Teorema III.5
Jika A adalah sebarang matriks bujursangkar, maka det A = det At.
Contoh III.33
Tinjaulah matriks A berikut,
6 1 5
A 3 2 7
8 4 1
Transpos matriks A adalah,
6 3 8
At 1 2 4
5 7 1
6 1 5
2 7 3 7 3 2
det A 3 2 7 ( 6) (1) (5)
4 1 8 1 8 4
8 4 1
Jika A dan B adalah dua matriks berukuran n x n, dan k adalah sebarang skalar, maka
(i) det (A + B) det A + det B
(ii) det (kA) = kn det A
Contoh III.34
Tinjaulah matriks-matriks berikut,
1 2 1 2 0 5
A 2 4 3 B 3 1 3
3 5 0
4 6 7
DND
104
1 2 1 2 0 5 1 2 6
A B 2 4 3 3 1 3 5 5 0
3 5 0
4 6 7
7 11 7
1 2 1
4 3 2 3 2 4
det A 2 4 3 (1) ( 2) (1)
5 0 3 0 3 5
3 5 0
5 10 5
20 15 10 15 10 20
det(5 A) 10 20 15 (5) (10) (5)
25 0 15 0 15 25
15 25 0
Teorema III.6
Jika A dan B adalah matriks bujursangkar yang ukurannya sama, maka
det (AB) = det A det B.
Contoh III.35
Tinjau matriks-matriks berikut,
1 3 0 3 1 4
A 4 6 1 B 2 0 6
5 0 2
1 5 3
DND
105
1 3 0 3 1 4
AB 4 6 1 2 0 6
5 0 2
1 5 3
(1)( 3) ( 3)( 2 ) ( 0)(1) (1)( 1) ( 3)( 0) ( 0)(5) (1)( 4) ( 3)( 6) ( 0)( 3)
( 4)( 3) ( 6)( 2 ) ( 1)(1) ( 4)( 1) ( 6)( 0) ( 1)(5) ( 4)( 4) ( 6)( 6) ( 1)( 3)
( 5)( 3) ( 0)( 2) ( 2)(1) ( 5)( 1) ( 0)( 0) ( 2)(5) ( 5)( 4) ( 0)( 6) ( 2)( 3)
3 1 22
1 9 55
13 15 26
1 3 0
6 1 4 1 4 6
det A 4 6 1 = (1) (3) + (0)
0 2 5 2 5 0
5 0 2
13 15
(3)(234 825) (1)(26 715) (22)(15 117) 390 (iii)
Dari (i) dan (ii) diperoleh,
(det A)(det B) = 3(130) = 390 (iv)
sedangkan dari (iii) dan (iv) diperoleh,
Dalam bab II telah dibicarakan bahwa matrik bujur sangkar yang semua komponen
pada diagonal utamanya 1 dan komponen lainnya nol dinamakan matriks satuan yang diberi
simbol I. Berdasarkan teorema III.3 matriks semacam ini determinannya adalah hasil kali
semua komponen pada diagonal utamanya, jadi det I = 1.
Contoh III.36
Matriks-matriks satuan berikut, determinannya sama dengan satu.
1 0 0 1 0 0
I 0 1 0 , det I 0 1 0 (1)(1)(1) 1
0 0 1 0 0 1
DND
106
1 0 0 0 1 0 0 0
0 1 0 0 0 1 0 0
I , det I
0 0 1 0
(1)(1)(1)(1) 1
0 0 1 0
0 0 0 1
0 0 0 1
Teorema III.7
Sebuah matriks bujursangkar A dapat dibalik (mempunyai invers) jika det A 0
Bukti :
Jika A dapat dibalik maka AA1 = I . Jika kita ambil determinannya, maka
det (AA1 ) = det I = 1 (i)
Menurut teorema III.6,
det (AA1 ) = (det A)(det A1 ) (ii)
1
Dari (i) dan (ii) diperoleh, (det A)(det A ) = 1, dengan demikian det A 0.
1
Akibat dari teorema III.7, jika A dapat dibalik, maka det A1
det A
Bukti :
Dari bukti teorema III.7 diperoleh (det A)(det A1 ) = 1. Karena det A 0, maka
1
det A 1
det A
Contoh III.37
Tinjaulah matriksmatris berikut,
4 7 2 6 4 3
A 2 5 1 B 4 3 4
6 0 3
3 2 2
det A = 0 karena kolom pertama dan ketiga matriks A sebanding (kolom pertama dua kali
kolom ketiga), jadi menurut teorema III.7, matriks A tidak dapat dibalik (tidak
mempunyai invers).
6 4 3
3 4 4 4 4 3
det B 4 3 4 (6) (4) ( 3)
2 2 3 2 3 2
3 2 2
(6)(6 8) (4)(8 12) ( 3)(8 9) 1
Karena det B = 1 0, maka menurut teorema III.7, matriks B dapat dibalik (mempunyai
inver).
1 1 1
Berdasarkan hubungan det B 1 , maka det B 1 1. Untuk
det B det B 1
mengetahui apakah harga determinan B1 ini benar, akan kita hitung B1 dengan cara
OBE, kemudian kita tentukan det B1 dengan cara ekspansi kofaktor.
DND
107
6 4 3 1 0 0 3 2 2 0 0 1
4 3 4 0 1 0 O13 4 3 4 0 1 0 O12(-1)
3
2 2 0 0 1
6
4 3 1 0 0
1 1 2 0 1 1 1 1 2 0 1 1
4 3 4 0 1 0 O21(4) 0 1 4 0 3 4 O12(-1)
6
4 3 1 0 0
0
2 9 1 6 6
O31(6) O32(-2)
1 0 2 0 2 3 1 0 0 2 2 7
O1(-1)
0 1 4 0 3 4 O13(2) 0 1 0 4 3 12
0 0 1 1 0
2
0 0 1 1 0
2
O2(-1)
O23(-4) O3(-1)
1 0 0 2 2 7
0 1 0 4 3 12
1 2
0 0 1 0
Jadi didapatkan
2 2 7
1
B 4 3 12
1 0 2
2 2 7
3 12 4 12 4 3
1
det B 4 3 12 ( 2) ( 2) ( 7)
0 2 1 2 1 0
1 0 2
( 2)( 6) ( 2)(8 12) (7)( 0 3) 1
1
Jadi benar bahwa det B 1 1.
det B
Contoh III.38
Hitunglah determinan invers matriks-matris berikut tanpa harus menghitung inversnya dahulu.
1 2 3 1
2 4 1
4 3 4 2
B
A 1 2 1 0 5 1 6
3 4 2 0 6 1 4
Jawab :
1
Untuk menjawab soal ini akan kita gunakan hubungan det A1 , karena itu akan
det A
kita cari dulu determinan matriks A dan B dengan menggunakan reduksi baris.
2 4 1 1 2 1 1 2 1
det A 1 2 1 R12 1 4 1 R21(-1) 0 2 0 R32(1)
3 4 2 = 3 4 2 = 0 2 1 =
R31(-3)
1 2 1
0 2 0
0 0 1 = (1)(2)(1) = 2
DND
108
1 2 3 1 1 2 3 1 1 2 3 1
4 3 4 2 0 5 8 6 0 5 8 6
det B
R21(-4) R32(-1) R24
0 5 1 6 = 0 5 1 6 = 0 0 9 0 =
0 6 1 4 0 6 1 4 R42(1) 0 1 7 2
1 2 3 1 1 2 3 1 1 2 3 1
0 1 7 2 0 1 7 2 0 1 7 2
R3(1/9) (9)
R42(5) (9)
0 0 9 0 = 0 0 1 0 = 0 0 1 0
0 5 8 6 0 5 8 6 0 0 43 16
1 2 3 1
R43(43) 0 1 7 2
(9)
= 0 0 1 0
= (9)(1)(1)(1)(16) = 144
0 0 0 16
Teorema III.8
1
Jika A adalah sebuah matriks yang dapat dibalik, maka A 1 adj A
det A
Bukti :
a11 a12 . . . a1n
a a22 . . . a2n
21
. . .
. . .
Tinjau matriks A yang dapat dibalik, A
a ai 2 . . . ain
i1
. . .
. . .
a an 2 . . . ann
n1
DND
109
C11 C21 . . . C j1 . . . C n1
C12 C22 . . . C j2 . . . Cn 2
. . . .
Adjoin dari matriks A ini adalah, adj A
. . . .
. . . .
C1n C2 n . . . C jn . . . Cnn
Jika kita kalikan matriks A dengan adj A maka diperoleh,
a11 a12 . . . a1n
C11 C21 . . . C j1 . . . Cn1
a 21 a22 . . . a2 n
. . . C12 C22 . . . Cj2 . . . Cn 2
. . . .
A ( adj A) . . .
a i1 ai 2 . . . ain . . . .
. . .
. . . .
. . . C1n C2 n . . . C jn . . . Cnn
a an 2 . . . a nn
n1
Komponen baris pertama kolom pertama dari hasil kali ini adalah,
a11C11 a12C12 . . . a1nC1n
Komponen baris pertama kolom kedua dari hasil kali ini adalah,
a11C21 a12 C22 . . . a1n C2 n
dan seterusnya. Secara umum komponen matriks hasil kali ini, yaitu komponen baris ke i
kolom ke j adalah,
ai1C j1 ai 2 C j 2 . . . ain C jn ()
Jika i = j, maka () merupakan ekspansi kofaktor dari det A sepanjang baris ke i dari
matriks A. Sebaliknya jika i j maka koefisien-koefisien a dan kofaktor-kofaktornya berasal
dari baris-baris matriks A yang berbeda, sehingga nilai dari () sama dengan nol. Karena itu
hasil kali matriks A dengan adj A adalah,
det A 0 . . . 0
0 det A . . . 0
A (adj A) . . .
. . .
0 0 . . . det A
1 0 . . . 0
0 1 . . . 0
det A . . . det A( I ) ()
. . .
0 0 . . . 1
Karena matriks A dapat dibalik, maka det A 0. Jadi persamaan () dapat dituliskan
sebagai,
1
det A
A (adj A) I
atau
DND
110
1
A adj A I
det A
Jika persamaan terakhir ini dikalikan dengan A1 akan diperoleh,
1
A 1 A adj A A1I
det A
Karena A1A = I dan A1 I = A1, maka didapatkan,
1 1
det A adj A A
atau
1
A1 adj A
det A
Untuk memperjelas pembuktiaan di atas, kita ambil matriks 3 x 3 seperti dalam contoh
berikut,
Contoh III.39
Tinjau matriks 3 x 3 berikut,
1 2 1
A 2 4 1
3 0 2
2 1 1 1 1 2
C21 = = 5 C22 = = 5 C23 = = 6
0 2 3 2 3 0
2 1 1 1 1 2
C31 = = 6 C32 = = 1 C33 = = 8
4 1 2 1 2 4
DND
111
1 2 1 8 4 6
A (adj A) 2 4 1 7 5 1
3 0 2
12 6 8
(1)( 8) ( 2 )( 7 ) (1)(12 ) (1)( 4 ) ( 2 )(5) (1)( 6) (1)( 6) ( 2 )(1) (1)(8)
( 2 )(8) ( 4 )( 7 ) (1)(12 ) ( 2 )( 4 ) ( 4 )(5) (1)( 6) ( 2 )( 6) ( 4 )(1) (1)(8)
( 3)(8) ( 0)( 7 ) ( 2 )(12 ) ( 3)( 4 ) ( 0)(5) ( 2 )( 6) ( 3)( 6) ( 0)(1) ( 2 )( 8)
34 0 0 1 0 0
0 34 0 34 0 1 0 det A ( I )
0 0 34
0 0 1
Dari hasil perkalian ini diperoleh bahwa A (adj A) = det A (I). Jika ruas kanan dan kiri
dikalikan dengan A1 maka diperoleh hasil seperti bukti di atas yaitu,
1
A 1 adj A
det A
Contoh III.40
Tentukanlah invers matriks A dalam contoh III.39 dengan menggunakan teorema III.8.
Jawab :
Matriks pada contoh III.39 adalah,
1 2 1
A 2 4 1
3 0 2
Untuk mengetahui kebenaran harga A1 ini, ujilah sendiri dengan menunjukkan bahwa
AA1 = I seperti yang telah diterangkan dalam bab II.
Contoh III.41
Diketahui matrik A sebagai berikut,
DND
112
1 3 0
A 2 6 4
1 0 2
Jawab :
a) Kofaktor-kofaktor matriks A adalah,
6 4 2 4 2 6
C11 12 C12 8 C13 6
0 2 1 2 1 0
3 0 1 0 1 3
C21 6 C22 2 C23 3
0 2 1 2 1 0
3 0 1 0 1 3
C31 12 C32 4 C32 0
6 4 2 4 2 6
12 6 12
Adjoin matriks A adalah, adj A 8 2 4
6 3 0
Ujilah sendiri kebenaran hasil penentuan A1 ini dengan menunjukkan bahwa A A1 = I.
Dari pembicaraan di atas dapat dilihat bahwa penentuan invers matriks dengan
menggunakan metoda yang dinyatakan dalam teorema III.8, agak sulit untuk matriks
berukuran lebih besar dari 3 x 3. Karena untuk metriks berukuran lebih besar dari 3 x 3 kita
harus menentukan lebih banyak lagi kofaktornya sebelum invers matriksnya dapat
ditentukan. Sebagai contoh, untuk matriks 4 x 4 kita harus menentukan 16 buah
kofaktornya sebelum dapat menentukan inversnya. Karena itu cara reduksi baris atau kolom
lebih mudah untuk digunakan mencari invers matriks yang berukuran lebih besar dari 3 x 3.
Walaupun demikian metoda mencari invers matriks seperti dinyatakan dalam teorema III.8
itu sangat berguna untuk menelaah sifat-sifat invers matriks tanpa harus menghitung
inversnya.
DND
113
Selain dapat digunakan untuk menentukan invers suatu matriks, determinan juga
dapat digunakan untuk memecahkan sistem persamaan linier dengan n bilangan tidak
diketahui dan n persamaan linier. Rumus untuk memecahkan sistem persamaan linier dengan
menggunakan determinan ini dinamakan aturan Cramer seperti yang dinyatakan dalam
teorema berikut.
Bukti :
Misalkan,
a11 a12 . . . a1n x1 b1
a21 a22 . . . a2 n x2 b2
. . . . .
A X B
. . . . .
. . . . .
an1 a n2 . . . a nn xn bn
Karena det A 0, maka menurut teorema III.7, matriks A mempunyai invers. Dari teorema
II.10 diperoleh bahwa sistem persamaan AX = B mempunyai pemecahan unik yaitu
X A1 B ()
Sedangkan dari teorema III.7 kita peroleh,
1
A 1 adj A ()
det A
Jika kita masukan harga A1 ini ke dalam persamaan () dan jika
C11 C21 . . . Cn1
C1n C2 n . . . Cn2
. . . .
adj A
. . . .
. . . .
C1n C2 n . . . Cnn
maka
DND
114
a11 b1 . . . a1n
a12 b2 . . . a2 n
. . .
A2 , det A2 b1C21 b2 C22 . . . + bn C2 n
. . . maka
. (ekspansi kofaktor sepanjang kolom kedua)
. .
a bn . . . a nn
n1
dan seterusnya sampai,
DND
115
a11 a12 . . . b1
a21 a22 . . . b2
. . .
An , det An b1C1n b2C2 n . . . + bn Cnn
. . . maka
(ekspansi kofaktor sepanjang kolom ke-n)
. . .
a n1 a n2 . . . bn
Selanjutnya masukan detA1, det A2, . . . , det An ke dalam persamaan (), akan
diperoleh,
det A1
x1 det A
det A2
x2 det A
. .
atau x det A1 , x det A2 , . . . , x det An
1 2 n
. . det A det A det A
. .
xn det An
det A
Contoh III.42
Carilah pemecahan sistem persamaan linier di bawah ini dengan menggunakan aturan
Komponen-komponen matriks B
Cramer.
2 x1 x2 2 x3 2
x1 10 x2 3x3 5
x1 x2 x 3 3
Jawab :
Dalam bentuk perkalian matriks, sistem persamaan linier ini dapat dituliskan sebagai AX = B
di mana,
2 1 2 x1 2
A 1 10 3 X x2 B 5
1 1 1
x3
3
DND
116
Tentukan determinan matriks-matriks A, A1, A2, dan A3 (akan ditentukan dengan cara
ekspansi kofaktor sepanjang baris pertama)
2 1 2
10 3 1 3 1 10
det A 1 10 3 2 ( 1) 2
1 1 1 1 1 1
1 1 1
= 2(5 9) 2(1 3) 2( 3 5) 8 4 4 0
2 1 2
10 5 1 5 1 10
det A3 1 10 5 2 ( 1) 2
1 3 1 3 1 1
1 1 3
Contoh III.43
Pecahkanlah sistem persamaan linier berikut dengan menggunakan aturan Cramer.
x1 2 x2 x4 4
2 x2 x3 x4 2
x1 x2 x3 x4 matriks
Komponen-komponen 1B
x2 2 x3 x4 1
Jawab :
Sistem persamaan linier di atas dapat dituliskan dalam bentuk perkalian matriks AX = B di
mana,
DND
117
1 2 0 1 x1 4
0 2 1 1 x2 2
A X B
1 1 1 1 x3 1
0 1 2 1
1
x4
1 2 4 1 1 2 0 4
0 2 2 1 0 2 1 2
A3 A4
1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1
0 1 2 1
Selanjutnya, hitunglah determinan-determinan matriks A, A1, A2, A3, dan A4 maka akan
diperoleh, (hitung sendiri determinan-determinan ini dengan memakai cara apa saja yang
saudara anggap paling mudah)
1 2 0 1
0 2 1 1
det A 192
1 1 1 1
0 1 2 1
4 2 0 1 1 4 0 1
2 2 1 1 0 2 1 1
det A1 384 det A2 192
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 2 1 0 1 2 1
1 2 4 1 1 2 0 4
0 2 2 1 0 2 1 2
det A3 0 det A4 0
1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 0 1 2 1
Berdasarkan aturan Cramer, maka pemecahan sistem persamaan linier di atas adalah,
det A1 384 det A2 192
x1 2, x2 1
det A 192 det A 192
det A3 0 det A3 0
x3 0, x4 0
det A 192 det A 192
I. LATIHAN III.4
1. Buktikanlah bahwa det A = det At untuk matriks-matriks berikut,
DND
118
3 1 2 4
5 1 8 2 0 3 1
(ii) A
(i) A 15 3 6 1 6 2 0
10 4 2
2 5 4 5
2. Hitunglah det(3A) dan det (5A) untuk matriks-matriks pada soal nomor 1.
3. Buktikanlah bahwa det (AB) = (det A)(det B) untuk matriks-matriks berikut,
2 1 0 1 1 3
A 3 4 0 B 7 1 2
0 0 2 5 0 1
5. Tentukanlah apakah matriks-matriks berikut mempunyai invers atau tidak, tanpa harus
menghitung inversnya terlebih dahulu. Jika mempunyai invers hitunglah determinan
inversnya.
1 7 0 2 1 4 7 2 1
(a) 3 6 7 (b) 1 1 2 (c) 7 2 1
0 8 1
3 1 6 3 6 6
3 4 7 2 2 1 1 3 4 1 0 2
2 6 1 3 4 6 2 3 3 6 1 2
(d) (e) (f)
1 0 0 0 1 0 5 0 1 7 5 0
2 8 3 4
5 0 0 5
8 3 0 4
Carilah,
a g d
1 1
(a). det (3A), (b) det (2A ), (c) det[(2A) ], (d) det b
h e
c i f
a) Determinannya,
b) Adjoinnya
c) Matriks inversnya dengan menggunakan hasil dari a dan b.
0 1 0 5 1 5 3 1 1
1 0 0 0 2 0 15 6 5
(i) (ii) (iii)
0 0 1
5 3 15
5 2 2
10. Pecahkanlah sistem-sistem persamaan linier di bawah ini dengan menggunakan aturan
Cramer dan eliminasi Gauss-Jordan. Metoda manakah yang paling singkat
perhitungannya ?.
(i) (ii) (iii)
x 2 y 3z 8 x y 2z 0 4 x 5y 2
2x y 4 z 7 3x y z 3
11x y 2z 3
y z 1 2 x 5y 3z 4 x 5y 2z 1
11. Pecahkanlah sistem-sistem persamaan linier di bawah ini dengan menggunakan aturan
Cramer.
(i) (ii)
3x y 7z 9w 4 4x y z w 6
x y 4z 4w 7 3x 7y z w 1
x 2z 3w 0 7x 3 y 5z 8w 3
2 x y 4z 6w 6 x y z 2w 3
12. Pecahkanlah sistem-sistem persamaan linier di bawah ini dengan menggunakan aturan
Cramer dan eliminasi Gauss-Jordan. Metoda manakah yang paling singkat
perhitungannya ?.
(i) (ii)
x1 2 x2 x3 2 x4 22 x1 x2 x3 4 x4 32
3x1 x3 5x4 37 x1 2 x2 9 x3 x4 14
x1 2 x2 3x4 13x1 x2 x3 x4 11
2 x1 4 x2 x3 6 x4 5 x1 x2 4 x3 2 x4 4
DND