Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA

LANSIA DI PUSKESMAS RAWAT INAP CEMPAKA

Rina Lidia, Musafaah, Ifa Hafifah

Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung


Mangkurat, Jl. A. Yani KM. 36 Banjarbaru, 70714

Email korespondensi: rinalidia50@gmail.com

ABSTRACT
Background:Elderly changes in the body system that causes an increase in blood
pressure (hypertension) is affected by stress levels one of them.
Objectives: Determine relationship between stress level and hypertension among
elderly in Puskesmas Rawat Inap Cempaka.
Method: Research was conducted on 7-13 February 2018 with cross sectional
design with total sample was 54 elderly were taken using Purposive Sampling
technique. The instrument used is Perceived Stress Scale Questionnaire (PSS) -10 to
assess stress level and tensimeter to assess the pressure high blood pressure
(hypertension).
Results: Based on Chi-square test results, there is no relationship of stress level with
the incidence of hypertension in elderly at Puskesmas Rawat Inap Cempaka. The
value of p-value (p = 0.071).
Discussion: There are several factors that affect hypertension, so the stress level
factor can not be the single factor causing the occurrence of hypertension.

Keywords hypertension, elderly stress

Jumlah Pustaka : 16

1
PENDAHULUAN atau bersifat negatif dan tidak sesuai
dengan apa yang diinginkan sehingga
Menurut data dari Riskesdas tahun 2013 kesejahteraan emosionalnya terancam.
menyebutkan angka prevalensi Indikator dalam fisiologis stres adalah
hipertensi di Indonesia, yang menempati diantaranya kenaikan tekanan darah,
urutan pertama di provinsi Bangka sakit kepala, dan keletihan (Potter &
Belitung (30,9%), diikuti oleh Perry, 2005). Penelitian ini bertujuan
Kalimantan Selatan (30,8%) dan untuk mengetahui hubungan tingkat stres
Kalimantan Timur (29,6%) (Riskesdas, dengan kejadian hipertensi pada lansia di
2013). Berdasarkan UU nomor 13 tahun Puskesmas Rawat Inap Cempaka.
1998, Ianjut usia adaIah seseorang
dengan usia 60 tahun ke atas. Sedangkan Saat studi pendahuluan pada 20
menurut WHO, umur lanjut usia Desember 2017 di Puskesmas Rawat
diklasifikasikan menjadi empat yaitu Inap Cempaka, Hipertensi merupakan
usia pertengahan (middle age) usia 45-59 penyakit utama dengan kasus sebanyak
tahun, lanjut usia (elderly) usia 60-74 3.221 pada tahun 2016. 6 dari 10 lansia
tahun, lanjut usia tua (old) umur 75-90 mengalami stres, gelisah karena
tahun dan usia sangat tua (very old), di memikirkan keluarganya yang tidak
atas 90 tahun. bekerja, lansia sudah tidak mampu
bekerja dan kondisi ekonomi yang
Pada lansia terjadi perubahan fisik, kurang, lansia juga mengkhawatirkan
lansia mengalami penurunan yaitu kondisi fisiknya, salah satu lansia
perubahan pada sel dan sistem tubuh. mengalami DM dan takut akan
Perubahan yang terjadi pada sistem penyakitnya tersebut, kemudian merasa
kardiovaskuler menyebabkan lansia tertekan dan tidak bisa mengatasi
rentan terhadap berbagai penyakit masalah.
degeneratif, salah satunya hipertensi
(Darmojo, 2006). METODE PENELITIAN

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi, Penelitian ini menggunakan rancangan


pada lansia terjadi hipertensi jika deskriptif korelasi dengam pendekatan
tekanan darah sistolik >140 mmHg dan cross sectional. Variabel bebas
tekanan diastolik >90 mmHg (Potter & penelitian ini adalah tingkat stres
Perry, 2005). Merokok, jenis kelamin, sedangkan untuk variabel terikatnya
konsumsi garam dan alkohol, umur, adalah kejadian hipertensi. Pengambilan
keturunan, stres, berat badan berlebih data dilakukan dengan teknik purposive
dan suku merupakan faktor yang dapat sampling pada 54 lansia di Puskesmas
membuat tekanan darah seseorang Rawat Inap Cempaka. Penelitian
meningkat (Potter & Perry, 2005). dilakukan sejak 07-13 Februari 2018
menggunakan kuesioner PSS-10 dan
Kegelisahan, ketakutan, nyeri dan stres tensimeter dan dianalisis menggunakan
emosional dapat mengakibatkan uji Chi-Square. Penelitian sudah
stimulasi simpatis meningkat kemudian dinyatakan laik etik No.583/KEPL-FK
frekuensi denyut jantung juga UNLAM/EC/I/2018 di Komisi Etik
meningkat, curah jantung dan tekanan Kesehatan FK Unlam.
darah sebesar 30 mmHg (Potter & Perry,
2013). Stres adalah keadaan dimana
seseorang dituntut untuk melakukan atau
merespon tindakan. Stres dapat
menyebabkan perasaan yang berlawanan

2
HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis kelamin merupakan salah satu
penyebab stres pada lansia, karena lansia
Karakteristik Responden perempuan lebih menggunakan
perasaannya ketika merasakan ada
Sebanyak 54 pasien yang sesuai dengan
masalah dibandingkan dengan laki-Iaki
kriteria penelitian dan bersedia menjadi
(Saila, 2014). Hal ini seiring dengan
responden penelitian yang dikumpulkan
pernyataan responden yang mengatakan
dari 7-13 Februari. Mayoritas responden
ketika mengingat keluarga yang jauh
terdiri dari perempuan berjumlah 40
maka lansia akan merasa gelisah dan
orang (74,1%).
merasa sedih.
Tabel 1. Distribusi karakteristik Tabel 2. Karakteristik responden
responden berdasar jenis berdasarkan usia di Puskesmas
kelamin di Puskesmas Rawat Rawat Inap Cempaka.
Inap Cempaka
Variabel N %
Variabel N % Usia (tahun)
Jenis <65 15 27,8
Kelamin 14 25,9 65-75 30 55,6
Laki-laki 40 74,1 >75 9 16,7
Perempuan Total 54 100
Total 40 100
Pada tabel 2 sebagian besar lansia
berusia 65-75 tahun (55,6%). Tekanan
Lansia yang menjadi responden pada
darah akan meningkat seiring dengan
tabel 1 sebagian besar lansia dengan
bertambahnya umur, lansia dikatakan
jenis kelamin perempuan yaitu (74,1%)
tekanan darah normal jika tekanan darah
dan dari hasil crosstabs sebanyak 22
sistolik 140 mmHg dan tekanan darah
orang (40,7 %) lansia perempuan
diastoIik 90 mmHg (Potter & Perry,
mengalami hipertensi, sedangkan lansia
2005). Usia lansia dapat mempengaruhi
laki-laki hanya 9 orang (16,7%).
stres karena Iansia harus menghadapi
perubahan yang terjadi seperti jauh dari
Hal ini sejalan dengan penelitian yang
keluarga atau kehilangan keluarga dekat
dilakukan oleh Aina (2017) bahwa
seperti kehilangan pasangan hidup
penderita hipertensi lebih banyak terjadi
(Potter & Perry, 2005). Hal ini sesuai
pada perempuan, didukung dengan teori
dengan fenomena yang didapatkan
dari Potter dan Perry (2005) bahwa
peneliti bahwa masih banyak lansia yang
wanita setelah menoupouse lebih banyak
belum bisa menerima keadaan ketika
mengalami hipertensi. Tekanan darah
jauh dari keluarga.
tinggi lebih dominan terjadi pada wanita
dibandingkan dengan pria karena faktor
Tabel 3. Karakteristik responden
hormonal. Karena saat menopouse kadar
berdasarkan pekerjaan di
hormon estrogen pada wanita akan
Puskesmas Rawat Inap Cempaka.
menurun, hormon ini berfungsi untuk
melindungi wanita dari penyakit Variabel N %
kardiovaskular, efek perlindungan Pekerjaan
estrogen adaIah sebagai imunitas wanita Bekerja 18 33,3
pada usia premenopause (Pradono, Tidak bekerja 36 66,7
2010). Total 54 100

3
Pada tabel 3 dominan lansia di Cempaka Berdasarkan tabel 4. dapat dilihat lansia
tidak bekerja 36 orang (66,6%) sebanyak yang mengalami stres masih dalam
21 orang (38,9%) lansia yang tidak tingkat sedang yaitu 24 orang (40%)
bekerja mengalami hipertensi dan lansia sedangkan lansia yang mengalami
yang bekerja mengaIami hipertensi tingkat stres berat hanya 9 orang
sebanyak 10 orang (18,5%). (15,0%). Dalam hal ini lansia mengalami
stres berat jika skor yang didapat 27-40,
Lansia yang tidak bekerja dan tidak stres berat disebabkan karena lansia
dapat menghasiIkan pendapatan akan merasa tidak bisa mengendalikan
berpengaruh pada status sosial ekonomi, emosinya dan sudah berlangsung daIam
lansia mengatakan hanya mendapatkan waktu lama, lansia mengalami kesulitan
kebutuhan hidup sehari-harinya dari finansial yang cukup lama hingga
anak ataupun keIuarga dan lingkungan beberapa tahun (Potter & Perry, 2005)
sekitar. Sehingga terjadi perubahan pada
yaitu yang dulunya masih bisa bekerja Skor yang paling sering muncul adalah
sekarang tidak bisa karena terjadi skor 0 (tidak pernah) seperti pada
penurunan fungsi tubuh dan hal pertanyaan nomor 10 ada 30 responden
demikian bisa menyebabkan stres (Potter menjawab 0 (tidak pernah) sebanyak 30
& Perry 2005), jika pada waktu muda responden (55,6%) yaitu dengan
Iansia bisa mengatur kebutuhannya pertanyaan “Dalam bulan terakhir ini,
untuk masa tua maka kemungkinan stres seberapa sering Anda merasa bahwa
berkurang, tapi fakta di lapangan Iansia kesulitan kesulitan menumpuk sangat
belum bisa memenuhi kebutuhannya dan tinggi sehingga Anda tidak dapat
hanya mengharapkan orang lain. mengatasinya?”. Hal ini menunjukan
bahwa lansia tidak pernah merasakan
Lansia yang tidak bekerja cenderung mempunyai kesulitan atau masalah yang
memiliki aktivitas yang kurang banyak, lansia juga mengatakan jika ada
dibandingkan lansia yang bekerja, masalah akan mendiskusikan dengan
kurangnya aktivitas yang dilakukan oleh orang terdekat untuk mendapatkan
lansia menjadi pengaruh yang dapat solusi.
menyebabkan kenaikan tekanan darah
(Potter & Perry, 2005). Saat seseorang Support keluarga adalah hal penting bagi
kekurangan aktivitas maka jantungnya individu daIam menyelesaikan masaIah.
akan bekerja lebih keras untuk jika ada dukungan, maka rasa percaya
memompa dan lebih cepat dalam setiap diri bertambah dan motivasi akan
kontraksinya (Ambardini, 2009). meningkat (Stuart and Sundeen, 1995).
Keluarga berperan dalam membimbing
Tingkat Stres pada Lansia dan memberikan solusi. Ekspresi positif
yang diberikan berupa penghargaan agar
Tabel 4. Gambaran tingkat stres pada menjadikan pemikiran positif pada lansia
lansia di Puskesmas Rawat dimana kita dapat memberikan informasi
Inap Cempaka dan menyatakan bahwa ia dihargai serta
diterima meskipun ada kesaIahan
Variabel N % (Cohen, 1999).
Tingkat stres
Berat 9 15,0
Sedang 24 40,0
Ringan 21 35,0
Total 54 100

4
Kejadian Hipertensi pada Lansia alasan jarak puskesmas yang terlalu
jauh, tapi dari Puskesmas ada
Tabel 5. Gambaran kejadian hipertensi memprogramkan Posyandu untuk lansia
pada lansia di Puskesmas sehingga mempermudah lansia
Rawat Inap Cempaka respons mendapatkan pelayanan kesehatan
time pada pasien stroke di secara gratis, biasanya posyandu lansia
RSUD Ulin Banjarmasin. diadakan 1 bulan sekali.

Variabel N % Hubungan Tingkat Stres dengan


Hipertensi Kejadian Hipertensi pada Lansia di
Hipertensi 31 57,4 Puskesmas Rawat Inap Cempaka
Tidak 23 40,0
hipertensi Tabel 6. Analisis hubungan tingkat stres
Total 54 100 dengan kejadian hipertensi pada
lansia di Puskesmas Rawat Inap
Cempaka
Kejadian Hipertensi
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5 Tingkat p-
Hipertensi Tidak
lansia di puskesmas rawat inap cempaka Stres value
hipertensi
lebih banyak yang Hipertensi berjumlah n % n %
31 orang (57,4%) dan yang tidak Berat 6 66,7 3 42,6
hipertensi sebanyak 23 orang (42,6%). Sedang 17 70,8 7 29,2 0,071
Lansia dikatakan hipertensi jika tekanan Ringan 8 38,1 13 61,9
darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan Jumlah 54
31 23
tekanan darah diastolik Iebih dari 90
mmHg, dan teIah melakukan
pengukuran tekanan darah minimaI 2
kaIi sebelumnya (Potter & Perry, 2005). Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa
Hal ini sesuai dengan penelitian yang kejadian hipertensi pada lansia yang
telah dilakukan bahwa peneliti terlebih mengalami tingkat stres sedang
dahulu memastikan bahwa responden cenderung mengalami hipertensi 17
sudah pernah melakukan pengukuran orang (70,8%) dibandingkan dengan
tekanan darah lebih dari 2 kaIi dengan lansia yang mengalami tingkat stres
hasil yang konstant, dan peneliti telah berat 6 orang (66,7%) dan lansia yang
memastikan hal tersebut dari buku mengalami tingkat stres ringan 8 orang/
kunjungan yang dilakukan responden di (38,1%). Berdasarkan hasil uji statistik
Puskesmas Rawat Inap Cempaka. Lansia dengan Chi Square didapatkan nilai p-
mengalami peningkatan tekanan darah value 0,071 (p-value >0,05) sehingga Ho
karena terjadinya penurunan eIastisitas diterima yaitu tidak ada hubungan antara
pembuluh darah (Potter & Perry, 2005). tingkat stres dengan kejadian hipertensi
pada lansia di Puskesmas Rawat Inap
Hipertensi adalah tanda dan gejala yang Cempaka. Sesuai dengan penelitian yang
sangat sering dijumpai pada lansia dan dilakukan oleh Agustina (2014) tidak
merupakan faktor utama penyakit ada hubungan antara stres dengan
kardiovaskular. Lansia di wilayah kerja hipertensi. Hal ini disebabkan saat
puskesmas cempaka ini mayoritas sudah melakukan penelitian dan pengambilan
tidak bekerja, hanya sebagian kecil yang data lansia tidak sedang mengalami stres
masih bekerja. Mereka juga mengatakan ataupun masaIah yang berat yang dapat
sudah jarang ke puskesmas dengan

5
menyebabkan timbulnya stres yang ada hubungan yang bermakna antara
berkepanjangan. tingkat stres dengan kejadian hipertensi
pada lansia. Hasil penelitian ini bertolak
Sebanyak 5 lansia mengalami penyakit belakang dengan teori yang
yang sudah lama dan hal ini mengancam dikemukakan oleh Smeltzer dan Bare
kemandiriannya, 2 orang lansia dengan (2002) Stres emosional mengakibatkan
penyakit DM dan 3 lansia dengan vasokonstriksi kemudian terjadi
riwayat stroke hal ini sesuai dengan teori peningkatan pada arteri dan denyut
Potter & Perry 2005 karena penyakit jantung kemudian hal inilah yang
menahun dapat menyebabkan lansia menyebabkan meningkatnya tekanan
mengalami stres berat. Sumber stres darah. Stres yang dirasakan lansia
pada lansia berasal dari kondisi merupakan tingkat stres sedang, pada
kesehatan fisik, lansia mulai tergantung tingkat ini lansia merasakan waspada
dengan orang lain karena penurunan yang berfokus pada indera penglihatan
fungsi fisik serta penyakit yang dan pendengaran, ketengangan masih
dirasakan akan mengancam kemandirian dalam batas yang dapat ditoleransi, serta
lansia (Smeltzer & Brenda, 2011). mampu mengatasi keadaan yang muIai
menganggu individu itu sendiri (Suzanne
Support keluarga adalah hal penting bagi & Brenda, 2008).
individu dalam menyeIesaikan masaIah.
jika ada dukungan, maka rasa percaya Hipertensi atau tekanan darah tinggi
diri bertambah dan motivasi akan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
meningkat (Stuart and Sundeen, 1995). faktor jenis kelamin dan pekerjaan pada
Keluarga berperan dalam membimbing penjelasan data demografi responden,
dan memberikan solusi. Ekspresi positif sehingga faktor tunggal yaitu stres tidak
yang diberikan berupa penghargaan agar dapat dijadikan acuan untuk menyatakan
menjadikan pemikiran positif pada lansia seseorang hipertensi. Faktor-faktor
dimana kita dapat memberikan informasi tersebut adaIah: usia, stres, ras,
dan menyatakan bahwa ia dihargai serta medikasi, riwayat keluarga, konsumsi
diterima meskipun ada kesaIahan garam, konsumsi alkohol, dan jenis
(Cohen, 1999). dalam penelitian ini jika kelamin (Potter & Perry, 2005).
lansia mengalami masalah maka ia akan Sehingga berdasarkan hasil penelitian
mendiskusikan masalahnya dengan ini, faktor stres tidak dapat menjadi
orang terdekat yaitu keluarga, kemudian faktor tunggal dalam memengaruhi
jika keluarga tidak ada maka lansia akan kejadian hipertensi pada responden.
mendiskusikan dan meminta pendapat
dari lingkungan seperti tetangga. Hal ini PENUTUP
sesuai dengan teori Potter & Perry 2005
bahwa komponen terpenting bagi lansia Kesimpulan dari hasil penelitian ini
adalah keluarga, kemudian jika keluarga Karakteristik responden mayoritas
tidak utuh maka pendukung selanjutnya responden terdiri dari perempuan 74,1%
adalah tetangga. Jika dukungan ada (n = 40) dengan rata-rata usia 65-75
maka lansia akan mudah dalam tahun dan tidak bekerja 36 orang
mengambil keputusan dan (66,7%). Tingkat stres yang dirasakan
menyelesaikan masalah (Stuart & adalah dalam tingkat sedang 40%.
Sudden, 1995). Lansia yang mengalami hipertensi
berjumlah 31 orang (57,4%). Tidak ada
Hasil penelitian ini bertolak belakang hubungan antara tingkat stres dengan
dengan penelitian Pauzi (2016) yang kejadian hipertensi pada lansia di
menunjukkan bahwa Ho ditolak yaitu

6
Puskesmas Rawat Inap Cempaka (0,071 Rt 01 Dan 02 Mancasan,
> 0,05). Ambarketawang, Gamping Sleman
Yogyakarta, Skripsi: stikes Jenderal
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan Achmad Yani Yogyakarta, Yogyakarta
sumber informasi bagi keperawatan
komunitas dan gerontik. Faktor tingkat Potter, P.A, Perry, A.G 2005, Buku Ajar
stres tidak dapat dijadikan acuan Fundamental Keperawatan : Konsep,
terjadinya hipertensi pada lansia, karena Proses, Dan Praktik, Edisi 4.Volume 1
masih banyak faktor yang dapat
Alih Bahasa : Yasmin Asih, dkk, EGC,
menyebabkan hipertensi. Bagi peneliti
selanjunya bisa dijadikan literatur dan Jakarta.
bahan bacaan serta dapat meneliti faktor
lain yang dapat menyebabkan hipertensi. Potter, & Perry, A. G 2006, Buku ajar
fundamental keperawatan: konsep,
KEPUSTAKAAN proses, dan praktik, edisi 4, Volume 2,
EGC, Jakarta.
Agustina, Sri 2014, Faktor-faktor yang
berhubungan dengan hipertensi pada Potter & Perry 2013, Fundamental of
lansia di atas umur 65 tahun, Jurnal nursing eighth edition, Elsevier Inc.
Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 4,
Mei 2014. Pradono J 2010, Faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya hipertensi di
Ambardini, Rachmah 2009, Aktivitas daerah perkotaan (analisis data
riskesdas 2007), Gizi Indo 2010.
Fisik Pada Lanjut Usia, Universitas
Negeri Yogyakarta, Wuny, Yogyakarta
Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan
penelitian dan pengembangan kesehatan,
Aina, Nor 2016, Faktor-faktor yang Kementerian Kesehatan RI, Bakti
berhubungan dengan kejadian hipertensi Husada.
pada lansia di wilayah kerja puskesmas
rawat inap cempaka tahun 2016, KTI
Saila Dzirwati Rahmah 2014, Strategi
Program Studi Ilmu Keperawatan
coping stres pada lanjut usia berjenis
Fakultas Kedokteran ULM, Banjarbaru
kelamin perempuan di unit pelaksana
teknis pelayanan sosial lanjut usia
Cohen, S., Kamarck, T., & Mermelstein, jember, Fakultas Kesehatan Masyarakat
R 1983, A global measure of perceived Universitas Jember, Jember
stress. Journal of Health and Social
Behavior, 24, 385-396
Stuart dan Sudeen 2002, Buku saku
DOI10.2307/2136404 keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta.

Darmojo dan Martono 2006, Geriatri, Stanley dan Beare 2006, Buku ajar
Yudistira, Jakarta keperawatan gerontik, EGC, Jakarta.

Marzuki Pauzi 2016, Hubungan Antara Stuart dan Sudeen 2002, Buku saku
Tingkat Stress Dengan Tekanan Darah keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta.
Tinggi Pada Lansia Di Dusun Kanigoro,

Anda mungkin juga menyukai