Disusun :
Richa Agustine Sundoko, S.KM 101714453039
Rohmah Alfi Yafira Lukman, S.KM 101714453052
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk menyelesaikan
makalah ini Alhamdulillahhirobil’alamin, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT.
Atas limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Manajemen Sumber Daya Manusia untuk memenuhi tugas dengan tema Perencanaan Sumber
Daya Manusia dan Job Design. Kami mengakui bahwa sebagai manusia biasa memiliki
banyak keterbatasan dalam segala hal. Oleh karena itu, tidak ada hal yang dapat diselesaikan
dengan sangat baik dan sempurna.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk
menambah wawasan tentang Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Job Design yang
mencerminkan karakteristik dari suatu organisasi atau kantor tempat bekerja.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga Allah SWT selalu menuntun kita menuju jalan
yang benar.
Wasalammualaikum Wr. Wb
Penyusun
10 | M a n a j e m e n S u m b e r D a y a M a n u s i a
Tahapan perencanaan SDM menurut Mathins (2010:148) adalah sebagaimana gambar
berikut:
11 | M a n a j e m e n S u m b e r D a y a M a n u s i a
c. Mempertimbangkan perubahan kekuatan pekerja, berupa kematangan kekuatan
pekerja, pertumbuhan perbedaan dalam keluatan pekerja, pekerja perempuan dan
keseimbangan pekerjaan, ketersediaan kontingen pekerja dan kemungkinan
outsourcing.
2. Assessing the external workforce
a. Audit pekerjaan masa sekarang dan masa depan, analisis komprehensif dari
pekerjaan yang tersedia sebagai dasar memperkirakan perkiraan pekerjaan apa
yang dibutuhkan di masa depan.
b. Inventaris karyawan dan kemampuan organisasi, berupa demograsi karyawan
individual (umur, masa kerja, waktu pekerjaan sekarang), progress karir individual
(level pendidikan dan pekerjaanm waktu di tiap pekerjaan, promosi dan dan
perubahan pekerjaan, gaji) dan data performa individu (prestasi kerja, peningkatan
keterampilan, dan hubungan pekerjaan)
3. Forecasting human resources supply and demand
Metode forecasting:
a. Judgmental methods
Estimates, dapat berupa top down atau bottom up, pertanyaan berupa berapa
banyak orang yang dibutuhkan tahun depan?
The rule of thumb, metode yang menggantungkan pada petunjuk umum terhadap
situasi yang khusus dalam organisasi
The Delphi technique, menggunakan input berdsarkan opini tim ahli dalam
organisasi terhadap perkiraan situasi yang tampak. Opini tim ahli ini kemudian
dikembangkan dan dikembalikan kepada orang tim sebagai opini lain. Proses
tersebut diulang beberapa kali hingga tim ahli setuju dengan opini tersebut.
Pendekatan ini biasanya digunakan untuk memperkirakan efek dari teknologi
terhadap manajemen SDM dan kebutuhan staf.
Nominal groups, tim ahli saling bertemu, ide mereka disampaiakan ecara
independen, kemudian didiskusikan dalam grup dan dikompilasikan sebagai
sebuah hasil bersama.
b. Mathematical methods
Statistical regression analysis
Simulation models
Productivity ratios
12 | M a n a j e m e n S u m b e r D a y a M a n u s i a
Staffing ratios
Dalam implementasinya, kegiatan forecasting dapat berupa kombinasi dari kedua metode
diatas. Perkiraan SDM seharusnya terdiri atas 3 periode: jangka pendek biasanya 6 bulan
hingga setahun, jangka menengah (satu hingga tiga tahun kedepan) dan jangka panjang
(diatas 3 tahun).
13 | M a n a j e m e n S u m b e r D a y a M a n u s i a
BAB II
Job Design
A. Pengertian Job Design
Desain pekerjaan menetapkan isi, metode dan hubungan pekerjaan agar dapat
memenuhi persyaratan bekerja lebih produktif, efisien dan kualitas, memenuhi kebutuhan
pribadi pemegang pekerjaan dan dengan demikian meningkatkan tingkat kerjasama
karyawan. Proses yang berdasarkan analisa dimana pekerjaan perlu diorganisir dan
pekerjaan yang harus selesai – tugas-tugas yang harus dilakukan agar tujuan organisasi
atau unit organisasi tercapai.
Tempat dimana teknik atau proses perencanaan dan sistem analisis ini digunakan
untuk mencapai peningkatan kinerja organisasi. Membedakan antara efisien dan efektif.
Metode efisien dapat memaksimalkan (output) keluaran dalam kaitannya dengan input
dalam jangka pendek, tapi memugkinkan tidak dapat menjadi efektif dalam jangka
panjang yang gagal untuk mencapai keseluruhan kegiatan tujuan. Mengejar efisiensi
jangka pendek dengan memberlakukan ketingkatan maksimum tugas spesialisasi jangka
panjang dapat menurunkan efektifitas untuk penurunan pangkat pemegang pekerjaan dan
meningkatkan turnover karyawan.
Dalam sebuah organisasi tentu mempunyai tujuan yang akan diwujudkan
bersama. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kerja sama antar anggota. Harus ada
nya pembagian tugas sesuai dengan masing-masing kapasitas seseorang agar dapat secara
bersamaan mewujudkan tujuan dari sebuah organisasi tersebut. Oleh karena itu
kepedulian dalam mengatur dan mengelola tugas bagi para pemimpin sebuah organisasi
sangat diharapkan. Dalam melakukan rancang-bangun pekerjaan (job design) secara
benar akan menyempurnakan usaha pencapaian anggota dan produktivitas organisasi.
Job designadalah pengorgnisasian tugas, wewenang, tanggung jawab dan elemen
lainnya ke dalam suatu unit pekerjaan yang produktif (Mathins, 2010:145).
Job designadalah menetapkan isi, metode dan keterkaitan dalam pekerjaan dalam
rangkamemenuhi persyaratan tugas untuk mencapai produktivitas, efisiensidan kualitas,
memenuhi kebutuhan personal karyawan dan meningkatkan level keterlibatan karyawan
(Amstrong, 2009:467)
Perancangan pekerjaan (job design) adalah proses menentukan tugas tugas spesifik
untuk dikerjakan, metode-metode yang dipakai dalam menjalanakn tugas-tugas tersebut,
dan cara pekerjaan yang bersangkutan berhubungan dengan pekerjaan lain dalam
organisasi (Mondy, 2008)
14 | M a n a j e m e n S u m b e r D a y a M a n u s i a
B. Tujuan Job Design
Desain pekerjaan mutlak dimiliki oleh setiap perusahaan karena dalam desain
pekerjaan yang dilakukan adalah merakit sejumlah tugas menjadi sebuah pekerjaan agar
pekerjaan yang dilakukan menjadi terarah dan jelas. Menurut (Sunarto, 2005) desain
pekerjaan memiliki tujuan agar :
1. Efisiensi operasional, produktifitas dan kualitas pelayanan menjadi optimal.
2. Fleksibilitas dan kemampuan melaksanakan proses kerja secara horizontal dan
hirarki.
3. Minat, tantangan, dan prestasi menjadi optimal.
4. Tanggung jawab tim ditetapkan sedemikian rupa, sehingga bisa meningkatkan
kerja sama dan efektifitas tim.
5. Integrasi kebutuhan individu karyawan dengan kebutuhan organisasi
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Job Design
Amstrong (2009) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi Job Design
adalah:
1. Karakteristik pekerjaan, yaitu job range (jumlah operasi yang ditunjukkan oleh
pekerja untuk menyelesaikan tugasnya), job depth (sejumlah keleluasaan yang
dilakukan pekerja untuk memutuskan aktivitas kerja dan hasil dari pekerjaan), dan
job relationship (hubungan interpersonal diantara pekerja dengan manajer maupun
coordinator pekerja
2. Struktur pekerjaan
Struktur internal pekerjaan terdiri dari 3 elemen : perencanaan (keputusan
tindakan, waktu dan sumber daya yang dibutuhkan), implementasi dari
perencanan, dan control (monitoring performa dan progress dan melakukan
perubahan tindakan jika diperlukan). Pekerja, kumpulan pekerja mengetahui
tujuan hasil, kualitas dan target biaya, memutuskan bagaimana pekerjaan
dilakukan, mengumpulkan sumber daya, menampilkan pekerjaan dan memonitor
output, kualitas dan baiaya standar. Tanggung jawab pekerjaan diukur dengan
jumlah kewenangan seseorang untuk melakukan hal-hal tersebut.
3. Motivasi intrinsik
Karakteristik yang dibutuhkan dalam sebuah pekerjaan agar melahirkan motivasi
intrinsic, yaitu feedback (setiap karyawan harus mendapatkan masukan tentang
kinerjanya), pekerjaan harus dipersepsepsikan oleh karyawan sebagai
membutuhkan kemampuan mereka dalam mencapai hasil yang efektif, karyawan
15 | M a n a j e m e n S u m b e r D a y a M a n u s i a
harus mersa bahwa mereka memiliki memiliki hak untuk menyusun tujuan sendiri
dan menajdi bagian dalam tujuan organisasi.
4. Model karakteristik pekerjaan, berupa variasi pekerjaan, otonomi, hubungan
interaksi, hubungan opsional, pengetahuan dan skill yang dibutuhkan, tanggung
jawab.
5. Dampak dari aktivitas grup
D. Metode Job Design
Beberapa metode dalam job design adalah sebagai berikut:
1. Job Rotation
Job Rotation adalah perputaran karyawan dari satu tugas ke tugas lain
untuk mengurangi kebosanan dengan meningkatkan variasi (Amstrong,
2009:472). Menurut Mathins (2010:118) job rotation adalah sebuah teknik yang
digunakan untuk mengurangi kebosanan dengan cara memindahkan karyawan
dari satu tugas ke tugas lain. Keuntungan yang diperoleh adalah mengembangkan
kemampuan karyawan dalam melakukan pekerjaan yang berbeda.
2. Job Enlargement
Adalah menggabungkan tugas-tugas menjadi satu pekerjaan, yang
brtujuan untuk meningkatkan variasi dan makna dari pekerjaan yang berulang
(Amstrong, 2009:472). Menurut Mathins (2010:118) job enlargement
adalahteknik perluasan pekerjaan dengan menambah jumlah tugas yang harus
dilakukan.
3. Job Enrichment
Job enrichment adalah menambah otonomi dan tanggung jawab
pekerjaan kepada karyawan. Bertujuan untuk memaksimalkan ketertarikan dan
tantangan dalam pekerjaan dengan menyediakan kesempatan berupa: pekerja
dapat mengidentifikasi rangkaian tugas hingga menghasilkan produk akhir,
memberikan banyak variasi tugas pada karyawan, tanggung jawab mengambil
keputusan dan melakukan control dalam pekerjaannya, memberikan feedback
langsung terhadap pekerjaannya dan seberapa baik karyawan dalam
menyelesaikan pekerjaannya (Amstrong, 2009:472).
Menurut Mathins (2010:118), job enrichment adalah meningkatkan
makna pekerjaan dengan menambah tanggung jawab terhadap perencanaan,
control dan evaluasi pekerjaan. Contoh yaitu memberikan sebuah pekerjaan
sepenuhnya pada karyawan, bukan hanya bagian kecil dari pekerjaan itu sendiri,
16 | M a n a j e m e n S u m b e r D a y a M a n u s i a
memberikan kesempatan karyawan agar lebih fleksibel dalam melakukan
pekerjaan sebagaimana dibutuhkan, meningkatkan tanggung jawab karyawan
dalam bekerja dengan mengurangi control dari luar, memperluas tugas karyawan
untuk melakukan tugas baru dan mengembangkan area khusus sesuai dengan
keahliannya, memberikan laporan feedback secara langsung kepada karyawan
selain ke manajemen.
4. Job sharing, yaitu 2 karyawan yang bekerja dalam satu pekerjaan. sebagai contoh
RS memiliki dua orang tenaga radiologi dalam satu pekerjaan, dan setiap orang
bekerja setiap satu minggu sekali. Kunci sukses job sharing adalah kedua orang
tersebut harus bekerja secara efektif bersama-sama dan setiap orang harus
kompeten sesuai dengan persyaratan pekerjaan (Mathins, 2010:118).
5. Self-managing teams (autonomous work groups)yaitu berupa memperluas
pekerjaan setiap individu dalam tim dengan menambah keahlian, memutuskan
metode kerja dan perencanaan, membuat jadwal dan mengontrol pekerjaan,
mendisitribusikan pekerjaan diantara anggota sendiri dan memonitor pekerjaan
mereka sendiri, melakukan koreksi ketika diperlukan (Amstrong, 2009:472).
6. High-performance work design, menekankan grup untuk mencapai level terbaik
yang harus ditampilkan. Membutuhkan banyak skill yag baik sehingga perlu
diikuti dengan banyak dorongan dan pelatihan. Tim yang diberikan tanggung
jawab penuh dalam perencanaan, control dan monitoring pekerjaan (Amstrong,
2009:473).
17 | M a n a j e m e n S u m b e r D a y a M a n u s i a
BAB III
Lesson learn di DinasKesehatanKabupatenSitubondo
A. Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo :
1. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat dan kemitraan
dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
18 | M a n a j e m e n S u m b e r D a y a M a n u s i a
C. Tupoksi Seksi PSDM
(1) Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan sebagaimana dimaksud mempunyai tugas
melaksanakan menyiapkan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional,
bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang
Sumber Daya Manusia Kesehatan
(2) Dalam melaksanakan tugas, Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan
menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan program perencanaan, pengadaan, pendayagunaan dan
pengembangan sumber daya manusia kesehatan;
b. penyusunan rumusan dan pelaksanaan kebijakan tentang program perencanaan,
pengadaan, pendayagunaan dan pengembangan sumber daya manusia kesehatan;
c. pelaksanaan kebijakan program perencanaan, pengadaan, pendayagunaan dan
pengembangan sumber daya manusia kesehatan;
d. pelaksanaan sosialisasi kebijakan, pedoman umum, petunjuk pelaksanaan,
petunjuk teknis serta prosedur tetap program perencanaan, pengadaan,
pendayagunaan dan pengembangan sumber daya manusia kesehatan;
e. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi program perencanaan, pengadaan,
pendayagunaan dan pengembangan sumber daya manusia kesehatan;
f. pelaksanaan koordinasi tentang perencanaan, pengadaan, pendayagunaan dan
pengembangan sumber daya manusia kesehatan;
g. penyusunan peta sumberdaya manusia kesehatan;
h. pelaksanaan pemantauan, pengawasaan, pembinaan, evaluasi, dan pelaporan
bidang perencanaan, pengadaan, pendayagunaan dan pengembangan sumber daya
manusia kesehatan;
i. pelaksanaan penilaian angka kredit jabatan fungsional rumpun kesehatan;
j. pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja dalam rangka penyusunan
formasi pegawai);
k. pelaksanaan ketatausahaan;
l. pelaporan pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan; dan
m. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Sumber
Daya Kesehatan sesusi dengan tugas dan fungsinya.
19 | M a n a j e m e n S u m b e r D a y a M a n u s i a
D. Proses Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Job Design di Dinas Kesehatan
Perencanaan SDM di Dinas Kesehatan berada dibawah Seksi Pengembangan SDM bidang
PSDK, yang memiliki tanggung jawab terhadap program perencanaan, pengadaan,
pendayagunaan dan pengembangan sumber daya manusia kesehatan.
Pengelolaan SDM kesehatan diatur melalui Peraturan Bupati nomor 1 tahun 2016 tentang
Manajemen SDM Kesehatan.
a. Tujuan Perbup
(1) Menyusun dan menetapkan SDMK di institusi kesehatan Pemerintah Daerah
sesuai dengan perhitungan kebutuhan;
(2) mendayagunakan, mengembangkan, mengevaluasi kinerja, melakukan
pembinaan dan pengawasan mutu SDMK sesuai dengan kewenangan
Pemerintah Daerah;
(3) memberikan perlindungan hukum terhadap SDMK pada institusi di lingkungan
Pemerintah Daerah, swasta/perorangan dan BLUD;
(4) Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi masyarakat melalui
penguatan sistem manajemen SDMK di Kabupaten Situbondo
b. Ruang lingkup Perbup
(1) SDMK yang bekerja pada institusi kesehatan Pemerintah Daerah; dan
20 | M a n a j e m e n S u m b e r D a y a M a n u s i a
(2) SDMK yang bekerja pada institusi kesehatanswasta/perorangan dan BLUD
c. Manajemen SDMK dalam Perbup
(1) Perencanaan;
Penyusunan kebutuhan berdasarkan jenis, kualifikasi dan jumlah SDMK
dengan melihat pada:
hasil analisis jabatan dan hasil analisis beban kerja;
peta jabatan di masing-masing institusi yang menggambarkan jumlah
kebutuhan SDMK untuk setiap jenjang jabatan; dan
ketersediaan SDMK untuk jenis dan jenjang jabatan
Penyusunan rincian kebutuhan dilakukan dibawah koordinasi Tim Perencana
Kebutuhan SDMK Kabupaten Situbondo yang ditetapkan dengan Surat
Keputusan Bupati
(2) Pengadaan;
Pengadaan SDMK merupakan kegiatan untuk mengisi kebutuhan tenaga
kesehatan dan tenaga penunjang/pendukung kesehatan, yang dilakukan
melalui tahapan pengumuman lowongan, seleksi, pengumuman hasil seleksi,
orientasi dan pengangkatan
(3) Pendayagunaan;
Pendayagunaan SDMK dilakukan dengan memperhatikan:
jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat;
jumlah sarana pelayanan kesehatan;
jumlah SDMK sesuai dengan beban kerja pelayanan kesehatan yang ada;
dan
Kompetensi SDMK yang dibutuhkan
Pendayagunaan SDMK digunakan sebagai dasar pemerataan SDMK, yang
dilaksanakan melalui distribusi dan redistribusi SDMK
(4) Pengembangan;
Pengembangan SDMK yang berstatus PNS meliputi pengembangan
kompetensi, pengembangan karier, pola karier, promosi, dan mutasi yang
diselenggarakan berdasarkan prinsip sistem merit. Sistem Merit adalah
kebijakan dan manajemen Sumber Daya Manusia yang berdasarkan pada
kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa
21 | M a n a j e m e n S u m b e r D a y a M a n u s i a
membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis
kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan
(5) Penilaian Kinerja;
Evaluasi terhadap SDMK yang berstatus PNS dilakukan secara berkala guna
pengembangan kompetensi teknis, kompetensi manajerial, kompetensi sosial
kultural dan/atau kompetensi fungsional untuk menilai kesesuaian antara
kebutuhan kompetensi dari SDMK dengan standar kompetensi jabatan dan
pengembangan karier
(6) Kesejahteraan, Jaminan dan Perlindungan; dan
Kesejahteraan SDMK yang berstatus PNS meliputi gaji, tunjangan dan
fasilitas yang diatur sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.
Kesejahteraan SDMK yang berstatus PPPK meliputi gaji dan tunjangan
yang diatur sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan
(7) Pembinaan dan pengawasan.
Pembinaan dan pengawasan dilakukan oleh Dinas Kesehatan dengan
berkoordinasi dengan Organisasi Profesi dan masyarakat
E. Mengukur kekuatan pekerja eksternal : belum dilakukan. Dinas Kesehatan merupakan
organisasi pemerintah, sehingga factor luar seperti informasi tentang ekonomi, politik,
competitor dan kebijakan pemerintah belum didata dengan baik.
F. Mengukur kekuatan internal :
a. Melakukan database SDM kesehatan berdasarkan jenisnya, seperti yang dimunculkan
dalam Profil Dinas Kesehatan setiap tahunnya
b. Menyusun perencanaan SDM berdasarkan data SDM yang disusun di aplikasi renbut
SDMK dan SI SDMK
G. Melakukan perkiraan kebutuhan karyawan :menyusun perencanaan tenaga di puskesmas
berdasarkan Permenkes 75 tahun 2014 , sementara perencanaan tenaga di Dinkes dalah
berdasarkan perhitungan Analisis Beban Kerja yang dibuat oleh masing-masing bidang di
Dinkes. Namun dalam perhitungan ABK, masih bersifat subyektif.
H. Proses Job Design Di Dinas Kesehatan
a. Job rotation
Rotasi karyawan di Dinkes baru dilakukan sebanyak 2 kali dalam kurun waktu 11
tahun. Rotasi tersbut dilakukan berdasarkan perubahan struktur organisasi, dan hanya
mengenai sebagian kecil orang, sehingga tujuan utama rotasi untuk mengurangi
22 | M a n a j e m e n S u m b e r D a y a M a n u s i a
monotn dalam bekerja tidak dirasakan oleh sebagian besar karyawan. Pada kssu
tertentu, rotasi dilakukan atas permintaan karyawan yang merasa tidak mampu atau
tidak betah di tempat yang lama.
b. Job enlargement
Perluasan kerja dilakukan ketika:
c. Membentuk Rumah Pemulihan Gizi
Petugas gizi yang melaksanakan program gizi di Dinas Kesehatan, juga mendapat
tanggung jawab mengurusi pelayanan gizi RPG
d. Membentuk tim publikasi Dinkes
Menunjuk karyawan bagian umum yang mengurusi administrasi, juga sebagai tim
publikasi, yang bertugas mendokumentasikan dan mempublikasikan setiap kegiatan
Dinas Kesehatan di media sosial
e. Job enrichment
Salah satu puskesmas di Kabupaten Situbondo memiliki program inovasi berupa
penanganan ODGJ. bentuk kegiatan diantanya yaitu tim buser pencarian ODGJ,
perawatan dan penanganan ODGJ, dan pembebasan ODGJ yang dipasung. Untuk
menlaksanakan kegiatan tersebut, seorang dokter fungsional dikirim pelatihan dalam
rangka manajemen ODGJ, dan memiliki tugas sebagai penanggung jawab program
inovasi puskesmas tersebut. Dokter tersebut berperan sebagai coordinator dalam
perencanaan, implementasi dan control, memberikan informasi dan masukan kepada
kepala puskesmas dalam pengelolaan program inovasi.
I. SI SDMK dan APLIKASI RENBUT SDMK
Dalam menyusun perencanaan SDMK, Dinas Kesehatan memanfaatkan aplikasi Renbut
SDMK dan SI SDMK. Renbut SDMK adalah aplikasi yang disusun untuk perencanaan
kebutuhan tenaga kesehatan. Aplikasi tersebut disusun oleh Kementrian Kesehatan RI
23 | M a n a j e m e n S u m b e r D a y a M a n u s i a
24 | M a n a j e m e n S u m b e r D a y a M a n u s i a
25 | M a n a j e m e n S u m b e r D a y a M a n u s i a
SI (Sistem Informasi) SDMK adalah system informasi yang disusun untuk menyimpan
data kepegawaian seluruh SDM kesehatan di Kabupaten Situbondo, yang sangat berguna
dalam manajemen data SDMK Dinas Kesehatan.
26 | M a n a j e m e n S u m b e r D a y a M a n u s i a
27 | M a n a j e m e n S u m b e r D a y a M a n u s i a
28 | M a n a j e m e n S u m b e r D a y a M a n u s i a
29 | M a n a j e m e n S u m b e r D a y a M a n u s i a
30 | M a n a j e m e n S u m b e r D a y a M a n u s i a
DAFTAR PUSTAKA
1. Amstrong Michael, 2009, Armstrong’s Handbook of Human Resource Management
Practice 11th Edition, London and Philadelphia: Kogan Page
2. Dessler Gary, 2003, Human Resource Management 13th Edition, Boston: PEARSON
3. Gomes, Faustino Cardoso, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: ANDI
4. Handoko, T Hani, 1997, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta:
BDFE
5. Hariandja, Marihot Tua Efendi, 2007 Manajemen Sumber Daya Manusia: Pengadaan,
Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai, Jakarta:
Grasindo
6. Hasibuan, Malayu SP, 2010, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi, Jakarta:
PT. Bumi Aksara
7. Mathis L Robert, Jackson H John, 2010, Human Resource Management 13th Edition,
Australia: South Western
8. Mondy, Wayne, 2016, Human Resource Management 4th Edition, Boston: PEARSON
9. Yani. M, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Mitra Wacana Media
31 | M a n a j e m e n S u m b e r D a y a M a n u s i a