awal guru menyampaikan
tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa dalam pembelajaran. Pada kegiatan inti
guru menyampaikan materi pembelajaran, membagi siswa di dalam kelas menjadi
pasangan (satu bangku) dan diberi tugas untuk mengerjakan LKS atau lembar
kegiatan siswa. Sedangkan pada kegiatan akhir guru melakukan evaluasi
pembelajaran.
Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan pada siklus II sama seperti yang dilakukan pada
siklus I. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat perubahan, dan
perkembangan yang terjadi pada siklus I. Alat pengukuran pengamatan juga sama
yaitu performansi guru, aktivitas belajar dan hasil belajar siswa.
Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan
dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengamatan yang dilakukan pada siklus
II. Pada tahap refleksi, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Menganalisis performansi guru dan aktivitas belajar siswa selama
pembelajaran IPA materi Sumber Daya Alam melalui model pembelajaran
kooperatif Think Pair Share.
b. Menilai hasil belajar siswa yaitu dengan menghitung nilai tes formatif, rata-
rata tes formatif, dan ketuntasan belajar klasikal mata pelajaran IPA materi
Sumber Daya Alam melalui model pembelajaran kooperatif Think Pair Share
c. Melakukan penyimpulan apakah hipotesis tindakan tercapai atau tidak. Jika
berhasil, ditandai dengan performansi guru, aktivitas siswa dan hasil belajar
siswa telah sesuai dengan indikator keberhasilan (meningkat), maka
penerapan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share dikatakan
berhasil. Berdasarkan hasil refleksi siklus I dan II, diperoleh simpulan bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share dapat
meningkatkan performansi guru, hasil dan aktivitas belajar materi Sumber
Daya Alam siswa kelas V SD Negeri 9 Tanjungrejo.
Data dan Teknik Pengumpulan Data
Data dari penelitian ini berupa data yang bersifat tes dan data bersifat non tes.
Data bersifat tes diperoleh dari hasil evaluasi siswa. Data yang bersifat non tes
didapat dari hasil pengamatan terhadap performansi guru dan aktivitas belajar siswa.
Jenis Data
Pada penelitian ini data terdapat dua jenis data yakni data kuantitatif dan data
kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari adanya tes evaluasi siklus I dan siklus II.
Pada data kualitatif diperoleh dari data non tes. Data non tes didapat dari performansi
guru dan aktivitas belajar siswa.
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk bilangan. Dalam penelitian
tindakan kelas data ini diperoleh dengan mengadakan tes formatif. Tes ini dilakukan
sebanyak dua kali, yaitu pada siklus I dan siklus II setelah siswa mengikuti
pembelajaran melalui model kooperatif TPS. Dalam tes formatif ini siswa secara
individu siswa mengerjakan soal-soal pada materi sumber daya alam. Analisis hasil
tes pada siklus I digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa.
b. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berhubungan dengan
kategorisasi,karakteristik yang berwujud pernyataan atau berupa kata-kata. Data
kualitatif pada penelitian ini berasal dari data yang bersifat non tes. Data ini berupa
lembar pengamatan aktivitas belajar siswa dan lembar penialaian performansi guru.
Sumber Data
Adapun sumber data pada penelitian ini sebagai berikut:
a. Siswa
Perolehan sumber data siswa berasal dari hasil tes formatif dan hasil
pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa. Tes yang diberikan dalam penelitian ini
berupa tes tertulis. Tes formatif menjadi sumber data yang diperoleh setelah
penerapan model pembelajaran kooperatif TPS, yang digunakan untuk mengetahui
perkembangan kemampuan belajar siswa. Kegiatan pengamatan terhadap aktivitas
belajar siswa dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus I dan
siklus II.
b. Guru
Pengamatan terhadap performansi guru diperoleh dari kemampuan guru
dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan pelaksanaan
pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif TPS yang diukur dengan alat
pengukuran kemampuan guru (APKG).
c. Data Dokumen
Data dokumen diperoleh dari daftar nilai siswa dan daftar presensi kehadiran
siswa.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini terdapat dua teknik. Dua teknik
tersebut yakni teknik tes dan teknik non tes. Teknik tes dilakukan sebanyak dua kali
pada akhir siklus I dan siklus II. Pada saat pelaksanaan teknik non tes dilakukan
dengan cara melakukan observasi atau pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa
dan performansi guru. Selain teknik observasi atau pengamatan, dalam penelitian ini
menggunakan dokumentasi yang berisi daftar hadir siswa,foto dan video.
a. Teknik Tes
Pada penelitian ini, tes dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada akhir siklus I
dan siklus II. Tes diberikan pada siswa setelah mengikuti pembelajaran, dengan
menggunakan instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan isian.
b. Teknik Non Tes
Pada teknik non tes terdapat dua cara yakni observasi atau pengamatan dan
dokumen. Teknik observasi dilakukan untuk mengumpulkan data aktivitas belajar
siswa dan performansi guru. Data dokumentasi didapat dari hasil catatan harian siswa
seperti daftar hadir.
1) Observasi (Pengamatan)
Teknik pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi
mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif TPS pada mata pelajaran
IPA di SD Negeri 9 Tanjungrejo kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus .
Pengamatan yang dilakukan peneliti yaitu pengamatan terhadap aktivitas
belajar siswa dan performansi guru dilakukan oleh guru kelas V SD Negeri 9
Tanjungrejo.
2) Dokumentasi
Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti mengumpulkan data-data
siswa yang berisi catatan-catatan harian tentang siswa seperti daftar hadir
siswa, foto dan video.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas V SD Negeri 9
Tanjungrejo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus selama kurang lebih satu bulan
memperoleh hasil tes dan non tes pada setiap siklusnya. Hasil tes pada setiap akhir
siklus berdasarkan pada nilai tes formatif siswa. Penilaian non tes berupa data
observasi performansi guru, aktivitas belajar siswa dan data dokumentasi. Hasil
penelitian dari setiap siklus diuraikan secara rinci di bawah ini:
Deskripsi Kondisi Awal dan Hasil Tes Prasiklus

Pelaksanaan pembelajaran IPA prasiklus dilaksanakan hari Selasa, 2 April 2019


bertempat di SD Negeri 9 Tanjungrejo mulai pukul 07.00 – 08.10. Berdasarkan
analisis nilai yang diperoleh pada tahap prasiklus, dapat dilihat nilai rata-rata pada
prasiklus ini hanya mencapai 59. Untuk nilai pembelajaran prasiklus ini, tidak ada
satupun siswa yang mendapatkan nilai dengan kategori sangat baik. Ada 5 siswa
dengan kategori baik atau 25%, 9 siswa dengan kategori cukup atau 45%, dan 6 siswa
dengan kategori kurang atau 30%. Dari hasil pembelajaran prasiklus sebanyak 5
siswa mendapat nilai di atas KKM dan sebanyak 15 siswa mendapat nilai di bawah
KKM. Nilai rata-rata siswa hanya sebesar 59, dan ini masih termasuk dalam kategori
kurang.
Tabel 4.1 Perolehan Hasil Pembelajaran Prasiklus
No. Rentang Kriteria frekuensi Presentasi Rata-Rata Kategori

1 86-100 Sangat Baik 0 0


2 70-85 Baik 5 25
59 Kurang
3 60-69 Cukup 9 45
4 0-59 Kurang 6 30
Jumlah 20 100

Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Prasiklus

50 45
40
30
30 25
20 frekuensi
9 6
10 5
0 0 Presentasi
0
Sangat Baik Cukup Kurang
Baik
86-100 70-85 60-69 0-59

Deskripsi Hasil Perbaikan Siklus 1

a. Deskripsi Siklus 1

Pelaksanaan pembelajaran IPA prasiklus dilaksanakan hari Selasa, 9 April 2019


bertempat di SD Negeri 9 Tanjungrejo mulai pukul 07.00 – 08.10. Proses pelaksanaan
perbaikan pembelajaran pada siklus 1 ini yaitu melalui PTK yang meliputi
perencanaaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Berikut deskripsi
penjelasannya:
1. Perencanaan
a. Mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa dengan menyiapkan materi
pembelajaran.
b. Membuat rencana kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dalam dua
pertemuan (2 x 35 menit) bersama supervisor 2.
c. Mempersiapkan lembar pengamatan yang akan digunakan untuk memperoleh
data selama pelaksanaan penelitian.
d. Mempersiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran, yaitu lembar
kerja siswa (LKS).
2. Pelaksanaan

a. Langkah Awal

1) Apersepsi: Guru mendeskripsikan secara singkat materi yang telah dipelajari


sebelumnya kemudian mengkaitkannya dengan materi yang akan dipelajari.
2) Motivasi: Guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran
yang sifatnya tergolong mudah dijawab oleh siswa. Kegiatan ini bertujuan
untuk menarik perhatian siswa agar siswa merasa termotivasi untuk mengikuti
proses pembelajaran.
3) Menyampaikan tujuan pembelajaran
4) Menginformasikan materi pelajaran
5) Membagi siswa dalam kelompok secara berpasangan dan dilakukan secara acak
6) Membagikan tugas Lembar Kerja Siswa (LKS) pada setiap siswa
b. Kegiatan Pembelajaran
1) Setiap siswa diminta berfikir mandiri untuk mencari solusi pemecahan masalah;
2) Setiap siswa diminta berpasangan dengan kelompoknya untuk saling berbagi
ide dan mendiskusikan penyelesaian pemecahan masalah;
3) Guru menunjukkan beberapa alat peraga yang berkaitan dengan materi.
4) Kemudian masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk menjelaskan
atau mempresentasikan penyelesaian masalah hasil kerja kelompoknya, dan
5) Kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi dan mengeluarkan idenya.
6) Membuat kesimpulan dari materi yang telah didiskusikan.
c. Tahap Evaluasi
a. Penilaian Proses
Kriteria yang dinilai dalam penilaian proses ini antara lain:
Kekompakan siswa berdiskusi dengan kelompoknya; Keaktifan siswa berdiskusi
dengan pasangannya dalam kelompok; Kekompakan siswa dalam berbagi
bersama pasangan di kelompoknya; Ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas
diskusi; Keberanian siswa dalam menyampaikan saran dan pendapat kepada
kelompok lain.
1. Pengamatan
Kedua penilai mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung,
menilai rencana perbaikan pembelajaran, dan kinerja guru dalam melakukan
perbaikan pembelajaran dengan menggunakan lembar APKG 1 dan 2 juga
mencatat hasil temuan-temuan selama proses pembelajaran dan melakukan
pengamatan terhadap penampilan guru dalam pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi guru. Sedangkan guru sebagai peneliti
melakukan pengamatan terhadap siswa selama pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi serta mendokumentasikan kegiatan
menggunakan handphone
2. Refleksi
Setelah selesai melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus ini, peneliti
berkonsultasi dengan dua pengamat untuk mengetahui hasil refleksi perbaikan
pembelajaran yang meliputi kelebihan dan kekurangan guru selama
melaksanakan kegiatan pembelajaranyang hasilnya adalah sebagai berikut:
Keberhasilan:
a) Sebagian besar motivasi siswa mulai meningkat, hal ini bisa diketahui dari
tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti penelitian
b) Hasil perbaikan pembelajaran mengalami peningkatan, dari hasil prasiklus
hanya 5 siswa yang mendapat nilai di atas KKM. Pada siklus 1 ini naik
menjadi 12 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM.
Kegagalan:
a) Masih ada sebagian siswa yang nilainya belum tuntas.
a. Hasil Perbaikan Siklus 1
Hasil penelitian perbaikan dalam siklus 1 ini meliputi hasil tes dan non
tes.
1) Hasil Tes
Dari hasil siklus pertama dapat dilihat terjadi peningkatan prestasi belajar
pada siswa setelah dilakukan perbaikan pembelajaran dalam mata pelajaran
IPA tentang Sumber Daya Alam. Perolehan nilai dengan kategori sangat baik
sebanyak 4 anak atau 20%, kategori baik sebanyak 12 anak atau sekitar 60%
sedangkan kategori cukup terdapat 4 anak atau 20% dan yang mendapatkan
nilai kurang sebanyak 0 anak. Jika dilihat terdapat peningkatan hasil rata-rata
dari prasiklus ke siklus 1 sebanyak 18 poin.
Tabel 4.2 Perolehan Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus 1

No. Rentang Kriteria frekuensi Presentasi Rata2 Kategori


1 86-100 Sangat Baik 4 20
2 70-85 Baik 12 60 Baik
77
3 60-69 Cukup 4 20
4 0-59 Kurang 0 0
Jumlah 20 100

Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Siklus I

70 60
60
50
40
30 20 20 frekuensi
20 12 Presentasi
10 4 4
0 0
0
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
86-100 70-85 60-69 0-59

2) Hasil Non Tes


Pada perbaikan siklus 1 ini untuk hasil non tes diperoleh dari lembar
observasi, wawancara, dan dokumentasi foto kegiatan pembelajaran. Berikut
uraian penjelasannya.
a) Hasil Observasi
Hasil observasi ini meliputi observasi siswa dan guru.
(1) Hasil Observasi Siswa.

Perbaikan pembelajaran pada siklus 1 ditekankan pada penerapan


metode Tanya Jawab, Diskusi dengan model pembelajaran TPS dalam
pembelajaran IPA materi Sumber Daya Alam. Hasil observasi yang dilakukan
selama pembelajaran menunjukkan sebagian siswa sudah aktif berpartisipasi
pada kegiatan pembelajaran. Dalam melakukan observasi terhadap kegiatan
siswa, guru membagi ke dalam 8 aspek observasi, diantaranya: (1)
Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, (2) Merespon motivasi
guru, (3) Berpartisipasi aktif dalam tanya jawab, (4) Mengerjakan tugas sesuai
instruksi, (5) Mempresentasikan hasil pekerjaan, (6) Memberikan tanggapan
terhadap siswa lain yang melakukan presentasi, (7) Merespon penghargaan
guru, (8) Membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
Dibandingkan dengan kegiatan pra siklus, tentunya ada perubahan
pada hasil belajar anak meski tidak begitu banyak. Siswa mulai merasa butuh
untuk mendengarkan penjelasan, mampu merespon motivasi dengan baik,
aktif dalam tanya jawab, mampu mengerjakan tugas sesuai instruksi dengan
baik, bersedia mempresentasikan hasil pekerjaan, namun masih belum
memberikan hasil yang maksimal dalam menuliskan kesimpulan dari materi
yang dipelajari dan dalam merespon penghargaan guru. Bisa disimpulkan
bahwa berdasarkan observasi kinerja siswa dalam pembelajaran siklus 1 dapat
dikatakan cukup baik.
b) Dokumentasi
Peneliti mendokumentasikan kegiatan perbaikan pembelajaran pada
siklus 1 ini. Hal ini dilakukan agar peneliti mempunyai bukti sebagai data
pendukung. Peneliti meminta bantuan rekan sejawat untuk melakukan
pemotretan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru. Target pemotretan
adalah ketika para siswa melakukan kegiatan di dalam kelas. Keaktifan dan
partisipasi siswa, pembimbingan yang dilakukan guru, siswa menyampaikan
hasil diskusi, guru memberi kesimpulan, dan dan membahas soal yang
dievaluasikan.
3. Deskripsi Hasil Perbaikan Siklus 2
a. Deskripsi Siklus 2
Seperti halnya perbaikan pembelajaran pada siklus 1, perbaikan pembelajaran
pada siklus 2 ini juga menerapkan kaidah-kaidah dalam PTK yaitu meliputi:
a. Perencanaan
Rencana perbaikan pembelajaran siklus II, penulis berupaya
meningkatkan aktivitas belajar anak dan memotivasi, sehingga siswa aktif dan
kreatif dalam belajar kelompok untuk melaksanakan kegiatan yaitu
membuktikan bahwa meskipun makhluk hidup mempunyai ciri-ciri yang sama
tetapi juga mempunyai perbedaan.
b. Pelaksanaan
Penulis melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran siklus II pada
hari Selasa, 16 April 2019 di SD Negeri 9 Tanjungrejo Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus dibantu oleh Ibu Kuhartati, S.Pd.SD. sebagai pengamat dan
teman diskusi.
Fokus tindakan perbaikan pembelajaran siklus II adalah : Meningkatkan
aktivitas belajar anak dengan melakukan pengamatan pada video pembelajaran
sehingga siswa dapat benar-benar memahami dan mengetahui penggunaan dan
pelestarian sumber daya alam.
4. Pengamatan
Proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 2 ini diamati oleh
dua orang pengamat sebagai penilai 1 dan penilai 2. Kedua pengamat ini
bertugas untuk menilai pelaksanaan perbaikan pembelajaran dan kinerja guru
dalam melakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan APKG 1 dan
2 mencatat temuan-temuan yang didapat selama proses perbaikan pembelajaran
meliputi kelebihan dan kekurangan guru dan mengamati penampilan guru
dengan menggunakan lembar observasi guru. Sedangkan guru sebagai peneliti
melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa dengan menggunakan lembar
observasi, dan mendokumentasikan kegiatan perbaikan pembelajaran melalui
kamera digital sebagai alat untuk mengumpulkan data.
5. Refleksi
Adapun keberhasilan dan kegagalan menurut temuan pengamat yaitu sebagai
berikut:
Keberhasilan:
a) Hampir seluruh siswa sudah mencapai nilai di atas KKM, bisa diketahui
dari hasil ulangan siswa menunjukkan ada 18 anak yang mendapat nilai di
atas KKM.
b) Tingkat keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran meningkat, bisa
dilihat dari partisipasi siswa dalam mengikuti pengamatan video
pembelajaran
Kegagalan:
a) Masih ada 2 siswa yang masih belum mampu mendapat nilai di atas KKM
b) Masih ada 1 siswa yang masih belum aktif berpartisipasi dalam kegiatan
pengamatan video pembelajaran
6. Hasil Perbaikan siklus 2
Hasil perbaikan pembelajaran siklus 2 meliputi hasil tes dan non tes:
1) Hasil Tes
Berdasarkan data yang diperoleh hasil perbaikan pembelajaran siklus 2
Sebanyak 2 siswa atau 10% mendapatkan nilai dengan kategori sangat baik, 16
siswa atau 80 % mendapatkan nilai dengan kategori baik, 2 siswa atau 10%
mendapatkan nilai dengan kategori cukup, dan 0 siswa lagi atau 0%
mendapatkan nilai dengan kategori kurang. Dalam perbaikan pembelajaran
pada siklus 2, sebanyak 18 siswa telah mencapai ketuntasan dan 2 siswa masih
belum mencapai nilai KKM.

Tabel 4.4 Perolehan Hasil Tes Perbaikan Pembelajaran Siklus 2


No. Rentang Kriteria frekuensi Presentasi Rata2 Kategori
1 86-100 Sangat Baik 2 10
2 70-85 Baik 16 80
3 60-69 Cukup 2 10 80 Baik
4 0-59 Kurang 0 0
Jumlah 20 100

Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Siklus II

100
80
80
60
40 frekuensi
16
20 10 10
2 2 0 0 Presentasi
0
Sangat Baik Cukup Kurang
Baik
86-100 70-85 60-69 0-59

2) Hasil Non Tes


Hasil non tes meliputi observasi, dan dokumentasi.
a) Hasil observasi
Hasil observasi meliputi observasi siswa dan guru
(1) Hasil observasi siswa
Pada perbaikan pembelajaran siklus 2 ini, peneliti masih menggunakan
instrument observasi Perbaikan pembelajaran IPA tentang Sumber Daya
Alam dalam hasil observasi siswa menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini
dapat dilihat dari cara siswa terlibat secara langsung dalam mengamati
Sumber Daya Alam kemudian keaktifan siswa juga tampak terlihat dari hasil
pengamatan yang ditulis dalam sebuah kertas. Kemampuan siswa dalam
mempresentasikan hasil pengamatannya juga tampak.
(2) Hasil observasi guru
Selain observasi terhadap siswa, penelitian ini juga diperkuat dengan
observasi kinerja guru. Adapun hasil observasi kinerja guru menyatakan
bahwa guru sudah baik dalam menyampaikan tujuan pembelajaran,
memotivasi siswa dengan sangat baik, mampu menerapkan variasi metode
pembelajaran dengan baik, menggunakan media dalam mengajar dengan
baik, mampu memicu motivasi siswa sehingga siswa lebih berani dalam
menyampaikan hasil pengamatan mereka didepan teman-temannya. Guru
juga selalu memberi memberi reward untuk siswa sebagai penyemangat.
b) Dokumentasi
Kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus 2 ini peneliti juga
melakukan pendokumentasian kegiatan siswa dengan melakukan pemotretan
siswa dan guru dengan bantuan salah satu rekan kerja untuk melakukan
pendokumentasian kegiatan ini. Target yang diambil untuk pemotretan adalah
kegiatan siswa dalam melakukan penelitian, keaktifan siswa dan pembimbingan
guru ketika kegiatan penelitian. Foto hasil pendokumentasian kegiatan
perbaikan pembelajaran ini digunakan sebagai data pendukung atas
pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan guru.

Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa


Pembahasan ini berkaitan dengan peningkatan hasil belajar siswa
kelas V SD Negeri 9 Tanjungrejo pada pembelajaran IPA tentang Sumber Daya
Alam yang diperoleh dari hasil pembelajaran prasiklus, perbaikan pembelajaran
siklus 1, dan perbaikan pembelajaran siklus 2 yang diuraikan setiap siklusnya.
Tabel 4.4 Tabel perbandingan Pra siklus, Siklus 1 dan siklus 2

Capaian
Prasiklus Siklus I Siklus II
Ketuntasan

Banyak Siswa 5 12 18
Persentase 25 60 90
Rata-rata 59 77 80

Gambar 4.4 Diagram hasil Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

100 90
7780
80
60 59
60 Prasiklus
Siklus I
40 25
18 Siklus II
20 12
5
0
Banyak Siswa
Persentase
Rata-rata

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT


Simpulan
Setelah penulis melakukan perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan
melalui PTK pada siswa kelas V SD Negeri 9 Tanjungrejo dalam pelajaran IPA
tentang Sumber Daya Alam dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Setelah menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dalam


pembelajaran IPA, hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Pada tahap
prasiklus, siswa yang tuntas hanya 5 siswa (25%) dari jumlah seluruh
siswa dengan rata-rata kelas 59. Pada siklus I siswa yang tuntas meningkat
menjadi 12 siswa (60%) dengan rata-rata kelas 77. Pada siklus II jumlah
siswa yang tuntas meningkat menjadi 18 siswa (90%) dari jumlah 20 siswa
dengan rata-rata kelas 80.
2. Dengan mengamati secara langsung Sumber Daya Alam siswa termotivasi
untuk mengikuti pembelajaran IPA materi Sumber Daya Alam karena
siswa lebih mengenal lingkungan, tumbuh rasa senang dan minat terhadap
objek pembelajaran
Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan simpulan di atas, ada beberapa saran-saran dari penelitian ini
yang dapat disampaikan, diantaranya:
1. Guru hendaknya selalu melakukan refleksi diri terhadap proses
pembelajaran yang telah dilakukan jika didapati hasil pembelajaran dan
motivasi siswa rendah dan belum mencapai target pembelajaran yang
diharapkan.
2. Guru hendaknya menindaklanjuti hasil refleksi dengan melakukan
perbaikan dengan memilih model, metode, dan media pembelajaran yang
sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
3. Guru hendaknya selalu menumbuhkembangkan motivasi pada diri siswa
selama proses pembelajaran supaya siswa aktif dan bersemangat serta turut
berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

Anitah W, dkk. 2014. Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan : Universitas


Terbuka
Depdiknas .2006.Peraturan Menteri Pendidikan Indonesia nomor 22 tahun 2006.
Jakarta:Depdiknas
Dimyati dan Mudjiyono Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Tim Penyusun Pusat Bahasa.2005 ( edisi III cetakan kelima ) .Kamus Besar Bahas
Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka
Haryanto. 2006. Sains. Jakarta : Erlangga
Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang:
UNNES Press.
Sapriati A, dkk. 2009. Pembelajaran IPA di SD. Jakarta : Universitas Terbuka
Sumardi Y, dkk.2011. ( edisi I cetakan kesepuluh ) Konsep Dasar IPA di SD. Jakarta
: Universitas Terbuka
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.
Jakarta: PRESTASI PUSTAKA
Wardani I.G.A.K,Wihardit K.2011.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :
Universitas Terbuka
Wardani I.G.A.K,dkk.2011.Teknik Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta : Universitas
Terbuka
http://edu.dzihni.com/2013/01/pengertian-motivasi-menurut-para-ahli.html
http://titybelajar.blogspot.co.id/2012/06/model-pembelajaran-clis.html
https://septimudzalifah.wordpress.com/2014/11/08/model-pembelajaran-think-paire-
share/
http://www.duniapembelajaran.com/2014/08/kelebihan-dan-kekurangan-model.html

Anda mungkin juga menyukai