Anda di halaman 1dari 9

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No.

1 FEBRUARI 2017 ISSN 2302 - 2493

UJI FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK


METANOL BUNGA SOYOGIK (Saurauia bracteosa DC.)

Anastasia Kazia Friany Lisi1), Max R. J. Runtuwene 2), Defny S. Wewengkang 1)


1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115
2)
Jurusan Kimia FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT
These study aims to analyze the phytochemical compounds and the antioxidant activity of
the methanol extract of soyogik flowers. The study begins with a phytochemical test. Extraction of
powder of soyogik flower by maceration using methanol. The methanol extract was determined for
the total flavonoid content with AlCl3 method and was tested for the antioxidant activity with
DPPH method. The results showed that the methanol extract of soyogik flower containing the
compounds of phenolic, flavonoids, alkaloids, steroids and saponins. The methanol extract also
have total flavonoid content amounted to 11,140 mg/kg and antioxidant activity by the IC50 value
amounted to 128,573 µg/mL.

Keywords: Saurauia bracteosa DC., phytochemicals test, antioxidants, total flavonoid content.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis senyawa fitokimia dan mempelajari aktivitas
antioksidan dari ekstrak metanol bunga soyogik. Penelitian dimulai dengan melakukan uji
fitokimia. Ekstraksi serbuk bunga soyogik dengan cara maserasi menggunakan metanol. Ekstrak
metanol kemudian ditentukan kandungan total flavonoid dengan metode AlCl3 dan diuji aktivitas
antioksidannya dengan metode DPPH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol bunga
Soyogik mengandung senyawa fenolik, flavonoid, alkaloid, steroid dan saponin. Ekstrak metanol
bunga Soyogik juga memiliki kandungan total flavonoid sebesar 11,140 mg/kg dan aktivitas
antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 128,573 µg/mL.

Kata Kunci: Saurauia bracteosa DC., uji fitokimia, antioksidan, kandungan total flavonoid.

53
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 1 FEBRUARI 2017 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN Asmah, 2007). Karenanya, upaya untuk


mencari antioksidan alami dari tanaman
Beberapa penyakit kronis seperti
obat, rempah, sayuran serta hewan
kanker, jantung, artritis, diabetes, liver,
menjadi perhatian para peneliti saat ini
inflamasi dan penyakit degeneratif lain
(Silalahi, 2010).
saat ini sudah sangat lazim dijumpai di
Salah satu tanaman obat yang
masyarakat. Ada berbagai macam teori
berpotensi antioksidan adalah Soyogik
yang mencoba menjelaskan penyebab
(Saurauia bracteosa DC). Soyogik
penyakit degenerative, salah satunya
merupakan tanaman yang daunnya
ialah teori radikal bebas. Berdasarkan
dipercaya secara empiris oleh masyarakat
teori ini, penyebab dari penyakit
Tombatu, Sulawesi Utara sebagai obat
degeneratif ialah adanya proses oksidasi
antikanker. Beberapa penelitian telah
radikal bebas dalam mekanisme biokimia
dilakukan pada daun tanaman Soyogik.
yang terjadi dalam tubuh manusia
Salah satunya dilakukan oleh Kadji
(Oeinitan, 2013).
(2013) yang melakukan pengkajian
Proses oksidasi radikal bebas
mengenai senyawa aktif dan potensi
dapat dihambat dengan senyawa yang
antioksidan yang terkandung dalam
tergolong antioksidan. Antioksidan
ekstrak etanol daun Soyogik. Dari hasil
bekerja dengan mendonorkan elektronnya
penelitiannya diperoleh bahwa dalam
kepada molekul radikal bebas, sehingga
ekstrak etanol daun Soyogik terdapat
dapat menstabilkan radikal bebas dan
beberapa senyawa aktif yakni senyawa
menghentikan reaksi berantai (Sies,
fenolik, flavonoid, steroid dan saponin
1997).
serta berpotensi sebagai antioksidan yang
Produksi radikal bebas dalam
tergolong kuat yaitu nilai IC50 < 50 ppm.
tubuh sebenarnya telah diimbangi dengan
Namun pada penelitian diatas,
adanya reaksi enzimatis yang merupakan
aktivitas antioksidan yang diteliti hanya
sistem pertahanan terhadap radikal bebas.
pada bagian daun Soyogik saja, belum
Namun peningkatan produksi radikal
pernah dilakukan penelitian tentang
bebas akibat faktor – faktor dari luar
bagian lain dari tanaman Soyogik yang
seperti stres, radiasi, dan zat pencemar
mungkin juga memiliki potensi sebagai
mengakibatkan sistem pertahanan
antioksidan. Oleh karena itu, peneliti
tersebut tidak memadai lagi sehingga
tertarik untuk meneliti aktivitas
untuk melindungi tubuh dari serangan
antioksidan dari bagian lain dari tanaman
radikal bebas dibutuhkan tambahan
Soyogik yaitu bunga Soyogik.
antioksidan dari luar (Soares et al., 2007)
Antioksidan dari luar dapat
diperoleh dalam bentuk sintetik dan BAHAN DAN METODE
alami. Namun saat ini, antioksidan Alat dan bahan
sintetik mulai dibatasi penggunaannya Bahan utama yang digunakan
akibat adanya kekhawatiran terhadap efek dalam penelitian ini ialah Bunga Soyogik.
samping yang mungkin dapat terjadi, Bahan lainnya ialah kertas saring,
sehingga menjadikan antioksidan alami metanol, besi (III) klorida, asam sulfat,
sebagai pilihan utama dalam menangkal serbuk Mg, asam klorida, natrium
radikal bebas (Sunarni, Pramono, dan hidroksida, Reagen Dragendorf, Reagen

54
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 1 FEBRUARI 2017 ISSN 2302 - 2493

Wagner, Reagen Meyer, reagen AlCl3 Sebanyak 2 g serbuk bunga


2%, vitamin C dan reagen DPPH. Soyogik dimasukkan ke dalam tabung
Alat yang digunakan dalam reaksi, kemudian di ekstraksi dengan
penelitian ini ialah Alat – alat gelas pelarut metanol sebanyak 10 mL. Setelah
(pyrex), blender, ayakan 65 mesh, sampel mengendap, sampel disaring
spatula, rotary evaporator, desikator, dengan menggunakan kapas dan filtrat
timbangan analitik, mikropipet, pipet yang diperoleh dipindahkan ke tabung
tetes, oven, vortex, plat tetes, rak tabung reaksi yang lain untuk dilakukan
dan spektrofotometer UV-Vis. pengujian fitokimia.

Preparasi sampel a. Identifikasi Fenolik


Sampel bunga Soyogik diambil Sebanyak 1 mL ekstrak metanol
dari daerah Silian Tengah, Tombatu, sampel bunga Soyogik dimasukkan ke
Sulawesi Utara. Sampel dicuci bersih dalam tabung reaksi, kemudian
dengan air mengalir kemudian dikering ditambahkan 2 – 3 tetes besi (III) klorida
anginkan selama 10 hari lalu diblender (FeCl3) 5%. Ekstrak positif mengandung
hingga menjadi serbuk halus dan diayak fenol apabila menghasilkan warna biru
menggunakan ayakan 65 mesh. Serbuk kehitaman.
bunga Soyogik yang telah diayak
kemudian disimpan dalam wadah kering b. Identifikasi Flavonoid
dan tertutup untuk digunakan dalam 1) Uji Flavonoid dengan HCl Pekat
perlakuan selanjutnya. dan Logam Magnesium
Sebanyak 1 mL ekstrak metanol
Pengujian Kadar Air sampel bunga Soyogik dimasukkan ke
Pengujian kadar air dilakukan dalam tabung reaksi, kemudian
dengan menggunakan prosedur dari ditambahkan asam klorida (HCl) pekat
Sudarmadji (1989). Sebanyak 2 gram sebanyak 2 tetes dan dikocok kuat.
sampel dimasukkan ke dalam oven pada Setelah itu ditambahkan serbuk
suhu 105oC selama 3-5 jam, kemudian Magnesium (Mg) dan dikocok kuat.
dikeluarkan dari oven dan didinginkan Sampel positif mengandung flavonoid
dalam desikator selama 30 menit, setelah bila terdapat buih dengan intensitas yang
itu sampel ditimbang dan dilakukan banyak dan larutan akan mengalami
pengulangan sebanyak 3 kali. Kadar air perubahan warna menjadi jingga.
dihitung berdasarkan rumus:
2) Uji Flavonoid dengan H2SO4
Sebanyak 1 mL ekstrak metanol
sampel bunga Soyogik dimasukkan ke
dalam tabung reaksi, kemudian
ditambahkan asam sulfat (H2SO4) 2 N
Uji Fitokimia sebanyak 2 tetes dan dikocok kuat.
Sampel positif mengandung flavonoid
Pengujian Fitokimia sampel bunga
bila larutan mengalami perubahan warna
Soyogik dilakukan mengikuti prosedur
yang sangat mencolok menjadi warna
Harborne (1996) yang dimodifikasi.
kuning, merah, atau coklat.

55
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 1 FEBRUARI 2017 ISSN 2302 - 2493

3) Uji Flavonoid dengan NaOH 10% e. Identifikasi Saponin


Sebanyak 1 mL ekstrak metanol Sebanyak 1 mL ekstrak metanol
sampel bunga Soyogik dimasukkan ke sampel bunga Soyogik dimasukkan ke
dalam tabung reaksi, kemudian dalam tabung reaksi, kemudian
ditambahkan natrium hidroksida (NaOH) ditambahkan 5 mL air panas dan
10% sebanyak 2 tetes dan dikocok kuat. ditambahkan 2 tetes HCl 2 N dan dikocok
Sampel positif mengandung flavonoid kuat. Setelah itu, dilihat apakah
bila larutan mengalami perubahan warna terbentuk buih setelah didiamkan selama
yang sangat mencolok menjadi warna 10 menit. Sampel positif mengandung
kuning, merah, atau coklat. saponin bila terdapat buih dengan
intensitas yang banyak dan konsisten
c. Identifikasi Alkaloid selama 10 menit.
Disediakan tiga buah tabung
reaksi untuk dimasukkan ekstrak metanol
Ekstraksi
sampel bunga Soyogik masing – masing Ekstraksi sampel dilakukan sesuai
sebanyak 1 mL. Setelah itu, masing – dengan prosedur dari Kadji (2013).
masing tabung ditambahkan 10 tetes Sebanyak 500 g serbuk bunga Soyogik
H2SO4 2 N dan dikocok kuat. Pada diekstraksi dengan cara maserasi selama
tabung pertama ditambahkan reagen 3 x 24 jam menggunakan pelarut metanol
Dragendorff, dan pada tabung yang kedua sebanyak 7500 mL. Selanjutnya disaring
ditambahkan reagen Wagner. Sampel
hingga diperoleh filtrat. Filtrat yang
kemudian diamati. Hasil positif bila pada diperoleh kemudian dievaporasi
tabung pertama (penambahan reagen menggunakan rotary evaporator,
Dragendorf) menghasilkan endapan kemudian dikeringkan dalam oven pada
merah, dan pada tabung kedua suhu 40oC hingga diperoleh ekstrak
(penambahan reagen Wagner) pekat.
menghasilkan endapan kecoklatan.
Penentuan Kandungan Total
d. Identifikasi Steroid/Tritepenoid Flavonoid
Ekstrak metanol sampel bunga Penentuan total flavonoid
Soyogik diteteskan pada plat tetes pada 3 menggunakan metode Sultana et al.,
titik (titik pertama untuk standard dan (2014).
titik lainnya untuk pengujian terpenoid Sebanyak 1 mL larutan ekstrak 1000
dan steroid) dan dibiarkan hingga kering. µg/mL dimasukkan kedalam tabung
Setelah kering, ditambahkan H2SO4 pekat reaksi, kemudian ditambahkan dengan 2
sebanyak 2 tetes, kemudian diamati mL alumunium klorida 2% yang telah
perubahan warnanya. Sampel positif bila dilarutkan dalam etanol, kemudian
mengalami perubahan warna menjadi divortex dan dibaca absorbansinya pada
merah atau coklat untuk terpenoid panjang gelombang 415 nm. Kandungan
(triterpenoid) dan perubahan warna total flavonoid dinyatakan sebagai mg
menjadi biru, ungu, atau hijau untuk ekivalen kuersetin/g ekstrak.
steroid.

56
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 1 FEBRUARI 2017 ISSN 2302 - 2493

Uji Aktivitas Antioksidan dengan yang ada dalam sampel (Pumklam,


DPPH 2011). Bunga Soyogik yang telah diolah
Penentuan aktivitas antioksidan menghasilkan serbuk halus berwarna
menggunakan prosedur yang dilakukan coklat dengan rasa pahit dan berbau khas
oleh Filbert (2014) dengan beberapa Soyogik.
modifikasi.
Larutan stok sampel dengan Uji Kadar Air
konsentrasi 1000 µg/mL dan larutan Pengujian kadar air dilakukan
DPPH 0,4 mM disiapkan terlebih dahulu. untuk memastikan bahwa simplisia telah
Kemudian larutan stok diencerkan ke memiliki kadar air yang cukup rendah
dalam berbagai variasi konsentrasi sehingga tidak dapat ditumbuhi
dengan total volume 1,6 mL lalu mikroorganisme dan memperpanjang
dimasukkan ke dalam tabung reaksi waktu penggunaan simplisia. Selain itu,
sebagai larutan uji dan dibuat juga larutan kadar air yang tinggi juga dapat
blanko. Selanjutnya, ke dalam tabung mempengaruhi proses ekstraksi. Kadar
reaksi larutan uji ditambahkan 0,4 mL air yang tinggi akan menghambat pelarut
DPPH dan diinkubasi selama 30 menit untuk menembus dinding sel sehingga
dalam kondisi gelap. Setelah 30 menit, penyarian senyawa fitokimia akan sulit
blanko dan larutan uji diukur untuk dilakukan.
absorbansinya dengan menggunakan Batas kadar air yang ditetapkan
spektrofotometri UV-Vis pada panjang untuk simplisia ialah dibawah 10%
gelombang 517 nm. Nilai absorbansi dari (Sembiring et al., 2006). Hasil pengujian
tiap sampel dihitung presentase (%) dengan dua kali pengulangan
inhibisinya dan nilai IC50. menghasilkan rata – rata kadar air serbuk
bunga Soyogik sebesar 5,4%, hal ini
HASIL dan PEMBAHASAN menunjukkan bahwa serbuk bunga
Preparasi Sampel Soyogik telah memiliki kadar air yang
Sampel bunga Soyogik yang telah cukup rendah sehingga dapat digunakan
diambil, dicuci bersih untuk pada perlakuan selanjutnya.
menghilangkan pengotor yang masih
menempel pada sampel. Selanjutnya Uji Fitokimia
sampel dikering anginkan selama 10 hari Uji fitokimia dilakukan untuk
dalam suhu ruangan sehingga air yang mengetahui senyawa aktif dalam bunga
ada dalam sampel akan berkurang Soyogik. Hasil uji fitokimia bunga
kadarnya. Soyogik tertera pada tabel 2.
Sampel kemudian diblender menjadi
serbuk simplisia dan diayak untuk
memperbesar luas permukaan sentuh
sampel sehingga akan lebih mudah untuk
diekstraksi hal ini dikarenakan semakin
besar luas penampang atau permukaan
sentuh sampel dengan pelarut maka akan
semakin mudah bagi pelarut untuk masuk
dan menyari semua senyawa fitokimia

57
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 1 FEBRUARI 2017 ISSN 2302 - 2493

Tabel 2. Hasil Uji Fitokimia Bunga Ekstraksi dilakukan selama 3 x 24


Soyogik jam, dimana setiap 24 jam sekali filtrat
Metabolit Sekunder Hasil Uji ditampung dan residu direndam kembali
dengan pelarut baru untuk mencegah
Fenolik + kejenuhan pelarut dalam penyarian
Flavonoid: senyawa fitokimia dalam bunga Soyogik.
a. HCl pekat + Mg + Filtrat selama 3 hari kemudian
b. H2SO4 2 N + digabungkan dan dievaporasi serta dioven
c. NaOH 10% + sehingga diperoleh ekstrak kental.
Ekstrak kental yang diperoleh berwarna
Alkaloid: coklat dengan berat sebesar 19,913 g dan
a. Reagen Dragendorf + randemen ekstrak sebesar 3,982 %.
b. Reagen Wagner +
Penentuan Kandungan Total
Steroid + Flavonoid
Triterpenoid - Penentuan kandungan total
flavonoid dilakukan dengan metode
Saponin +
kolorimetri menggunakan AlCl3.
Keterangan: Penggunaan AlCl3 dalam penentuan
+ : positif (terdapat dalam sampel) kandungan total flavonoid didasari pada
- : negatif (tidak terdapat dalam sampel) reaksi antara logam Al3+ dengan gugus
Data dalam tabel 2 menunjukkan hidroksi yang menyebabkan pergeseran
bahwa dalam bunga Soyogik terkandung panjang gelombang ke arah visible
cukup banyak senyawa aktif. Bunga (tampak) sehingga menghasilkan
Soyogik positif mengandung fenolik, senyawa kompleks yang berwarna
flavonoid, alkaloid, steroid serta saponin kuning. Semakin pekat warna kuning
namun negatif untuk triterpenoid. Adanya yang dihasilkan maka semakin tinggi
senyawa fitokimia seperti fenolik dan konsentrasi flavonoid dalam sampel
flavonoid mengindikasikan bahwa bunga (Sultana et al., 2014) Untuk standar kurva
Soyogik berpotensi sebagai antioksidan baku digunakan kuersetin.
(Pratt, 1992). Hasil pengujian menunjukkan
kandungan total flavonoid ekstrak
Ekstraksi metanol bunga Soyogik ialah sebesar
Serbuk sebanyak 500 g 11,140 mg/kg.
diekstraksi dengan cara maserasi
menggunakan pelarut metanol yang Uji Aktivitas Antioksidan dengan
sebelumnya telah didestilasi terlebih DPPH
dahulu. Ekstraksi dengan metode Uji aktivitas antioksidan pada
maserasi dipilih karena tidak ekstrak metanol bunga Soyogik dilakukan
menggunakan panas sehingga dengan menggunakan metode uji
menghindari rusaknya senyawa fitokimia penangkap radikal bebas DPPH.
yang bersifat termolabil dalam bunga Pengujian aktivitas antioksidan
Soyogik. dilakukan dengan ekstrak metanol dalam
berbagai konsentrasi (50, 100, 150, 200

58
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 1 FEBRUARI 2017 ISSN 2302 - 2493

dan 250 ppm) dengan reagen DPPH dan 100


dinkubasi selama 30 menit dalam y = 0,3141x + 9,615
80 R² = 0,9985
ruangan gelap. Aktivitas antioksidan

%inhibisi
60
yang baik ditunjukkan dengan perubahan
warna dari ungu menjadi kuning. 40

Semakin tinggi aktivitas 20


antioksidan maka warna ungu DPPH 0
akan semakin berkurang sehingga 0 100 200 300
Konsentrasi
menyebabkan penurunan nilai absorbansi
sinar tampak pada spektrofotometer Gambar 2. Kurva Persamaan Regresi
(Molyneux, 2004). Linier Ekstrak Metanol Bunga
Intensitas perubahan warna yang Soyogik
telah diukur nilai absorbansinya panjang
gelombang 517 nm dinyatakan sebagai Persamaan regresi pada gambar 2
persen inhibisi (%inhibisi) dimana makin ialah y = 0,3141x + 9.615 dengan nilai R2
kecil nilai absorbansi maka semakin sebesar 0.9985, kemudian digunakan
tinggi nilai %inhibisinya seperti pada untuk menentukkan nilai IC50. Dari
gambar 1. persamaan y = 0.3141x + 9.615 diperoleh
nilai IC50 dari ekstrak metanol bunga
100
Soyogik sebesar 128,573 µg/mL.
Sebagai pembanding digunakan
80
vitamin C dengan nilai IC50 sebesar 6,130
60
%Inhibisi

µg/mL. Nilai IC50 yang semakin kecil


40 menunjukkan bahwa senyawa uji tersebut
20
mempunyai tingkat keefektifan yang
lebih baik sebagai penangkap radikal
0
50 100 150 200 250
bebas (Cheng, 1973). Apabila
Konsentrasi dibandingkan dengan vitamin C, aktivitas
antioksidan dari ekstrak metanol bunga
Gambar 1. Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Soyogik masih jauh lebih lemah.
Metanol Bunga Soyogik
Aktivitas antioksidan vitamin C yang
sangat kuat dikarenakan vitamin C
Pengujian aktivitas antioksidan
bersifat murni dibandingkan dengan
pada gambar 1 menunjukkan bahwa
ekstrak metanol bunga Soyogik yang
%inhibisi ekstrak metanol bunga Soyogik
masih memiliki banyak kandungan
terus meningkat seiring dengan adanya
senyawa fitokimia yang kemungkinan
peningkatan konsentrasi.
dapat mengganggu aktivitas antioksidan
Nilai %inhibisi setiap konsentrasi
dari bunga Soyogik.
yang telah diperoleh kemudian dibuatkan
Menurut Blois (2005) suatu
kurva persamaan regresi seperti pada
senyawa memiliki antioksidan yang
gambar 2.
sangat kuat bila nilai IC50 < 50 ppm, kuat
bila nilai IC50 bernilai 51 – 100 ppm,
sedang bila nilai IC50 bernilai 101 – 150
ppm, dan lemah bila nilai IC50 bernilai

59
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 1 FEBRUARI 2017 ISSN 2302 - 2493

151 – 200 ppm. Menurut klasifikasi ini Cheng Y. and Prusoff W.H., 1973,
ekstrak metanol bunga Soyogik dengan Relationship Between the
nilai IC50 sebesar 128,573 µg/mL Inhibition Constant and the
memiliki aktivitas antioksidan yang Concentration of Inhibition Which
tergolong cukup baik. Causes 50 percent Inhibition
(IC50) of An 60nzymatic Reaction.
Hubungan Kandungan Total Biochemical Pharmacology.
Flavonoid dengan Aktivitas 22(23): 3099–3108.
Antioksidan
Menurut Rininta (2008), tanaman Filbert. 2014. Penentuan Aktivitas
yang berpotensi sebagai antioksidan Antioksidan Berdasarkan Nilai
umunya mengadung senyawa flavonoid IC50 Ekstrak Metanol dan Fraksi
maupun senyawa metabolit sekunder lain Hasil Partisinya pada Kulit Biji
yang kaya akan aktivitas antioksidan. Pinang Yaki (Areca vestiaria
Hasil pengujian kandungan total Giseke). Jurnal MIPA Unsrat
flavonoid ekstrak metanol bunga Soyogik Online. 3(2): 149 – 154.
memberikan hubungan positif dengan
hasil pengujian antioksidannya. Dimana Harbone, J. B., 1996. Metode Fitokimia:
kandungan total flavonoid yang cukup Penuntun Cara Modern
tinggi memiliki aktivitas antioksidan Menganalisis Tumbuhan, Terbitan
yang cukup baik pula. Hal tersebut Kedua. Institut Teknologi
disebabkan oleh adanya gugus fungsi Bandung, Bandung.
hidroksil (-OH) bebas dan ikatan rangkap
terkonjugasi yang terpada pada flavonoid Kadji, H. M. 2013. Uji Fitokimia dan
yang dapat bertindak sebagai antioksidan Aktivitas Antioksidan dari
(Parwata et al., 2009). Ekstrak Etanol Daun Soyogik
(Saurauia bracteosa DC.)
KESIMPULAN Pharmacon. 5: 13 – 17.
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Molyneux, P. 2004. The Use of the Stable
ekstrak metanol bunga Soyogik Free Radikal
mengandung beberapa senyawa fitokimia diphenylpicrylhydrazyl (DPPH)
seperti fenolik, flavonoid, alkaloid, for Estimating Antioxidant
steroid dan saponin serta memiliki Activity. Journal Science of
aktivitas antioksidan yang tergolong Technology. 26(2): 211–219.
cukup baik.
Oeinitan, J. 2013. Daya Antioksidan
DAFTAR PUSTAKA Ekstrak Etanol Kulit Buah
Manggis (Garcinia mangostana
Blois, MS. 2005. Antioxidant
Linn.) Hasil Pengadukan Dan
determination by the use of stable
Reflux. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
free radical. Nature. 181: 1191–
Surabaya. 1(2): 1–2.
1200.

60
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 1 FEBRUARI 2017 ISSN 2302 - 2493

Pratt, D.E. (1992). Natural Antioxidants Sies, H. 1997. Oxidative Stress: Oxidants
from Plant material. In Phenolic and Antioxidants. Experimental
Compounds in Food and their Physiology. 82: 291–295.
Effects on Health (Vol. II).
Antioxidants and Cancer Silalahi, R. M. 2010. Karakterisasi
Prevention; Huang, M-T., Ho, C- Simplisia, Skrining Fitokimia Dan
T., Lee, C., Eds.: ACS Symposium Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Series 507; American Chemical Etanol Daun Fraksi Bunga
Society, Washington DC. Tumbuhan Brokoli
(Brassicaoleracea L. var. botrytis
Parwata, I.M.O.A., Wiwik, S.R., dan L.) [Skripsi]. FMIPA Universitas
Raditya, Y. 2009. Isolasi dan Uji Sumatera Utara, Medan.
Antiradikal Bebas Minyak Atsiri
pada Daun Sirih (Piper betle L.) Soares, J.R., Dinis, T. C. P., Cunha, A.
Secara Spektroskopi Ultraviolet – P., Almeida, L. M. 1997.
Tampak. Jurnal Kimia. 3(1): 7 – Antioxidant Activities of Some
13. Extract of Thymus zigis. Free
Radical Biology and Medicine. 26:
Pumklam, R and Siriwongwilaichat, P. 468–478.
2011. The Effect of Particle Size
on Antioxidant Capacity of Sudarmadji, S., Haryono B., dan Suhardi.
Mangosteen Peel Extract. The 1989. Prosedur Analisis untuk
12th Asean Food Conference Bahan Makanan dan Pertanian.
2011, Page 729–732. Liberty, Jogjakarta.

Rininta, N. 2008. KLT Autografi- Sultana, M., P.K. Verma., R. Raina., S.


CUPRAC sebagai Teknik Cepat Prawez., dan M.A. Dar. 2012.
Pendeteksian Senyawa Quantitative Analysis of Total
Antioksidan. [Skripsi]. FMIPA Phenolic, Flavonoids and Tannin
IPB, Bogor. Contents in Acetone and n-hexane
Extract of Ageratum conyzoides.
Sembiring, B. Br., Ma’mun dan Ginting, International Journal of
E. I. 2006. Pengaruh kehalusan ChemTech Research. 3: 996–999.
Bahan dan Lama Ekstraksi
Terhadap Mutu Ekstrak Sunarni, T., Pramono, S., & Asmah, R.
Temulawak (Curcuma xanthorriza 2007. Flavonoid Antioksidan
Roxb). Buletin Littro. 17: 53–58. penangkap radikal dari daun Kepel
(Stelechocarpus burahol (Bl.)
Hook f. & Th.). Majalah Farmasi
Indonesia. 18(3): 111–116.

61

Anda mungkin juga menyukai