Anda di halaman 1dari 26

PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN BUPATI TEGAL


NOMOR 09 TAHUN 2015

TENTANG
POLA TATA KELOLA RUMAH SAKIT SURADADI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TEGAL,

Menimbang : a. bahwa dengan diberlakukannya otonomi daerah, maka


kesehatan merupakan salah satu bidang pemerintahan
yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten
sehingga Pemerintah Kabupaten bertanggung jawab
sepenuhnya dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan di
wilayahnya;
b. bahwa rumah sakit sebagai salah satu sarana
kesehatan yang memberikan pelayanan kepada
masyarakat memiliki peran strategis dalam
mempercepat peningkatan derajat kesehatan
masyarakat dan oleh karena itu rumah sakit dituntut
untuk dapat memberikan pelayanan bermutu sesuai
dengan yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh
lapisan masyarakat;
c. bahwa dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah maka perlu
ditindaklanjuti dengan disusunnya Pola Tata Kelola bagi
Rumah Sakit Suradadi yang akan melaksanakan Pola
Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c maka
perlu menetapkan Peraturan Bupati Tegal Tentang Pola
Tata Kelola Rumah Sakit Umum Daerah Suradadi
Kabupaten Tegal ;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Djawa Tengah;

1
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5038);
7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
8. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
10. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5494);
11. Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587 ) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679) ;

2
12. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
(Lembaran Negara Republik Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4502);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar
Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4614);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5153);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 121,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5258);
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007
tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan
Standar Pelayanan Minimal;

3
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun
2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Pencapaian Standar Pelayanan Minimal;
25. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/Per/
VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota;
26. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/
SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal;
27. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 755/Menkes/
Per/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di
Rumah Sakit;
28. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 49 Tahun 2013
tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit;
29. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014
tentang Pedoman Pelaksaan Program Jaminan
Kesehatan Nasional;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG POLA TATA KELOLA RUMAH


SAKIT UMUM DERAH SURADADI KABUPATEN TEGAL

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Tegal.
2. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Tegal.
4. Rumah Sakit Umum Daerah Suradadi yang selanjutnya disebut RSUD
Suradadi adalah Rumah Sakit Milik Pemerintah Kabupaten Tegal.
5. Pemimpin RSUD Suradadi adalah Pemimpin RSUD Suradadi Kabupaten
Tegal.
6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah
SKPD di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tegal.
7. Komite Medik adalah wadah profesional medis yang keanggotaanya
berasal dari ketua-ketua kelompok staf medis.
8. Staf Medis Fungsional adalah tenaga profesi mandiri yang terdiri dari
para dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter sub
spesialistik dari disiplin ilmu masing-masing yang diakui pemerintah.

4
9. Komite Keperawatan adalah kelompok tenaga kesehatan yang
keanggotaannya dipilih dari para medis keperawatan fungsional dan para
medis non keperawatan fungsional.
10. Instalasi adalah unit kerja di lingkungan Rumah Sakit yang mempunyai
tugas tertentu.
11. Pejabat pengelola adalah pemimpin yang bertanggung jawab terhadap
kinerja operasional BLUD RSUD Suradadi Kabupaten Tegal yang terdiri
dari Pemimpin RSUD Suradadi dan bisa dibantu oleh dua kasi dan satu
kasub.bag.
12. Pejabat keuangan adalah pemimpin/pejabat/eselon keuangan yang
tertinggi dibidang keuangan.
13. Pejabat teknis adalah pemimpin/pejabat/eselon yang tertinggi dibidang
teknis .
14. Sistem remunerasi adalah suatu imbalan atas jasa yang dapat berupa
gaji, tunjangan tetap, honorarium, insentif, bonus atas prestasi,
pesangon dan/ atau uang pensiun yang diberikan kepada pejabat
pengelola, dewan pengawas, sekretaris dewan pengawas dan pegawai
BLUD.
15. Dewan Pengawas adalah organ yang bertugas melakukan pengawasan
terhadap pengelolaan BLUD.
16. Satuan Pengawas Internal adalah kelompok fungsional yang bertugas
melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya rumah
sakit.
17. Sistem Pengendalian Intern adalah system pengendalian yang berfungsi
sebagai pedoman pengendalian dalam tata kelola Keuangan dan
pengadaan barang/jasa.
18. Komite etik dan hukum adalah wadah non-struktural yang bertugas
memberikan pertimbangan kepada Pemimpin RSUD Suradadi dalam hal
menyusun dan merumuskan medicotikolegal dan etika pelayanan rumah
sakit, penyelesaian masalah etika rumah sakit dan pelanggaran terhadap
kode etik pelayanan rumah sakit, pemeliharaan etika penyelengaraan
fungsi rumah sakit, kebijakan yang terkait dengan “hospital bylaws” dan
“medical staf belayws” , gugus tugas bantuan hukumm dalam
penanganan masalah hokum di Rumah Sakit Umum Daerah Suradadi
Kabupaten Tegal.
19. Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah yang
selanjutnya disebut PPK-BLUD adalah pola pengelolaan Keuangan yang
memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan
praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan
pengelolaan Keuangan daerah pada umumnya.
20. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disebut BLUD adalah
Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah yang menerapkan
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah dan dibentuk
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari
keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada
prinsip efisiensi dan produktivitas.
5
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN DAN MOTTO

Pasal 2
Visi BLUD RSUD Suradadi adalah “Menjadi Rumah Sakit Tipe C Terpercaya
dengan Layanan Trauma yang Unggul di Wilayah Pantura Tegal”.

Pasal 3
Misi RSUD Suradadi adalah :
a. meningkatkan dan mengembangkan SDM serta Sarana dan Prasarana
Rumah Sakit ;
b. meningkatkan kinerja layanan dan kepuasan pelanggan;
c. meningkatkan kinerja keuangan yang efisien dan akuntabel ;
d. meningkatkan status Rumah Sakit menjadi RS tipe C, dengan layanan
Trauma yang unggul diwilayah Pantura Tegal.

Pasal 4
Tujuan RSUD Suradadi adalah :
a. mewujudkan RSUD Suradadi menjadi Badan Layanan Umum Daerah yang
dapat memberikan pelayanan yang berkualitas.
b. meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar tersedia tenaga
pelayanan yang profesional.
c. melengkapi prasarana & sarana sesuai standar Rumah Sakit type C.
d. mewujudkan penampilan rumah sakit yang berwawasan lingkungan yang
sehat bersih, indah dan nyaman, serta didukung oleh pribadi provider
yang percaya diri dan menarik.
e. mewujudkan pelayanan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan
melalui pelayanan prima.
f. mewujudkan kesejahteraan sebagai upaya memberikan penghargaan
agar menjadi motivasi dalam meningkatkan kinerja.
g. menciptakan loyalitas pelanggan sebagai wujud kepercayaan masyarakat
terhadap pelayanan Rumah Sakit.

Pasal 5
Motto RSUD Suradadi adalah “Senyum Pelanggan dan Kesembuhan Pasien
adalah Kebahagiaan Kami”.

BAB III
POLA TATA KELOLA

Bagian Kesatu
Prinsip Tata Kelola

Pasal 6
(1) Pola tata kelola rumah sakit didalamnya memuat :
a. struktur organisasi;
b. prosedur kerja;
c. pengelompokan fungsi-fungsi yang logis;
d. pengelompokan sumberdaya manusia.
6
(2) Pola tata kelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menganut prinsip-
prinsip sebagai berikut :
a. transparansi;
b. akuntabilitas;
c. responsibilitas; dan
d. independensi.

Pasal 7
(1) Struktur organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf
a, menggambarkan posisi jabatan, pembagian tugas, fungsi, tanggung
jawab, kewenangan dan hak dalam organisasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
(2) Prosedur kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b,
menggambarkan hubungan dan mekanisme kerja antar posisi jabatan
dan fungsi dalam organisasi.
(3) Pengelompokan fungsi logis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat
(1) huruf c, menggambarkan pembagian yang jelas dan rasional antara
fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang sesuai dengan prinsip
pengendalian intern dalam rangka efektifitas pencapaian organisasi.
(4) Pengelolaan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (1) huruf d, merupakan pengaturan dan kebijakan yang jelas
mengenai sumber daya manusia yang berorientasi pada pemenuhan
secara kuantitatif/kompeten untuk mendukung pencapaian tujuan
organisasi secara efisien, efektif, dan produktif.

Pasal 8
(1) Transparansi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf a,
merupakan asas keterbukaan yang dibangun atas dasar kebebasan arus
informasi agar informasi secara langsung dapat diterima bagi yang
membutuhkan sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan.
(2) Akuntabilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf b,
merupakan kejelasan fungsi, struktur, sistem yang dipercayakan pada
RSUD Suradadi agar pengelolaannya dapat dipertanggungjawabkan
kepada semua pihak.
(3) Akuntabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diwujudkan dalam
perencanaan, evaluasi dan laporan /pertanggungjawaban dalam sistem
pengelolaan keuangan, hubungan kerja dalam organisasi, manajemen
SDM, pengelolaan aset dan manajemen pelayanan.
(4) Responsibilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf c,
merupakan kesesuaian atau kepatuhan di dalam pengelolaan organisasi
terhadap bisnis yang sehat serta perundang-undangan.

7
(5) Independensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf d,
merupakan kemandirian pengelolaan organisasi secara profesional tanpa
benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun
yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip
bisnis yang sehat.

Bagian Kedua
Identitas

Pasal 9
(1) Nama RSUD Suradadi adalah Rumah Sakit Umum Daerah Suradadi.
(2) Type RSUD Suradadi adalah Rumah Sakit type D.
(3) Alamat RSUD Suradadi adalah Jalan Raya Tegal Pemalang KM.12
Sidoharjo Kec. Suradadi Kabupaten Tegal.

Bagian Ketiga
Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 10
(1) Rumah sakit berkedudukan sebagai rumah sakit milik pemerintah yang
merupakan unsur pendukung bupati dibidang pelayanan kesehatan,
dipimpin oleh seorang pemimpin RSUD Suradadi yang berada di bawah
dan tanggungjawab kepada bupati.
(2) Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna.
(3) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) rumah sakit mempunyai fungsi :
a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;
b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis;
c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan; dan
d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.

Bagian Keempat
Kedudukan Pemerintah Daerah

Pasal 11
(1) Pemerintah Daerah bertanggungjawab terhadap kelangsungan hidup,
perkembangan dan kemajuan RSUD Suradadi sesuai dengan yang
diharapkan oleh masyarakat.
8
(2) Pemerintah Daerah dalam melaksanakan tanggungjawabnya mempunyai
kewenangan:
a. enetapkan peraturan tentang Pola Tata Kelola dan SPM rumah sakit
beserta perubahannya;
b. membentuk dan menetapkan Pejabat Pengelola;
c. memberhentikan Pejabat Pengelola karena sesuatu hal yang menurut
peraturannya membolehkan untuk diberhentikan;
d. menyetujui dan mengesahkan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA); dan
e. memberikan sanksi kepada pegawai yang melanggar ketentuan yang
berlaku dan memberikan penghargaan kepada pegawai yang
berprestasi.
f. memberikan sanksi kepada pegawai yang melanggar ketentuan yang
berlaku dan memberikan penghargaan kepada pegawai yang
berprestasi.
(3) Pemerintah Daerah bertanggungjawab menutup defisit anggaran rumah
sakit yang bukan karena kesalahan dalam pengelolaan dan setelah
diaudit secara independen.
(4) Pemerintah Daerah bertanggunggugat atas terjadinya kerugian pihak lain,
termasuk pasien, akibat kelalaian dan/atau kesalahan dalam pengelolaan
rumah sakit.

Bagian Kelima
Dewan Pengawas

Paragraf 1
Umum

Pasal 12
(1) BLUD yang memiliki realisasi nilai omset tahunan menurut laporan
operasional atau nilai aset menurut neraca yang memenuhi syarat
minimal, dapat dibentuk dewan pengawas.
(2) Jumlah anggota dewan pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditetapkan 3 (tiga) orang atau 5 (lima) orang dan seorang di antara anggota
dewan pengawas ditetapkan sebagai ketua dewan pengawas.
(3) Syarat minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan jumlah anggota
dewan pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), mengikuti
peraturan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
(4) Dewan pengawas dibentuk dengan keputusan bupati atas usulan
pemimpin RSUD Suradadi melalui Sekretaris Daerah.

Paragraf 2
Tugas

Pasal 13
Dewan Pengawas bertugas melaklukan pembinaan dan pengawasan terhadap
pengelolaan RSUD Suradadi sesuai dengan ketentuan yang berlaku .
Paragraf 3
Kewajiban
9
Pasal 14
Dewan Pengawas dalam melakukan tugasnya berkewajiban :
a. memberikan pendapat dan saran kepada Kepala Daerah mengenai
Rencana Bisnis Anggaran (RBA) RSUD Suradadi yang diusulkan oleh
pejabat pengelola;
b. mengikuti perkembangan kegiatan RSUD Suradadi, dan memberikan
pendapat serta saran kepada Kepala Daerah mengenai setiap masalah
yang dianggap penting bagi pengelolaan RSUD Suradadi;
c. melaporkan kepada Bupati tentang kinerja RSUD Suradadi;
d. memberikan nasihat kepada pejabat pengelola dalam melaksanakan
pengelolaan RSUD Suradadi ;
e. melakukan evaluasi dan penilaian kinerja baik keuangan maupun non
keuangan, serta memberikan saran dan catatan-catatan penting untuk
ditindaklanjuti oleh pejabat pengelola RSUD Suradadi ;
f. memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja.
g. melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Bupati sedikitnya 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) tahun.

Paragraf 4
Keanggotaan

Pasal 15
(1) Dewan Pengawas adalah mereka yang bertindak untuk mewakili
Pemilik/Pemerintah Kabupaten Tegal yang berkaitan dengan kegiatan
RSUD Suradadi.
(2) Anggota dewan pengawas diangkat dan diberhentikan oleh Bupati setelah
mendapat persetujuan dari Ketua Dewan Pengawas
(3) Anggota dewan pengawas terdiri dari unsur-unsur pejabat Pemerintah
Kabupaten Tegal dan unsur lainnya yang kegiatannya berhubungan
dengan perumahsakitan.

Paragraf 5
Syarat

Pasal 16
Persyaratan menjadi anggota Dewan Pengawas adalah orang perorangan yang
:
a. memiliki dedikasi, memahami masalah-masalah yang berkaitan dengan
kegiatan Rumah Sakit serta dapat menyediakan waktu yang cukup untuk
melaksanakan tugasnya ;
b. mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan
pailit atau tidak pernah menjadi anggota Direksi atau Komisaris, atau
Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah sehingga menyebabkan badan
usaha /suatu rumah sakit dinyatakan pailit atau orang yang tidak pernah
melakukan tindak pedana yang merugikan daerah; dan
c. mempunyai kompetensi dalam bidang manajemen keuangan, sumber
daya manusia dan mempunyai komitmen terhadap peningkatan kualitas
pelayanan publik.
Pasal 17

10
(1) Masa jabatan anggota dewan pengawas ditetapkan selama 5 (lima) tahun
dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya.
(2) Anggota dewan pengawas dapat diberhentikan sebelum waktunya oleh
kepala daerah apabila :
a. Tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik ;
b. Tidak melaksanakan ketentuan perundang-undangan ;
c. Terlibat dalam tindak yang merugikan RSUD Suradadi ; atau
d. Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan tindak pidana dan
atau kesalahan yang berkaitan dengan tugasnya melaksanakan
pengawasan atas RSUD Suradadi.

Pasal 18
(1) Bupati dapat mengangkat sekretaris dewan pengawas untuk mendukung
kelancaran tugas dewan pengawas.
(2) Sekretaris dewan pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bukan
merupakan anggota dewan pengawas.

Paragraf 6
Rapat

Pasal 19
(1) Dewan pengawas melaksanakan rapat paling sedikt 2 (dua) kali dalam
setahun.
(2) Sekretaris Dewan Pengawas menyampaikan undangan kepada setiap
anggota Dewan Pengawas, Kepala badan pengelola/pemimpin RSUD
Suradadi, Komite Medik dan pihak lain yang dianggap perlu paling lambat
tiga hari sebelum rapat tersebut dilaksanakan.
(3) Setiap undangan rapat yang disampaikan oleh Sekretaris Dewan
Pengawas harus melampirkan:
a. 1 (satu) salinan agenda ; dan
b. 1 (satu) salinan risalah rapat yang lalu.

BAB IV
PEJABAT PENGELOLA

Pasal 20
Pejabat pengelola RSUD Suradadi adalah :
a. Pemimpin yaitu Direktur
b. Pejabat keuangan yaitu Kepala Sub Bagian Tata Usaha; dan
c. Pejabat teknis yaitu Kepala Seksi Pelayanan Medis dan Kepala Seksi
Pelayanan Keperawatan.

Pasal 21
(1) Pejabat pengelola RSUD Suradadi diangkat dan diberhentikan oleh
Bupati.
(2) Pemimpin RSUD Suradadi bertanggungjawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
(3) Pejabat keuangan dan pejabat teknis RSUD Suradadi bertanggung jawab
kepada pimpinan RSUD Suradadi.
Pasal 22
11
Tugas dan kewajiban Pemimpin RSUD Suradadi :
a. memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan dan
mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan RSUD Suradadi ;
b. menyusun renstra bisnis RSUD Suradadi ;
c. menyiapkan rencana belanja anggaran (RBA) ;
d. mengusulkan calon pejabat pengelola keuangan dan pejabat teknis kepada
kepala daerah sesuai dengan ketentuan.
e. menentukan pejabat lainnya sesuai kebutuhan RSUD Suradadi
Kabupaten Tegal selain pejabat yang telah ditetapkan dengan peraturan
perundang-undangan.
f. menyiapkan dan mempertanggung jawabkan kinerja operasional serta
keuangan RSUD Suradadi kepada Bupati.

Pasal 23
(1) Pejabat keuangan BLUD RSUD Suradadi mempunyai tugas dan kewajiban
:
a. mengkoordinasikan penyusunan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) ;
b. menyiapkan DPA RSUD Suradadi;
c. melaksanakan pengelolaan pendapatan dan biaya ;
d. menyelenggarakan pebijakan pengelolaan barang, aset tetap dan
investasi ;
e. menyelenggarakan engelolaan kas ;
f. melakukan pengelolaan utang-piutang ;
g. menyususn sistim informasi manajemen keuangan ; dan
h. menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.

(2) Pejabat keuangan RSUD Suradadi dalam melaksanakan tugas dan


kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai fungsi
sebagai penanggung jawab keuangan RSUD Suradadi.

Pasal 24
(1) Pejabat teknis RSUD Suradadi mempunyai tugas dan kewajiban :
(2) Pejabat teknis RSUD Suradadi dalam melaksanakan tugas dan kewajiban
sebagaimana dimaksud ayat (1) mempunyai fungsi sebagai penanggung
jawab teknis di bidang masing-masing.
(3) Tanggung jawab pejabat teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
berkaitan dengan mutu, standarisasi, administrasi, peningkatan kualitas
sumber daya manusia dan peningkatan sumber daya lainnya

Pasal 25
(1) Pejabat pengelola dan pegawai RSUD Suradadi dapat berasal dari Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan atau non PNS yang profesional sesuai dengan
kebutuhan.
(2) Pejabat pengelola dan pegawai RSUD Suradadi yang berasal dari non PNS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dipekerjakan secara tetap atau
berdasarkan kontrak.
(3) Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai RSUD
Suradadi yang berasal dari PNS disesuaikan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

12
(4) Pengangkatan dan pemberhentian pegawai RSUD Suradadi yang berasal
dari non PNS dilakukan berdasarkan pada prinsip efisiensi, ekonomis dan
produktif dalam meningkatkan pelayanan.

Pasal 26
(1) Pimpinan RSUD Suradadi merupakan pejabat pengguna anggaran/
barang daerah.
(2) Dalam hal pemimpin RSUD Suradadi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berasal dari non PNS, pejabat keuangan RSUD Suradadi wajib berasal
dari PNS yang merupakan pejabat pengguna anggaran/barang daerah.

Pasal 27
(1) Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai RSUD
Suradadi yang berasal dari PNS disesuaikan dengan Peraturan
perundang-undangan.
(2) Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai RSUD
Suradadi yang berasal dari non PNS diatur lebih lanjut dengan Keputusan
Bupati.

Pasal 28
Syarat untuk dapat diangkat menjadi Direktur, adalah:
(1) Tenaga medis yang mempunyai kemampuan, keahlian, integritas,
kepemimpinan dan pengalaman di bidang perumahsakitan;
(2) Berkelakuan baik dan memiliki dedikasi untuk mengembangkan usaha
guna kemandirian rumah sakit; dan
(3) Memenuhi syarat administrasi kepegawaian dan kualifikasi jabatan.

BAB V
PENGELOMPOKAN FUNGSI PELAYANAN DAN PENDUKUNG

Bagian Kesatu
Pengelompokan

Pasal 29
(1) Organisasi pelaksana fungsi pelayanan RSUD Suradadi terdiri dari Fungsi
Pelayanan Instalasi dan Fungsi Pelayanan Jabatan Fungsional.
(2) Organisasi pelaksana fungsi pendukung RSUD Suradadi terdiri dari
Fungsi Pendukung Pengawas Internal Dan Fungsi Pendukung Komite
Medis.

Bagian Kedua
Fungsi Pelayanan

Paragraf 1
Instalasi

Pasal 30
(1) Dalam upaya penyelenggaraan kegiatan pelayanan, pendidikan dan
pelatihan, serta penelitian dan pengembangan kesehatan dibentuk
instalasi yang merupakan unit pelayanan fungsional.
13
(2) Pembentukan Instalasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan Keputusan Direktur.
(3) Pembentukan Instalasi didasarkan atas analisis organisasi dan kebutuhan
RSUD Suradadi.
(4) Keputusan Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaporkan
secara tertulis kepada Bupati.

Pasal 31
(1) Instalasi dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi dari pejabat fungsional
tertentu yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur.
(2) Kepala Instalasi mempunyai tugas dan kewajiban merencanakan,
melaksanakan, memantau atau mengevaluasi serta melaporkan kegiatan
pelayanan di instalasi masing-masing.

Paragraf 2
Jabatan Fungsional

Pasal 32
(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga kerja
fungsional yang terbagi atas berbagai kelompok Jabatan Fungsional
tertentu sesuai bidang keahliannya.
(2) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja yang ada.
(3) Kelompok Jabatan Fungsional bertugas melakukan kegiatan sesuai
jabatannya.
(4) Kelompok Jabatan Fungsional diangkat dan diberhentikan oleh Direktur.

Paragraf 3
Satuan Pengawas Internal

Pasal 33
(1) Satuan Pengawas Intern (SPI) berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Pemimpin RSUD Suradadi.
(2) Tugas pokok Satuan Pengawas Intern adalah melaksanakan pengawasan
dan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan semua unsur di rumah sakit
agar dapat berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan yang berlaku.
(3) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
Satuan Pengawas Intern berfungsi
a. melaksanakan pemeriksaaan/ audit keuangan dan operasional ;
b. merancang dan melaksanakan pengawasan pengendalian intern ;
c. melakukan identifikasi resiko ;
d. mencegah terjadinya Penyimpangan ;
e. memberikan konsultasi pengendalian intern ; dan
f. melakukan hubungan dengan eksternal editor.
(4) Tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3)
disampaikan dalam bentuk rekomendasi kepada Pemimpin RSUD
Suradadi.
(5) Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) adalah berdasarkan penugasan dari Pemimpin RSUD Suradadi.
Paragraf 4
14
Komite Medik

Pasal 34
(1) Komite medik adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata
kelola klinis agar staf medis dirumah sakit terjaga profesionalismenya
melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis, dan
pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis.
(2) Komite medik berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada
Pemimpin RSUD Suradadi.
(3) Tugas dan fungsi komite medik, persyaratan keanggotaan dan tata cara
pengangkatan anggota komite medik diatur lebih lanjut dalam medical
staf by laws yang ditetapkan oleh Pemimpin RSUD Suradadi.

Paragraf 5
Komite Keperawatan

Pasal 35
(1) Komite keperawatan adalah wadah non struktural rumah sakit yang
mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan
profesionalisme tenaga keperawatan melalui mekanisme kredensial,
penjagaan mutu profesi dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi.
(2) Komite keperawatan berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab
kepada pemimpin RSUD Suradadi.
(3) Tugas dan fungsi komite keperawatan, persyaratan keanggotaan dan tata
cara pengangkatan anggota komite keperawatan diatur lebih lanjut dalam
nursing staf by laws yang ditetapkan oleh pemimpin RSUD Suradadi.

BAB VI
REMUNERASI

Pasal 36
(1) Pejabat Pengelola BLUD dewan pengawas, sekretaris dewan pengawas, dan
pegawai BLUD dapat diberikan remunerasi sesuai dengan tingkat
tanggungjawab dan tuntutan profesionalisme yang diperlukan.
(2) Remunerasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa gaji,
tunjangan tetap, honorarium, insentif, bonus atas prestasi, pesangon dan
/ atau uang pensiun serta imbalan lainnya sesuai dengan tingkat
tanggung jawab dan tuntutan profesionalisme yang diperlukan sesuai
dengan kemampuan.
(3) Remunerasi bagi dewan pengawas dan sekretaris dewan pengawas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan dalam bentuk
honorarium.
(4) Remunerasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk BLUD-SKPD
ditetapkan oleh Bupati berdasarkan usulan yang disampaikan oleh
pemimpin BLUD-SKPD melalui sekretaris daerah.

Pasal 37

15
(1) Penetapan remunerasi pemimpinan RSUD Suradadi, mempertimbangkan
faktor-faktor yang berdasarkan:
a. Ukuran (size) dan jumlah aset yang dikelola, tingkat pelayanan dan
produktifitas RSUD Suradadi;
b. Pertimbangan persamaannya dengan RSU Swasta;
c. Kemampuan pendapatan BLUD ; dan
d. Kinerja operasional BLUD.
(2) Remunerasi bagi pejabat pengelola dan pegawai RSUD Suradadi dapat
dihitung berdasarkan indikator penilaian :
a. Pengalaman dan masa kerja (basic index) ;
b. Ketrampilan, ilmu pengetahuan dan prilaku (competency index) ;
c. Resiko kerja (risk index) ;
d. Tingkat kegawatdaruratan (emergency index) ;
e. Jabatan yang disandang (position index) ;
f. Hasil/ capaian kinerja (performance index ) ; dan
g. Dan ketentuan lain yang akan ditetapkan kemudian.
(3) Bagi pejabat pengelola dan pegawai RSUD Suradadi yang berstatus
Pegawai Negeri Sipil, gaji pokok dan tunjangan mengikuti peraturan
perundang-undangan tentang gaji dan tunjangan Pegawai Negeri Sipil
serta dapat diberikan tambahan penghasilan sesuai remunerasi yang
ditetapkan oleh Bupati sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 ayat (4).
(4) Besaran jasa pelayanan kesehatan diatur sebagai berikut :
a. Untuk pasien umum, jamkesda dan jaminan kesehatan lainya yang
pembayarannya mengacu pada tarif rumah sakit besaran jasa
pelayanannya mengikuti aturan tarif yang berlaku.
b. Untuk pasien BPJS dan atau pasien yang tarifnya menggunakan paket
besaran jasa pelayanan sebesar 50% dari paket tersebut.
(5) Ketentuan pembagian jasa pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) diatur oleh direktur.

BAB VII
STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Pasal 38
(1) Untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas pelayanan
umum yang diberikan oleh RSUD Suradadi, Bupati menetapkan Standar
Pelayanan Minimal dengan Peraturan Bupati.
(2) Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
diusulkan oleh pemimpin RSUD Suradadi Kabupaten Tegal.
(3) Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus
mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan, dan kesetaraan
layanan serta kemudahan untuk mendapatkan layanan.

Pasal 39
(1) Standar Pelayanan Minimal harus memenuhi persyaratan :
a. fokus pada jenis pelayanan;
b. terukur;
c. dapat dicapai;
d. relevan dan dapat diandalkan; dan
e. tepat waktu

16
(2) Fokus pada jenis pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a, mengutamakan kegiatan pelayanan yang menunjang terwujudnya
tugas dan fungsi rumah sakit.
(3) Terukur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, merupakan
kegiatan yang pencapaiannya dapat dinilai sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan.
(4) Dapat dicapai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, merupakan
kegiatan nyata, dapat dihitung tingkat pencapaiannya, rasional, sesuai
kemampuan dan tingkat pemanfaatannya.
(5) Relevan dan dapat diandalkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
d, merupakan kegiatan yang sejalan, berkaitan dan dapat dipercaya
untuk menunjang tugas dan fungsi rumah sakit.
(6) Tepat waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, merupakan
kesesuaian jadwal dan kegiatan pelayanan yang telah ditetapkan.

BAB VIII
AKUNTANSI, PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN

Bagian Kesatu
Akuntansi

Pasal 40
(1) RSUD Suradadi menerapkan sistem informasi manajemen keuangan.
(2) Setiap transaksi keuangan RSUD Suradadi dicatat dalam dokumen
pendukung.

Pasal 41
(1) RSUD Suradadi menyelenggarakan akuntansi dan laporan keuangan
sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi
profesi akuntansi Indonesia.
(2) Penyelenggaraan akuntansi dan laporan keuangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menggunakan basis akrual baik dalam
pengakuan pendapatan, biaya, asset, kewajiban dan ekuitas dana.

Pasal 42
(1) Dalam rangka penyelenggaraan akuntansi dan pelaporan keuangan
berbasis akrual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (2).
Pemimpin RSUD Suradadi menyusun kebijakan akuntansi yang
berpedoman pada standar akuntansi sesuai jenis layanannya.
(2) Kebijakan akuntansi RSUD Suradadi digunakan sebagai dasar dalam
pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan asset, kewajiban,
ekuitas dana, pendapatan dan biaya.

Bagian Kedua
Pelaporan dan Pertanggungjawaban

Pasal 43
(1) Laporan keuangan RSUD Suradadi terdiri dari :
a. Neraca yang menggambarkan posisi keuangan mengenai asset,
kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu ;
17
b. Laporan operasional yang berisi informasi jumlah pendapatan dan
biaya RSUD Suradadi selama satu periode ;
c. Laporan arus kas yang menyajikan informasi kas berkaiatan dengan
aktivitas operasional, investasi dan aktivitas saldo awal, penerimaan,
pengeluaran dan saldo akhir kas selama periode tertentu ; dan
d. Catatan atas laporan keuangan yang berisi penjelasan naratif atau
rincian dari angka yang tertera dalam laporan keuangan.
(2) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud ayat (1) disertai dengan
lapoaran kinerja yang berisikan informasi pencapaian hasil/keluaran
RSUD Suradadi.
(3) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaudit oleh
pemeriksa eksternal sesuai dengan perundang-undangan.

BAB IX
TARIF LAYANAN

Pasal 44
(1) RSUD Suradadi dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai
imbalan atas barang dan/atau jasa layanan yang diberikan.
(2) Imbalan atas barang dan /atau jasa layanan yang diberikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas
dasar perhitungan biaya satuan per unit layanan atau hasil per investasi
dana
(3) Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) termasuk imbalan hasil yang
wajar dari investasi dana dan untuk menutup seluruh atau sebagian dari
biaya per unit layanan.
(4) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa besaran
tarif atau pola tarif sesuai jenis layanan RSUD Suradadi.

Pasal 45
(1) Tarif layanan RSUD Suradadi diusulkan oleh pemimpin RSUD Suradadi
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan
dengan Peraturan Bupati dan disampaikan kepada pimpinan DPRD.
(3) Penetapan tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
mempertimbangkan konstinuitas dan pengembangan layanan, daya beli
masyarakat serta kompetisi yang sehat.
(4) Bupati dalam menetapkan besaran tarif sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dapat membentuk tim yang memahani tentang perumahsakitan

Pasal 46
(1) Peraturan Bupati mengenai tarif layanan RSUD Suradadi dapat dilakukan
perubahan sesuai kebutuhan dan perkembangan keadaan.
(2) Perubahan tarif sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat dilakukan secara
keseluruhan maupun per unit layanan.
(3) Proses perubahan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

BAB X
18
PENDAPATAN DAN BIAYA

Bagian Kesatu
Pendapatan

Pasal 47
Pendapatan RSUD Suradadi bersumber dari :
a. jasa layanan
b. hibah
c. hasil kerjasama dengan pihak lain
d. APBD
e. APBN, dan
f. lain-lain pendapatan RSUD Suradadi yang sah.

Pasal 48
(1) Pendapatan RSUD Suradadi yang bersumber dari jasa layanan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 47 huruf a, berupa imbalan yang
diperoleh dari jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat.
(2) Pendapatan RSUD Suradadi yang bersumber dari hibah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 47 huruf b, dapat berupa hibah terkait dan hibah
tidak terkait.
(3) Hasil kerjasama dengan pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal
47 huruf c, dapat berupa perolehan dari kerjasama operasional, sewa
menyewa dan usaha lainnya yang mendukung tugas dan fungsi RSUD
Suradadi.
(4) Pendapatan RSUD Suradadi yang bersumber dari APBD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 47 huruf d, berupa pendapatan yang berasal dari
otorisasi kredit anggaran pemerintah daerah bukan dari kegiatan
pembiayaan APBD.
(5) Pendapatan RSUD Suradadi yang bersumber dari APBN sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 47 huruf e, dapat berupa pendapatan yang berasal
dari pemerintah dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi dan/atau
tugas pembantuan dan lain-lain.
(6) RSUD Suradadi dalam melaksanakan anggaran dekonsentrasi dan/atau
tugas pembantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (5), proses
pengelolaan keuangan diselenggarakan secara terpisah berdasarkan
ketentuan yang berlaku dalam pelaksanan APBN.
(7) Lain-lain pendapatan RSUD Suradadi yang sah sebagaimana dimaksud
dalam pasal 47 huruf f, antara lain :
a. hasil penjualan kekayaan yang tidak dipisahkan ;
b. hasil pemanfaatan kekayaan ;
c. Jasa giro ;
d. pendapatan bunga ;
e. keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing ;
f. komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan
dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh Rumah Sakit Suradadi
; atau
g. hasil investasi.

Pasal 49

19
(1) Seluruh pendapatan RSUD Suradadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
47 kecuali yang berasal dari hibah terkait, dapat dikelola langsung untuk
membiayai pengeluaran RSUD Suradadi sesuai RBA.
(2) Hibah terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperlakukan sesuai
peruntukannya.
(3) Seluruh pendapatan RSUD Suradadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
47 huruf a,huruf b,huruf c, dan huruf f, dilaksanakan melalui rekening
kas BLUD RSUD Suradadi dan dicatat dalam kode rekening kelompok
pendapatan asli daerah pada jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang
sah dengan obyek pendapatan BLUD RSUD Suradadi.
(4) Seluruh pendapatan sebagaimana pada ayat (3) dilaporkan kepada
DPPKAD setiap triwulan.

Bagian Kedua
Biaya

Pasal 50
(1) Biaya RSUD Suradadi merupakan biaya operasional dan biaya non
operasional.
(2) Biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mencangkup
seluruh biaya yang menjadi beban RSUD Suradadi dalam rangka
menjalankan tugas dan fungsi.
(3) Biaya non operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mencakup
seluruh biaya yang menjadi beban RSUD Suradadi dalam rangka
menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi.
(4) Biaya RSUD Suradadi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dialokasikan
untuk membiayai program peningkatan pelayanan, kegiatan pelayanan
dan kegiatan pendukung pelayanan.
(5) Pembiayaan program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
dialokasikan sesuai dengan kelompok, jenis, program dan kegiatan.

Pasal 51
(1) Biaya operasional sebagaimana dimaksud Pasal 50 ayat (2), terdiri dari ;
a. biaya pelayanan; dan
b. biaya umum dan administrasi.
(2) Biaya pelayanan mencangkup seluruh biaya operasional yang
berhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan yang terdiri dari :
a. biaya pegawai
b. biaya bahan
c. biaya jasa pelayanan
d. biaya pemeliharaan
e. biaya barang dan jasa; dan
f. biaya pelayanan lain-lain
(3) Biaya umum dan administrasi mencankup seluruh biaya operasional
yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan terdiri dari
:
a. biaya pegawai
b. biaya administrasi kantor
c. biaya pemeliharaan
d. biaya barang dan jasa
e. biaya promosi dan
f. biaya umum dan administrasi lain-lain.
Pasal 52

20
Biaya non operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (3) terdiri
dari:
a. biaya bunga
b. biaya administrasi bank
c. biaya kerugian penjualan aset tetap
d. biaya kerugian penurunan nilai dan
e. biaya non opersional lain-lain

Pasal 53
(1) Seluruh pengeluaran biaya Rumah Sakit Suradadi yang bersumber
sebagaimana dimaksud dalam pasal 47 huruf a, b, c, dan f disampaikan
kepada DPPKAD setiap triwulan.
(2) Seluruh pengeluaran biaya Rumah Sakit Suradadi yang bersumber
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan menerbitkan
SPM, pengesahan yang dilampiri dengan Surat Pernyataan
Tanggungjawab (SPTJ).

BAB XI
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

Bagian Kesatu
Perencanaan

Pasal 54
(1) RSUD Suradadi menyusun Renstra Bisnis BLUD.
(2) Renstra Bisnis BLUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup
pernyataan visi, misi, program strategis, pengukuran pencapian kinerja,
rencana pencapaian lima tahunan dan proyeksi keuangan lima tahunan
RSUD Suradadi.
(3) Visi sebagaimana dimaksud ayat (2), memuat suatu gambaran yang
menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra
yang ingin diwujudkan.
(4) Misi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), memuat sesuatu yang harus
diemban atau dilaksanakan sesuai dengan visi yang ditetapkan, agar
tujuan organisasi dapat terlaksana sesuai dengan bidangnya dan
berhassil dengan baik.
(5) Program strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (2), memuat program
yang berisi proses kegiatan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai
sampai dengan kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun
dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau
mungkin timbul.
(6) Pengukuran pencapaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
memuat pengukuran yang dilakukan dengan menggambarkan
pencapaian hasil kegiatan dengan disertai análisis atas faktor-faktor
internal dan eksternal yang mempengaruhi tercapainya kinerja.
(7) Rencana pencapaian lima tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
memuat rencana capaian kinerja pelayanan tahunan selama 5 (lima)
tahun.
(8) Proyeksi keuangan lima tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
memuat perkiraan capaian kinerja keuangan tahunan selama 5 (lima)
tahun.

21
Bagian Kedua
Penganggaran

Pasal 55
(1) RSUD Suradadi menyusun RBA tahunan yang berpedoman kepada
renstra bisnis BLUD.
(2) Penyusunan RBA sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun
berdasarkan prinsip anggaran berbasis kinerja, perhitungan akuntasi
biaya menurut jenis layanan, kebutuhan pendanaan dan kemampuan
pendapatan yang diperkirakan akan diterima dari masyarakat, badan
lain, APBD dan sumber-sumber pendapatan RSUD Suradadi lainnya.

Pasal 56
RBA merupakan penjabaran lebih lanjut dari program dan kegiatan RSUD
Suradadi dengan berpedoman pada pengelolaan keuangan BLUD.

BAB XII
PELAKSANAAN ANGGARAN

Bagian Kesatu
Dokumen Perencanaan Anggaran

Pasal 57
(1) DPA- RSUD Suradadi mencakup antara lain :
a. pendapatan dan biaya ;
b. proyeksi arus kas ; dan
c. jumlah dan kualitas barang dan atau jasa yang akan dihasilkan.
(2) PPKD mengesahkan DPA- RSUD Suradadi sebagai dasar pelaksanaan
angaran.
(3) Dalam hal DPA- RSUD Suradadi sebagaimana dimaksud dalam pada ayat
(2), belum disahkan oleh PPKD, RSUD Suradadi dapat melakukan
pengeluaran uang setinggi-tingginya sebesar angka DPA- RSUD Suradadi
tahun sebelumnya.

Bagian Kedua
Pengelolaan Kas

Pasal 58
(1) Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas yang dananya bersumber
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 huruf a, huruf b, huruf c, dan
huruf f, dilaksanakan melalui rekening kas RSUD Suradadi.
(2) Penerimaan RSUD Suradadi pada setiap hari disetorkan seluruhnya ke
rekening kas RSUD Suradadi dan dilaporkan kepada pejabat keuangan
RSUD Suradadi.

Bagian Ketiga
Pengelolaan Piutang dan Utang

22
Pasal 59
RSUD Suradadi dapat memberikan piutang sehubungan dengan penyerahan
barang, jasa, dan/atau transaksi yang berhubungan langsung maupun tidak
langsung dengan kegiatan RSUD Suradadi.

Bagian Keempat
Investasi

Pasal 60
(1) RSUD Suradadi dapat melakukan investasi sepanjang memberi manfaat
bagi peningkatan pendapatan dan peningkatan pelayanan kepada
masyarakat serta tidak mengganggu likuiditas keuangan RSUD Suradadi.
(2) Investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berupa investasi jangka
pendek dan investasi Jangka panjang.

Bagian Kelima
Kerja Sama

Pasal 61
(1) Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan, RSUD Suradadi
dapat melakukan kerja sama dengan pihak lain.
(2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan berdasarkan
prinsip efisiensi, efektivitas, ekonomis dan saling menguntungkan.
(3) Kerja sama dengan pihak lain antara lain :
a. kerjasama operasional ;
b. sewa menyewa ; atau
c. usaha lainnya yang menunjang tugas dan fungsi RSUD Suradadi.
(4) Kerjasama operasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
merupakan perikatan antara RSUD Suradadi dengan pihak lain, melalui
pengelolaan manajemen dan proses operasional secara bersama dengan
pembagian keuntungan sesuai kesepakatan kedua belah pihak.
(5) Sewa menyewa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, merupakan
penyerahan hak penggunaan/pemakaian barang RSUD Suradadi kepada
pihak lain atau sebaliknya dengan imbalan berupa uang sewa bulanan
atau tahunan untuk jangka waktu tertentu, baik sekaligus maupun
secara berkala.
(6) Usaha lainnya yang menunjang tugas dan fungsi RSUD Suradadi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, merupakan kerjasama
dengan pihak lain yang menghasilkan pendapatan bagi RSUD Suradadi
dengan tidak mengurangi kualitas pelayanan umum yang menjadi
kewajiban RSUD Suradadi.
Pasal 62
(1) Hasil kerjasama sebagaimana dimaksud dalam pasal 61 merupakan
pendapatan RSUD Suradadi.
(2) Pendapatan RSUD Suradadi dimaksud pada ayat (1), dapat dipergunakan
secara langsung untuk membiayai pengeluaran sesuai RBA.

Bagian Keenam
Pengadaan Barang dan / atau Jasa

Pasal 63

23
(1) Pengadaan barang dan/atau jasa pada RSUD Suradadi dilaksanakan
berdasarkan ketentuan yang berlaku bagi pengadaan barang/jasa
pemerintah.
(2) Pengadaan barang dan/atau jasa dilakukan berdasarkan prinsip efisien,
efektif, transparan, bersaing, adil/tidak diskriminatif, akuntabel dan
praktek bisnis yang sehat.
(3) RSUD Suradadi dapat diberikan fleksibitas berupa pembebasan sebagian
atau seluruhnya dari ketentuan yang berlaku umum bagi pengadaan
barang dan/atau jasa pemerintah apabila terdapat alasan efektivitas
dan/atau efisiensi.
(4) Fleksibilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan terhadap
pengadaan barang dan/atau jasa yang sumber dananya berasal dari :
a. jasa layanan ;
b. hibah tidak terikat ;
c. hasil kerjasama dengan pihak lain; dan
d. lain-lain pendapatan RSUD Suradadi yang sah.

Pasal 64
(1) Pengadaan barang dan/atau jasa sebagaimana dimaksud dalam pasal 63
ayat (2), berdasarkan ketentuan pengadaan barang dan/atau jasa yang
ditetapkan oleh pemimpin RSUD Suradadi dan disetujui Bupati.
(2) Ketentuan pengadaan barang dan/atau jasa yang ditetapkan pemimpin
RSUD Suradadi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus dapat
menjamin ketersediaan barang dan/atau jasa yang lebih bermutu, lebih
murah, proses pengadaan yang sederhana dan cepat serta mudah
menyesuaikan dengan kebutuhan untuk mendukung kelancaran
pelayanan RSUD Suradadi.

Pasal 65
Pengadaan barang dan/atau jasa yang dananya berasal dari hibah terikat
dapat dilakukan dengan mengikuti ketentuan pengadaan dari pemberi hibah,
atau ketentuan pengadaan barang dan / atau jasa yang berlaku bagi RSUD
Suradadi sepanjang disetujui pemberi hibah.

Pasal 66
(1) Pengadaan barang dan /atau jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal
63 ayat (2), dilakukan oleh pelaksana pengadaan.
(2) Pelaksana pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
berbentuk tim, panitia atau unit yang dibentuk oleh pemimpin RSUD
Suradadi yang ditugaskan secara khusus untuk melaksanakan
pengadaan barang dan/atau jasa guna keperluan RSUD Suradadi.
(3) Pelaksana pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), terdiri dari
personil yang memahami tatacara pengadaan, substansi
pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan bidang lain yang diperlukan.

Pasal 67
Penunjukan pelaksana pengadaan barang dan/atau jasa sebagaimana
dimaksud Pasal 66 ayat (3), dilakukan dengan prinsip:
a. Objektifitas, dalam hal penunjukan yang didasarkan pada aspek
integritas moral, kecakapan pengetahuan mengenai proses dan prosedur
pengadaan barang dan/atau jasa, tanggung jawab untuk mencapai
24
sasaran kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan pengadaan barang
dan/atau jasa;
b. Independensi, dalam hal menghindari dan mencegah terjadinya
pertentangan kepentingan dengan pihak terkait dalam melaksanakan
penunjukan pejabat lain baik langsung maupun tidak langsung; dan
c. Saling uji (cross check), dalam hal berusaha memperoleh informasi dari
sumber yang berkompeten, dapat dipercaya, dan dapat
dipertanggungjawabkan untuk mendapatkan keyakinan yang memadai
dalam melaksanakan penunjukan pelaksana pengadaan lain.

Pasal 68
Pengadaan barang dan/atau jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64
ayat (1), diselenggarakan berdasarkan jenjang nilai yang diatur dalam
Peraturan Bupati.

Bagian Ketujuh
Pengelolaan Barang

Pasal 69
(1) Barang inventaris milik RSUD Suradadi dapat dihapus dan/atau
dialihkan kepada pihak lain atas dasar pertimbangan ekonomis dengan
cara dijual, ditukar dan/atau dihibahkan
(2) Barang inventaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan
barang pakai habis, barang untuk diolah atau dijual, barang lainnya yang
tidak memenuhi persyaratan sebagai asset tetap.
(3) Hasil penjualan barang inventaris sebagai akibat dari pengalihan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan pendapatan RSUD
Suradadi.
(4) Hasil penjualan barang inventaris sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
dituangkan secara memadai dalam laporan keuangan RSUD Suradadi.

Bagian Kedelapan
Surplus dan Defisit Anggaran

Pasal 70
(1) Surplus anggaran RSUD Suradadi merupakan selisih lebih antara realisasi
pendapatan dan realisasi biaya RSUD Suradadi pada satu tahun
anggaran.
(2) Surplus anggaran RSUD Suradadi dapat digunakan dalam tahun
anggaran berikutnya kecuali atas permintaan Bupati disetorkan sebagian
atau seluruhnya ke kas daerah dengan mempertimbangkan likuiditas
RSUD Suradadi.

Pasal 71
(1) Defisit anggaran RSUD Suradadi merupakan selisih kurang antara
realisasi pendapatan dengan realisasi biaya RSUD Suradadi pada satu
tahun anggaran.
(2) Defisit anggaran RSUD Suradadi dapat diajukan usulan pembiayaannya
pada tahun anggaran berikutnya kepada DPPKAD.

25
Bagian Kesembilan
Penyelesaian Kerugian

Pasal 72
Kerugian pada RSUD Suradadi yang disebabkan oleh tindakan melanggar
hukum atau kelalaian seseorang, diselesaikan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai penyelesaian kerugian daerah.

BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 73
(1) Dengan diberlakukannya Peraturan Bupati ini, seluruh peraturan
internal yang bertentangan harus segera disesuaikan.
(2) Pelaksanaan penataan ketentuan internal sebagaimana diamanatkan
Peraturan Bupati ini harus segera ditindak lanjuti paling lambat 6
(enam) bulan setelah Peraturan Bupati ini ditetapkan.

BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 74
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita DaerahKabupatenTegal.

Ditetapkan di Slawi
pada tanggal

BUPATI TEGAL,

ENTHUS SUSMONO
Diundangkan di Slawi
pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TEGAL,

HARON BAGAS PRAKOSA

BERITA DAERAH KABUPATEN TEGAL TAHUN 2015 NOMOR

26

Anda mungkin juga menyukai