Anda di halaman 1dari 6

ACARA 9

Pemahaman Kondisi Sosial

I. TUJUAN

1. Mahasiswa mampu untuk memahami kondisi sosial regional Indonesia untuk


mendukung pengembangan wilayah.
2. Mahasiswa mampu mengenal indikator-indikator perkembangan sosial.

II. ALAT DAN BAHAN

1. Peta Indonesia
2. Data jumlah kematian di Indonesia tahun 2010 dan 2012
3. Data jumlah kelahiran bayi di Indonesia tahun 2007 dan tahun 2012
4. Data angka harapan lama sekolah di Indonesia tahun 2016 dan 2017
5. Data persentase penduduk miskin di Indonesia tahun 2017
6. Data gini ratio di Indonesia tahun 2016 dan 2017
7. Data indeks pembangunan manusia di Indonesia tahun 2016 dan 2017
8. Alat tulis
9. Pensil warna
10. Data pendukung lain

III. TINJAUAN PUSTAKA

Kondisi sosial menggambarkan pembangunan manusia di tiap daerah yang


mempengaruhi kualitas Sumber Daya Manusia. Kualitas SDM akan berdampak
terahadap pengembangan suatu daerah. Definisi indikator untuk memahami kondisi
sosial di Indonesia sebagai berikut :

1. Pengertian Indikator-Indikator Perkembangan Sosial


 Adult Literacy Rate (ALR) adalah persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang
dapat membaca dan menulis dengan lancar.
 Angka Kematian Kasar didefinisikan sebagai banyaknya kematian pada tahun
tertentu, tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun.
 Angka Kelahiran Kasar didefinisikan sebagai banyaknya kelahiran hidup pada
suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun.
 Tingkat Kematian Bayi didefinisikan sebagai banyaknya kematian bayi pada tahun
tertentu per jumlah lahir hidup tiap 1000 penduduk.
 Tingkat Fertilitas Total didefinisikan sebagai jumlah kelahiran hidup laki-laki dan
perempuan tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir reproduksinya dengan
catatan:
a. Tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa
reproduksinya.
b. Tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode waktu tertentu
 HDI adalah ukuran perbandingan dari angka harapan hidup, melek huruf,
pendidikan, dan standar hidup untuk semua negara di seluruh dunia. Indikator
yang digunakan dalam HDI meliputi tiga dimensi dasar pembangunan manusia,
yaitu:
a. Hidup yang sehat dan panjang umur yang diukur dari angka harapan hidup saat
kelahiran.
b. Pengetahuan, yang diukur dengan angka tingkat baca tulis pada orang
dewasa dan kombinasi pendidikan (dasar, menengah, dan atas) serta
Gross Enrollment Ratio.
c. Standar kehidupan yang layak, diukur dengan GDP (Gross Domestic
Product=Produk Domestik Bruto) per kapita (ukuran dalam Dollar AS).
 Persentase penduduk miskin merupakan jumlah penduduk yang berada di bawah
standar minimal pendapatan dan di bawah standar hidup layak.
2. Kondisi Sosial Indonesia
Secara umum, terdapat ketimpangan sosial antara beberapa kawasan di
Indonesia. Ketimpangan tersebut dapat ditemukan dalam indeks indikator kondisi
sosial. Angka Buta huruf di Kawasan Barat Indonesia pada usia produktif rata-rata
hanya 1-1.5 % akan tetapi di bagian timur indoensia rata-rata mencapai 3-4 %,
bahkan angka buta huruf di Provinsi Papua mencapai 34 %. Angka Kematian Bayi di
kawasan barat lebih rendah dibandingkan kawasan timur, kasus di bagian barat hanya
30-40 kematian per 1000 kelahiran hidup akan tetapi di Bagian timur mencapai 50-60
kasus.
Angka Kematian Bayi tertinggi di Provinsi NTB dengan 81 kasus sedangkan
yang terendah di Provinsi DKI Jakarta. Indikator-indikator yang dibahas sebelumnya
mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia. Ketimpangan IPM terlihat dari rata-
rata indeks, di bagian barat sebagian besar provinsi IPM sudah melebihi angka 70
sedangkan di bagian timur banyak provinsi yang angka IPM masih dibawah 70. Hal
ini menunjukkan ketimpangan kondisi sosial di Indonesia.
Human Development Indeks (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia PM
menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam
memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM pertama kali
diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990 dan dipublikasikan secara berkala dalam
laporan tahunan Human Development Report (HDR). IPM dibentuk oleh 3 (tiga)
dimensi dasar : (a) Umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), (b)
Pengetahuan (knowledge), (c) Standar hidup layak (decent standard of living).
IPM memiliki beberapa manfaat bagi pelaksanaan pembangunan di suatu
negara, diantaranya adalah :
 IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam
upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).
 IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu
wilayah/negara.
 Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran
kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator
penentuan Dana Alokasi Umum (DAU).

IPM dalam perkembangannya mengalami perubahan-perubahan, diantaranya


yaitu perubahan pada indikator angka melek huruf pada metode lama diganti dengan
Angka Harapan Lama Sekolah, Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita diganti
dengan Produk Nasional Bruto (PNB) per kapita. Selain itu, metode penghitungan yang
digunakan juga mengalami perubahan yaitu metode agregasi diubah dari rata-rata
aritmatik menjadi rata-rata geometrik.

Berikut adalah proses perubahan metodologi IPM:

Penggunaan metode IPM terbaru memiliki keunggulan, yaitu: (a) Dengan


memasukkan rata-rata lama sekolah dan angka harapan lama sekolah, bisa didapatkan
gambaran yang lebih relevan dalam pendidikan dan perubahan yang terjadi. (b) PNB
menggantikan PDB karena lebih menggambarkan pendapatan masyarakat pada suatu
wilayah. Dengan menggunakan rata-rata geometrik dalam menyusun IPM dapat
diartikan bahwa capaian satu dimensi tidak dapat ditutupi oleh capaian di dimensi lain.
Artinya, untuk mewujudkan pembangunan manusia yang baik, ketiga dimensi harus
memperoleh perhatian yang sama besar karena sama pentingnya.
IV. LANGKAH KERJA

Menyiapkan alat dan bahan

Mengklasifikasikan data jumlah kematian dan kelahiran bayi, angka harapan lama sekolah,
persentase penduduk miskin, gini ratio, indeks pembangunan manusia ke dalam kelas rendah,
sedang, dan tinggi

Memasukkan data dan hasil klasifikasi ke dalam tabel

Membuat grafik sesuai data jumlah kematian dan Membuat regionalisasi indeks
kelahiran bayi, angka harapan lama sekolah, pembangunan manusia pada peta sesuai
persentase penduduk miskin, gini ratio dan indeks hasil klasifikasi
pembangunan manusia yang sudah diklasifikasikan
Peta indeks pembangunan
manusia tahun 2017
Tabel dan grafik jumlah kematian dan
kelahiran bayi, angka harapan lama sekolah,
persentase penduduk miskin, gini ratio dan
indeks pembangunan manusia

Input : Proses : Output:

V. HASIL PRAKTIKUM

1. Tabel dan grafik Jumlah Kematian Bayi Per Provinsi di Indonesia Tahun 2010 dan
2012 (Terlampir)
2. Tabel dan grafik Jumlah Kelahiran Per Provinsi di Indonesia Tahun 2007 dan 2012
(menggunakan 3 kelas saja) (Terlampir)
3. Tabel dan grafik Angka Harapan Lama Sekolah Per Provinsi di Indonesia Tahun
2016 dan 2017 (Terlampir)
4. Grafik dan Klasifikasi Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi Tahun 2017
(Terlampir)
5. Grafik dan Klasifikasi Gini Ratio Per Provinsi di Indonesia Tahun 2016 dan 2017
(Terlampir)
6. Tabel dan Grafik Indeks Pembangunan Manusia Per Provinsi di Indonesia Tahun
2016 dan 2017 (Terlampir)
7. Peta Indeks Pembangunan Manusia Per Provinsi di Indonesia Tahun 2016 dan 2017
(Terlampir)
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2014. Indeks Pembangunan Manusia. Diakses oleh Revia AP tanggal 10
November 2018 pukul 10.54 WIB dalam
https://www.academia.edu/24416272/INDEKS_PEMBANGUNAN_MANUSIA
BPS Provinsi D.I. Yogyakarta. 2016. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Angka 2016.
Yogyakarta: Badan Pusat Statistik Provinsi D. I. Yogyakarta.
Erlis Saputra dan Agung Satriyo N. 2013. Bahan Ajar Praktikum Geeografi Regional Indonesia.
Tim Asisten Praktikum GRI UGM. 2018. Modul Praktikum GRI Pemahaman Kondisi Sosial.
PEMBAHASAN

KESIMPULAN

1. .

Anda mungkin juga menyukai