HASLINDAH
K21113020
111111
SKRIPSI
HASLINDAH
K21113020
ii
iii
iv
RINGKASAN
Universitas Hasanuddin
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Program Studi Ilmu Gizi
Haslinda
“Hubungan Body Image, Asupan Zat Gizi Mikro (Fe, Vitamin C, Vitamin A,
Dan Vitamin B12) dan Protein dengan Kadar Hb Pada Remaja Putri di
SMAN 21 Makassar Tahun 2017”
(xiv + 113 Halaman + 22 Tabel + 5 lampiran)
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini yang
berjudul “Hubungan Body Image, Asupan Zat Gizi Mikro (Fe, Vitamin C,
Vitamin A, Dan Vitamin B12) dan Protein dengan Kadar Hb Pada Remaja
Hasanuddin. Salam dan shalawat tak lupa penulis panjatkan kepada Nabi
Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,sehingga pada
Ayahanda Mursalim dan Ibunda Harlina yang telah membesarkan dan mendidik
dengan penuh kesabaran, pengorbanan, cinta dan kasih sayangnya, serta do’a dan
Ansar Mursalim, Nur Haliza, Riki Aprian, dan Rika Aprila serta keluarga besar
atas segala hiburan, dukungan dan doa kepada penulis selama menjalani proses
motivasi dan dukungannya untuk terus meningkatkan prestasi akademik dari awal
vi
semester perkuliahan hingga sekarang. Rasa hormat dan ucapan terima kasih
kepada Bapak Prof. Dr. dr. A. Razak Thaha, M.Sc. sebagai Pembimbing I dan Dr.
memberikan masukan, bimbingan dan arahan serta motivasi sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
Ucapan terima kasih juga penulis persembahkan kepada tim penguji Ibu Dr.
Bellani, MSc dan Ibu St Khadijah Hamid, S.Gz., M.Kes atas segala masukan,
kritik dan sarannya serta motivasi yang telah diberikan kepada penulis. Dalam
kesempatan ini pula, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada
1. Bapak Prof. Dr. Drg. Andi Zulkifli Abdullah, M.Kes selaku Dekan Fakultas
2. Dr. dr. Citrakesumasari, M.Kes., SpGK selaku Ketua Program Studi Ilmu Gizi
4. Bapak Andi Imam Arundhana, S.Gz, MPH yang telah memberikan saya
bimbingan dan pelajaran dan sangat membantu saya dari awal sampai akhir
vii
6. Seluruh responden yang telah memberikan waktunya selama penelitian ini
berlangsung.
Epem S.Gz, Roslina Wanggai S.Gz, Gloria N.R.C. Sembai, dan Mariska Ester,
10. Teman-teman curhat saya Kakak inna, Haeria, wahida, dan Indah Sari yang
11. Kakak Sarnawiah, Amd. Pi yang telah membantu saya dalam keadaan apapun.
12. Mr. D yang telah banyak membantu meskipun tidak sampai pada akhir
perjuangan saya.
13. Kakak Muhmmad Rizal S.S yang telah banyak membantu dan rela diganggu
kapan pun.
14. My mood booster, Karunia Eka Putri yang bisa membuat saya tersenyum dan
suka dan duka, serta senantiasa memiliki rasa senasib dan sepenanggungan.
16. Teman-teman Susuzi 2013 serta keluarga besar Gizi Unhas yang telah
viii
17. Semua pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu yang sempat
Semoga Allah SWT membalasnya dengan hal yang lebih baik. Sebab daya
dan upaya yang penulis miliki pun asalnya hanya dari-Nya. Sebagai manusia biasa
yang tidak luput dari kesalahan, penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini
Oleh karena itu, penulis memohon maaf, serta dengan kerendahan hati
menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Demikianlah, semoga
hasil penelitian ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya dan khususnya
teruntuk penulis.
HASLINDAH
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
RINGKASAN ............................................................................................... iv
KATA PENGANTA................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
x
G. Kerangka Teori .......................................................................... 44
D. Hipotesis .................................................................................... 50
A. Hasil Penelitian………………………………………………… 60
B. Pembahasan……………………………………………………. 85
A. Kesimpulan……………………………………………………. 109
B. Saran………………………………………………………….. 110
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.4 Nilai Vitamin B12 Berbagai Bahan Makanan (Mg/100 Gram).. 26
xii
Tabel 5.12 Hubungan Asupan Zat Gizi Mikro (Fe, Vitamin C,
Vitamin A, Vitamin B12) Dan Protein Dengan
Kadar Hb…………….......…………….......……………........ 76
Tabel 5.16 Body Image Dan Asupan Vitamin B12 Dengan Pengetahuan
Sebagai Variabel Pengganggu………………………………… 80
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam hal ini pemuda adalah ujung tombak dari suatu bangsa. Kesehatan dan
sumber daya manusia. Anemia karena defisiensi zat besi merupakan kelainan
gizi yang paling sering ditemukan di dunia dan menjadi masalah kesehatan
wanita dalam usia reproduktif dan anak-anak kawasan tropis dan subtropis.
Anemia karena defisiensi zat besi menyerang lebih dari 2 milyar penduduk di
anemia karena defisiensi zat besi. Prevalensi rata-rata wanita yang tidak hamil
41%, gabungan Asia Selatan dan Tenggara turut menyumbangkan hingga 58%
merupakan masalah gizi yang paling lazim di dunia dan menjangkiti lebih dari
600 juta manusia. Dengan frekuensi yang masih cukup tinggi berkisar antara
suatu daerah dikatakan ringan jika berada dibawah angka 10% dari populasi
111111
taeget, kategori sedang jika10-39% dan gawat jika lebih dari 39%. Menurut
proporsi 20,6% di perkotaan dan 22,8% di pedesaan serta 18,4% laki-laki dan
14 tahun yaitu sebesar 26,4% dan yaitu sebesar 18,4% pada kelompok umur
15-24 tahun . Anemia pada remaja putri sampai saat ini masih cukup tinggi,
Anemia banyak terjadi terutama pada usia remaja baik kelompok pria
cukup tinggi, dimana data depkes tahun 2009 didapatkan angka kejadian
Pertumbuhan pada usia anak-anak yang relatif terjadi dengan kecepatan yang
priode rentang gizi karena berbagai sebab. Pertama, remaja memerlukan zat
gizi yang lebih tinggi kerena perubahan pertumbuhan fisik dan perkembangan
2
mempengaruhi baik asupan maupun kebutuhan gizinya. Ketiga remaja yang
mempunyai kebutuhan gizi khusus, yaitu remaja yang aktif dalam kegiatan
olah raga, menderita penyakit kronis, sedang hamil, melakukan diet secara
tidak teratur, sering jajan, sering tidak makan pagi, dan sama sekali tidak
kesehatan dan fase kehiupan selanjutnya, setelah dewasa dan berusia lanjut.
2002).
Anemia yang terjadi pada remaja putri di pengaruhi oleh beberapa faktor
salah satunya yaitu pola makan atau komsumsi makanan. Pola makan atau
pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah pangan yang
dikonsumsi oleh seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Remaja
remaja putri yang membatasi konsumsi makan dan banyak pantangan terhadap
3
makanan. Masa remaja sering kali merupakan masa pertama kalinya orang-
tertentu misalnya karbohidrat. Hal ini tidak sehat bagi remaja yang sedang
Remaja putri sering menghindari beberapa jenis makanan seperti telur dan
tumbuh atau mencapai tinggi yang optimal dan kekuranga asupan zat besi.
Kadang standar langsing tidak jelas untuk remaja putri. Banyak remaja putri
sehingga sering diet dengan cara yang kurang benar seperti mambatasi atau
sehingga lama-lama tidak ada nafsu makan yang sangat membahayakan bagi
(kegemukan). Body image ini banyak dipengaruhi oleh media massa. iklan-
iklan tentang berbagai metode penurunan berat badan sangat berperan dalam
4
kemungkinan, remaja yang mempraktekkan pola makan seperti dalam iklan
menjalankan perilaku makan yang baik. Hal ini menunjukkan body image
dan Aryu, 2012). Hal ini sejalan dengan penelitian Siswanti, yang dilakukan
pada remaja putri di Bogor. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa
persepsi terhadap tubuh ideal, tubuh tersehat dan harapan perubahan berat
Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Amalia pada tahun 2014 di
signifikan dengan body image. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa
remaja yang memiliki body image positif cenderung melakukan diet sehat dan
terdapat hubungan positif antara body image dan kadar Hb. Remaja yang
remaja yang memiliki body image yang positif cenderung tidak terkena
dalam jumlah banyak. Namun jumlah dan frekuensi hendaknya dikurangi bila
5
banyak selama usia remaja pada akhirnya dapat menyebabkan berbagai
kualitas gizi dari pangan yang dikonsumsi. Dengan pengetahuan yang benar
mengenai gizi, maka orang akan tahu dan berupaya untuk mengatur pola
Pengetahuan gizi pada usia remaja itu penting. Tingkat pengetahuan gizi
yang baik akan menghasilkan pola konsumsi yang baik pula, remaja dapat
gizi pada usia ini, mengingat pada usia ini anak sekolah terutama pada masa
maupun mental serta peka terhadap rangsangan dari luar. Konsumsi makanan
Apabila pola makan remaja tidak benar, maka asupan akan zat gizinya
juga kurang. Asupan zat gizi mikro yang kurang akan menjadi pemicu
6
Selain zat besi, zat gizi lain yang berperan dalam terjadinya anemia yaitu
unsur esensial untuk perkembangan sel-sel darah merah yang normal. Vitamin
ekstrak hati dan dipakai dalam pengobatan enemia pernisiosa (Beck, 2011).
Menurut Subagio (2008) dalam Tritanto (2013) zat gizi mikro yang juga
dikonsumsi memudahkan reduksi zat besi ferri menjadi ferro yang lebih
mudah diserap usus halus. Absorpsi zat besi dalam bentuk non heme
meningkat empat kali lipat bila ada vitamin C (Almatsier ,2010). Kekurangan
(Tritanto, 2013).
Pada penelitian yang dilakukan pada Siswi Salah Satu SMP di Kota
zat besi, vitamin B12, dan vitamin C dengan kejadian anemia. Dimana terlihat
bahwa para remaja yang mengalami kekurangan konsumsi gizi memiliki risiko
lebih besar untuk mengalami anemia. Prevalensi pada remaja putri dengan
konsumsi protein kurang (82,8%), zat besi kurang (75,0%), vitamin B12
7
kurang 71,4% dan konsumsi vitamin C kurang 72,7% (Syatriani dan Astrina,
2010).
kejadian anemia dan memiliki korelasi positif. Hal ini menunjukkan semakin
tinggi asupan zat protein, vitamin A, vitamin C, dan zat besi maka semakin
tinggi pula nilai kadar hemoglobin yang berarti kejadian anemia semakin
rendah. Asupan zat gizi pada siswi tergolong baik karena kebanyakan dari
mereka asupannya berda di batas normal dan bahkan ada yang melebihi
kecukupan dan mereka tidak mengalami anemia. Kecuali pada asupan zat besi
banyak siswa yang mengalami defisiensi besi dan memiliki kadar Hb rendah
(Kirana, 2011).
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan pada mahasiswi
ini menunjukkan bahwa asupan protein, Fe, asam folat dan vitamin C pada
dari AKG yang dianjurkan. Hal ini disebabkan oleh intake protein, Fe, asam
folat dan vitamin C dari makanan yang dikonsumsi masih rendah dan terdapat
(Wahyuningsih, 2011).
8
B. Rumusan Masalah
terjadi pada remaja putri dan faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya
anaemia pada remaja putri. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Hubungan body image, asupan zat gizi mikro (Fe, vitamin C, vitamin
A, dan vitamin B12) dan protein dengan kadar Hb pada remaja putri.
2. Bagaimana asupan zat gizi mikro (Fe, vitamin C, vitamin A, dan vitamin
4. Apakah ada hubungan body image dengan asupan zat gizi mikro (Fe,
vitamin C, vitamin A, dan vitamin B12) dan protein remaja putri di SMAN
21 Makassar?
5. Apakah ada hubungan asupan zat gizi mikro (Fe, vitamin C, vitamin A,
dan vitamin B12) dan protein dengan kadar Hb remaja putri di SMAN 21
Makassar?
C. Tujuan Umum
zat gizi mikro (Fe, vitamin C, vitamin A, dan vitamin B12) dan protein dengan
9
D. Tujuan Khusus
2. Untuk mengetahui asupan zat gizi mikro (Fe, vitamin C, vitamin A, dan
4. Untuk mengetahui hubungan body image dengan asupan zat gizi mikro
Makassar.
5. Untuk mengetahui hubungan asupan zat gizi mikro (Fe, vitamin C, vitamin
A, dan vitamin B12) dan protein dengan kadar remaja putri di SMAN 21
Makassar
E. Manfaat Penelitian
sekolah mengenai body image, asupan zat gizi mikro (Fe, Vitamin C,
Vitamin A, Vitamin B12) dan Protein dengan kadar Hb pada remaja putri
di SMAN 21 Makassar.
body image, asupan zat gizi mikro (Fe, Vitamin C, Vitamin A, Vitamin
Makassar.
10
3. Manfaat Bagi Penulis
image, asupan zat gizi mikro (Fe, Vitamin C, Vitamin A, Vitamin B12),
4. Manfaat Teoritis
body image, asupan zat gizi mikro (Fe, Vitamin C, Vitamin A, Vitamin
Makassar.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2008) istilah asing yang sering digunakan untuk menunjukkan masa remaja
antara lain :
1. Puberty (bahasa Inggris) berasal dari istilah latin pubertas yang berarti
lakian. Pubescence dari kata pubis (pubic hair) yang berarti rambut (bulu)
2. Adolescentia berasal dari istilah latin adolescentia yang berarti masa muda
12
tugasnya.hal tersebut membuat remaja dapat melakukan perencanaan dan
2011).
Pada saat memasuki usia remaja, seorang individu sudah mulai menyadari
bahwa dirinya bukan anak-anak lagi dan mulai berusaha untuk memasuki
terhadap diri sendiri. Menurut Handel dalam Rice (1990), sejak masa puber,
menyadari bahwa daya tarik fisik berperan penting dalam hubungan sosial.
dari orang lain terhadap bentuk tubuhnya dan peka terhadap rasa mali (karena
Brown (2013) dalam Savitri (2015) mengatakan bahwa pada masa remaja
13
dipengaruhi oleh status gizi. Manarche dapat tertunda pada atlet yang sangat
kompetetif atau remaja putri yang sangat membatasi asupan kalori mereka
awal pada usia 16 tahun, atau paling akhir 23 tahun (terjadi pada popilasi yang
(2-3 tahun), tulang pinggul masih tumbuh, sedangkan puncak masa tulang
yang memiliki status gizi baik mempunyai kecepatan tumbuh yang tinggi
(Briawan, 2014).
tidak makan, tidak jarang berujung pada anorexia neryosa. Atau hanya
Kebutuhan nutrisi pada masa remaja bersifat lebih khusus untuk tiap
14
tergantung pada waktu dan durasi lonjakan pertumbuhan, yang dapat
berpariasi pada sestiap individu, dan berbeda antara laki-laki dan perempuan.
kkal/hari dan remaja putri yang berjiwa atlet membutuhkan sampai 2400
Santoso, 2013).
kita bentukdalam pikiran kita. Body image dalam pengertian ini mengacu pada
(2004), body image adalah gambaran seseorang mengenai bentuk dan ukuran
bentuk dan ukuran tubuh yang diinginkannya. Apabila harapan tersebut tidak
sesuati dengan kondisi tubuh aktualnya, maka hal ini di anggap sebagai body
(2015) periode penting terkait dengan perkembangan body image terjadi pada
masa remaja awal, khususnya bagi para remaja putri. Perkembangan remaja
15
putri pada masa remaja awal terkait dengan meningkatnya berat badan, body
image yang negatif, dan dorongan yang kuat untuk memiliki tubuh yang kurus
Pentingnya body image yang dimiliki oleh siswa remaja tidak lepas dari
badan yang tegap dan berisi serta ikon wanita yang memiliki body yang tinggi,
putih, mulus, kurus. Sehingga tidak jarang terdapat sejumlah remaja yang
melakukan berbagai macam cara untuk mencapai tubuh yang ideal yang di
inginkan seperti melalui diet ketat, olahraga yang berlebihan hingga sedot
Hal tersebut seperti hasil dari penelitian Hoyt dalam Na’imah (2008) yang
membentuk perasaan remaja putri terhadap tubuhnya. Adanya rasa tidak puas
16
Selain media massa, terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan
body image yang terjadi pada remaja putri adalah (Cisuwa dan O’Dea, 2010):
1. Faktor Sosial-Budaya
2. Teman Sebaya
65,8% remaja putri usia 15-19 tahun menganggap diri mereka lebih gemuk
3. Peran Gender
4. Faktor Personal
perubahan sugnifikan pada tingkah laku dan mental. Harga diri adalah isu
utama pada kelompok usia remaja dan diketahui berhubungan erat dengan
5. Faktor Lingkungan
image pada remaja jepang. Remaja usia 15-19 tahun yang tinggal dikota
17
metropolitan lebih banyak dikategorikan memiliki berat badan kurang
1. Fe (Besi)
tubuh manusi dan hewan, yaitu 3-5 gram di dalam tubuh manusia dewasa.
elektron di dalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di
2010).
dikomsumsi berada dalam bentuk ikatan feri (secara umum dalam bahan
pangan nabati) dan ikatan fero (dalam bahan pangan hewani). Besi yang
menjadi bentuk fero yang lebih mudah diserap oleh selmukosa usus.
18
(Adanya vitamin C juga membantu proses reduksi tersebut). Besi
yaitu feritin yang selanjutnya melalui proses lain dapat masuk ke dalam
Kekurangan pasokan zat gizi besi (Fe) yang merupakan inti molekul
hemoglobin sebagai unsur utama sel darah merah. Akibat anemia gizi besi
serta pengurangan jumlah sel darah merah. Anemia zat besi biasanya
(hipokromia) dan ukuran sel darah merah lebih kecil dari normal
Sebagian besar zat besi dalam diet rata-rata berasal dari telur, daging,
ikan, tepung gandum, roti dan sayuran hijau. Semua makanan ini yang
19
berarti bila dimakan teratur. Hati memiliki kandungna zat besi yang tinggi.
Lebih banyak lagi yang perlu diketahui mengenai ketersediaan relatif zat
besi dalam berbagai makanan bagi keperluan tubuh,. Ada dua macam zat
dalam bentuk haem (yaitu, zat besi dalam hemeglobin), dan buah serta
sayuran mengandung zat besi dalam bentuk senyawa kompleks feri (Beck,
2011).
Tabel 2.1
Nilai Fe berbagai bahan makanan (mg/100gram)
Bahan Makanan Nilai Bahan Makanan Nilai
Fe Fe
Tempe kacang kedelai murni 10 Daun katuk 2,7
Udang segar 8 Biskuit 2,7
Kacang kedelai, kering 8 Kangkung 2,5
Kacang hijau 6,7 Jagung kuning, pipil lama 2,4
Hati sapi 6,6 Ikan segar 2
Daun kacang panjang 6,2 Kelapa tua, daging 2
Kacang merah 5 Daun singkong 2
Bayam 3,9 Ayam 1,5
Sawi 2,9 Keju 1,5
Daging sapi 2,8 Roti putih 1,5
Telur bebek 2,8 Beras setengah giling 1,2
Gula kelapa 2,8 Kentang 0,7
Telur ayam 2,7 Pisang ambon 0,5
Sumber: Daftar Komposisi Bahan Makanan,Depkes 1979
2. Vitamin C
sebagian besar hewan. Vitamin C terdapat dalam dua bentuk di alam, yaitu
20
Dalam larutan air vitamin C mudah dioksidasi, terutama apabila
prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin dan hidroksi lisin yang merupakan
Peran penting vitamin ini antara lain oksidasi fenilalanin menjadi tirosin,
reduksi ion feri menjadi fero dalam saluran pencernaan, mengubah asam
tomat dan sayuran seperti bayam, daun pepaya, daun singkong, sawi dan
21
kemampuan reduksinya dan bertindak sebagai antioksidan dalam reaksi-
Tabel 2.2
Nilai vitamin C berbagai bahan makanan (mg/100gram)
Bahan Makanan mg Bahan Makanan mg
Daun singkong 275 Rambutan 58
Daun katuk 200 Durian 52
Jambu monyet buah 197 Kol 50
Daun melinjo 150 Kemangi 50
Daun pepaya 140 Kedondong (masak) 50
Gandaria (masak) 110 Jeruk manis 49
Sawi 102 Mangga masak 41
Jambu biji 95 Tomat masak 40
Pepaya 78 Kangkung 30
Kol kembang 65 Ketela pohon kuning 30
Mangga muda 65 Jeruk nipis 27
Bayam 60 Nenas 24
Sumber: Daftar Analisi Bahan Makanan, FKUI, 1992
3. Vitamin A
22
β-karoten merupakan prokursor vitamin A. zat ini berupa pigmen
dari mata, alat pernafasan, alat pencernaan, alat reproduksi, saraf dan
23
fotokimiawi sebagai salah satu proses fisiologi dalam sistem melihat.
Vitamin A ini biasanya bersatu dengan protein dalam tubuh, sintesis visual
Tabel 2.3
Nilai vitamin A berbagai bahan makanan (RE/100gram)
Bahan Makanan RE Bahan Makanan RE
Minyak ikan 24000 Bayam 1827
Minyak kelapa sawit 18000 Mentega 1287
Hati sapi 13170 Kuning telur bebek 861
Daun pepaya 5475 Kuning telur ayam 600
Daun lamtoro 5340 Margarin 600
Wortel 3600 Susu bubuk full cream 471
Daun singkong 3300 Tomat masak 450
Daun tales 3118 Ginjal 345
Daun katuk 3111 Pisang raja 285
Daun melinjo 3000 Ikan sardin (kaleng) 250
Ubi jalar merah 2310 Ayam 243
Minyak hati ikan hiu 2100 Keju 225
Sawi 1940 Semangka 177
Mangga masak 1900 Susu kental manis 153
Kangkung 1890 Susu segar 39
Sumber: Daftar Analisi Bahan Makanan, FKUI, 1992
4. Vitamin B12
24
suatu kelompok sianida dan terikat pada kobalat pusat . vitamin B12
berbentuk kristal berwarna merah tua/gelap, dapat larut dalam air dan
ditemukan 5 koenzim vitamin ini yang berbeda, mengenai hal ini bentuk
Vitamin B12 merupakan salah satu vitamin larut air yang berfungsi
dalam menjaga aktivitas saraf pusat, sintesis DNA dan asam lemak,
pembentukan darah. Selain itu berperan dalam metabolisme asal folat dan
dkk., 2010).
25
Sumber-sumber vitamin B12 yaitu hati, ginjal dan jantung merupakan
sumber vitamin B12 yang amat baik dan dengan jumlah yang cukup
banyak. Vitamin ini juga terdapat dalam daging, ikan, telur serta keju.
Susu mengandung vitamin B12 dalam jumlah yang lebih kecil tetapi cukup
Tabel 2.4
Nilai vitamin B12 berbagai bahan makanan (µg/100gram)
Bahan Makanan µg Bahan Makanan µg
Hati sapi 52,7 Ikan bandeng 3,4
Hati ayam 27,9 Ikan tuna 3
Ginjal 16,3 Ikan kembung 2,4
Sardin 14,4 Daging sapi 1,4
Jantung 13,4 Keju 1
Ikan belanak 8,6 Ayam 0,4
Kuning telur 6 susu sapi segar 0,4
Sumber: Food Composition Table For Usein East Asia. FOA 1972
5. Protein
terikat satu sama lain melalui ikatan peptida, yaitu ikatan antara gugus
karboksil(-COOH) asam amino yang satu dengan gugus amino (-NH2) dari
asam amino yang lain dengan melepaskan satu molekul air. Peptida yang
terbentuk atas dua asam amino disebut dipeptida. Sebaliknya peptida yang
terdiri atas tiga, empat atau lebih asam amino masing-masing disebut
dari setengah berat kering pada hampir semua organisme. Protein adalah
26
instrument yang mengekspresikan informasi genetik. Seperti juga terdapat
ribuan gen di dalam inti sel, masing-masing mencirikan satu sifat nyata
dari organisme, di dalam sel terdapat ribuan jenis protein yang berbeda,
Peran penting protein bisa dilihat dari namanya, yang berasal dari
bahasa yunani proteios yang berarti tempat pertama. Protein meliputi lebih
dari 50% bobot kering sebagian besar sel, dan molekul ini sangat berguna
sebagai alat bantu dalam hampir setiap hal yang dilakukan organisme.
subtansi lain, pengiriman sinyal dari satu bagian organisme ke bagian lain,
kimiawi dalam sel seperti enzim. Manusia memiliki puluhan ribu protein
baik berasal dari bahan hewani maupun bahan nabati, seperti (Departemen
27
c. Golongan kacang-kacangan seperti legume, kacang keelai, kacang
hijau, khusus untuk kedelai yang dapat dibuat sebagai tahu, tempe.
Tabel 2.5
Nilai protein berbagai bahan makanan (g/100gram)
Bahan Makanan g Bahan Makanan g
kacang hijau 22,2 Tahu 12,9
Kacang kedelai 30,2 Tempe 18,3
Kacang merah 23,1 Ayam 18,2
Kacang tanah 37,4 Daging sapi segar 18,8
Telur ayam 12,8 Susu sapi segar 3,2
Ikan teri segar 16,0 Keju 22,8
Udang segar 21,0 Ikan kakap 20,0
Ikan bandeng 20,0 Kepiting 13,8
Ikan layang 22,0 Kerang 8,0
Ikan lemuru 20,0 Ikan mas 16,0
Susu kental manis 8,2 Susu bubuk 35,6
Sumber: Daftar Analisi Bahan Makanan, FKUI, 1992
28
Sel darah merah atau eritrosit adalah jenis sel darah yang paling banyak
Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat
mengikat oksigen. Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna
hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Pada manusia, sel darah
jumlah yang amat kecil saja akan merangsang sel unipotensial yang
deoxyribonucleic acid (DNA) dalam inti sel dan pembentuk HB dalam plasma
29
eritrosit. Pembentuk sitoplasma sel dan hemoglobin (HB) terjadi bersamaan
Pada tahap awal, simpanan zat besi yang berbentuk ferritin dan hemosiderin
menurun dan absorpsi besi meningkat. Daya ikat besi (iron binding capacity)
tulang dan hati. Ini menandakan berkurangnya zat besi dalam plasma.
Selanjutnya zat besi yang tersedia untuk pembentukan sel-sel darah merah
jumlah sel darah merah dalam jaringan. Pada tahap akhir, hemoglobin
Kondisi individu yang sehat dan bergizi baik mempunyai persediaan atau
simpanan zat besi yang cukup di dalam tubuh. Namun, jika persediaan besi
terus menurun dan keseimbangan zat besi tubuh terganggu, hal itu dapat
Bakta (2009):
30
1. Gejala umum anemia
penurunan kadar hemoglobin. Gejala ini muncul pada setiap kasus anemia
Sindrom anemia terdiri dari rasa lemah, lesu, cepat lelah, tinnitus, mata
vitamin B12
31
gejala akibat infeksi cacing tambang: sakit perut, pembengkakan parotis
dan warna kuning pada telapak tangan. Pada kasus tertentu sering terjadi
gela penyakit dasar lebih dominan, seperti misalnya pada anemia akibat
1. Sebab langsung, yaitu karena ketidakcukupan zat besi dan infeksi penyakit
Terdapat bebrapa jenis anemia akibat defisiensi zat gizi, salah satunya
yaitu anemia defisiensi zat besi. Kekurangan pasokan zat besi (Fe) yang
merupakan inti molekul hemoglobin sebagai unsur utama sel darah merah.
Akibat dari anemia gizi besi yaitu terjadi pengecilan ukuran hemoglobin,
32
Anemia zat besi biasanya ditandai dengan penurunan kadar Hb total di bawah
nilai batas normal dan ukuran sel darah merah lebih kecil dari kadar normal
Apabila pasokan zat besi dalam tubuh cukup maka kadar Hb menjadi
normal dan begitupun sebaliknya. Kurangnya pasokan zat besi bukan hanya
disebabkan oleh asupan zat besi kurang tetapi bisa jadi disebabkan oleh
gangguan penyerapan zat besi, vitamin C berperan pada penyerapan zat besi di
Selain anemia defisiensi zat besi, anemia yang terjadi akibat difisiensi zat
gizi juga di sebabkan oleh kurangnya asupan vitamin B12. Anemia ini disebut
dalam. Pada jenis yang kronis bisa merusak sele-sel otak dan asam lemak
menjadi tidak normal serta posisinya pada dinding sel saraf berubah.
(Citrakesumasari, 2012).
ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
33
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
Pengetahuan itu adalah kesatuan subyek yang mengetahui dan objek yang
diketahui. Satu kesatuan dalam mana objek itu yang dipandang oleh subyek
yaitu: :
1. Tahu (know)
2. Memahami (comprehension)
3. Aplikasi (application)
34
4. Analisa (analisys)
5. Sintesis (synthesis)
6. Evaluasi (evaluation)
1. Pengalaman
masa lalu
2. Pendidikan
hidup.
35
3. Media masa / sumber informasi
5. Lingkungan
Peran dan kedudukan penilaian status gizi (PSG) di dalamilmu gizi adalah
untuk mengetahui status gizi, yaitu ada tidaknya malnutrisi pada individu atau
dengan status gizi maka dengan melakukan PSG para individu atau
36
gizi (Almatsier, dkk., 2011). Namun yang akan dibahas berikut ini yaitu
1. Pengukuran Antropometri
masalah gizi utama yaitu kurang enenrgi protein khususnya pada anak-
anak dan ibu hamil dan obesitas pada semua kelompok umur (Departemen
(Supariasi,dkk., 2013).
2014):
37
Klasifikasi IMT berdasarkan pengalaman klinis dan hasil penelitian
ketika mengukur tinggi badan anak dibawah usia 2 tahun. Adapun alat
38
Pengukuran tinggi badan dilakukan dengan cara berikut
bawah microtoice.
39
badan sewaktu lahir dapat digunakan sebagai indikator status gizi
dengan cut off point ˂ 2.500 gram dikatakan sebagai bayi dengan
dengan pengukuran lain, seperti umur dan tinggi badan (Syafiq, dkk.,
2013).
dahulu.
0,0.
merata pada kedua kaki dan posisi kepala dengan pandangan lurus
tenang.
5) Dibaca dan dicatat berat badan pada tampilan dengan skala 0.1 kg
terdekat.
relatif mudah, cepat, harga alat murah, tidak memerlukan data umur
untuk balita yang kadang kala susah mendapatkan data umur yang
40
tepat. LiLA mencerminkan cadangan energi sehingga pengukuran ini
dapat mencerminkan KEP (kurang energi dan protein) pada balita atau
KEK (kurang energi kronik) pada ibu WUS dan ibu hamil. Pengukuran
LiLA pada WUS dan ibu hamil adalah untuk mendeteksi risiko
terjadinya kejadian bayi dengan BBLR (berat badan lahir rendah). Cut
off point untuk balita yang menderita KEP adalah <12.5 cm sedangkan
risiko KEK untuk WUS dan bumil adalah <23.5 cm. LiLA/U (lingkar
kanan).
41
menentukan titik tengah antara tulang rusuk atas pada bahu kiri
dan siku.
Diukur lingar lengan atas pada posisi mid point dengan pita
2. Pengukuran Hemoglobin
Hemoglobin adalah protein yang terdiri atas hemin dan globin. Hemin
adalah senyawa asam amino yang mengandung zat besi (Fe). Globin
adalah protein yang terdiri dari dua rantai alfa dan bua rantai beta.
2009).
oksigen.
karbominohemoglobin.
3. Menjaga keseimbangan asam dan basa, Hb2 dan HbO2 adalah senyawa
yang mudah mengikat alkali. Jika kadar senyawa asam dalam darah
42
meningkat, hemoglobin, dan oksihemoglobin akan melepas alkalinya.
mengandung besi dalam sel darah merah dalam darah mamalia dan hewan
heme, dan suatu molekul organik dengan satu atom besi. Mutasi pada gen
adalah anemia sel sabit dan talasemia (Price dan Lorraine, 2014).
1) Disiapkan peralatan
2) Bersihkan jari yang akan diambil darahnya terlebih dahulu dengan kapas
mengandung alkohol.
3) Gunakan auto lancet untuk mengambil darah pada jari yang telah diolesi
alkohol.
dengan kadar Hb normal yakni untuk pria 13-16 g/dl dan untuk wanita 12-14
g/dl.
43
G. Kerangka Teori
Pendapatan
Keluarga Komsumsi
faktor
penghambat Absorbsi
dan pendorong Fe
Kurangnya
absorbsi besi
pengetahuan
Komsumsi
mengenai
besi (Fe)
anemia
Body image ,
Pola makan
diet,dan Anemia
gangguan
makan
Pendarahan kronis
Parasit Kehilangan darah
Infeksi
Pelayanan kesehatan rendah
Gambar 1
Kerangka Teori Penenlitiaan
44
BAB III
KERANGKA KONSEP
dengan proporsi 20,6% di perkotaan dan 22,8% di pedesaan serta 18,4% laki-
berumur 5-14 tahun yaitu sebesar 26,4% dan yaitu sebesar 18,4% pada
Salah satu kelompok usia yang rentang menderita anemia yaitu remaja,
makanan seperti telur dan susu. Susu dianggap minuman anak-anak atau
sehingga tidak dapat tumbuh atau mencapai tinggi yang optimal dan
kekuranga asupan zat besi. Kadang standar langsing tidak jelas untuk remaja
putri. Banyak remaja putri menganggap dirinya kelebihan berat badan atau
mudah menjadi gemuk sehingga sering diet dengan cara yang kurang benar
45
Kebiasaan makan yang diperoleh semasa remaja akan berdampak pada
dan wanita membutuhkan lebih banyak lagi untuk mengganti besi yang hilang
Selain zat besi, asupan zat gizi mikro lain juga berperan dalam terjadinya
anemia. Absorpsi besi yang efektif dan efisien memerlukan suasana asam dan
sebagai promotor terhadap absorpsi besi dengan cara mereduksi besi ferri
besi tidak dapat dimanfaatkan untuk eritropoesis. Selain vitamin B12 juga
46
B. Kerangka Konsep
Pengetahuan
Berasosiasi Berpengaruh
Asupan zat
gizi mikro Fe,
Body Image vitamin C,
Pola Makan vitamin A, Kadar Hb
vitamin B12)
protein
Perilaku Diet
Keterangan:
: variabel independen
: variabel dependen
: variabel pengganggu
Gambar 2
Kerangka Konsep Penelitian
47
C. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif
Variabel Dependen
Definisi
Variabel Instrumen Kriteria Objektif
operasional
Body Image Pandangan subjek Kuesioner Puas terhadap tubuh
tentang kepuasan body image yang dimiliki sekarang
terhadap bentuk yaitu body apabila skor: +1 SD.
tubuhnya sendiri shape Sedang apabila skor:
questionnaire rata-rata.
(Cooper at al, Tidak Puas terhadap
1987). tubuh yang dimiliki
sekarang apabila skor:
-1 SD.
Zat Gizi
Mikro
Asupan Fe Asupan Fe: jumlah Kuesioner Klasifikasi tingkat
semua asupan besi recall 24 jam. kecukupan Fe sebagai
responden perhari berikut (Gibson, 2005):
yang bersumber 1. Cukup:≥77% AKG
dari makanan 2. Kurang:<77% AKG
maupun minuman.
48
maupun minuman
Definisi
Variabel Instrumen Kriteria Objektif
operasional
Kadar Hb Kadar Hb remaja Alat ukur Hb Nominal:
putri yang 1. Anemia: Hb<12 g/dl
diapatkan denga 2. Normal: Hb≥12 g/dl
cara (Citrakesumasari,
membandingkan 2012).
kadar Hb sampel
dengan nilai
normalnya
Variabel Pengganggu
Definisi
Variabel Instrumen Kriteria Objektif
operasional
Pengetahuan Tingkat Kuesioner 1.Baik: skor yang
pengetahuan remaja diperoleh ≥ 80% dari
putri tentang total skor
pengertian anemia, 2.Kurang: skor yang
penebab anemia, diperoleh < 80% dari
cara mengetahui total skor
anemia, sumber zat
besi, gejalah
anemia, dampak
anemia, akibat yang
ditimbulkan, zat
penghambat
absorbsi Fe, cara
mencegah anemia,
dan cara mengobati
anemia.
49
D. Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan body image dengan asupan zat gizi mikro(Fe, vitamin C,
Makassar
2. Ada hubungan asupan zat gizi mikro (Fe, vitamin C, vitamin A, dan
Makassar
1. Tidak ada hubungan body image dengan asupan zat gizi mikro (Fe,
vitamin C, vitamin A, dan vitamin B12) dan protein remaja putri di SMAN
21 Makassar
2. Tidak ada hubungan asupan zat gizi mikro (Fe, vitamin C, vitamin A, dan
Makassar
50
BAB IV
METODE PENELIAN
A. Jenis Penelitian
analitik. Desain yang digunakan adalah cross sectional, yaitu suatu penelitian
yang termasuk efek diobservasi dalam waktu yang sama, yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan body image, asupan zat gizi mikro (Fe, vitamin C,
vitamin A, dan vitamin B12) dan kadar Hb pada remaja putri di SMAN 21
Makassar.
1. Lokasi penelitian
2. Waktu penelitian
1. Populasi
kuantitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
51
dan XI di SMAN 21 Makassar. Jumlah populasi dalam penelitian ini
adalah 623 orang yang diperoleh dari data sekunder SMAN 21 Makassar.
2. Sampel
a. Besar Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang diambil dari keseluruhan
N . Z2 . P . Q
n=
d 2 N−1 +Z 2 .P.Q
Keterangan :
n : Besar sampel
N : Besar populasi
Dimana :
359,342158
n=
3,0478 +0,57679319
52
359,34215762
n=
3,62459319
n = 99,139997
n = 100
sampel.
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
Sedang sakit.
53
dibagi dengan perkiraan jumlah sampel yang diinginkan, hasilnya
Rumus:
I: N
n
I: 623 = 6
100
Jadi populasi yang terpilih sebagai sampel adalah kelipatan 6
a. Body image
54
Dilakukan juga pengukuran IMT untuk melihat apakah responden
IMT normal atau tidak dan begitu juga dengan responden yang
b. Asupan zat gizi mikro (Fe, vitamin C, vitamin A, dan vitamin B12) dan
protein.
Data asupan zat gizi mikro (Fe, vitamin C, vitamin A, dan vitamin
asupan zat gizi lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar
c. Pengetahuan
55
d. Kadar Hb
kapas beralkohol.
dalam mikrocuvet.
2. Data Sekunder
Instrumen Penelitian
56
1. Kuesioner body image
2. Kuesioner recall 24
4. Hemoque
5. Microcuvet
7. Microtoise
9. Program computer
24 jam dan tes kadar Hb dibuat dalam master tabel, kemudian diolah
a. Editing / Pengeditan
termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat
57
dalam bentuk angka atau huruf yang memberikan petunjuk atau
d. Cleaning Data
e. Tabulasi Data
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
58
data ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan analisis
responden, gambaran body image, gambaran asupan zat gizi mikro dan
b. Analisis Bivariat
melihat apakah ada hubungan body image dengan asupan zat gizi
mikro (Fe, vitamin C, vitamin A, dan vitamin B12) dan protein pada
zat gizi mikro (Fe, vitamin C, vitamin A, dan vitamin B12) dan protein
F. Penyajian Data
Data yang telah melalui proses analisis kemudian disajikan dalam bentuk
59
BAB V
A. Hasil Penelitian
Makassar:
a. Identitas Sekolah
NPSN : 403119
Kelurahan : Tamalanrea
Kecamatan : Tamalanrea
Kota : Makassar
Email : smaN21mks@yahoo.co.id
Website : www.sman21makassar.sch.id
60
b. Visi dan Misi Sekolah
1. Visi
2. Misi
mengajar.
c. Data Siswa
terdiri dari kelas X, XI, dan XII. Berikut penjelasan lebih lengkapnya:
= 340 Siswa
61
Kelas XI Jurusan IPS Laki-laki=80, Perempuan= 71 Berjumlah =
151 Siswa
= 307 Siswa
113 Siswa
d. Data Guru/Pegawai
sekolah.
berikut :
62
4. Mitra dialog dalam peningkatan kualitas pendidikan
5. Sumber belajar
2. Analisi Univariat
a. Karakteristik Responden
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden
SMA Negeri 21 Makassar Tahun 2017
Variabel n %
Usia (n=100)
15 tahun 27 27,0
16 tahun 52 52,0
17 tahun 21 21,0
Kelas (n=100)
XI 78 78,0
XII 22 22,0
Suku (n=100)
Bugis 58 58,0
Bugis Makassar 2 2,0
Bugis Mandar 1 1,0
Jawa 7 7,0
Makassar 20 20,0
Manado 1 1,0
Sunda 1 1,0
Toraja 10 10,0
Kecamatan (n=100)
Biringkanaya 36 36,0
Bontoala 1 1,0
Makassar 4 4,0
Manggala 1 1,0
Panakukkang 1 1,0
Tamalanrea 57 57,0
Pekerjaan Ayah (n=100)
Buruh Tani 3 3,0
Jasa (Ojek/Supir) 1 1,0
Petani Pemilik 1 1,0
PNS/TNI 40 40,0
Pegawai Swasta 34 34,0
Dagang/Wiraswasta 21 21,0
63
Pekerjaan Ibu (n=100)
Ibu Rumah Tangga 56 56,0
PNS/TNI 32 32,0
Pegawai Swasta 8 8,0
Dagang/Wiraswasta 4 4,0
Pendidikan Ayah (n=100)
Tamat SD 1 1,0
Tamat SMP 5 5,0
Tamat SMA 31 31,0
Diploma 1/2/3 4 4,0
S1/S2/S3 59 59,0
Pendidikan Ibu (n=100)
Tamat SMP 8 8,0
Tamat SMA 35 35,0
Diploma 1/2/3 8 8,0
S1/S2/S3 49 49,0
Total 100 100,0
(Sumber: Data Primer, 2017).
yang paling sedikit menjadi responden yaitu siswi yang bersuku Bugis
64
Sementara itu sisiwi yang bersuku Bugis Makassar sebanyak 2 orang,
orang, sedangkan pekerjaan ayah siswi yang paling sedikit adalah jasa
orang.
65
sedangkan responden dengan pendidikan ayah yang paling sedikit
orang.
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Body Image Responden
Jumlah
Body Image
N %
Puas 61 61,0
Tidak Puas 39 39,0
Total 100 100,0
(Sumber: Data Primer, 2017).
bahwa jumlah siswi yang merasa puas dengan bentuk tubuh mereka
yaitu sebanyak 61 orang dan jumlah siswa yang tidak puas dengan
66
Deskripsi Bentuk Tubuh Aktual
Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Deskripsi Bentuk Tubuh
Aktual
Jumlah
Body Image
N %
Sangat kurus 1 1,0
Kurus 19 19,0
Langsing 24 24,0
Normal 25 25,0
Berisi 14 14,0
Sedikit gemuk 12 12,0
Gemuk 3 3,0
Sangat gemuk 2 2,0
Total 100 100,0
(Sumber: Data Primer, 2017).
aktual menurut para siswi, yang paling banyak yaitu normal sebanyak
25 orang dan yang paling sedikit yaitu sangat kurus sebanyak 1 orang.
Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Deskripsi Bentuk Tubuh Ideal
Jumlah
Body Image
N %
Sangat kurus 1 1
Kurus 11 11
Langsing 50 50
Normal 28 28
Berisi 8 8
Sedikit gemuk 2 2
Total 100 100,0
(Sumber: Data Primer, 2017).
67
Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa deskripsi bentuk tubuh
ideal menurut para siswi, yang paling banyak yaitu langsing sebanyak
50 orang dan yang paling sedikit yaitu sangat kurus sebanyak 1 orang.
Tabel 5.5
Distribusi responden berdasarkan Deskripsi Bentuk Tubuh aktual
terhadap Deskripsi Bentuk Tubuh Ideal
Deskripsi Tubuh Ideal
Deskripsi Sangat Sedikit total
Tubuh Kurus Langsing Normal Berisi
Kurus Gemuk
Aktual
n % n % n % n % n % n % n %
Sangat
0 0,0 0 0,0 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 1 100,0
Kurus
Kurus 0 0,0 3 3,0 10 10,0 5 5,0 1 1,0 0 0,0 19 100,0
Langsing 0 0,0 4 4,0 15 15,0 5 5,0 0 0,0 0 0,0 24 100,0
Normal 0 0,0 4 4,0 11 11,0 10 10,0 0 0,0 0 0,0 25 100,0
Berisi 0 0,0 0 0,0 7 7,0 5 5,0 2 2,0 0 0,0 14 100,0
Sedikit
0 0,0 0 0,0 5 5,0 3 3,0 2 2,0 2 2,0 12 100,0
Gemuk
Gemuk 1 1,0 0 0,0 1 1,0 0 0,0 1 1,0 0 0,0 3 100,0
Sangat
0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 2 2,0 0 0,0 2 100,0
Gemuk
Sumber: Data primer, 2017
68
menginginkan bentuk tubuh kurus sebanyak 4 orang, langsing 15
berisi dan ingin langsing sebanyak 7 orang, normal 5 orang, dan berisi
2 orang.
Tabel 5.6
Distribusi responden berdasarkan Deskripsi Bentuk Tubuh
Aktual dan Ideal dengan Body Image
Body Image
Gambaran Gambaran Total
Tubuh Aktual Tubuh Ideal Puas Tidak Puas
n % n % n %
Kurus 2 66,7 1 33,3 3 100,0
Kurus
Normal 14 87,5 2 12,5 16 100,0
Gemuk 1 100,0 0 0,0 1 100,0
Kurus 5 62,5 3 37,5 8 100,0
Normal
Normal 30 73,2 11 26,8 41 100,0
Normal 9 45,0 11 55,0 20 100,0
Gemuk
Gemuk 0 0,0 6 100,0 6 100,0
Kurus 0 0,0 1 100,0 1 100,0
Obesitas Normal 0 0,0 1 100,0 1 100,0
Gemuk 0 0,0 3 100,0 3 100,0
Sumber: Data primer, 2017
kurus dan ingin tetap kurus merasa puas dengan bentuk tubuhnya
69
Responden yang mempunyai tubuh kurus dan ingin normal merasa
puas dengan bentuk tubuhnya sebanyak 14 orang (87,5) dan tidak puas
mempunyai tubuh normal dan ingin tetap normal merasa puas dengan
11 orang (26,8%).
tubuh obesitas dan ingin kurus merasa tidak puas sebanyak 1 orang
70
c. Pengukuran Asupan Zat Gizi Mikro (Fe, Vitamin C, Vitamin A,
Tabel 5.7
Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Zat Gizi Mikro (Fe,
Vitamin C, Vitamin A, dan Vitamin B12) dan Protein
Variabel (n=100) n %
Asupan Fe
Cukup 9 9,0
Kurang 91 91,0
Asupan Vitamin C
Cukup 17 17,0
Kurang 83 83,0
Asupan Vitamin A
Cukup 11 11,0
Kurang 89 89,0
Asupan Vitamin B12
53 53,0
Cukup
47 47,0
Kurang
Asupan Protein
44
Cukup 44,0
56
Kurang 56,0
(Sumber: Data Primer, 2017).
Berdasarkan tabel 5.7 kategori asupan zat gizi mikro dan protein
orang yang memiliki asupan vitamin B12 cukup dan 47 orang yang
71
memiliki asupan vitamin B12 kurang. Sedangkan asupan protein siswa
yaitu 44 orang yang memiliki asupan protein cukup dan 56 orang yang
d. Pengukuran Kadar Hb
Tabel 5.8
Distribusi Responden Berdasarkan Kadar Hb
Jumlah
Kadar Hb
N %
Anemia
51 51,0
(Kadar Hb <12 g/dl)
Tidak Anemia
49 49,0
(Kadar Hb >12 g/dl)
Total 100 100,0
(Sumber: Data Primer, 2017).
kategori yaitu anemia apabila kadar Hb<12 g/dl dan tidak anemia
sebanyak 49 orang.
e. Pengukuran Pengetahuan
Tabel 5.9
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan
Jumlah
Pengetahuan
N %
Baik 50 50,0
Kurang 50 50,0
Total 100 100,0
(Sumber: Data Primer, 2017).
≥60 % dari total skor dan pengetahuan dikatakan kurang apabila skor
72
yang diperoleh <60% dari skor total. Tabel di atas menunjukkan
juga.
f. Pengukuran IMT
Tabel 5.10
Distribusi Responden Berdasarkan IMT
Jumlah
IMT
N %
Kurus 30 30,0
Normal 59 59,0
Obesitas 11 11,0
Total 100 100,0
(Sumber: Data Primer, 2017).
menunjukkan bahwa status gizi siswi yang paling banyak yaitu status
gizi normal sebanyak 59 orang dan status gizi yang paling sedikit yaitu
73
3. Analisis Bivariat
Tabel 5.11
Hubungan Body Image dengan Asupan Zat Gizi Mikro (Fe,
Vitamin C, Vitamin A, dan Vitamin B12) dan Protein
Body Image
Asupan Zat Gizi Puas Tidak Total p
Mikro dan Protein Puas
n % n % N %
Fe
Cukup 8 88,9 1 11,1 9 100,0 0,086
Kurang 53 58,2 38 41,8 91 100,0
Vitamin C
Cukup 15 88,2 2 11,8 17 100,0 0,012
Kurang 46 55,4 37 44,6 83 100,0
Vitamin A
Cukup 9 81,8 2 18,2 11 100,0 0,194
Kurang 52 58,4 37 41,6 89 100,0
Vitamin B12
Cukup 36 67,9 17 32,1 53 100,0 0,132
Kurang 25 53,2 22 46,8 47 100,0
Protein
Cukup 29 65,9 15 34,1 44 100,0 0,372
Kurang 32 57,1 24 42,9 56 100,0
Sumber: Data Primer 2017
Fe kurang sebanyak 58,2% puas dengan body image yang dimiliki dan
terdapat 41,8% tidak puas dengan body image yang dimilki. Uji Fisher
bahwa ada hubungan antara asupan Fe dengan body image pada siswi
74
Siswi dengan asupan vitamin C kurang sebanyak 55,4% puas
dengan body image yang dimiliki dan terdapat 44,6% tidak puas
dengan body image yang dimilki . Uji Chi Square yang dilakukan
dengan body image yang dimiliki dan terdapat 41,6% tidak puas
dengan body image yang dimilki. Uji Fisher yang dilakukan terhadap
Makassar. Hal ini berarti, tidak ada hubungan antara variabel bebas
dengan body image yang dimiliki dan terdapat 46,8% tidak puas
dengan body image yang dimilki . Uji Chi Square yang dilakukan
hubungan antara asupan vitamin B12 dengan body image pada siswi
75
di SMAN 21 Makassar. Hal ini berarti, tidak ada hubungan antara
body image yang dimiliki dan terdapat 42,9% tidak puas dengan body
image yang dimilki. Uji Chi Square yang dilakukan terhadap asupan
Makassar. Hal ini berarti, tidak ada hubungan antara variabel bebas
76
Berdasarkan tabel 5.12 menunjukkan bahwa siswi dengan asupan
dan terdapat 42,2% tidak mengalami anemia. Uji Chi Square yang
dan terdapat 44,9% tidak mengalami anemia. Uji Chi Square yang
dan terdapat 48,9% tidak mengalami anemia. Uji Chi Square yang
77
dilakukan terhadap asupan vitamin B12 dengan kadar Hb didapatkan
pada siswi di SMAN 21 Makassar. Hal ini berarti, tidak ada hubungan
Tabel 5.13
Body Image dan Asupan Fe dengan Pengetahuan sebagai variabel
pengganggu
Asupan Fe 95%
Total Crude OR
Pengetahuan Body image Cukup Kurang p CI
OR MH
n % n % n %
Puas 2 6,5 29 93,5 31 100,0 0,72
Baik
Tidak puas 0 0,0 19 100,0 19 100,0 0,13 6,33 4-
5,736
Puas 6 20,0 24 80,0 30 100,0 9 3 55,3
Kurang
Tidak puas 1 5,0 19 95,0 20 100,0 65
Sumber: Data Primer 2017
Berdasarkan tabel 5.13 dapat dilihat hasil anlisis uji Mantel Haenszel
diperoleh nilai Chi Square Mantel Hanszel sebesar 2,192 degan nilai p
bahwa tidak terdapat hubungan antara body image dengan asupan Fe.
78
Melihat hasil crude OR untuk semua strata = 5,736 dengan OR Mantel
image.
Tabel 5.14
Body Image dan Asupan Vitamin C dengan Pengetahuan sebagai
variabel pengganggu
Vitamin C 95%
Total Crude OR
Pengetahuan Body image Cukup Kurang p CI
OR MH
n % n % n %
Puas 7 22,6 24 77,4 31 100,0 1,31
Baik
Tidak puas 0 0,0 19 100,0 19 100,0 0,02 3-
6,033 6,25
Puas 8 26,7 22 73,3 30 100,0 4 30,1
Kurang
Tidak puas 2 10,0 18 90,0 20 100,0 73
Sumber: Data Primer 2017
Berdasarkan tabel 5.14 dapat dilihat hasil anlisis uji Mantel Haenszel
diperoleh nilai Chi Square Mantel Hanszel sebesar 5,080 degan nilai p
79
Tabel 5.15
Body Image dan Asupan Vitamin A dengan Pengetahuan sebagai
variabel pengganggu
Vitamin A 95%
Total Crude OR
Pengetahuan Body image Cukup Kurang p CI
OR MH
n % n % n %
Puas 6 19,4 25 80,6 31 100,0 0,64
Baik
Tidak puas 1 5,3 18 94,7 19 100,0 0,25 3,17 8-
3,202
Puas 3 10,0 27 90,0 30 100,0 1 3 15,5
Kurang
Tidak puas 1 5,0 19 95,0 20 100,0 36
Sumber: Data Primer 2017
Berdasarkan tabel 5.15 dapat dilihat hasil anlisis uji Mantel Haenszel
diperoleh nilai Chi Square Mantel Hanszel sebesar 1,313 degan nilai p
bahwa tidak terdapat hubungan antara body image dengan asupan vitamin
A.
Tabel 5.16
Body Image dan Asupan Vitamin B12 dengan Pengetahuan
sebagai variabel pengganggu
Vitamin B12 95%
Total Crude OR
Pengetahuan Body image Cukup Kurang p CI
OR MH
n % n % n %
Puas 19 61,3 12 38,7 31 100,0 0,81
Baik
Tidak puas 11 57,9 8 42,1 19 100,0 0,20 1,85 9-
1,864
Puas 17 56,7 13 43,3 30 100,0 3 7 4,21
Kurang
Tidak puas 6 30,0 14 70,0 20 100,0 1
Sumber: Data Primer 2017
80
Berdasarkan tabel 5.16 dapat dilihat hasil anlisis uji Mantel Haenszel
diperoleh nilai Chi Square Mantel Hanszel sebesar 1,622 dengan nilai p
bahwa tidak terdapat hubungan antara body image dengan asupan vitamin
B12.
Tabel 5.17
Body Image dan Asupan Protein dengan Pengetahuan sebagai
variabel pengganggu
Protein 95%
Total Crude OR
Pengetahuan Body image Cukup Kurang p CI
OR MH
n % n % n %
Puas 16 51,6 15 48,4 31 100,0 0,63
Baik
Tidak puas 9 47,4 10 52,6 19 100,0 0,51 1,44 3-
1,450
Puas 13 43,3 17 56,7 30 100,0 0 3 3,28
Kurang
Tidak puas 6 30,0 14 70,0 20 100,0 9
Sumber: Data Primer 2017
Berdasarkan tabel 5.17 dapat dilihat hasil anlisis uji Mantel Haenszel
diperoleh nilai Chi Square Mantel Hanszel sebesar 0,435 degan nilai p
bahwa tidak terdapat hubungan antara body image dengan asupan vitamin
protein.
81
0,48% (<10%) ini menunjukkan bahwa variabel pengetahuan bukan
Tabel 5.18
Asupan Fe protein dengan Kadar Hb dan Pengetahuan sebagai
variabel pengganggu
Kadar Hb
Tidak Total Crude OR C1
Pengetahuan Asupan Fe Anemia p
Anemia OR MH 95%
n % n % n %
100,
Cukup 2 0 0,0 2 100,0 1,21
Baik 0
Kurang 25 23 47,9 48 100,0 0,03 10,8 8-
52,1 8,930
1 89 97,3
Cukup 6 85,7 1 14,3 7 100,0
Kurang 57
Kurang 18 41,9 25 58,1 43 100,0
Sumber: Data Primer 2017
Berdasarkan tabel 5.18 dapat dilihat hasil anlisis uji Mantel Haenszel
diperoleh nilai Chi Square Mantel Hanszel sebesar 4,636 degan nilai p
82
Tabel 5.19
Asupan Vitamin C dengan Kadar Hb dan Pengetahuan sebagai
variabel pengganggu
Kadar Hb
Asupan Tidak Total Crude OR C1
Pengetahuan Anemia p
Vitamin C Anemia OR MH 95%
n % n % n %
Cukup 1 14,3 6 85,7 7 100,0 0,04
Baik
Kurang 26 60,5 17 39,5 43 100,0 0,00 0,16 3-
0,156
Cukup 2 20,0 8 80,0 10 100,0 7 0 0,59
Kurang
Kurang 22 55,0 18 45,0 40 100,0 9
Sumber: Data Primer 2017
Berdasarkan tabel 5.19 dapat dilihat hasil anlisis uji Mantel Haenszel
diperoleh nilai Chi Square Mantel Hanszel sebesar 7,242 degan nilai p
Tabel 5.20
Asupan Vitamin A dengan Kadar Hb dan Pengetahuan sebagai
variabel pengganggu
Kadar Hb
Asupan Tidak Total Crude OR C1
Pengetahuan Anemia P
Vitamin A Anemia OR MH 95%
n % n % n %
Cukup 1 14,3 6 85,7 7 100,0 0,03
Baik
Kurang 26 60,5 17 39,5 43 100,0 0,04 0,17 7-
0,181
Cukup 1 25,0 3 75,0 4 100,0 1 8 0,86
Kurang
Kurang 23 50,0 23 50,0 46 100,0 0
Sumber: Data Primer 2017
83
Berdasarkan tabel 5.20 dapat dilihat hasil anlisis uji Mantel Haenszel
diperoleh nilai Chi Square Mantel Hanszel sebesar 4,147 degan nilai p
Tabel 5.21
Asupan Vitamin B12 dengan Kadar Hb dan Pengetahuan sebagai
variabel pengganggu
Kadar Hb
Asupan Tidak Total Crude OR C1
Pengetahuan Anemia P
Vitamin B12 Anemia OR MH 95%
n % n % n %
Cukup 16 53,3 14 46,7 30 100,0 0,43
Baik
Kurang 11 55,0 9 45,0 20 100,0 0,91 0,96 4-
0,995
Cukup 11 47,8 12 52,2 23 100,0 7 1 2,12
Kurang
Kurang 13 48,1 14 51,9 27 100,0 9
Sumber: Data Primer 2017
Berdasarkan tabel 5.20 dapat dilihat hasil anlisis uji Mantel Haenszel
diperoleh nilai Chi Square Mantel Hanszel sebesar 0,011 degan nilai p
bahwa tidak ada hubungan antara asupan vitamin B12 dengan kadar Hb
84
merupakan variabel confounding pada hubungan antara asupan vitamin
Tabel 5.22
Asupan Protein dengan Kadar Hb dan Pengetahuan sebagai
variabel pengganggu
Kadar Hb
Asupan Tidak Total Crude OR C1
Pengetahuan Anemia P
Protein Anemia OR MH 95%
n % n % n %
Cukup 13 52,0 12 48,0 25 100,0 0,34
Baik
Kurang 14 56,0 11 44,0 25 100,0 0,62 0,76 4-
0,791
Cukup 8 47,7 11 52,3 31 100,0 5 5 1,70
Kurang
Kurang 16 53,6 15 46,6 50 100,0 1
Sumber: Data Primer 2017
Berdasarkan tabel 5.22 dapat dilihat hasil anlisis uji Mantel Haenszel
diperoleh nilai Chi Square Mantel Hanszel sebesar 0,203 degan nilai p
B. PEMBAHASAN
1. Karakteristik Renponden
Sampel dalam penelitian ini adalah remaja putri kelas XI dan XII.
Pada tabel 5.1 diatas dapat diketahui bahwa berdasarkan usia, remaja putri
85
Berdasarkan suku, remaja putri yang bersuku bugis adalah yang paling
banyak adalah ibu rumah tangga. Sementara itu, pendidikan ayah dan
2. Body Image
Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi pula rasa
ini, kuesioner dibagikan kepada siswa dengan cara mengunjungi kelas satu
dan IQ. Kendala yang terjadi pada saat penelitian yaitu siswi sulit
Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa siswi yang merasa puas
dengan bentuk tubuh mereka yaitu sebanyak 61 orang dan jumlah siswa
yang tidak puas dengan bentuk tubuh mereka yaitu sebanyak 39 orang.
umumnya bertambah dalam tinggi dan berat badan hingga enam tahun
86
setelah mencapai menarche (kedatangan haid pertama). Kebanyakan masa
sendiri. Masalah body image ini dianggap sebagai perkara besar yang tak
tentang bentuk tubuhnya serta harapan tentang bentuk dan ukuran tubuh
tubuh aktualnya, maka hal ini di anggap sebagai body image yang negetif.
kita bentukdalam pikiran kita. Body image dalam pengertian ini mengacu
3. Asupan Zat Gizi Mikro (Fe, Vitamin C, Vitamin A, dan Vitamin B 12)
dan Protein
vitamin B12) dan protein dilakukan dengan cara melakukan recall 24 jam
penelitian ini, recall 24 jam dilakukan dengan cara mengunjungi kelas satu
87
Asupan Fe
Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa siswi yang asupan Fe cukup
terdapat dalam tubuh manusi dan hewan, yaitu 3-5 gram di dalam tubuh
yaitu sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai
alat angkut elektron di dalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai
Asupan Vitamin C
Pada tabel 5.5 juga dapat dilihat asupan vitamin C pada siswa yaitu 17
orang yang memiliki asupan vitamin C cukup dan 83 orang yang memiliki
tomat dan sayuran seperti bayam, sawi dan lain-lain (Beck, 2011).
88
Asupan Vitamin A
Asupan vitamin B12 pada siswa berdasarkan tabel 5.3 yaitu 53 orang
yang memiliki asupan vitamin B12 cukup dan 47 orang yang memiliki
asupan vitamin B12 kurang. Vitamin B12 merupakan salah satu vitamin
larut air yang berfungsi dalam menjaga aktivitas saraf pusat, sintesis DNA
dan asam lemak, pembelahan sel, metabolisme sel dalam pelepasan energi
dan pembentukan darah. Selain itu berperan dalam metabolisme asal folat
(Sandjaja, dkk., 2010). Sumber-sumber vitamin B12 yaitu hati, ginjal dan
jantung merupakan sumber vitamin B12 yang amat baik dan dengan jumlah
89
Asupan Protein
memiliki asupan protein cukup dan 56 orang yang memiliki asupan protein
makanan dapat digunakan sebagai sumber protein, baik berasal dari bahan
daging sapi, kambing, daging ayam, telur ikan, susu, keju dianggap
kedelai yang dapat dibuat sebagai tahu, tempe (Departemen Gizi dan
4. Kadar Hb
ini dilakukan pada hari jumat pukul 11.00 WITA-13.00 WITA. Alat yang
digunakan pada penelitian ini yaitu Hemocue 201. Kendala yang terdapat
pada saat penelitian yaitu siswi sulit untuk dikumpulkan dalam 1 ruangan
luas seperti aula dan sulit untuk meminta izin kepada guru saat pelajaran
90
sedang berlangsung. Jadi, sampel penelitian ini adalah siswi yang tidak
orang. Hal ini menjukkan bahwa lebih banyak siswi yang menderita
2009).
ketidakcukupan zat besi dan infeksi penyakit, kurangnya zat besi dalam
91
yang dimakan mengandung zat penghambat absorbsi besi. Infeksi penyakit
ibu dan anak wanita tidak menjadi priorits. Dan sebab mendasar yaitu
pendapatan, status social yang rendah dan lokasi geografi yang sulit.
5. Pengetahuan
yang sudah melakukan tes kadar Hb dan IQ. Kendala yang terjadi pada
pengetahuan kurang yaitu sebanyak 50 orang juga. Hal ini berarti bahwa
92
pengetahuan tentang anemia yang dimiliki responden kurang baik karena
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan hal ini terjadi setelah
93
kelompok tersebut akan berprilaku kurang baik. Social budaya yang
informasi.
pengukuran berat badan dan tinggi badan itulah yang dihitung berdasarkan
dengan kategori status gizi untuk melihat status gizi remaja putri.
paling banyak yaitu status gizi normal sebanyak 59 orang dan status gizi
yang paling sedikit yaitu obesitas sebanyak 11 orang. Sementara itu status
gizi siswi yang underweight yaitu sebanyak 30 orang. Indeks massa tubuh
(IMT) merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang
(Supariasi,dkk., 2013).
94
mutu gizi dari makanan yang dikonsumsinya akan tercemin dalam status
7. Hubungan Body Image dengan Asupan Zat Gizi Mikro (Fe, Vitamin
sebanyak 58,2% puas dengan body image yang dimiliki dan terdapat
41,8% tidak puas dengan body image yang dimilki. Uji Fisher yang
sebesar 0,086 (p > 0,05), hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
dengan body image yang dimiliki dan terdapat 41,6% tidak puas dengan
body image yang dimilki. Uji Fisher yang dilakukan terhadap asupan
protein dengan body image didapatkan p value sebesar 0,194 (p > 0,05),
hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara asupan vitamin A
asupan vitamin B12 kurang sebanyak 53,2% puas dengan body image
yang dimiliki dan terdapat 46,8% tidak puas dengan body image yang
dimilki . Uji Chi Square yang dilakukan terhadap vitamin B12 dengan
body image didapatkan p value sebesar 0,132 (p > 0,05), hal ini
95
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara asupan vitamin B12
dengan body image yang dimiliki dan terdapat 42,9% tidak puas dengan
body image yang dimilki. Uji Chi Square yang dilakukan terhadap asupan
protein dengan body image didapatkan p value sebesar 0,372 (p > 0,05),
hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara asupan protein
yaitu sebanyak 55,4% puas dengan body image yang dimiliki dan 44,6%
siswi tidak puas dengan body image yang dimilki . berdasarkan uji Chi
p value sebesar 0,012 (p < 0,05), hal ini menunjukkan bahwa ada
SMAN 21 Makassar.
bahwa tidak ada hubungan antara body mage dengan asupan zat gizi.
Asupan zat gizi pada siswi SMA 21 Makassar dipengaruhi oleh faktor lain
para siswi didapat bahwa rata-rata uang jajan siswi yaitu sebanyak Rp.
10.000- Rp 15.000 per hari, hanya sedikit siswi yang memiliki uang jajan
96
Konsep body image yang sudah melekat pada diri seseorang diduga
dipandang mata (berat badan dan tinggi badan ideal) seringkali menjaga
image ini mengarah pada yang negatif, remaja pada umumnya cenderung
yang menarik. Diet yang dilakukan tanpa pengetahuan gizi yang benar
97
Jika dibandingkan dengan teori, hasil penelitian tidak sesuai dengan
teori pada hubungan body image dengan asupan Fe, vitamin A, vitamin
40,3% sampel merasa tidak puas terhadap bentuk tubuhnya dan sebagian
besar subjek (56,9%) belum menjalankan perilaku makan yang baik. Hal
konsumsi pangan adalah konsumsi energi dan protein. Pada umumnya jika
konsumsi energi dan protein terpenuhi dan beragam jenis pangan, maka
yang dibutuhkan tubuh, maka kebutuhan zat gizi lain juga tidak terpenuhi
Asupan Fe
sebanyak 47,3% anemia dan terdapat 52,7% tidak mengalami anemia. Uji
98
value sebesar 0,031 (p < 0,05), hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan
penelitian yang dilakukan pada Siswi Salah Satu SMP di Kota Makassar
diperoleh hasil bahwa terapat hubungan antara komsumsi zat besi, Dimana
remaja putri dengan konsumsi zat besi kurang (75,0%) (Syatriani dan
Astrina, 2010).
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan pada mahasiswi
Hal ini disebabkan oleh intake Fe dari makanan yang dikonsumsi masih
2011). Penelitian yang dilakukan oleh Midret (2017) pada Pada Remaja
anemia.
Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam proses pembentukan
sel darah merah. Selain itu zat besi mempunyai beberapa fungsi esensial
99
dalam tubuh, yaitu: sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan
tubuh, sebagai alat angkut elektron di dalam sel, dan sebagai bagian
Zat besi terkandung dalam berbagai bahan makanan, antara lain hati,
susu. Sayuran hijau seperti sayur bayam, kangkung, katuk, dan bluntasjuga
antara 2,5 sampai 5,6 mg/100 g. Zat besi dalam bahan makanan dapat
berbentuk besi heme, yaitu senyawa besi yang berikatan dengan protein
dan ada dalam bentuk besi anorganik atau besi non heme. Jadi,
ketersediaan besi dibedakan dalam dua bentuk, yaitu besi heme dan besi
Asupan Vitamin C
anemia. Uji Chi Square yang dilakukan terhadap asupan vitamin C dengan
Salah Satu SMP di Kota Makassar diperoleh hasil bahwa terapat hubungan
100
risiko lebih besar untuk mengalami anemia. Prevalensi pada remaja putri
Hal ini juga sejalan dengan dengan penelitian yang dilakukan pada
AKG yang dianjurkan. Hal ini disebabkan oleh intake vitamin C dari
sebagian besar hewan. Vitamin C terdapat dalam dua bentuk di alam, yaitu
Interaksi antara mineral besi dan vitamin C terkait tidak hanya untuk
efek vitamin pada penyerapan zat besi non heme pada usus, tetapi juga
pada distribusi zat besi dalam tubuh ( Groff JL dan Gropper SS, 2000).
Vitamin C dapat meningkatkan absorbsi zat besi non hem sampai empat
kali lipat, yaitu dengan merubah besi feri menjadi fero dalam usus halus
101
Sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayuran dan buah-
Food Vitamin. Buah yang masih mentah lebih banyak kandungan vitamin
C nya. Jadi, buah yang segar dan salad memiliki kandungan vitamin C
seperti daging yang merupakan bagian otot hewan, tidak terdapat vitamin
AS, 2012).
Asupan Vitamin A
anemia. Uji Chi Square yang dilakukan terhadap asupan vitamin A dengan
kadar Hb didapatkan p value sebesar 0,021 (p < 0,05), hal ini menunjukkan
bahwa ada hubungan antara asupan vitamin A dengan kadar Hb pada siswi
di SMAN 21 Makassar.
pula nilai kadar hemoglobin yang berarti kejadian anemia semakin rendah.
Asupan zat gizi pada siswi tergolong baik karena kebanyakan dari mereka
102
asupannya berda di batas normal dan bahkan ada yang melebihi
Berdasarkan teori, status zat besi dan vitamin A juga saling terkait.
Gropper, 2000).
103
Asupan Vitamin B12
B12 kurang sebanyak 51,1% anemia dan terdapat 48,9% tidak mengalami
anemia. Uji Chi Square yang dilakukan terhadap asupan vitamin B12
dengan kadar Hb didapatkan p value sebesar 0,990 (p > 0,05), hal ini
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan pada penelitian
yang dilakukan pada Siswi Salah Satu SMP di Kota Makassar diperoleh
yang mengandung cincin korinoid dengan satu atom kobalt pada bagian
dan vitmin B12 dapat mengganggu pembelahan sel normal. Sel darah
merah dapat menjadi besar, cacat, dan kadang-kadang berinti (Groff JL,
darah merah yang normal. Vitamin ini ternyata menjadi faktor non-anemia
104
Asupan Protein
anemia. Uji Chi Square yang dilakukan terhadap asupan protein dengan
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Restuti dkk
(2016) uji hubungan antara asupan protein didapatkan nilai p > 0,05
artinya tidak ada hubungan yang signifikan. Hal ini juga didukung dengan
uji fisher maka p value lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan
Mutu protein ditentukan oleh jenis dan proporsi asam amino yang
bermutu tinggi adalah protein yang mengandung semua jenis asam amino
atau protein bermutu rendah adalah protein yang tidak mengandung atau
mengandung dalam jumlah kurang satu atau lebih asam amino esensial.
105
Sebagian besar protein nabati kecuali kacang kedelai dan kacang-kacangan
jumlah maupun mutu, seperti telur, susu, daging, unggas, ikan, dan kerang.
Sumber protein nabati adalah kacang kedelai dan hasilnya seperti tempe
lebih rendah dibanding protein hewani karena protein nabati sulit dicerna
Secara kesuluruhan jika dilihat dari hubungan asupan zat gizi mikro
(Fe, vitamin C, vitamin A, dan vitamin B12) dan protein dengan kadar Hb,
dengan kadar Hb, sementara itu asupan vitamin B12 dan protein tidak
berhubungan dengan kadar Hb. Hal ini disebabkan karena anemia yang
besi (Fe).
Kekurangan pasokan zat gizi besi (Fe) yang merupakan inti molekul
hemoglobin sebagai unsur utama sel darah merah. Akibat anemia gizi besi
106
serta pengurangan jumlah sel darah merah. Anemia zat besi biasanya
(hipokromia) dan ukuran sel darah merah lebih kecil dari normal
meningkatkan absorpsi zat besi non heme secara signifikan. Jadi, buah
kiwi, jambu biji, dan jeruk merupakan produk pangan nabati yang
Variabel Pengganggu
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan hal ini terjadi setelah
107
Menurut Notoatmodjo pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu
dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek
benar mengenai gizi, maka orang akan tahu dan berupaya untuk mengatur
Pengetahuan gizi pada setiap individu dinilai menjadi salah satu faktor
yang penting dalam konsumsi pangan dan status gizi. Hal tersebut
pangan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada keadaan gizi individu
makanan yang baik agar zat gizi dalam makanan tidak hilang serta
108
BAB VI
A. Kesimpulan
gizi mikro (Fe, Vitamin C, Vitamin A, dan Vitamin B12) dan protein dengan
1. Body image remaja putri di SMAN 21 Makassar yaitu ada remaja putri
yang merasa puas dengan bentuk tubuh (61%) dan yang tidak puas dengan
A kurang (89%), asupan vitamin B12 cukup (53%), asupan protein kurang
(56%).
3. Remaja putri yang mengalami anemia yaitu sebanyak (51%) dan tidak
4. Tidak ada hubungan antara body image dengan asupan Fe, vitamin A,
vitamin B12, dan protein remaja putri di SMAN 21 Makassar dan ada
Makassar.
5. Ada hubungan antara asupan Fe, vitamin C, dan vitamin A dengan kadar
asupan vitamin B12 dan protein dengan kadar Hb remaja putri di SMAN
21 Makassar.
109
B. Saran
1. Untuk Siswa
2. Untuk Guru
3. Untuk Sekolah
110
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita, Dkk.. 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Andea, Raisa. 2010. Hubungan Antara Body Image Dan Perilaku Diet Pada
Remaja. Fakultas Psikologi. Universitas Sumatera Utara. 2010.
Anwar. 2006. Gizi Seimbang Untuk Remaja Dan Wanita Usia Subur dalam buku
Hidup Sehat Gizi Seimbang Dalam Siklus Kehidupan Manusia. Jakarta: PT
Primamedia Pustaka. 108-120.
Anwar PDIF, Khomsan PDIA. Makan Tepat Badan Sehat. Jakarta: PT Mizan
Publika; 2009.
Beck, Mari E. 2011. Ilmu Gizi Dan Diet. Yogyakarta: Penertbit Andi Pusaka
Briawan, Dodik. 2012. Anemia: Masalah Gizi Pada Remaja Putri. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Cusuwa N Dan O’Dea JA. 2010. Body Image And Eating Japanese Adolescents.
54:5-15.
111
Kartasapoetra, G Dan H. Marsetyo. 2002. Ilmu Gizi: Kolerasi Gizi, Kesehatan,
Dan Produktifitas Kerja. Jakarta: Pt. Rineka Cipta.
Kirana, Dian Purwitaningtyas. 2011. Hubungan Asupan Zat Gizi Dan Pola
Menstruasi Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di Sma N 2
Semarang. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro . Semarang. 2011.
Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia Harper Edisi ke-25. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.
Nugroho, Aryandhito Windhi Dan Santoso Niko. 2013. Ilmu Gizi Menjadi Sangat
Mudah. Jakarta: Penertbit Buku Kedokteran EGC.Nursari, Dilla.2009.
Gambaran Kejadian Anemia Pada Remaja Putri SMP Negeri 18 Kota Bogor
Tahun 2009. Universitas Islam Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Profil Kesehatan Sulawesi Selatan Tahun 2014. Makassar: Dinas Kesehatan 2014.
Proverawati, Atikah Dan Erna Kusumawati. 2011. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan
Dan Gizi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Rombe, 2014. Hubungan Body Image Dan Kepercayaan Diri Dengan Perilaku
Konsumtif Pada Remaja Putri Di SMA Negeri 5 Samarinda. Ejournal
Psikologi, 2014,2(1): 76-91
112
Robertson Jf. 2004. Instruments For Clinical Health-Care Research Sudbury:
Jones And Bartlett.
Syatriani, S. & Aryani, A. 2010. Konsumsi Makanan Dan Kejadian Anemia Pada
Siswi Salah Satu SMP Di Kota Makassar. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional. 4 (6).
Siswanti. 2007. Hubungan Body Image Dengan Perilaku Makan, Perilaku Sehat,
Status Gizi dan Kesehatan Mahasiswa. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Tri, Na’imah Dan Pambudi Rahardjo. 2008. The Influence Of Social Comparison
To Public Figures In Mass Media On The Body Image Of Early Adolescents
In Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas. Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.
Utami, Dkk.2015. Hubungan Pola Makan Dan Pola Menstruasi Dengan Kejadian
Anemia Remaja Putri. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman
Journal Of Nursing), Volume 10, No.2, Juli 2015.
Wibowo, Dkk. 2013. Hubungan Antara Status Gizi Dengan Anemia Pada Remaja
Putri Di Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 3 Semarang. Jurnal
Kedokteran Muhammadiyah Volume 1 Nomor 2 Tahun 2013.
Widianti, Nur dan Aryu Candra K. 2012. Hubungan Antara Body Image dan
Perilaku Makan dengan Status Gizi Remaja Putri di SMA Theresiana
Semarang. Journal of Nutrition College. Volume 1, Nomer 1, Tahun 2012,
Halaman 398-404.
113
LAMPIRAN
111111
KUESIONER KARAKTERISTIK RESPONDEN
Kode sampel :
A. Identitas Responden
Nama :
NIS :
Kelas :
Alamat :
Bontoala Tallo
Makassar Tamalanrea
Mamajang Tamalate
Panakukkang Wajo
Tempat Lahir :
Tanggal lahir : - -
Suku :
Umur : Tahun
Tinggi Badan : Cm
Berat Badan : Kg
Kadar Hb : mg/dL
B. Identitas Orangtua
Nama :
Umur :
(1) (3) (5)
(2) (4) (6)
No. Selama 4 bulan ini… Tidak Kadang- Sangat
Jarang Sering Selalu
pernah kadang sering
Pernahkah anda merasa
bosan sehingga
1 membuatmu khawatir
tentang bentuk
tubuhmu?
Pernahkah merasa
sangat khawatir
tentang bentuk
2
tubuhmu sehingga
merasa ingin
melakukan diet?
Pernahkah berfikir
bahwa paha, pinggul
atau bokongmu terlalu
3
besar dan tidak sesuai
dengan bagian
tubuhmu yang lain?
Pernahkah merasa
takut kalau tubuhmu
4 berubah
menjadi gemuk?
Pernahkah anda merasa
khawatir bila tubuhmu
5
menjadi kendur/tidak
langsing?
Pernahkah anda merasa
kegemukan sewaktu
6 anda
dalam keadaan
kenyang?
Pernahkah anda
menangis karena
7 menganggap bentuk
tubuhmu terlalu
gemuk?
Pernahkah menolak
berlari karena
beranggapan akan
8
membuat tubuh atau
lemak anda
bergoyang?
Pernahkah anda merasa
tidak percaya diri
9 ketika berada bersama
dengan seorang yang
langsing?
Pernahkah merasa
pahamu seolah-olah
10 akan
pecah/terbagi sewaktu
anda duduk?
Pernahkah merasa akan
menjadi gemuk
11 padahal
waktu itu anda hanya
makan sedikit?
Pernahkah anda merasa
tidak puas dengan
bentuk
12
tubuh ketika melihat
bentuk tubuh orang
lain?
Pernahkah konsentrasi
anda terganggu dalam
melakukan aktivitas
13 sehari-hari terganggu
karena
fikiran anda tentang
bentuk tubuh anda?
Dalam keadaan tanpa
busana (misalnya saat
14
mandi) pernahkah anda
merasa kegemukan?
15 Pernahkah menghindar
dari pakaian tertentu
yang
membuat anda teringat
pada bentuk tubuh
anda?
Pernahkah anda ingin
menyingkirkan anggota
16
tubuh anda yang anda
merasa terganggu?
Pernahkah anda
memakan kue,
manisan, dan makanan
17
berkalori tinggi lainnya
membuat anda merasa
gemuk?
Pernahkah anda
memutuskan untuk
tidak
bergaul/bersosialisasi
18
hanya karena merasa
tidak
puas dengan bentuk
tubuh anda?
Pernahkah merasa
19
gemuk dan bulat?
Pernahkah merasa
dipermalukan oleh
20 tubuh
anda?
Apakah anda khawatir
dengan bentuk
tubuhmu,
21
sehingga melakukan
diet?
Pernahkah merasa
senang dengan bentuk
tubuhmu
22
ketika perut anda
kosong (misalnya pagi
hari)?
Pernahkah anda merasa
bentuk tubuh anda
23
sekarang dikarenakan
kurangnya control diri
anda terhadap pola
makan?
Pernahkah anda merasa
khawatir ketika orang
lain
24 memeperhatikan lipan
lemak pada area perut
atau
pinggang anda?
Pernahkah anda merasa
tidak adil jika ada
25
wanita/pria lain lebih
langsing dari anda?
Pernahkah anda
26 muntah agar merasa
lebih langsing?
Sewaktu anda duduk
bersama orang lain,
apakah
anda merasa
27
mengambil tempat
duduk yang terlalu
banyak (sofa, tempat
duduk di bus, dll)
Pernahkah merasa
khawatir bila tubuh
28
menjadi cekung
(kendur)?
Pernahkah anda buruk
ketika melihat
29
bayangan
diri anda di cermin?
Pernahkah anda
menarik bagian tubuh
anda yang
anda merasa banyak
30
timbunan lemak untuk
melihat seberapa
banyak timbunan
lemak disana?
Pernahkah anda
menghindari situasi
dimana
31
orang lain dapat
dengan jelas melihat
bentuk tubuh
anda (misalnya di
ruang ganti, kolam
renang, dll)?
Pernahkah anda makan
laxatives (semacam
32
pencuci peurt misalnya
vegeta, herbal, dll)?
Pernahkah anda
teringat bentuk tubuh
anda (baik
33
atau buruk) ketika anda
dalam sekelompok
orang?
Pernahkah merasa
khawatir dengan
34 bentuk tubuhmu
sehingga merasa ingin
latihan (olah raga)?
Figure Rating Scale
(Tunkard, 1983)
Nama :
Umur :
\\
No. Responden :
Nama Lengkap :
Kelas :
Umur :
Bahan
Menu/Jenis Pengolahan/cara
Waktu Kegiatan Makanan/ URT Gram
Makanan memasak
komposisi
Makan
Pagi
Selingan
Pagi
Makan
Siang
Selingan
Makan
Malam
Kuesioner Pengetahuan tentang Anemia
Kelas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
XI IPS 4 12 12.0 12.0 12.0
XI MIPA 66 66.0 66.0 78.0
Valid XII IPA 1 1.0 1.0 79.0
XII MIPA 21 21.0 21.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Kecamatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Biringkanaya 36 36.0 36.0 36.0
Bontoala 1 1.0 1.0 37.0
Makassar 4 4.0 4.0 41.0
Valid Manggala 1 1.0 1.0 42.0
Panakukkang 1 1.0 1.0 43.0
Tamalanrea 57 57.0 57.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Suku
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Bugis 58 58.0 58.0 58.0
Bugis Makassar 2 2.0 2.0 60.0
Bugis Mandar 1 1.0 1.0 61.0
Jawa 7 7.0 7.0 68.0
Valid Makassar 20 20.0 20.0 88.0
Manado 1 1.0 1.0 89.0
Sunda 1 1.0 1.0 90.0
Toraja 10 10.0 10.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
pekerjaan ayah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Buruh Tani 3 3.0 3.0 3.0
Jasa (Ojek/Supir) 1 1.0 1.0 4.0
Valid
Petani Pemilik 1 1.0 1.0 5.0
PNS/TNI 40 40.0 40.0 45.0
Pegawai Swasta 34 34.0 34.0 79.0
Dagang/Wiraswasta 21 21.0 21.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
pekerjaan ibu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Ibu Rumah Tangga 56 56.0 56.0 56.0
PNS/TNI 32 32.0 32.0 88.0
Valid Pegawai Swasta 8 8.0 8.0 96.0
Dagang/Wiraswasta 4 4.0 4.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
pendidikan ayah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tamat SD 1 1.0 1.0 1.0
Tamat SMP 5 5.0 5.0 6.0
Tamat SMA 31 31.0 31.0 37.0
Valid
Diploma 1/2/3 4 4.0 4.0 41.0
S1/S2/S3 59 59.0 59.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
pendidikan ibu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tamat SMP 8 8.0 8.0 8.0
Tamat SMA 35 35.0 35.0 43.0
Valid Diploma 1/2/3 8 8.0 8.0 51.0
S1/S2/S3 49 49.0 49.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Kategori BI
Asupan Fe * Kategori BI
Crosstab
Kategori BI Total
Count 53 38 91
Kurang
% within Asupan Fe 58.2% 41.8% 100.0%
Count 61 39 100
Total
% within Asupan Fe 61.0% 39.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 3.233 1 .072
b
Continuity Correction 2.074 1 .150
Likelihood Ratio 3.802 1 .051
Fisher's Exact Test .086 .06
Linear-by-Linear Association 3.201 1 .074
N of Valid Cases 100
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.51.
b. Computed only for a 2x2 table
Kategori BI Total
Count 15 2 17
Cukup
% within Asupan vitamin C 88.2% 11.8% 100.0%
Asupan vitamin C
Count 46 37 83
Kurang
% within Asupan vitamin C 55.4% 44.6% 100.0%
Count 61 39 100
Total
% within Asupan vitamin C 61.0% 39.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 6.386 1 .012
b
Continuity Correction 5.081 1 .024
Likelihood Ratio 7.350 1 .007
Fisher's Exact Test .013 .00
Linear-by-Linear Association 6.322 1 .012
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.63.
b. Computed only for a 2x2 table
Kategori BI Total
Count 36 17 53
Cukup
% within Asupan vitamin B12 67.9% 32.1% 100.0%
Asupan vitamin B12
Count 25 22 47
Kurang
% within Asupan vitamin B12 53.2% 46.8% 100.0%
Count 61 39 100
Total
% within Asupan vitamin B12 61.0% 39.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 2.273 1 .132
b
Continuity Correction 1.696 1 .193
Likelihood Ratio 2.277 1 .131
Fisher's Exact Test .154 .09
Linear-by-Linear Association 2.250 1 .134
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18.33.
b. Computed only for a 2x2 table
Kategori BI Total
Count 29 15 44
Cukup
Asupan protein % within Asupan protein 65.9% 34.1% 100.0%
Kurang Count 32 24 56
% within Asupan protein 57.1% 42.9% 100.0%
Count 61 39 100
Total
% within Asupan protein 61.0% 39.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square .796 1 .372
b
Continuity Correction .470 1 .493
Likelihood Ratio .800 1 .371
Fisher's Exact Test .414 .24
Linear-by-Linear Association .788 1 .375
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.16.
b. Computed only for a 2x2 table
Kategori BI Total
Count 9 2 11
Cukup
% within Asupan vitamin A 81.8% 18.2% 100.0%
Asupan vitamin A
Count 52 37 89
Kurang
% within Asupan vitamin A 58.4% 41.6% 100.0%
Count 61 39 100
Total
% within Asupan vitamin A 61.0% 39.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 2.252 1 .133
b
Continuity Correction 1.376 1 .241
Likelihood Ratio 2.479 1 .115
Fisher's Exact Test .194 .11
Linear-by-Linear Association 2.229 1 .135
N of Valid Cases 100
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.29.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstab
Kadar Hb responden Total
Anemia Tidak Anemia
Count 8 1 9
Cukup
% within Asupan Fe 88.9% 11.1% 100.0%
Asupan Fe
Count 43 48 91
Kurang
% within Asupan Fe 47.3% 52.7% 100.0%
Count 51 49 100
Total
% within Asupan Fe 51.0% 49.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 5.681 1 .017
b
Continuity Correction 4.137 1 .042
Likelihood Ratio 6.433 1 .011
Fisher's Exact Test .031 .01
Linear-by-Linear Association 5.625 1 .018
N of Valid Cases 100
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.41.
b. Computed only for a 2x2 table
Asupan vitamin C * Kadar Hb responden
Crosstab
Kadar Hb responden Total
Anemia Tidak Anemia
Count 3 14 17
Cukup
% within Asupan vitamin C 17.6% 82.4% 100.0%
Asupan vitamin C
Count 48 35 83
Kurang
% within Asupan vitamin C 57.8% 42.2% 100.0%
Count 51 49 100
Total
% within Asupan vitamin C 51.0% 49.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 9.117 1 .003
b
Continuity Correction 7.580 1 .006
Likelihood Ratio 9.728 1 .002
Fisher's Exact Test .003 .00
Linear-by-Linear Association 9.026 1 .003
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.33.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstab
Kadar Hb responden Total
Anemia Tidak Anemia
Count 27 26 53
Cukup
% within Asupan vitamin B12 50.9% 49.1% 100.0%
Asupan vitamin B12
Count 24 23 47
Kurang
% within Asupan vitamin B12 51.1% 48.9% 100.0%
Count 51 49 100
Total
% within Asupan vitamin B12 51.0% 49.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square .000 1 .990
b
Continuity Correction .000 1 1.000
Likelihood Ratio .000 1 .990
Fisher's Exact Test 1.000 .57
Linear-by-Linear Association .000 1 .990
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23.03.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstab
Kadar Hb responden Total
Anemia Tidak Anemia
Count 21 23 44
Cukup
% within Asupan protein 47.7% 52.3% 100.0%
Asupan protein
Count 30 26 56
Kurang
% within Asupan protein 53.6% 46.4% 100.0%
Count 51 49 100
Total
% within Asupan protein 51.0% 49.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square .337 1 .562
b
Continuity Correction .143 1 .705
Likelihood Ratio .337 1 .562
Fisher's Exact Test .687 .35
Linear-by-Linear Association .333 1 .564
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21.56.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstab
Kadar Hb responden Total
Anemia Tidak Anemia
Count 2 9 11
Cukup
% within Asupan vitamin A 18.2% 81.8% 100.0%
Asupan vitamin A
Count 49 40 89
Kurang
% within Asupan vitamin A 55.1% 44.9% 100.0%
Count 51 49 100
Total
% within Asupan vitamin A 51.0% 49.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 5.327 1 .021
b
Continuity Correction 3.953 1 .047
Likelihood Ratio 5.690 1 .017
Fisher's Exact Test .026 .02
Linear-by-Linear Association 5.274 1 .022
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.39.
b. Computed only for a 2x2 table
Pengetahuan
Pengetahuan responden
IMT
Kategori IMT * Body image Crosstabulation
Body image Total
Puas Tidak puas
Count 23 7 30
Underweight
% within Kategori IMT 76.7% 23.3% 100.0%
Count 27 32 59
Kategori IMT Normal
% within Kategori IMT 45.8% 54.2% 100.0%
Count 3 8 11
Obesitas
% within Kategori IMT 27.3% 72.7% 100.0%
Count 53 47 100
Total
% within Kategori IMT 53.0% 47.0% 100.0%
Asupan vitamin C
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Cukup 17 17.0 17.0 17.0
Valid Kurang 83 83.0 83.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Asupan protein
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Cukup 44 44.0 44.0 44.0
Valid Kurang 56 56.0 56.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Asupan vitamin A
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Cukup 11 11.0 11.0 11.0
Valid Kurang 89 89.0 89.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Kadar Hb responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Anemia 51 51.0 51.0 51.0
Valid Tidak Anemia 49 49.0 49.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Kategori BI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Puas 64 64.0 64.0 64.0
Valid Tidak puas 36 36.0 36.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Kategori IMT
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Underweight 30 30.0 30.0 30.0
Normal 59 59.0 59.0 89.0
Valid
Obesitas 11 11.0 11.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Analisis gambar
Crosstab
Count 2 0 2
Cukup
% within Asupan Fe 100.0% 0.0% 100.0%
Asupan Fe
Count 29 19 48
Baik Kurang
% within Asupan Fe 60.4% 39.6% 100.0%
Count 31 19 50
Total
% within Asupan Fe 62.0% 38.0% 100.0%
Count 6 1 7
Cukup
% within Asupan Fe 85.7% 14.3% 100.0%
Asupan Fe
Count 24 19 43
Kurang Kurang
% within Asupan Fe 55.8% 44.2% 100.0%
Count 30 20 50
Total
% within Asupan Fe 60.0% 40.0% 100.0%
Count 8 1 9
Cukup
Total Asupan Fe % within Asupan Fe 88.9% 11.1% 100.0%
Kurang Count 53 38 91
% within Asupan Fe 58.2% 41.8% 100.0%
Count 61 39 100
Total
% within Asupan Fe 61.0% 39.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Pengetahuan responden Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (
sided) sided) sided)
c
Pearson Chi-Square 1.277 1 .258
b
Continuity Correction .149 1 .699
N of Valid Cases 50
d
Pearson Chi-Square 2.243 1 .134
b
Continuity Correction 1.170 1 .279
Likelihood Ratio 2.532 1 .112
Kurang
Fisher's Exact Test .219
Linear-by-Linear Association 2.198 1 .138
N of Valid Cases 50
a
Pearson Chi-Square 3.233 1 .072
b
Continuity Correction 2.074 1 .150
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.51.
b. Computed only for a 2x2 table
c. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .76.
d. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.80.
Risk Estimate
Lower Upper
Crosstab
Count 7 0 7
Cukup
% within Asupan vitamin C 100.0% 0.0% 100.0%
Asupan vitamin C
Count 24 19 43
Baik Kurang
% within Asupan vitamin C 55.8% 44.2% 100.0%
Count 31 19 50
Total
% within Asupan vitamin C 62.0% 38.0% 100.0%
Kurang Asupan vitamin C Cukup Count 8 2 10
% within Asupan vitamin C 80.0% 20.0% 100.0%
Count 22 18 40
Kurang
% within Asupan vitamin C 55.0% 45.0% 100.0%
Count 30 20 50
Total
% within Asupan vitamin C 60.0% 40.0% 100.0%
Count 15 2 17
Cukup
% within Asupan vitamin C 88.2% 11.8% 100.0%
Asupan vitamin C
Count 46 37 83
Total Kurang
% within Asupan vitamin C 55.4% 44.6% 100.0%
Count 61 39 100
Total
% within Asupan vitamin C 61.0% 39.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Pengetahuan responden Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (
sided) sided) sided)
c
Pearson Chi-Square 4.989 1 .026
b
Continuity Correction 3.290 1 .070
N of Valid Cases 50
d
Pearson Chi-Square 2.083 1 .149
b
Continuity Correction 1.172 1 .279
Likelihood Ratio 2.242 1 .134
Kurang
Fisher's Exact Test .279
Linear-by-Linear Association 2.042 1 .153
N of Valid Cases 50
a
Pearson Chi-Square 6.386 1 .012
b
Continuity Correction 5.081 1 .024
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.63.
b. Computed only for a 2x2 table
c. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.66.
d. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.00.
Risk Estimate
Lower Upper
Crosstab
Count 31 19 50
Total
% within Asupan vitamin B12 62.0% 38.0% 100.0%
Count 17 6 23
Cukup
% within Asupan vitamin B12 73.9% 26.1% 100.0%
Asupan vitamin B12
Count 13 14 27
Kurang Kurang
% within Asupan vitamin B12 48.1% 51.9% 100.0%
Count 30 20 50
Total
% within Asupan vitamin B12 60.0% 40.0% 100.0%
Count 36 17 53
Cukup
% within Asupan vitamin B12 67.9% 32.1% 100.0%
Asupan vitamin B12
Count 25 22 47
Total Kurang
% within Asupan vitamin B12 53.2% 46.8% 100.0%
Count 61 39 100
Total
% within Asupan vitamin B12 61.0% 39.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Pengetahuan responden Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
c
Pearson Chi-Square .057 1 .812
b
Continuity Correction .000 1 1.000
N of Valid Cases 50
d
Pearson Chi-Square 3.435 1 .064
b
Continuity Correction 2.446 1 .118
Likelihood Ratio 3.506 1 .061
Kurang
Fisher's Exact Test .086 .058
Linear-by-Linear Association 3.367 1 .067
N of Valid Cases 50
a
Total Pearson Chi-Square 2.273 1 .132
b
Continuity Correction 1.696 1 .193
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18.33.
b. Computed only for a 2x2 table
c. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.60.
d. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.20.
Risk Estimate
Lower Upper
N of Valid Cases 50
Odds Ratio for Asupan vitamin
3.051 .921 10.114
B12 (Cukup / Kurang)
For cohort Kategori BI = Puas 1.535 .968 2.433
Kurang
For cohort Kategori BI = Tidak
.503 .231 1.095
puas
N of Valid Cases 50
Odds Ratio for Asupan vitamin
1.864 .827 4.202
B12 (Cukup / Kurang)
Count 16 9 25
Cukup
% within Asupan protein 64.0% 36.0% 100.0%
Asupan protein
Count 15 10 25
Baik Kurang
% within Asupan protein 60.0% 40.0% 100.0%
Count 31 19 50
Total
% within Asupan protein 62.0% 38.0% 100.0%
Count 13 6 19
Cukup
% within Asupan protein 68.4% 31.6% 100.0%
Asupan protein
Count 17 14 31
Kurang Kurang
% within Asupan protein 54.8% 45.2% 100.0%
Count 30 20 50
Total
% within Asupan protein 60.0% 40.0% 100.0%
Count 29 15 44
Cukup
% within Asupan protein 65.9% 34.1% 100.0%
Asupan protein
Count 32 24 56
Total Kurang
% within Asupan protein 57.1% 42.9% 100.0%
Count 61 39 100
Total
% within Asupan protein 61.0% 39.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Pengetahuan responden Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (
sided) sided) sided)
c
Pearson Chi-Square .085 1 .771
Baik
b
Continuity Correction .000 1 1.000
Likelihood Ratio .085 1 .771
N of Valid Cases 50
d
Pearson Chi-Square .905 1 .341
b
Continuity Correction .428 1 .513
Likelihood Ratio .918 1 .338
Kurang
Fisher's Exact Test .387
Linear-by-Linear Association .887 1 .346
N of Valid Cases 50
a
Pearson Chi-Square .796 1 .372
b
Continuity Correction .470 1 .493
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.16.
b. Computed only for a 2x2 table
c. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.50.
d. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.60.
Risk Estimate
Lower Upper
N of Valid Cases 50
Odds Ratio for Asupan protein
1.784 .538 5.914
(Cukup / Kurang)
For cohort Kategori BI = Puas 1.248 .802 1.941
Kurang
For cohort Kategori BI = Tidak
.699 .325 1.506
puas
N of Valid Cases 50
Odds Ratio for Asupan protein
1.450 .640 3.285
(Cukup / Kurang)
Crosstab
Count 6 1 7
Cukup
% within Asupan vitamin A 85.7% 14.3% 100.0%
Asupan vitamin A
Count 25 18 43
Baik Kurang
% within Asupan vitamin A 58.1% 41.9% 100.0%
Count 31 19 50
Total
% within Asupan vitamin A 62.0% 38.0% 100.0%
Count 3 1 4
Cukup
% within Asupan vitamin A 75.0% 25.0% 100.0%
Asupan vitamin A
Count 27 19 46
Kurang Kurang
% within Asupan vitamin A 58.7% 41.3% 100.0%
Count 30 20 50
Total
% within Asupan vitamin A 60.0% 40.0% 100.0%
Count 9 2 11
Cukup
% within Asupan vitamin A 81.8% 18.2% 100.0%
Asupan vitamin A
Count 52 37 89
Total Kurang
% within Asupan vitamin A 58.4% 41.6% 100.0%
Count 61 39 100
Total
% within Asupan vitamin A 61.0% 39.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Pengetahuan responden Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (
sided) sided) sided)
c
Pearson Chi-Square 1.943 1 .163
b
Continuity Correction .949 1 .330
N of Valid Cases 50
d
Pearson Chi-Square .408 1 .523
b
Continuity Correction .011 1 .915
Kurang
Likelihood Ratio .431 1 .511
Fisher's Exact Test .641
Linear-by-Linear Association .399 1 .527
N of Valid Cases 50
a
Pearson Chi-Square 2.252 1 .133
b
Continuity Correction 1.376 1 .241
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.29.
b. Computed only for a 2x2 table
c. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.66.
d. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.60.
Risk Estimate
Lower Upper
N of Valid Cases 50
Odds Ratio for Asupan vitamin
2.111 .204 21.873
A (Cukup / Kurang)
For cohort Kategori BI = Puas 1.278 .690 2.365
Kurang
For cohort Kategori BI = Tidak
.605 .107 3.421
puas
N of Valid Cases 50
Odds Ratio for Asupan vitamin
3.202 .654 15.687
A (Cukup / Kurang)
Count 2 0 2
Cukup
% within Asupan Fe 100.0% 0.0% 100.0%
Asupan Fe
Count 25 23 48
Baik Kurang
% within Asupan Fe 52.1% 47.9% 100.0%
Count 27 23 50
Total
% within Asupan Fe 54.0% 46.0% 100.0%
Count 6 1 7
Cukup
% within Asupan Fe 85.7% 14.3% 100.0%
Asupan Fe
Count 18 25 43
Kurang Kurang
% within Asupan Fe 41.9% 58.1% 100.0%
Count 24 26 50
Total
% within Asupan Fe 48.0% 52.0% 100.0%
Count 8 1 9
Cukup
% within Asupan Fe 88.9% 11.1% 100.0%
Asupan Fe
Count 43 48 91
Total Kurang
% within Asupan Fe 47.3% 52.7% 100.0%
Count 51 49 100
Total
% within Asupan Fe 51.0% 49.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Pengetahuan responden Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
c
Pearson Chi-Square 1.775 1 .183
b
Continuity Correction .370 1 .543
N of Valid Cases 50
d
Pearson Chi-Square 4.638 1 .031
b
Continuity Correction 3.048 1 .081
Likelihood Ratio 5.027 1 .025
Kurang
Fisher's Exact Test .045 .039
Linear-by-Linear Association 4.546 1 .033
N of Valid Cases 50
a
Pearson Chi-Square 5.681 1 .017
b
Continuity Correction 4.137 1 .042
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.41.
b. Computed only for a 2x2 table
c. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .92.
d. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.36.
Risk Estimate
Lower Upper
N of Valid Cases 50
Odds Ratio for Asupan Fe
8.333 .922 75.359
(Cukup / Kurang)
For cohort Kadar Hb responden
Kurang 2.048 1.287 3.257
= Anemia
For cohort Kadar Hb responden
.246 .039 1.535
= Tidak Anemia
N of Valid Cases 50
Odds Ratio for Asupan Fe
8.930 1.073 74.339
(Cukup / Kurang)
Count 1 6 7
Cukup
% within Asupan vitamin C 14.3% 85.7% 100.0%
Asupan vitamin C
Count 26 17 43
Baik Kurang
% within Asupan vitamin C 60.5% 39.5% 100.0%
Count 27 23 50
Total
% within Asupan vitamin C 54.0% 46.0% 100.0%
Count 2 8 10
Cukup
% within Asupan vitamin C 20.0% 80.0% 100.0%
Asupan vitamin C
Kurang Count 22 18 40
Kurang
% within Asupan vitamin C 55.0% 45.0% 100.0%
Total Count 24 26 50
% within Asupan vitamin C 48.0% 52.0% 100.0%
Count 3 14 17
Cukup
% within Asupan vitamin C 17.6% 82.4% 100.0%
Asupan vitamin C
Count 48 35 83
Total Kurang
% within Asupan vitamin C 57.8% 42.2% 100.0%
Count 51 49 100
Total
% within Asupan vitamin C 51.0% 49.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Pengetahuan responden Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
c
Pearson Chi-Square 5.168 1 .023
b
Continuity Correction 3.476 1 .062
N of Valid Cases 50
d
Pearson Chi-Square 3.926 1 .048
b
Continuity Correction 2.649 1 .104
Likelihood Ratio 4.176 1 .041
Kurang
Fisher's Exact Test .077 .050
Linear-by-Linear Association 3.848 1 .050
N of Valid Cases 50
a
Pearson Chi-Square 9.117 1 .003
b
Continuity Correction 7.580 1 .006
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.33.
b. Computed only for a 2x2 table
c. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.22.
d. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.80.
Risk Estimate
Lower Upper
N of Valid Cases 50
Odds Ratio for Asupan vitamin
.205 .039 1.087
C (Cukup / Kurang)
For cohort Kadar Hb responden
.364 .102 1.296
Kurang = Anemia
For cohort Kadar Hb responden
1.778 1.120 2.822
= Tidak Anemia
N of Valid Cases 50
Odds Ratio for Asupan vitamin
.156 .042 .585
C (Cukup / Kurang)
Count 16 14 3
Cukup
% within Asupan vitamin B12 53.3% 46.7% 100.0%
Asupan vitamin B12
Count 11 9 2
Baik Kurang
% within Asupan vitamin B12 55.0% 45.0% 100.0%
Count 27 23 5
Total
% within Asupan vitamin B12 54.0% 46.0% 100.0%
Count 11 12 2
Cukup
% within Asupan vitamin B12 47.8% 52.2% 100.0%
Asupan vitamin B12
Count 13 14 2
Kurang Kurang
% within Asupan vitamin B12 48.1% 51.9% 100.0%
Count 24 26 5
Total
% within Asupan vitamin B12 48.0% 52.0% 100.0%
Count 27 26 5
Cukup
% within Asupan vitamin B12 50.9% 49.1% 100.0%
Asupan vitamin B12
Count 24 23 4
Total Kurang
% within Asupan vitamin B12 51.1% 48.9% 100.0%
Count 51 49 10
Total
% within Asupan vitamin B12 51.0% 49.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Pengetahuan responden Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
c
Pearson Chi-Square .013 1 .908
Baik
b
Continuity Correction .000 1 1.000
Likelihood Ratio .013 1 .908
N of Valid Cases 50
d
Pearson Chi-Square .001 1 .982
b
Continuity Correction .000 1 1.000
Likelihood Ratio .001 1 .982
Kurang
Fisher's Exact Test 1.000 .603
Linear-by-Linear Association .001 1 .982
N of Valid Cases 50
a
Pearson Chi-Square .000 1 .990
b
Continuity Correction .000 1 1.000
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23.03.
b. Computed only for a 2x2 table
c. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.20.
d. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.04.
Risk Estimate
Lower Upper
N of Valid Cases 50
Odds Ratio for Asupan vitamin
.987 .324 3.005
B12 (Cukup / Kurang)
For cohort Kadar Hb responden
.993 .557 1.773
Kurang = Anemia
For cohort Kadar Hb responden
1.006 .590 1.716
= Tidak Anemia
N of Valid Cases 50
Odds Ratio for Asupan vitamin
.995 .454 2.183
B12 (Cukup / Kurang)
Crosstab
Count 13 12 2
Cukup
% within Asupan protein 52.0% 48.0% 100.0%
Asupan protein
Count 14 11 2
Baik Kurang
% within Asupan protein 56.0% 44.0% 100.0%
Count 27 23 5
Total
% within Asupan protein 54.0% 46.0% 100.0%
Count 8 11 1
Cukup
% within Asupan protein 42.1% 57.9% 100.0%
Asupan protein
Count 16 15 3
Kurang Kurang
% within Asupan protein 51.6% 48.4% 100.0%
Count 24 26 5
Total
% within Asupan protein 48.0% 52.0% 100.0%
Count 21 23 4
Cukup
% within Asupan protein 47.7% 52.3% 100.0%
Asupan protein
Count 30 26 5
Total Kurang
% within Asupan protein 53.6% 46.4% 100.0%
Count 51 49 10
Total
% within Asupan protein 51.0% 49.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Pengetahuan responden Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (
sided) sided) sided)
c
Pearson Chi-Square .081 1 .777
b
Continuity Correction .000 1 1.000
N of Valid Cases 50
d
Kurang Pearson Chi-Square .427 1 .514
b
Continuity Correction .131 1 .718
Likelihood Ratio .428 1 .513
Fisher's Exact Test .570
Linear-by-Linear Association .418 1 .518
N of Valid Cases 50
a
Pearson Chi-Square .337 1 .562
b
Continuity Correction .143 1 .705
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21.56.
b. Computed only for a 2x2 table
c. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.50.
d. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.12.
Risk Estimate
Lower Upper
N of Valid Cases 50
Odds Ratio for Asupan protein
.682 .216 2.156
(Cukup / Kurang)
For cohort Kadar Hb responden
.816 .435 1.528
Kurang = Anemia
For cohort Kadar Hb responden
1.196 .705 2.030
= Tidak Anemia
N of Valid Cases 50
Odds Ratio for Asupan protein
Total .791 .359 1.745
(Cukup / Kurang)
For cohort Kadar Hb responden
.891 .601 1.321
= Anemia
Count 1 6 7
Cukup
% within Asupan vitamin A 14.3% 85.7% 100.0%
Asupan vitamin A
Count 26 17 43
Baik Kurang
% within Asupan vitamin A 60.5% 39.5% 100.0%
Count 27 23 50
Total
% within Asupan vitamin A 54.0% 46.0% 100.0%
Count 1 3 4
Cukup
% within Asupan vitamin A 25.0% 75.0% 100.0%
Asupan vitamin A
Count 23 23 46
Kurang Kurang
% within Asupan vitamin A 50.0% 50.0% 100.0%
Count 24 26 50
Total
% within Asupan vitamin A 48.0% 52.0% 100.0%
Total Asupan vitamin A Cukup Count 2 9 11
% within Asupan vitamin A 18.2% 81.8% 100.0%
Count 49 40 89
Kurang
% within Asupan vitamin A 55.1% 44.9% 100.0%
Count 51 49 100
Total
% within Asupan vitamin A 51.0% 49.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Pengetahuan responden Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
c
Pearson Chi-Square 5.168 1 .023
b
Continuity Correction 3.476 1 .062
N of Valid Cases 50
d
Pearson Chi-Square .921 1 .337
b
Continuity Correction .192 1 .661
Likelihood Ratio .966 1 .326
Kurang
Fisher's Exact Test .611 .336
Linear-by-Linear Association .903 1 .342
N of Valid Cases 50
a
Pearson Chi-Square 5.327 1 .021
b
Continuity Correction 3.953 1 .047
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.39.
b. Computed only for a 2x2 table
c. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.22.
d. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.92.
Risk Estimate
Lower Upper
N of Valid Cases 50
Odds Ratio for Asupan vitamin
.333 .032 3.446
A (Cukup / Kurang)
For cohort Kadar Hb responden
.500 .089 2.797
Kurang = Anemia
For cohort Kadar Hb responden
1.500 .795 2.831
= Tidak Anemia
N of Valid Cases 50
Odds Ratio for Asupan vitamin
.181 .037 .888
A (Cukup / Kurang)
A. Pembagian Kuesioner
Tinggi Badan
Berat Badan
C. Pengukuran Kadar Hb
RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
1. Nama : Haslindah
2. Tempat / Tgl Lahir : Galla Lau / 27 April 1995
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Suku / Bangsa : Bugis/ Indonesia
5. Agama : Islam
6. Alamat : BTN Musdalifah Blok B1 No. 7 Daya
7. E-mail : haslindah503@gmail.com
8. No. HP : 0822-9359-1930
9. Riwayat Pendidikan :
a. SDN 21 Galla Raya, Pangkep Sulawesi Selatan
b. SMPN 01 Mandalle, Pangkep Sulawesi Selatan
c. MA Ar-Rahman DDI Galla Raya, Pangkep Sulawesi Selatan
d. Jurusan Ilmu Gizi Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan