1.
2.
3.
2.6.1.Definisi
Jumlah maksimum dari himpunan baris yang
saling bebas linear pada sebuah matriks disebut
rank baris dan jumlah maksimum dari
himpunan kolom yang saling bebas linearnya
disebut rank kolom.
RANK BARIS
2.6.2. Teorema
Matriks ekuivalen baris memiliki jumlah rank
yang sama dengan rank baris..
Contoh:
Diberikan suatu matriks berikut:
2.6.3. Teorema
Jika S adalah matriks non singular, maka rank
baris SA=rank baris A
2.6.4. Teorema
Rank baris dari
Contoh:
S=,
SA=
adalah r.
2.6.5. Teorema
Jika S adalah matriks non singular dan berorder n,
maka rank baris S=n.
Contoh:
S=
setelah dilakukan operasi baris dasar akan
diperoleh:
2.6.6. Teorema
Matriks ekuivalen kolom memiliki jumlah rank
yang sama dengan rank kolom.
2.6.7. Teorema
Jika T adalah matriks non singular, maka rank
kolom AT=rank kolom A
Contoh:
, T=,
AT=
Contoh:
2.7.2.
Definisi dan Notasi
Nilai dari rank baris dan rank kolom suatu
matriks A disebut rank dari A, dinotasikan
dengan (A) atau [A].
Contoh:
Maka (A) = 2.
2.7.3.
Teorema
Contoh:
A=
dengan operasi baris dan
kolom elementer dapat dibentuk
matriks C sebagai berikut:
C=
Matriks C ini disebut matriks canonical.
2.7.4. Teorema
Dua matriks mxn ekuivalen jika dan hanya jika
memiliki rank yang sama.
Contoh:
A= , (A)=2
B= , (B)=2
A dan B ekuivalen, (A)=(B)=2
2.7.5.
Teorema
Rank dari matriks yang sudah diubah bentuknya menjadi
matriks segitiga atas sama dengan jumlah baris tak nol
pada matriks.
2.7.6. Teorema
Rank dari perkalian matriks-matriks tidak akan
melebihi rank dari masing-masing matriksnya.
Contoh:
A== , (B)=2
AB=,
2.7.7. Teorema
Rank dari penjumlahan matriks-matriks tidak
akan melebihi jumlah dari rank masingmasing faktor matriks.
Contoh:
A=, , B=,
A+B=, , 5
2.7.8. Teorema
Jika A dan B adalah dua matriks nxn, maka
(AB) (A)+ (B) n
Contoh:
A=, , B=, 3
AB=,
(AB) (A)+ (B) n
2 2+3 3
Contoh:
Nullitas dari A
v(A)=2
2.7.11. Corollary
Jika A dan B adalah matriks bujur sangkar
berorder n sedemikian sehingga AB=O, maka (A)
+ (B) n
A=, ,
B,
AB=
(A) + (B) n
1+1 2
disebut
2.8.2. Teorema
Jika A adalah matriks non singular, sistem
persamaan linear AX=C akan mempunyai solusi
unik dimana
Contoh:
Selesaikan sistem persamaan linear berikut:
Penyelesaian:
Dari Teorema 2.2.13, telah diperoleh:
2.8.3. Definisi
Dua sistem persamaan linear dikatakan ekuivalen
jika setiap solusi pada masing-masing sistem
merupakan solusi pada sistem yang lain.
2.8.4. Teorema
Jika S adalah matriks non singular mxm, maka
sistem persamaan linear AX=C dan SAX=SC akan
ekuivalen.
2.8.5. Definisi
Sistem persamaan linear dikatakan konsisten jika
paling tidak punya satu solusi, jika sistem tidak
memiliki solusi maka sistem dikatakan inkonsisten.
2.8.6. Teorema
Sistem persamaan linear AX=C konsisten jika dan
hanya jika
,pada kasus ini biasanya r
yang tidak diketahui dinyatakan sebagai fungsi linear
dari c dan n-r variabel lain ditiadakan(dinyatakan
sebagai parameternya), sembarang nilai dapat
dimasukkan ke dalam parameternya.
Contoh:
Selesaikan sistem persamaan linear berikut:
Penyelesaian:
Sistem tersebut dapat dinyatakan sebagai
persamaan matriks berikut:
dimana,
=
akan didapatkan:
Catatan:
Dua variabel
dan
dinyatakan sebagai
fungsi linear dari dua variabel yang ditiadakan
dan
(disebut parameter). Sembarang nilai
dapat dimasukkan ke dalam dua variabel tersebut
2.8.7. Definisi
Sistem persamaan linear AX=C dikatakan sistem
yang homogen jika C=0 dan non homogen jika
C0
2.8.8.
Teorema
Sistem persamaan linear homogen AX=O yang memiliki
solusi X=0 dikenal sebagai solusi trivial
2.8.9. Teorema
Sistem persamaan linear homogen AX=O, dimana A
berorder mxn, memiliki solusi non trivial jika dan
hanya jika rank A<n
2.8.10. Corollary
Sistem homogen , dimana adalah matriks bujur sangkar,
akan memiliki solusi non trivial jika dan hanya jika
matriks singular.
SISTEM PERSAMAAN
LINEAR YANG SOLUSINYA
BEBAS LINEAR
Contoh:
Tentukan himpunan maksimum solusi yang
bebas linear dari sistem berikut:
Penyelesaian:
(dari sebelumnya telah didapatkan)
Sehingga,
2.9.2. Teorema
Rank dari perkalian dua matriks tidak melebihi
rank dari elemennya.
2.9.3. Teorema
Jika A dan B adalah matriks mxn dan nxp
sedemikian sehingga AB=O, maka (A) + (B) n
2.9.4. Definisi
Misalkan P dan Q adalah matriks mxn dan nxp,
(Q)=r, (PQ)=s. Maka (berdasarkan Teorema
2.9.2.), sr, dengan p-s p-r.
Sistem QX=O memiliki tepat p-r solusi yang saling
bebas linear, sebut saja
. Solusi ini juga
merupakan solusi pada sistem (PQ)X=O. Sistem
(PQ)X=O memiliki tepat p-s solusi yang saling
bebas linear. Untuk himpunan
maka
perluasannya akan menjadi (p-s)-(p-r)=r-s=t,
sebut saja sebagai vektor
2.9.5. Lemma
Misalkan P dan Q adalah matriks mxn dan nxp,
dan adalah solusi extension dari QX=O ke
(PQ)X=O. Maka
akan saling bebas
linear.
Referensi
Eves, Howard. (1968). Elementary Matrix Theory.
Boston: Allyn & Bacon, Inc
Terima kasih
Semoga bermanfaat