· Prainteraksi
• Eksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan sendiri
• Analisa kekuatan-kelemahan profesional
• Dapatkan data tentang klien jika mungkin
• Rencanakan pertemuan pertama
Orientasi
• Tentukan alasan klien minta pertolongan
• Bina rasa percaya, penerimaan dan komunikasi terbuka
• Rumuskan kontrak pertama
• Eksplorasi pikiran, perasaan dan perilaku klien
• Identifikasi masalah klien
• Rumuskan tujuan dengan klien
FASE ORIENTASI
Fase ini dimulai pada saat pertemuan pertama dengan klien. Hal
utama yang perlu dikaji adalah alasan klien minta pertolongan yang akan
mempengaruhi terbinanya hubungan perawat-klien.
Dalam memulai hubungan, tugas utama perawat adalah membina
rasa percaya, penerimaan dan pengertian, komunikasi yang terbuka dan
perumusan kontrak dengan klien. Elemen-elemen kontrak (lihat Tabel 3)
perlu diuraikan dengan jelas kepada klien sehingga kerjasama dapat
dilakukan secara optimal. Diharapkan klien berperan serta secara penuh
dalam kontrak, tetapi pada kondisi tertentu misalnya pada klien dengan
gangguan realitas, maka kontrak dilakukan sepihak dan perawat perlu
mengulang kontrak jika kontak relitas klien meningkat.
Tugas perawat adalah mengeksplorasi pikiran, perasaan, perbuatan
klien dan mengidentifikasi masalah serta merumuskan tujuan bersama
klien.
Elemen Kontrak Perawat-Klien Pada tahap Orientasi
• Nama individu (perawat dan klien)
• Peran perawat dan klien
• Tanggung jawab perawat dan klien
• Tujuan hubungan
• Tempat pertemuan
• Waktu pertemuan
• Situasi terminasi
• Kerahasiaan
FASE KERJA
Pada fase kerja perawat dan klien mengeksplorasi stressor yang
tepat dan mendorong perkembangan kesadaran diri dengan
menghubungkan persepsi, pikiran, perasaan dan perbuatan klien.
Perawat membantu klien mengatasi kecemasan, meningkatkan
kemandirian dan tanggung jawab diri sendiri serta mengembangkan
mekanisme koping yang konstruktif. Perubahan perilaku maladaptif
menjadi adaptif merupakan fokus fase ini.
FASE TERMINASI
Terminasi merupakan fase yang sangat sulit dan penting dari
hubungan terapeutik. Rasa percaya dan hubungan intim yang terapeutik
sudah terbina dan berada pada tingkat optimal. Keduanya (perawat dan
klien) akan merasakan kehilangan. Terminasi dapat terjadi pada saat
perawat mengakhiri tugas pada unit tertentu atau klien pulang.
Apapun alasan terminasi, tugas perawat pada fase ini adalah
menghadapi realitas perpisahan yang tidak dapat diingkari. Klien dan
perawat bersama-sama meninjau kembali proses keperawatan yang telah
dilalui dan pencapaian tujuan. Perasaan marah, sedih, penolakan perlu
dieksplorasi dan diekspresikan.
Fase terminasi harus diatasi dengan memakai konsep proses
kehilangan. Proses terminasi yang sehat akan memberi pengalaman
positif dalam membantu klien mengembangkan koping untuk
perpisahan. Reaksi klien dalam menghadapi terminasi dapat bermacam
cara. Klien mungkin mengingkari perpisahan atau mengingkari manfaat
hubungan. Klien dapat mengekspresikan perasaan marah dan
bermusuhannya dengan tidak menghadiri pertemuan atau bicara yang
dangkal. Terminasi mendadak dan tanpa persiapan mungkin
dipersepsikan klien sebagai penolakan atau perilaku klien kembali pada
perilaku sebelumnya dengan harapan perawat tidak akan mengakhiri
hubungan kerena klien masih memerlukan bantuan.
Kesimpulan
· Kemampuan menerapkan teknik komunikasi terapeutik memerlukan
latihan dan kepekaan serta ketajaman perasaan, karena komunikasi
terjadi tidak dalam kemampuan tetapi dalam dimensi nilai, waktu dan
ruang yang turut mempengaruhi keberhasilan komunikasi yang terlihat
melalui dampak terapeutiknya bagi klien dan juga kepuasan bagi
perawat.
· Tujuan komunikasi terapeutik adalah :
a. Membantu klien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan
dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi
yang ada bila klien pecaya pada hal yang diperlukan.
b. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan
yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya.
c. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri.
· Tugas prwt dlm tiap-tiap fase
Prainteraksi :Mengekplorasi perasaan, harapan, dan rasa takut diri
sendiri.
Menganalisa kemamp. & kekurangan diri
Mengumpulkan data klien (bila mungkin)
Merencanakan pertemuan pertama dgn klien
Orientasi :Mengidentifikasi alasan klien meminta bantuan
Membangun trust, menerima, dan membuka komunikasi
Bersama-sama membuat kontrak
Mengekplorasi pikiran, perasaan, dan tindakan klien
Mengidentifikasi masalah klien
Menetapkan tujuan dgn klien
Kerja :Mengekplorasi stressor yg berkaitan
Meningkatkan insight dan mekanisme koping klien
Terminasi :Mereview perkembangan terapi dan tujuan yg tercapai
Mengekplorasi perasaan satu sama lain;rejeksi,
kehilangan, kesedihan, dan kemarahan dan dihubungan dgn perilaku.
· Hambatan Komunikasi Terapeutik.
1. Resisten.
2. Transferens.
3. Kontertransferens.