Anda di halaman 1dari 6

HUKUM HESS

Siska Febriyani, Mutiah Nasution, Mega Salamatul Masruroh, Fadil Alfarisi

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univeritas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Air Tawar Padang, Sumatera Barat, Telp. 0751 7053902

Abstrak- Perubahan entalpi dari suatu reaksi dikatakan sama menurut Hukum Hess meskipun langkah-
langkah yang digunakan untuk memperoleh produk berbeda. Untuk mengetahui bagaimana prinsip
percobaan Hukum Hess dan membuktikan adanya perubahan entalpi yang hanya bergantung pada kedua
suhu awal dan keadaan akhir sistem dan tidak bergantung pada jalannya reaksi percobaan ini dilakukan.
Metode yang digunakan adalah dengan menentukan Kapasitas kalor kalorimeter terlebih dahulu yang
dianggap sama dengan kapasitas kalor air, kemudian pelarutan NaOH dalam air, NaOH padatan dengan
larutan HCl, dan larutan NaOH yang dicampur dengan larutan HCl. Percobaan mencampurkan kedua
larutan dilakukan dalam sebuah alat yang disebut kalorimeter. Dengan kalorimeter dapat ditentukan
berapa besar kalor yang dilepaskan oleh reaksi kedua zat setelah dicampurkan.

Kata Kunci- Kalorimeter, Perubahan entalpi, Hukum Hess

I. PENDAHULUAN berkaitan dengan apakah reaksi berlangsung


Sebagian besar senyawa tidak dapat dalam satu tahap atau beberapa tahap”.
disintesis langsung dari unsure-unsurnya. Hukum Hess didasarkan pada fakta bahwa
Dalam beberapa kasus, reaksi berlangsung karena ∆H adalah fungsi keadaan, ∆H hanya
terlalu lambat atau terjadi reaksi samping bergantung pada keadaan awal dan eadaah
yang menghasilkan zat-zat selain senyawa akhir (hanya pada sifat reaktan dan produk).
yang diharapkan. Dalam kasus-kasus tersebut Perubahan entalpi akan sama apakah reksi
∆Hof dapat ditenntukan dengan pendekatan keseluruhan berlangsung dalam satu tahap
tidak langsung, yang didasarkan pada hukum atau banyak tahap.
penjumlahan kalor. Hess menunjukkan
Entalpi merupakan satuan fungsi
bahwa kalor dari reaksi kimia total pada
keadaan sehingga besaran H dari reaksi
tekanan tetap adalah sama tanpa
kimia tidak bergantung dari lintasan yang
memperhatikan tahap reaksi antara yang
dijalani pereaksi untuk membentuk hasil
terjadi. Artinya kalor dari reaksi kimia hanya
reaksi.Secara lebih sederhana, Hukum Hess
ditentukan dari keadaan akhir dan keadaan
menyatakan bahwa perubahan entalpi total
awal. Prinsip ini adalah kesimpulan dari
tidak bergantung pada banyaknya tahapan
hukum Termodinamika I dan merupakan
reaksi-reaksi. Jadi, jika suatu reaksi dapat
akibat bahwa entalpi adalah fungsi keadaan.
berlangsung melalui dua tahap atau lebih
Hukum Hess dapat dinyatakan sebagai
maka kalor reaksi totalnya sama dengan
berikut: “Bila reaktan diubah menjadi produk,
jumlah kalor tahapan reaksinya. Jika sistem
perubahan entalpinya sama, hal ini tidak
bebas untuk mengubah volumenya terhadap atau berhenti di setiap lantai dalam perjalanan
tekanan luar yang tetap, perubahan energi ke atas (membagi reaksi ke dalam beberapa
dalamnya tidak lagi sama dengan energi yang tahap) (Brady, 1995).
diberikan sebagai kalor. Energi yang
Terdapat beberapa aturan untuk
diberikan sebagai kalor diubah menjadi kerja
perhitungan hukum Hess yang melibatkan
untuk memberikan tekanan balik terhadap
persamaan reaksi kimia yaitu:
lingkungannya. Pada tekanan tetap kalor yang
diberikan sama dengan perubahan sifat 1. untuk menjumlahkan dua

termodinamika yang lain dari sistem yaitu H persamaan reaksi kimia dengan

(entalpi) (Atkins, 1999). perubahan entalpiH1 dan H2,


maka perubahan entalpi untuk
Analogi yang berguna untuk Hukum
produk akhir H3 dapat dinyatakan
Hess adalah sebagai berikut. Andaikan Anda
dengan
pergi dari lantai dasar ke lantai keenam suatu
H3 = H1 + H2
bangunan dengan tangga berjalan. Kenaikan
2. untuk reaksi yang arahnya dibalik,
energi potensial gravitasi yang didapat (yang
nilai perubahan entalpi untuk reaksi
bersesuaian dengan perubahan
akhirnya, H1 sebaliknya dapat
entalpikeseluruhan proses) akan sama,
dinyatakan dengan:
terlepas apakah anda pergi langsung ke atas
H (reaksi balik) = - H (reaksi maju)
Secara diagramatik Hukum Hess dapat dijelaskan sebagai berikut:

Arah 1

A+B C+D
Reaktan Produk

Arah 2

Gambar 1. Berlangsungnya reaksi dalam 2 proses yang berbeda


Gambar 1 menunjukkan bahwa menghasilkan larutan NaCl dengan
reaktan A dan B bereaksi membentuk konsentrasi 4 M.
produk C dan D melalui 2 jalur yaitu
NaOH(s) + H2O (l) NaOH (aq)
jalur arah 1 dan jalur arah 2. Tetapi,
H1
mungkin juga arah yang ditempuh tidak
hanya arah 1 dan 2 melainkan terdapat NaOH (aq) + HCl (aq, 4 M) NaCl(aq, 4 M) + H2O (l)
juga arah 3 dan 4 dan seterusnya. H2
Pada percoban ini, akan dilihat apakah
Arah 2 : HCl Pekat (9,6 M) dilarutkan
energi pada reaksi pada arah 1 sama dengan
dalam air menghasilkan larutan HCl 4 M,
energi pada reaksi dengan arah 2. Jika natrium
selanjutnya ditambahkan padatan NaOH
hidroksida padat (NaOH) padat direaksikan
menghasilkan larutan NaCl dengan
dengan asam klorida (HCl), maka reaksi yang
konsentrasi 4 M.
terjadi adalah sebagai berikut:
HCl (aq, 12,063 M) + H2O (l) HCl (aq, 4 M)
Arah 1 : Padatan NaOH dilarutkan
H3
dalam air menghasilkan larutan NaOH,
kemudian larutan NaOH tersebut HCl (aq, 4 M) + NaOH (s) NaCl (aq, 4 M) + H2O (l)
direaksikan dengan larutan HCl 4 M H4

Reaksi di atas dapat digambarkan seperti diagram berikut ini.


Arah 1

NaOH(aq, 4 M)+ HCl (aq, 4 M)

NaOH(s) + HCl (aq, 4M) NaCl (aq, 4 M) + H2O (l)

NaOH(s) + HCl (aq, 4 M)

Arah 2

Gambar 2. Diagram reaksi antara NaOH dan HCl dalam 2 proses yang berbeda

H arah 1 = H1 + H2 H arah 2 = H3 + H4


Menurut hukum Hess bahwa prosedur arah 2. Pada prosedur
H arah 1 = H arah 2 pertama yaitu penentuan arah 1,
menyiapkan termometer lengkap
Berdasarkan uraian diatas tujuan dari
dengan pengaduk beserta termometer,
eksperimen ini dapat memahami hukum Hess
kemudian menimbang 4 gram NaOH
dan dasarnya, serta menerapkan hukum Hess
dalam botol timbang. Mengambil 25
dalam suatu reaksi yang dapat ditempuh lebih
ml aquades dengan gelas ukur
dari satu arah.
kemudian memasukkan ke kalorimeter
II. EKSPERIMENTAL aduk dan mencatat sebagai t1.
A. Waktu dan Tempat
Eksperimen Hukum Hess ini Kemudian tambahkan NaOH, aduk
dilakukan pada hari Kamis , 24 Oktober kembali kemudian ukur suhu, catat
2019. Pukul 13.20 – 15.50 di
sebagai t2. Selanjutnya tambahkan 25
laboratorium kimia fisika, FMIPA UNP.
ml HCl 4 M, aduk kemudian catat
B. Alat dan Bahan sebagai t3. Lalu menghitung kalor

Peralatan yang digunakan dalam reaksi (entalpi) untuk arah 1. Untuk

eksperimen ini adalah pengaduk, penentuan arah 2, siapkan 25ml

termometer, kalorimeter, gelas ukur serta aquades dengan gelas ukur.

botol timbang dan tutup. Memasukkan ke kalorimeter


kemudian catat sebagai t4, aduk
Bahan-bahan yang digunakan
kemudian tambahkan 25 ml HCl 4 M,
dalam eksperimen ini adalah larutan
ukur suhu dan catat sebagai t5.
NaOH, HCl dan aquades.
Kemudian tambahkan 4 gram NaOH
C. Prosedur padat, aduk hingga larut kemudian
Dalam eksperimen kali ini
mengukur suhu dan catat sebagai t6.
prosedur yang dilakukan ada dua yaitu
Terakhir menghitung kalor reaksi
prosedur untuk menentukan arah 1 dan
(entalpi) untuk arah 2.

II. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Pengamatan diperoleh 310C untuk T4, 390C untuk
Dari eksperimen yang telah T5, dan 760C untuk T6. Kalor reaksi
dilakukan, untuk menghitung kalor yang menempuh satu arah ( H 1 )
reaksi (entalpi) didapatkan suhu 300C yaitu 30,45 kJ / mol dan kalor reaksi
untuk T1, 550C untuk T2, 700C untuk yang menempuh dua arah ( H 2 )
T2 dalam suatu reaksi yang yaitu 50,74 kJ / mol .
menempuh satu arah. Dan untuk reaksi 3.2 Pembahasan
yang menempuh dua arah suhu yang
Banyaknya kalor yang perubahan entalpinya untuk
dihasilkan dalam suatu reaksi kimia pembuktian percobaan hukum hess.
dapat diukur dengan menggunakan Reaksi yang berlangsung pada larutan
kalorimeter. Apabila suatu reaksi dapat tersebut adalah reaksi eksoterm, yaitu
dinyatakan sebagai penjumlahan melepas kalor, hal tersebut dapat
aljabar dari dua reaksi atau lebih, diketahui dari panasnya kalorimeter
maka kalor reaksinya juga merupakan saat kedua zat dicampurkan, yang
penjumlahan aljabar dari kalor yang menunjukan tanda negatif.
menyertai masing-masing reaksi
tersebut. Jumlah aljabar panas reaksi III. KESIMPULAN
yang dibebaskan atau diserap tidak
bergantung pada keadaan awal dan 1. Hukum Hess menyatakan
keadaan akhir sistem tersebut. Pada bahwa entalpi suatu reaksi
eksperimen hukum Hess bertujuan
untuk mengetahui prinsip dari tidak tergantung pada
percobaan hukum Hess dan jalannyareaksi, tetapi
membuktikan pada perubahan entalpi
hanya bergantung pada keadaan suhu tergantung pada keadaan awal
awal dan keadaa akhir sistem dan dan keadaan akhir reaksi.
tidak bergantung jalannya reaksi.
Eksperimen ini dilakukan 2. Reaksi yang terjadi adalah
dengan dua kali percobaan. Dilakukan
reaksi eksoterm karena adanya
percobaan reaksi yang menempuh satu
arah dengan mereaksingan NaOH, kenaikan suhu dan perubahan
aquades dan HCl yang sebelumnya entalpinya bernilai negatif
mencatat suhu awal NaOH sebelum
dimasukkan HCl. Untuk menunjukkan 3. Untuk menentukan kalor
keadaan akhir reaksi, dimana dalam
jalannya reaksi ini diabaikan. Dan reaksi NaOH dengan HCl
sebaliknya mecatat suhu awal HCl dapat dicari dengan
dalam kalorimeter sebelum
menjumlah kalor hasil reaksi
dimasukkan NaOH.
Hukum Hess telah dibuktikan NaOH padatan dengan air, dan
melalui eksperimen ini, ketika NaOH padatan dengan HCl
pencampuran berlangsung ditunjukkan
keadaan senyawa reaksi NaOH dengan begitu pula sebaliknya.
HCl yaitu adanya asap, terdapat
gelembung, dan terjadi kenaikan suhu REFERENSI
dari titik awal pengukuran begitu pula Attkins, P. W. 1999. Kimia Fisik Jilid 1.
sebaliknya. Keadaan awal NaOH Jakarta: Erlangga
padat setelah reaksi menghasilkan
produk NaCl(aq) dan H2O(l). Brady, James E. 1995. Kimia Universitas
NaOH(s) + HCl(aq) → Asas dan Struktur Edisi Kelima Jilid 1.
NaCl(aq) + H2O(l) Jakarta: Binarupa Aksara
Senyawa NaOH dan HCl
adalah senyawa yang mudah diamati
Ucapan Terimakasih laboratorium kimia fisik, Rizki gunawan,
Nawirus sazali, Siti vivi rasmulia,
Dalam pembuatan artikel ini tim penyusun
Amelinda yuliani selaku asisten dosen
mendapatkan hambatan dan rintangan.
kimia fisik 1. Semoga kontribusinya
Namun, dukungan dari berbagai pihak
mendapat balasan dari Tuhan YME. Tim
hambatan tersebut dapat teratasi. Oleh
penyusun sadar bahwa artikel ini jauh dari
sebab itu tim penyusun mengucapkan
kesempurnaan dari segi penyusunan dan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
isinya. Kritik dan Saran dari
ikut serta membatu dan menyelesaikan
pembacasangat kami harapkan untuk
artikel ini. Untuk itu tim penyusun
kesempurnaan artikel selanjutnya.
sampaikan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah memberikan Akhir kata, harapan kami artikel ini
banyak bantuannya, utamanya kepada yang memberikan manfaat untuk pembaca dan
terhormat Dosen Pengampu Umar Kalmar kita sekalian
Nizar, M.Si., Bapak Zulkifli selaku PLP

Anda mungkin juga menyukai