PROPOSAL
KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
Stimulasi Persepsi Halusinasi
Dosen Pembimbing:
Oleh :
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami mampu
menyelesaikan Proposal Pengajuan Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan kelemahan dalam pembuatan proposal ini. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka saya menerima sumbang kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan penyusunan proposal terapi aktivitas kelompok ini. Akhir kata, saya
berharap Allah SWT berkenan membalas semua kebaikan semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan proposal ini.
Penyusum
Lampiran 1
A. Latar Belakang
Terapi kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara kelompok
untuk memberikan stimulasi bagi klien dengan gangguan interpersonal. Sedangkan
TAK (Terapi Aktivitas Kelompok) adalah salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada kelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama
yang bertujuan untuk memberikan motivasi kemajuan fungsi psikolog hingga terjadi
identifikasi diri yang baru, menghilangkan rasa isolasi diri, meningkatkan kepercayaan
diri serta bertambahnya pengetahuan tentang berbagai cara pemecahan masalah dalam
kehidupan individu.
Pengertian Terapi Aktivitas Kelompok stimulasi persepsi menurut
Purwaningsih dan Karlina (2009) adalah terapi yang bertujuan untuk membantu klien
yang mengalami kemunduran orientasi, menstimulasi persepsi dalam upaya
memotivasi proses berpikir dan afektif serta mengurangi serta mengurangi perilaku
maladaptive. Pengertian yang lain menurut Keliat dan Akemat (2005), TAK stimulasi
persepsi adalah terapi yang menggunakan aktifitas sebagai stimulus dan terkait dengan
pengalaman dan/atau kehidupan untuk mendiskusikan dalam kelompok. Sedangkan
halusinasi dapat di definisikan sebagai terganggunya persepsi sensori seseorang,
dimana tidak terdapat stimulus.
Berdasarkan laporan tahunan pelayanan kesehatan jiwa Dinas Kesehatan Kota
Sukabumi periode Maret 2017 terdapat 2.105 kasus gangguan jiwa. Sedangkan dari
data Rekam Medis RSUD.R.Syamsudin, SH tahun 2016 terdapat 159 kasus gangguan
jiwa yang di rawat di Ruang Kemuning RSUD.R.Syamsudin, SH dan pada periode
Januari 2017 terdapat 87,8% dari 100% pasien dengan gangguan persepsi halusinasi.
Pada bulan Februari 2017 terdapat 80,6% dari 100% pasien dengan gangguan persepsi
Lampiran 1
halusinasi. Pada bulan Maret 2017 terdapat 81,5% dari 100% pasien dengan gangguan
persepsi halusinasi.
Program terapi aktivitas kelompok ini merupakan salah satu asuhan
keperawatan dengan gangguan jiwa, tidak hanya di fokuskan pada aspek psikologis,
fisik, dan sosial tetapi juga kognitif. Ada beberapa terapi modalitas yang dapat di
terapkan salah satunya adalah terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi.
Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan terapi aktifitas kelompok
(TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam hal sosialisasi
dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti terapi ini adalah klien
yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien
yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien
dapat berkerja sama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.
Berdasarkan hasil observasi selama bertugas di Ruang Kemuning
RSUD.R.Syamsudin, SH serta berdasarkan hasil angket klien kelolaan didapatkan 70%
klien mempunyai masalah utama gangguan persepsi halusinasi (7 dari 10 klien
kelolaan). Dari fenomena tersebut kelompok tertarik untuk melakukan terapi aktivitas
kelompok dengan topik stimulus persepsi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan dalam mempersepsikan simulasi yang di
lakukan sehingga klien dapat mengontrol halusinasi yang di alaminya secara
bertahap.
2. Tujuan Khusus
a) Klien dapat mengenal satu sama lain.
b) Klien dapat mengenal halusinasi yang klien alammi.
c) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang
lain Klien mampu bekerja sama dalam permainan stimulus persepsi kelompok.
Lampiran 1
D. Metode
Metode yang digunakan pada terapi aktifitas kelompok (TAK) ini adalah
metode diskusi dan tanya jawab dan melengkapi jadwal harian. Kegiatan TAK
menggunakan sistem Sesi yang dibagi menjadi 2 sesi, setiap sesi memiliki tujuan
khusus yang berbeda, yaitu sebagai berikut:
Sesi I : Klien memperkenalkan diri dan Klien menceritakan bentuk, waktu
muncul, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi.
Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
F. Setting Temat
Keterangan :
1. : Observer 4. : Klien
2. : Leader
3. : Co Leader 5. : Fasilitator
G. Jenis Permainan
Jenis permainan yang digunakan adalah bola.
H. Pembagian Tugas
1. Leader
Tugas :
I. Pasien
a. Kriteria klien
Klien Cadangan :
Tn. Dodi
Tn. Andi
Tn. Lukmana
Atau pasien yang lain.
L. Proses Keperawatan
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI
TAK – SESI I
KEMAMPUAN MENGENAL HALUSINASI
1) Tujuan
Pasien mampu menceritakan halusinasi yang di alami :
a) Klien mengenal halusinasi
b) Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
c) Klien mengenal frekuensi halusinasi
d) Klien mengenal perassan bila mengalami halusinasi
2) Setting
Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
3) Alat
1. Handphone
2. Musik / Lagu
3. Bola Kertas
4. Buku catatan dan pulpen
5. Name tag
6. Papan Peraturan
4) Metode
Dinamika kelompok
5) Langkah-langkah kegiatan
Persiapan
a. Mengigatkan kontrak dengan anggota kelompok
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Salam dari terapis
Lampiran 1
e. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi pada saat terjadi dan perasaan klien
dari suara yang biasa didengar.
Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK
2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
1) Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih bercerita tentang
halusinasinya dengan orang lain.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu memilih kegiatan harian.
2) Menyepakati waktu dan tempat.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja untuk menilai kemampuan pasien melakukan TAK. Aspek yang di evaluasi
adalah kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK sesi 1,
dievaluasi kemampuan pasien menceritakan halusinasinya secara verbal dan non
verbal dengan menggunakan formulir evaluasi berikut. (Eko prabowo, 2014:247-
248)
SESI I – TAK
KEMAMPUAN PASIEN MENCERITAKAN HALUSINASINYA
A. Kemampuan Verbal
Nama Pasien
No Aspek yang dinilai
Jumlah
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
Petunjuk :
1. Di bawah judul nama pasien, tuliskan nama panggilan pasien yang ikut
TAK.
2. Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi dengan tanda (√)
jika ditemukan pada klien atau tanda (x) jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien mampu, dan
jika nilai 0, 1, atau 2 klien belum mampu.
Lampiran 1
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika tak pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, klien mengikuti sesi 1 TAK, klien
mampu memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal,dianjurkan klien
memperkenalkan diri pada klien lain di ruang rawat (buat jadwal). (Eko prabowo,
2014).
E. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
a) Melakukan kontrak dengan anggota kelompok sehari sebelumnya
b) Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok
c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Salam terapeutik
b) Memberi salam terapeutik
c) Salam dari terapis
d) Peserta dan terapis memakai papan nama
3. Evaluasi / validasi
a) Menanyakan perasaan pasien saat ini
b) Menanyakan apakah pasien telah mencoba bercakap-cakap pada orang lain
4. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan: latihan cara mengontrol halusinasi dengan cara
bercakap-cakap dengan orang lain.
2. Menjelaskan aturan main, sebagai berikut :
1. Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis.
2. Lama kegiatan 45 menit
3. Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
5. Tahap Kerja
a) Terapi menjelaskan kepada klien pentingnya bercakap cakap dengan orang lain
untuk mengatasi halusinasi.
b) Hidupkan musik pada laptop dan edarkan bola berlawanan dengan arah jarum
jam
c) Pada saat musik dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola, mendapat
giliran untuk memulai bercakap cakap dengan temannya
Lampiran 1
d) Terapi memperagakan bercakap cakap dengan orang lain jika ada tanda
halusinasi muncul.
e) Terapi memberikan pujian ketika selesai
f) Ulangi a sampai e sampai semua anggota kelompok mendapat giliran
g) Berikan pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi
tepuk tangan.
6. Tahap Terminasi
a) Evaluasi
1) Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK
2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b) Rencana tindak lanjut
1) Leader mengajarkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari jika
halusinasi muncul
2) Memasukan kegiatan memperkenalkan diri kepada jadual kegiatan harian
pasien.
c) Kontrak yang akan dating
1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu menyusun jadwal kegiatan harian
2) Menyepakati waktu dan tempat.
SESI II – TAK
A. Kemampuan Verbal
Nama Pasien
No Aspek yang dinilai
1. Menyebutkan pentingnya
bercakap cakap ketika
halusinasi muncul.
2. Menyebutkan cara cara
bercakap cakap
3. Memperagakan cara
memulai percakapan.
B. Kemampuan Non Verbal
Nama Pasien
No Aspek yang dinilai
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
Petunjuk :
1. Di bawah judul nama pasien, tuliskan nama panggilan pasien yang ikut TAKS.
2. Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi dengan tanda (√)
jika ditemukan pada klien atau tanda (x)jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan
4. Kemampuan verbal, disebut mampu jika mendapat nilai ≥ 6 ; disebut belum
mampu jika mendapat nilai ≤ 5
5. Kemampuan non verbal disebut mampu jika mendapatkan nilai 3 atau 4
disebut belum mampu jika mendapat nilai ≤ 2.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien ketika TAK pada
catatan proses keperawatan tiap pasien. Misalnya jika nilai pasien 7 untuk verbal
dan 3 untuk non verbal, catatan keperawatan adalah : pasien mengikuti TAKS sesi
2, pasien mampu bercakap cakap secara verbal dan non verbal, anjurkan pasien
untuk bercakap cakap dengan pasien lain, buat jadwal. (Prabowo, 2014).
Lampiran 1
DAFTAR PUSTAKA