Anda di halaman 1dari 7

JUDUL

(IRIGASI BLADER)
NOMORDOKUMEN NOMORREVISI HALAMAN

POLTEKKES KEMENKES 1/3


KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI SARJANA
TERAPAN KEPERATAN
TANGGALTERBIT DITETAPKAN
JALANKURNIAMAKMUR NO. 64 RT. 24 KELURAHANHARAPANBARUKECAMATAN LOA DIREKTUR POLTEKKES KEMENKES
JANANILIR
SAMARINDA KALIMANTAN TIMURTELP (0541)738153, FAKSIMILE (0541)768523 00 / 00 / 0000 KALTIM,
LAMAN:HTTP// WWW.POLTEKKES-KALTIM.AC.ID SURATELEKTRONIK:
POLTEKKES_SMD2007@YAHOO.CO.ID

IDENTIKASI
S TANDAR P ROSEDUR O PERASIONAL
[ S P O] SPO/___._____ SUPRIADI B, S.KEP., M.KEP
NIP.196901051989031004

Komponen Ya Tidak

Irigasi blader adalah pencucian kateter urin untuk mempertahankan kepatenan


kateter urin menetap, dengan larutan streil. Karena darah, pus, sediment dapat
PENGERTIAN terkumpul di dalam selang dan menyebabkan distensi kandung kemih dan urin
tetap berada di tempatnya

1. Membebaskan kandung kemih dari bekuan darah dan pus yang bisa menyumbat
aliran urin.
2. Untuk mempertahankan kepatenan kateter urine
TUJUAN
3. Mencegah terjadinya distensi kandung kemih karena adanya penyumbatan
kateter urine, misalnya oleh darah dan pus

1. Radang kandung kemih


2. Peradangan saluran kemih bagian atas
INDIKASI
3. Peradangan kandung kemih
4. Pasien menggunakan kateter.
1. Berikan salam, perkenalkan diri, dan identitas klien dengan memeriksa identitas
PERSIAPAN
klien secara cermat.
PASIEN 2. Kaji kondisi pasien
3. Ajarkan kepada pasien dan keluarga mengenai tindakan yang akan dilakukan
dengan prosedur yang benar
1. Selimut mandi
2. Pengalas bengkok
3. Selang dan cairan irigasi steril
PERSIAPAN 4. Konektor (bila kateter yang
ALAT digunakan doble lumer)
5. Klem
6. Sarung tangan
7. Antiseptic
Fase orientasi
1. Mengkaji kebutuhan pasien tentang irigasi kandung kemih
2. Memvalidasi data tentang irigasi kandung kemih
3. Menyiapkan alat dan bahan tentang irigasi kandung kemih
4. Menyampaikan salam
5. Memperkenalkan diri dengan pasien dan keluarga (jika ada)
6. Menanyakan nama pasien
7. Menjelaskan maksud dan tujuan
8. Menjelaskan langkah atau prosedur yang akan dilakukan
9. Mendekatkan alat dan bahan untuk melakukan tindakan irigasi kandung
kemih
PROSEDUR 10. Mencuci tangan
Fase kerja
1. Memakai sarung tangan
2. Memasang sampiran
3. Memasang selimut mandi
4. Membuka pakaian bawah ditutup selimut
5. Kaji keadaan urine warna sekret sediment
6. Tentukan jenis kateter yang digunakan (triplet atau double lumen)
7. Pastikan kepatenan pipa drainage
8. Kaji berapa jumlah urine dalam urobag
9. Cuci tangan
10. Memakai sarung tangan
11. Kaji abdomen bawah untuk tanda distensi kandung kemih
12. Siapkan posisi pasien untuk aliran intermitent
a. Klem slang di atas drainage dan buka klem cairan irigasi
b. Biarkan cairan mengalir sesuai dengan ketentuan (± 100 ml untuk orang
dewasa normal)
c. Tutup klem saluran irigasi dan buka klem saluran drainage cairan mengalir
ke urobag sampai habis lakukan berulang sehingga cairan yang keluar
bersih
13. Untuk irigasi kontinue
a. Hitung jumlah tetesan aliran cairan irigasi
b. Yakini bahwa klem drainage terbuka dan saluran drainage dalam keadaan
paten, serta volume drainage
14. Perhatikan dan perbaiki posisi kateter
15. Bantu pasien pada posisi nyaman
16. Hitung jumlah cairan yang keluar dari drainage serta karakteristik
pengeluaran.
Fase terminasi
1. Mengevaluasi perasaan pasien
2. Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
3. Menyampaikan salam
4. Pintu sampiran dibuka kembali
5. Membereskan alat dan bahan yang telah digunakan
6. Buka sarung tangan dan cuci tangan
7. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
1. Mengevaluasi perasaan pasien
2. Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
EVALUASI
3. Menyampaikan salam
4. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

Samarinda, ..............................................
Pembimbing,
JUDUL
( BLADER TRANING )
NOMORDOKUMEN NOMORREVISI HALAMAN

POLTEKKES KEMENKES 1/3


KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI
SARJANA TERAPAN KEPERATAN TANGGALTERBIT DITETAPKAN
JALANKURNIAMAKMUR NO. 64 RT. 24
KELURAHANHARAPANBARUKECAMATAN LOA JANANILIR DIREKTUR POLTEKKES KEMENKES
SAMARINDA KALIMANTAN TIMURTELP (0541)738153, FAKSIMILE
(0541)768523 00 / 00 / 0000 KALTIM,
LAMAN:HTTP// WWW.POLTEKKES-KALTIM.AC.ID SURATELEKTRONIK:
POLTEKKES_SMD2007@YAHOO.CO.ID

IDENTIKASI
S TANDAR P ROSEDUR O PERASIONAL
[ S P O] SPO/___._____ SUPRIADI B, S.KEP., M.KEP
NIP.196901051989031004

Komponen Ya Tidak

Salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kemih yang mengalami gangguan ke
PENGERTIAN
keadaan normal atau ke fungsi optimal neurogenik
1. Melatih kandung kemih dan mengembalikan pola normal perkemihan dengan menghambat atau
menstimulasi pengeluaran air kemih.
2. Mengembangkan tonus otot kandung kemih
TUJUAN 3. Memperpanjang interval waktu berkemih
4. Meningkatkan kapasitas kandung kemih
5. Mengurangi atau menghilangkan inkontinensia.
Meningkatkan kemandirian dalam manajemen kandung kemih
1. Pasien yang mengalami retensi urin
2. Pasien yang terpasang kateter dalam waktu yang lama sehingga fungsi spingter kandung kemih
INDIKASI
terganggu
3. Pasien yang mengalami inkontinensia urin
4. Berikan salam, perkenalkan diri, dan identitas klien dengan memeriksa identitas klien secara
cermat.
PERSIAPAN
5. Kaji kondisi pasien
PASIEN
6. Ajarkan kepada pasien dan keluarga mengenai tindakan yang akan dilakukan dengan prosedur
yang benar
1. Handscone
2. Klem(khusus klien yang memakai kateter)
PERSIAPAN
3. Jam Tangan
ALAT
4. Obat Diuretik jika diperlukan
5. Air minum dalam tempatnya

Fase orientasi
PROSEDUR
1. Baca catatan medis klien dan daftar intake dan output
2. Siapkan alat dan privacy ruangan
3. Cuci tangan
4. Berikan salam, panggil klien dengan namanya
5. Memberitahu pasien tentang hal yang akan dilakukan
Fase kerja
Pasien dengan tidak terpasang kateter :
1. Tentukan pola waktu biasanya klien berkemih
2. Rencanakan waktu toilet terjadwal berdasarkan pola dari klien, bantu seperlunya
3. Berikan pasien sejumlah cairan untuk diminum pada waktu yang dijadwalkan secara teratur
(2500 ml/hari).
4. Anjurkan pasien untuk menungguselama 30 menit kemudian coba pasien untuk berkemih.
a. Posisikan pasien dengan paha fleksi, kaki dan punggung disupport
b. Perintahkan untuk menekan atay memasge diatas area bladder atau meningkatkan tekanan
abdominal dengan cara bersandar ke depan. Ini dapat membantu dalam memulai
pengosongan bladder
c. Anjurkan klien untuk berkonsentrasi terhadap BAK
d. Anjurkan klien untuk mencoba berkemih setiap 2 jam. Interval dapat diperpanjang (Atur
bunyi alarm jam dengan interval setiap 2-3 jam pada siang hari dan pada malam hari cukup
2 kali), batasi cairan setelah jam 17.00
5. Anjurkan pasien untuk berkemih sesuai jadwal, catat jumlah cairan yang diminum serta
urine yang keluar dalam waktu berkemih,
6. Anjurkan klien untuk menahan urinnya sampai waktu BAK yang telah dijadwalkan.
7. Kaji adanya tanda-tanda retensi urin. Jika diperlukan tes residu iurine secara langsung
dengan katerisasi.
8. Anjurkan pasien untuk melakukan program latihan secara continue

Pasien dengan terpasang kateter :


1. Tentukan pola waktu biasanya klien berkemih
2. Rencanakan waktu toilet terjadwal berdasarkan pola dari klien, bantu seperlunya
3. Berikan pasien sejumlah cairan untuk diminum pada waktu yang dijadwalkan secara teratur
(2500 ml/hari) sekitar 30 menit sebelum waktu jadwal untuk berkemih
4. Beritahu klien untuk menahan berkemih (pada pasien yang terpasang kateter, klem selang
kateter 1-2 jam, disarankan bisa mencapai waktu 2 jam kecuali pasien merasa kesakitan)
5. Kosongkan urine bag
6. Cek dan evaluasi kondisi pasien, jika pasien merasa kesakitan dan tidak toleran terhadap
waktu 2 jam yang ditentukan, maka kurangi waktunya dan tingkatkan secara bertahap
7. Lepaskan klem setelah 2 jam dan biarkan urine mengalir dari kandung kemih menuju urine
bag hingga kandung kemih kosong
8. Biarkan klem tidak terpasang 15 menit, setelah itu klem lagi 1-2 jam
9. Lanjutkan prosedur ini hingga 24 jam pertama
9. Lakukan bladder training ini hingga pasien mampu mengontrol keinginan untuk berkemih
10. Jika klien memakai kateter, lepas kateter jika klien sudah merasakan keingin untuk berkemih

Fase terminasi
1. Evaluasi respon pasien
2. Berikan reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengakhiri kegiatan dengan baik

Hasil :

1. Evaluasi respon pasien


2. Berikan reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
EVALUASI 4. Mengakhiri kegiatan dengan baik
Dokumentasi
1. Catat kegiatan yang telah dilakukan dalam catatan keperawatan
2. Catat respon klien
3. Dokumentasikan evaluasi tindakan: SOAP
4. Tanda tangan dan nama perawat

Samarinda, ..............................................
Pembimbing,

Anda mungkin juga menyukai