Anda di halaman 1dari 5

B.

Jenis-jenis Penelitian
Berikut ini di kemukakan berbagai jenis penelitin yang dapat digunakan untuk
penelitian dalam bidang bissnis, baik penelitian yang bersifat akademik (mahasiswa),
professional (pengembangan ilmu) dan institusional (penelitian untuk perumusan kebijakan
atau pengambilan keputusan).
Penelitian akademik merupakan penelitian yang dilakukan oleh para mahasiswa dalam
membuat skripsi, tesis dan disertasi. Penelitian ini merupakan sarana edukatif, sehingga lebih
mementingkan validitas internal (caranya yang harus betul), variabel penellitian terbatas, serta
kecanggihan analisis disesuaikan dengan jenjang pendidikan (S1 S2 S3). Penelitian
professional merupakan penelitiannya para Dosen dan Peneliti lainnya. Tujuannya adalah
mendapatkan pengetahuan baru. Variabel penelitian lengkap, kecanggihan analisis disesuaikan
untuk kepentingan masyarakat ilmiah. Untuk itu penelitiannya harus dilakukan dengan cara
yang betul (validitas internal), dan hasilnya berguna untuk pengembangan ilmu (validitas
eksternal).

Penelitian institusional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan


informasi yang dapar digunakan pengembangan lembaga. Hasilnya penelitian aka sangat
berguna bagi pemimpinan, manajer, direktur untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu
hasil penelitian lebih menekankan pada validitas eksternal (kegunaan), variabel lengkap
(kelengkapan informasi), dan kecanggihan analisis disesuaikan untuk pengambilan keputusan.

Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut, tujuan, pendekatan, tingkat


ekplanasi, dan analisis & jenis data. Hal ini dapat disusun ke dalam table 1.1 berikut. Dengan
mengetahui jenis-jenis penellitian tersebut, maka peneliti pada bidang bisnis diharapkan dapat
memilih metode yang paling efektif dan efisien untuk mendapatkan informasi yang akan
digunakan untuk memecahkan masalah-masalah di bidang bisnis.

1. Penelitian Menurut Tujuan


Uma sekarandalam bbukunya Research Methods for Business (1994) menyatakan
bahwa, bila penelitian diarahkan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah, maka penelitian tersebut dinamakan penelitian terapan, tetapi bila
penelitian yang dilakukan diarahkan sekedar untuk memahami masalah secara mendalam
dalam organisasi secara mendalam (tanpa ingin menerapkan hasilnya) maka hal itu dinamakan
penelitian dasar. Hasil penelitian yang diperoleh akan berguna untuk pengembangan ilmu
manajemen.

Gay (1977) menyatakan bahwa sebenarnya sulit untuk membedakan antara penelitian
murni (dasar) dan terapan secara terpisah, karena keduanya terletak pada satu garis kontinum.
Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan
yang langsung bersifat praktis. Penelitian dasar pada umumnya dilakukan pada laboratorium
yang kondisinya terkontrol dengan ketat. Penelitian terapan dilakukan dengan tujuan
menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam
memecahkan masalah-masalah praktis. Jadi penelitian murni/dasar berkenaan dengan
penemuan dan pengembangan ilmu.

Table

Jujun S. suriasumantri (1985) menyatakan bahwa penelitian dasar atau murni adalah
penelitian yang bertujuan menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah
diketahui, sedangkan penelitian terapan adalah bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah
kehidupan praktis.

2. Penelitian menurut Metode

penelitian menurut metodenya, dapat dikelompokkan menjadi metode penelitian


survey, ex post facto, eksperimen, naturalistik, policy research (penelitian policy), action
research (penelitian tindakan), evaluasi dan sejarah

a. Penelitian Survey

kerlinger (1973) mengemukakan bahwa, penelitian survey adalah penelitian yang


dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari
sampelyang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif,
distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

Penelitian survey pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari
pengamatan yang tidak mendalam. Walaupun metode survey ini tidak memerlukan kelompok
control seperti halnya pada metode eksperimen, namun generalisasi yang dilakukan bisa lebih
akurat bila digunakan sampel yang representatif (Dacid Kline : 1980). Contoh misalnya:
penelitian untuk mengungkapkan kecenderungan masyarakat dalam mengkonsumsi minuman.

b. Penelirian Ex post Facto

Penelitian Ex post Facto adalah penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa
yang telah terjadi dan kemudian menurut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang
dapat menimbulkan kejadian tersebut. Penelitian ini menggunakan logika dasar yang sama
dengan penelitian eksperimen yaitu jika x maka y, hanya saja dalam penelitian ini tidak ada
manipulasi langsung terhadap variabel independen. Contoh misalnya : penelitian untuk
mengungkapkan sebab-sebab terjadinya kebakaran pabrik sepatu. Penelitian untuk
mengungkapkan sebab-sebab terjadinya penurunan produktivitas penjualan.

c. Penelitian Eksperimen

penelitian dengan pendekatan eksperimen, adalah suatu penelitian yang berusaha


mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol
secara ketat. Terdapat empat bentuk metode eksperimen yaitu pre experimental, true
eksperimental factorial dan quasi experimental. (Tuckman 1982:128 - 156). Penelitian
eksperimen ini pada umumnya dilakukan pada laboratorium. Contoh misalnya : pengaruh
unsur kimia tertentu terhadap kelezatan makanan; pengaruh jenis bahan tertentu terhadap
keawetan warna kain, dsb.

d. Penelitian Naturalistic

Metode penelitian ini sering disebut dengan metode kualitatif. Metode kualitatif adalah
metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah (sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci. Teknik
pengumpulan dara dilakukan secara induktif. Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi. Contoh: penelitian untuk mengungkapkan makna upacara ritual
atau adanya sesaji terhadap keberhasilan bisnis. Hubungan antarra pelaku bisnis yang punya
“pesugihan” dengan jumlah penjualan, dsb.
e. Policy Research (Penelitian policy)
Policy research (penggunaan metode penelitian kebijakan) dimulai karena adanya
masalah, dan masalah ini pada umumnya dimiliki oleh para administrator/manajer atau para
pengambil keputusan pada suatu organisasi. Majchrzak (1984) mendefinisikan policy research
adalah suatu proses penelitian yang dilakukan pada atau analisis terhadap masalah-masalah
sosial yang mendasar, sehingga temuannya dapar direkomendasikan kepada pembuat
keputusan untuk bertindak secara praktis dalam menyelesaikan masalah. Policy research ini
sangat relevan bagi perencana dan perencanaan. Contoh: penelitian untuk mendapatkan
informasi guna menentukan system penggajian karyawan. Penelitian untuk mendapatkan
informasi guna menentukan jenis barang apa yang perlu diproduksi besar-besaran, dsb.

f. Action Research (penelitian tindakan)


Penelitian tindakan merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan
metode kerja yang paling efisien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktifitas
lembaga dapat meningkat. Penelitian melibatkan peneliti dan karyawan untuk mengkaji
bersama-sama tentang kelemahan dan kebaikan prosedur kerja, metode kerja, dan alat-alat
kerja yang digunakan selama ini dan selanjutnya mendapatkan metode kerja baru yang
dipandang paling efisien. Metode kerja baru tersebut selanjutnya dicobakan, dievaluasi secara
terus menerus dalam pelaksanaannya, sehingga sampai ditemukan metode yang paling efisien
untuk dilasanakan. Contoh: penelitian untuk memperbaiki prosedur dan metode kerja dalam
pembuatan suatu jenis makanan yang diproduksi masal.
Jadi penelitian tindakan adalah suatu proses yang dilalui oleh perorangan atau
kelompok yang menghendaki perubahan dalam situasi tertentu untuk menguji prosedur yang
diperkirakan akan menghasilkan perubahan tersebut dan kemudian, setelah sampai pada tahap
kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan, melaksanakan prosedur ini. Tujuan utama
penelitian ini adalah mengubah situasi, perilaku, organisasi termasuk struktur mekanisme
kerja, iklim kerja dan pranata.

g. Penelitian Evaluasi
dalam hal yang khusus, penelitian evaluasi dapat dinyatakan sebagai evaluasi, tetap
dalam hal lain juga dapat dinyatakan sebagai penelitian. Sebagai evaluasi berarti hal ini
merupakan bagia dari proses pembuatan keputusan, yaitu untuk membandingkan suatu
kejadian, kegiatan dan produk dengan standard an program yang telah ditetapkan. Evaluasi
sebagai penelitian berarti akan berfungsi untuk menjelaskan fenomena.
Terdapat dua jenis dalam penelitian evaluasi yaitu: penelitian evaluasi formatif yang
menekankan pada proses dan evaluasi sumatif yang menekankan pada produk (Kidder 1981 :
84).
Evaluasi formatif ingin mendapatkan feedback dari suatu aktivitas dalam proses,
sehingg dapat digunakan untuk meningkatkan program atau produk. Evaluasi sumatif
menekankan pada efektivitas pencapaian program yang berupa produk tertentu. Contoh:
penelitian untuk mengevaluasi apakah suatu produk yang direncanakan terjual 95% tercapai
atau tidak.

h. Penelitian Sejarah
Penelitian sejarah berkenaan dengan analisi yang logis terhadap kejadian-kejadian yang
berlangsung dimasa lalu. Jadi penelitian tidak mungkin lagi mengamati kejadian yang akan
diteliti. Walaupun demikian sumber datanya bisa primer, yaitu orang terlibat langsung dalam
kejadian itu, atau sumber-sumber dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian itu.
Tujuan penelitian sejarah menurut Isaac (1981) adalah untuk merenkontruksi kejadian-
kejadian masa lampau secara sistematis dan obyektif, melalui pegumpulan, evaluasi, verifikasi,
dan sintesa data diperoleh, sehingga dapat ditetapkan fakta-fakta untuk membuat suatu
kesimpulan. Namun demikian kesimpulan yang diperoleh sifatnya masih hipotesis.
Penelitian sejarah terutama dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang:
kapan kejadian itu berlangsung, siapa pelaku-pelakunya, dan bagaimana prosesnya. Contoh:
peneitian untuk mengetahui perkembangan bisnis di Indonesia antara tahun 1600 s/d 1945.

Anda mungkin juga menyukai