Anda di halaman 1dari 3

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bombana Janariah mengatakan, tiga objek wisata

ini memiliki potensi dan keunikan yang sangat luar biasa. Sehingga pihaknya di tahun
2018 ini memfokuskan perhatian pada objek wisata tersebut.

Wisata Tangkeno

“Kami sangat membutuhkan dukungan dari semua pihak untuk pengembangan tiga
objek wisata ini. Di mana, ketiga item ini kita targetkan pembangunannya secara
bertahap sesuai porsi anggaran yang ada, khususnya pada peningkatan sarana
kebutuhan yang sangat vital bagi para pengunjung,” terang Janariah saat ditemui di
ruang kerjanya, Senin (8/1/2017).

Ia mengakui, pimpinan daerah sangat memperhatikan aspek kearifan lokal di daerah itu.
Awalnya kucuran anggaran di tahun sebelumnya sebanyak Rp1,2 miliar. Namun, di
tahun 2018 pemda kembali merencanakan penambahan dana sebanyak Rp3 miliar
untuk pengembangan wisata di Bombana.

“Anggaran yang bakal diturunkan itu sebanyak Rp3 miliar yang bersumber dari dana
sharing antara APBD dan APBN. Makanya, meskipun secara bertahap yang terpenting
terlebih dahulu bisa digunakan, dan kami benar-benar ingin destinasi wisata di
Bombana bisa memberikan kenyamanan bagi para pengunjung,” katanya.
Janariah melanjutkan, wisata air panas yang ada di Desa Tahi Ite memiliki manfaat bagi
kesehatan para pengunjung karena kualitas airnya yang memiliki kandungan belerang.

Pulau Kondo

“Lokasinya memang masih sedikit tertutup, tapi keindahannya dan khasiat airnya sangat
berdampak baik bagi kesehatan pengunjung yang hendak mandi. Jadi kami berupaya
melakukan penambahan beberapa sarana di tempat itu agar ke depannya bisa lebih
terbuka dan diminati pelancong,” katanya.

Untuk Pulau Kondo yang ada di Desa Ranokomea, Kecamatan Poleang Barat, pihaknya
bersama pemerintah setempat telah memulai pengembangannya. Saat ini tempat
tersebut telah dibangun jembatan titian yang mengelilingi pulau Kondo. Begitupula
dengan penanaman pohon pelindung.
Wisata Air Panas di Desa Tahi Ite

Rencananya, pihak pariwisata akan menambahkan 10 unit gazebo di area wisata serta
pembuatan simbol berupa papan nama wisata di pintu masuk objek wisata itu.

Sementara untuk Desa Wisata Tangkeno, pihaknya menilai tempat wisata itu masih
membutuhkan kerjasama lintas sektoral. Di mana fasilitas yang disediakan serta akses
menuju lokasi wisata yang masih berkategori belum layak bagi para pengunjung.

“Di sana, akses jalannya saja belum layak, apalagi soal fasilitas yang disediakan. Jadi
kami upayakan tambahan fasilitas untuk pejalan kaki menuju objek wisata, terutama di
lokasi benteng serta pembenahan dan pembangunan villa bagi wisatawan baik domestik
maupun mancanegara,” ujarnya.

Karena itu, ia berharap kepada semua elemen agar bisa membantu percepatan
pengembangan destinasi di daerah itu. (B)

Anda mungkin juga menyukai