Anda di halaman 1dari 48

KELOMPOK 2

1.
2.
3.

Hendy Fergus Atheri Hura (1506693084)


Ika Dwi Novitasari (1506693102)
Triyana Muliawati (146505342)

Magister Matematika Universitas Indonesia 2015

Rank baris dan rank kolom dari


2.6. sebuah matriks
2.7.

Rank dari sebuah matriks

Penerapan matriks pada sistem


2.8. persamaan linear
Sistem persamaan linear yang
2.9. solusinya bebas linear

RANK BARIS DAN RANK


KOLOM DARI SEBUAH
MATRIKS

2.6. RANK BARIS DAN RANK KOLOM


MATRIKS
Penerapan teori kebergantungan linear dan
kebebasan linear pada sekumpulan vektor di
himpunan baris dan kolom matriks.

2.6.1.Definisi
Jumlah maksimum dari himpunan baris yang
saling bebas linear pada sebuah matriks disebut
rank baris dan jumlah maksimum dari
himpunan kolom yang saling bebas linearnya
disebut rank kolom.

RANK BARIS
2.6.2. Teorema
Matriks ekuivalen baris memiliki jumlah rank
yang sama dengan rank baris..

Contoh:
Diberikan suatu matriks berikut:

Setelah dilakukan operasi baris dasar akan


didapatkan:

2.6.3. Teorema
Jika S adalah matriks non singular, maka rank
baris SA=rank baris A

2.6.4. Teorema
Rank baris dari

Contoh:
S=,

SA=

adalah r.

2.6.5. Teorema
Jika S adalah matriks non singular dan berorder n,
maka rank baris S=n.

Contoh:

S=
setelah dilakukan operasi baris dasar akan
diperoleh:

2.6.6. Teorema
Matriks ekuivalen kolom memiliki jumlah rank
yang sama dengan rank kolom.

2.6.7. Teorema
Jika T adalah matriks non singular, maka rank
kolom AT=rank kolom A


Contoh:
, T=,

AT=

RANK DARI SEBUAH


MATRIKS

2.7. RANK MATRIKS


Untuk berapapun dimensi suatu matriks, jumlah
maksimum dari baris yang saling bebas linear dan
jumlah maksimum dari kolom yang saling bebas
linear selalu sama.
2.7.1. Teorema
Rank baris dan rank kolom dari matriks memiliki
jumlah yang sama.

Contoh:

Setelah dilakukan operasi baris akan didapatkan:


2.7.2.
Definisi dan Notasi
Nilai dari rank baris dan rank kolom suatu
matriks A disebut rank dari A, dinotasikan
dengan (A) atau [A].

Contoh:
Maka (A) = 2.

2.7.3.
Teorema

Jika diberikan matriks A, maka matriks tersebut akan


ekuivalen ke sebuah unik canonical matriks C.

Contoh:
A=
dengan operasi baris dan
kolom elementer dapat dibentuk
matriks C sebagai berikut:
C=
Matriks C ini disebut matriks canonical.

2.7.4. Teorema
Dua matriks mxn ekuivalen jika dan hanya jika
memiliki rank yang sama.

Contoh:
A= , (A)=2

B= , (B)=2
A dan B ekuivalen, (A)=(B)=2


2.7.5.

Teorema
Rank dari matriks yang sudah diubah bentuknya menjadi
matriks segitiga atas sama dengan jumlah baris tak nol
pada matriks.

2.7.6. Teorema
Rank dari perkalian matriks-matriks tidak akan
melebihi rank dari masing-masing matriksnya.

Contoh:
A== , (B)=2
AB=,

2.7.7. Teorema
Rank dari penjumlahan matriks-matriks tidak
akan melebihi jumlah dari rank masingmasing faktor matriks.

Contoh:
A=, , B=,
A+B=, , 5

2.7.8. Teorema
Jika A dan B adalah dua matriks nxn, maka
(AB) (A)+ (B) n

Contoh:
A=, , B=, 3
AB=,
(AB) (A)+ (B) n
2 2+3 3

2.7.9. Definisi dan Notasi


Jika A adalah matriks bujur sangkar yang
berorder n dan rank-nya r, maka n-r adalah
nullitas dari A/ruang kosong dari atau
dinotasikan dengan v(A).

2.7.10. Sylvester Law dari Nullitas


Nullitas perkalian dua matriks bujur lebih besar
atau sama dengan nullitas dari masing-masing
faktor matriksnya dan penjumlahan dari kedua
faktor matriksnya lebih besar atau sama dengan
nullitas perkalian dua matriks.

Contoh:

Bentuk matriks eselon baris tereduksinya:

Nullitas dari A
v(A)=2

2.7.11. Corollary
Jika A dan B adalah matriks bujur sangkar
berorder n sedemikian sehingga AB=O, maka (A)
+ (B) n

A=, ,

B,

AB=
(A) + (B) n
1+1 2

PENERAPAN MATRIKS PADA


SISTEM PERSAMAAN
LINEAR

2.8. PENERAPAN MATRIKS


PADA SISTEM PERSAMAAN
LINEAR
2.8.1. Definisi dan Notasi
Sistem persamaan linear berikut ini:

dapat dinyatakan sebagai bentuk matriks


AX= C
dimana

Matriks [A|C] dinotasikan dengan


matriks yang diperbesar.
Contoh:
Diberikan sistem persamaan berikut,

Maka dapat dituliskan,

disebut

2.8.2. Teorema
Jika A adalah matriks non singular, sistem
persamaan linear AX=C akan mempunyai solusi
unik dimana

Contoh:
Selesaikan sistem persamaan linear berikut:

Penyelesaian:
Dari Teorema 2.2.13, telah diperoleh:

Sehingga, solusi dari sistem persamaan linear


tersebut adalah:

2.8.3. Definisi
Dua sistem persamaan linear dikatakan ekuivalen
jika setiap solusi pada masing-masing sistem
merupakan solusi pada sistem yang lain.

2.8.4. Teorema
Jika S adalah matriks non singular mxm, maka
sistem persamaan linear AX=C dan SAX=SC akan
ekuivalen.

2.8.5. Definisi
Sistem persamaan linear dikatakan konsisten jika
paling tidak punya satu solusi, jika sistem tidak
memiliki solusi maka sistem dikatakan inkonsisten.

2.8.6. Teorema
Sistem persamaan linear AX=C konsisten jika dan
hanya jika
,pada kasus ini biasanya r
yang tidak diketahui dinyatakan sebagai fungsi linear
dari c dan n-r variabel lain ditiadakan(dinyatakan
sebagai parameternya), sembarang nilai dapat
dimasukkan ke dalam parameternya.

Solusi Sistem Persamaan Linear

Contoh:
Selesaikan sistem persamaan linear berikut:

Penyelesaian:
Sistem tersebut dapat dinyatakan sebagai
persamaan matriks berikut:

dimana,
=

Dengan operasi elementer baris, akan


didapatkan bentuk matriks segitiga:

Dari bentuk tersebut, maka


Sistem persamaan linear konsisten.
Sistem ini akan ekuivalen dengan:

akan didapatkan:

Catatan:
Dua variabel
dan
dinyatakan sebagai
fungsi linear dari dua variabel yang ditiadakan
dan
(disebut parameter). Sembarang nilai
dapat dimasukkan ke dalam dua variabel tersebut

2.8.7. Definisi
Sistem persamaan linear AX=C dikatakan sistem
yang homogen jika C=0 dan non homogen jika
C0


2.8.8.

Teorema
Sistem persamaan linear homogen AX=O yang memiliki
solusi X=0 dikenal sebagai solusi trivial
2.8.9. Teorema
Sistem persamaan linear homogen AX=O, dimana A
berorder mxn, memiliki solusi non trivial jika dan
hanya jika rank A<n

2.8.10. Corollary
Sistem homogen , dimana adalah matriks bujur sangkar,
akan memiliki solusi non trivial jika dan hanya jika
matriks singular.

SISTEM PERSAMAAN
LINEAR YANG SOLUSINYA
BEBAS LINEAR

2.9. SISTEM PERSAMAAN LINEAR


YANG SOLUSINYA BEBAS LINEAR
2.9.1. Teorema
Sebuah sistem persamaan linear yang konsisten,
dengan order matriks mxn dan rank r akan tepat
memiliki n-r solusi yang saling bebas linear
jika sistemnya homogen dan tepat memiliki nr+1 solusi yang bebas linear jika sistemnya non
homogen.

Contoh:
Tentukan himpunan maksimum solusi yang
bebas linear dari sistem berikut:

Penyelesaian:
(dari sebelumnya telah didapatkan)

Dari penyelesaian dapat diketahui bahwa n=4


dan r=2, dimana jumlah maksimum solusi yang
saling bebas linearnya adalah n-r+1=3.
Dari penyelesaian sebelumnya dapat dituliskan

Sehingga,

Himpunan dari solusi yang bebas linear dapat


dinyatakan sebagai berikut:

2.9.2. Teorema
Rank dari perkalian dua matriks tidak melebihi
rank dari elemennya.

2.9.3. Teorema
Jika A dan B adalah matriks mxn dan nxp
sedemikian sehingga AB=O, maka (A) + (B) n

2.9.4. Definisi
Misalkan P dan Q adalah matriks mxn dan nxp,
(Q)=r, (PQ)=s. Maka (berdasarkan Teorema
2.9.2.), sr, dengan p-s p-r.
Sistem QX=O memiliki tepat p-r solusi yang saling
bebas linear, sebut saja
. Solusi ini juga
merupakan solusi pada sistem (PQ)X=O. Sistem
(PQ)X=O memiliki tepat p-s solusi yang saling
bebas linear. Untuk himpunan
maka
perluasannya akan menjadi (p-s)-(p-r)=r-s=t,
sebut saja sebagai vektor

Maka dapat disimpulkan bahwa


adalah
solusi yang saling bebas linear pada sistem
(PQ)X=O tetapi tidak pada sistem QX=O.
Biasanya dikatakan bahwa himpunan
adalah solusi extension(solusi perluasan)
dari sistem QX=O ke sistem (PQ)X=O

2.9.5. Lemma
Misalkan P dan Q adalah matriks mxn dan nxp,
dan adalah solusi extension dari QX=O ke
(PQ)X=O. Maka
akan saling bebas
linear.

2.9.6. The Frobenius Inequality


Jika A, B, C adalah matriks mxn, nxp, pxq, maka
(AB) + (BC) (B) + (ABC).

Referensi
Eves, Howard. (1968). Elementary Matrix Theory.
Boston: Allyn & Bacon, Inc

Terima kasih
Semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai