Disusun oleh :
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Akhlak Kepada Allah SWT”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas akhir yang diberikan dalam mata kuliah
Pendidikan Agama Islam.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen penulis yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis
Mutiah Nasution
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tugas utama dari Nabi Muhammad Saw. Adalah menyempurnakan akhlak mulia
di bumi ini. Mencakup semua bentuk sikap dan perbuatan yang terpuji di kalangan orang-
orang (masyarakat)yang bertaqwa. Akhlak mulia merupakan akhlak yang berlaku dan
berlangsung di atas jalur al-qur’an dan pembuatan Nabi Muhammad Saw.
Dan Allah swt menetapkan akhlak mulia bagi Nabi Muhammad Saw. dalam
sikap dan perbuatan. Seperti di dalam Al-qur’an surat Al-Qalam ayat 4: ”Dan
sesungguhnya engkau muhammad mempunyai akhlak yang mulia”. Kesadaran akhlak
adalah kesadaran manusia tentang dirinya sendiri, dimana manusia melihat atau
merasakan baik atau buruknya suatu sikap yang ia perbuat. Disitulah membedakan halal
dan haram, hak dan bathil, boleh dan tidak boleh dilakukan, meskipun dia bisa
melakukan.
Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting,
sebagai individu maupun masyarakat dan bangsa, sebab jatuh bangunnya suatu
masyarakat tergantung kepada bagaimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik, maka
sejahteralah lahir batinnya, apabila rusak, maka rusaklah lahir batinnya.
Kewajiban seseorang terletak pada akhlaknya yang baik, akhlak yang baik selalu
membuat orang menjadi aman, tenang, dan tidak adanya perbuatan yang tercela.
Seseorang yang berakhlak mulia selalu melaksanakan kewajiban- kewajibannya.
Dia melakukan kewajiban terhadap dirinya sendiri yang menjadi hak dirinya, terhadap
Tuhan yang menjadi hak Tuhannya, terhadap makhluk lain, dan terhadap sesama
manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Akhlak kepada Allah?
2. Mengapa seorang muslim harus berakhlak kepada Allah?
3. Bagaimana seharusnya Akhlak seorang muslim kepada Allah?
BAB II
PEMBAHASAN
kata خلقyang berarti tingkah laku, perangai atau tabiat. Sedangkan menurut istilah;
akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan
tanpa dipikir dan direnung lagi. Dengan demikian akhlak pada hakikatnya adalah sikap
yang melekat pada diri mausia, sehingga manusia dapat melakuakannnya tanpa berfikir
(spontan).
Di samping itu akhlak juga dikenal dengan istilah moral dan etika. Moral berasal
dari bahasa Latin mores yang berarti adat kebiasaan. Moral selalu dikaitkan dengan
ajaran baik buruk yang diterima umum atau masyarakat. Karena itu adat istiadat
masyarakat menjadi standar dalam menentukan baik dan buruknya.
Menurut Kahar Masyhur akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau
perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan
sebagai khalik. Sehingga akhlak kepada Allah dapat diartikan Segala sikap atau
perbuatan manusia yang dilakukan tanpa dengan berfikir lagi (spontan) yang memang
seharusnya ada pada diri manusia (sebagai hamba) kepada Allah SWT.
۱۲( َشك ُُر ْون ْ َي ا ْلفُ ْلكُ فِ ْي ِه ِبأ َ ْم ِر ِه َو ِلت َ ْبتَغُ ْوا ِم ْن ف
ْ َ ض ِل ِه َولَعَلَّ ُك ْم ت َ س َّخ َر لَ ُك ُم ا ْلبَحْ َر ِلتَجْ ِر ْ )هللاُ الَّذ
َ ِي
۱۳( َ ِإنَّ فِى ذَا ِلكَ ِِليَات ِل َق ْو ٍم يَت َ َفك َُّر ْون, ُج ِم ْيعًا ِم ْنه َ ض ِ ت َو َما فِى ْاْل َ ْر ِ اوا
َ س َم َّ س َّخ َر لَ ُك ْم َما فِى ال
َ ) َو
Artinya : “(12). Allah -lah yang menundukkan laut untuk mu agar kapal-kapal dapat
berlayar di atasnya dengan perintah-NYa, dan agar kamu bersyukur, (13). Dan Dia
menundukan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya
(sebagai rahmat) dari -Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir.
َّ َت َوف
َ ض ْلنَا ُه ْم
علَى َكثِب ٍْر ِم َّم ْن ِ طيِِّبَاَّ َولَقَ ْد ك ََّر ْمنَا بَنِ ْي أ َد َم َو َح َم ْلنَا ُه ْم فِى ا ْلبَ ِ ِّر َوا ْلبَحْ ِر َو َر َز ْقنَا ُه ْم ِمنَ ال
۷٠( ًت َ ْف ِض ْيال َخلَ ْقنَا )
Artinya : “(70). Dan sungguh, Kami telah muliakan anak-anak cucu Adam dan Kami
angkut mereka di darat dan di laut dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan
Kami lebihkan mereka di ats banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan
yang sempurna”.
Dari sedikit uraian diatas, kita memang benar perlu untuk berakhlak kepada Allah
SWT. Karena alasan-alasan di atas adalah tolak ukur yang tepat dan terdapat perintah
Allah SWT di dalamnya bahwa kita sebagai seorang muslim memang diharuskan untuk
berakhlak kepada Sang Pencipta.
Keluhuran akhlak itu terbagi dua. Yang Pertama, akhlak yang baik kepada Allah,
yaitu meyakini bahwa segala amalan yang anda kerjakan mesti (mengandung
kekurangan/ketidaksempurnaan) sehingga membutuhkan udzur (dari-Nya) dan segala
sesuatu yang berasal dari-Nya harus disyukuri. Dengan demikian, anda senantiasa
bersyukur kepada-Nya dan meminta maaf kepada-Nya serta berjalan kepada-Nya
sembari memperhatikan dan mengakui kekurangan diri dan amalan anda. Kedua, akhlak
yang baik terhadap sesama. kuncinya terdapat dalam dua perkara, yaitu berbuat baik
dan tidak mengganggu sesama dalam bentuk perkataan dan perbuatan. 2
3. Ikhlas
Definisinya yaitu semata-mata mengharap ridlo Allah. Jadi segala apa yang kita
lakukan itu semata-mata hanya mengharap ridho Allah SWT.
4. Khauf dan raja’
Khauf yaitu kegalauan hati membayangkan sesuatu yang tidak disukaiyang akan
menimpanya, atau membayangkan hilangnya sesuatu yang disukainya. 5
7. Taubat
Taubat berarti kembali, yaitu kembali dari sesuatu yang buruk ke sesuatu yang baik.
8. Berbaik sangka kepada Allah SWT.
Maksudnya kita sebagai umat yang diciptakan oleh Allah, hendaknya khusnudzon,
jangan suudzon, karena apa yangakan diberikan oleh Allah itu pasti bak bagi kita.
9. Bertawakal kepada Allah SWT.
Bertawakal yaitu kita berserah diri kepada Allah. Setelah kita memohon kepada Allah
hendaknya kita berrusaha, bukan hanya diam diri untuk memenuhi do’a kita. Itu yang
dimaksud dengan tawakal.
10. Senantiasa mengingat Allah SWT.
Salah satu akhlak yang baik kepada Allah yaitu kita selalu mengingat Allah dalam
keadaan apapun, baik dalam keadaan susah maupun senang.
11. Memikirkan keindahan ciptaan Allah SWT.
Yaitu kita dianjurkan untuk melakukan Tadzabur Alam, memikirkan tentang
bagaimana kita diciptakan, dan lain-lain yang berkaitan dengan ciptaan Allah yang
lain, supaya kita dapat merasakan keagungan Allah SWT. Sehingga kita dapat
berakhlak yang baik kepada Allah.
12. Melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah SWT.
Sebagai hamba Allah yang baik hendaknya kita melakukan Amar ma’ruf,
13. Menjauhi apa yang dilarang Allah SWT.
Sebagai hamba Allah yang baik hendaknya kita Nahi Munkar.
BAB III
KESIMPULAN
Seorang muslim itu harus berahlak baik kepada Allah SWT. Karena kita sebagai manusia
yang di ciptakan oleh Allah dan untuk menyembah kepada Allah, sesuai dengan firman Allah
SWT yang artinya dan tidaklah Kami (Allah) ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah
kepada-Ku.
Dari uraian-uraian diatas dapat dipahami bahwa akhlak terhadap Allah SWT, manusia
seharusnya selalu mengabdikan diri hanya kepada-Nya semata dengan penuh keikhlasan dan
bersyukur kepada-Nya, sehingga ibadah yang dilakukan ditujukan untuk memperoleh keridhaan-
Nya.
Dalam melaksanakan kewajiban yang diperintahkan oleh Allah, terutama melaksanakan
ibadah-ibadah pokok, seperti shalat, zakat, puasa, haji, haruslah menjaga kebersihan badan dan
pakaian, lahir dan batin dengan penuh keikhlasan. Tentu yang tersebut bersumber kepada al-
Qur'an yang harus dipelajari dan dipelihara kemurnianya dan pelestarianya oleh umat Islam.
Adapun akhlak kepada Allah SWT, yaitu:
Abdullah Yatimin, 2007, Study Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an. Jakarta : Amzah
Djatmika rachmat, 1996, Sistem etika Islam ( Akhlak Mulia ). Jakarta : Pustaka Panjimas.