Anda di halaman 1dari 6

CAMPURAN TIGA KOMPONEN (DIAGRAM TERNER)

Mutiah Nasution, Siska Febriyani, Fadil Alfarisi, Mega Salamatul Masruroh


Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar Barat, Padang Utara, Padang, Sumatera Barat, Indonesia. 25171

Abstrak- Sistem zat cair tiga komponen menggunakan diagram terner dengan
membuat kurva kelarutan suatu cairan yang terdapat pada campuran cairan dan
menentukan kelarutan zat dalam pelarut. Diagram terner merupakan suatu diagram
fasa berbentuk segitiga sama sisi dalam satu bidang datar yang dapat menggambarkan
sistem tiga komponen zat dalam berbagai fasa Diagram terner sistem zat cair tiga
komponen dengan menggunakan metode titrasi untuk memisahkan kedua campuran
yang terlarut sempurna dan tidak terlarut yang akan menimbulkan kekeruhan. Bahan
yang digunakan dalam eksperimen ini adalah air, kloroform, dan methanol.
Titrasi merupakan metode analisis kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan
dalam laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari reaktan. Hasil larutan yang
mengandung dua komponen yang saling larut sempurna yang membentuk daerah
berfasa tunggal, sedangkan untuk komponen yang tidak saling larut sempurna
membentuk daerah dua fasa. Setelah dicampurkan dengan berbagai perbandingan dan
dititrasi didapatkan beberapa data untuk acuan saat pembuatan kurva (diagram
terner).
Kata Kunci-Diagram Terner, Titrasi, Tiga Komponen

I. PENDAHULUAN

Sistem adalah suatu zat yang materi yang seragam di seluruh


dapat diisolasikan dari zat – zat lain bagiannya, tidak hanya dalam
dalam suatu bejana inert, yang menjadi komposisi kimia dalam keadaan
pusat perhatian dalam mengamati fisiknya. Derajat kebebasan sistem
pengaruh perubahan temperatur, adalah bilangan terkecil dari variabel
tekanan serta konsentrasi zat tersebut intensif yang harus dispesifikasikan
sedangkan komponen adalah yang ada untu nilai dari semua variabel intensif
dalam sistem, seperti zat terlarut dan yang tersisa.
pelarut dalam senyawa biner.
Komponen merupakan suatu hal
Banyaknya komponen dalam sistem C
yang biasanya terdapat didalam suatu
adalah jumlah minimum spesies bebas
campuran, baik cairan, padatan
yang diperlukan untuk menentukan
maupun gas. Jumlah komponen –
komposisi semua fase yang ada dalam
komponen dalam suatu sistem
sistem. Fasa merupakan keadaan
didefinikan sebagai jumlah minimum

1 | Jurusan Kimia
Universitas Negeri Padang
dari “variabel bebas pilihan” yang Untuk suhu dan tekanan yang tetap,
dibutuhkan untuk menggambarkan sistem dengan tiga komponen akan
komposisi tiap fase dari suatu sistem. memiliki jumlah derajat kebebasan gibbs
Jumlah komponen didalam suatu maksimum = 2. Hal ini dikarenakan jumlah
campuran dilambangkan dengan C. fase minimum yang terbentuk adalah 1
fase (saling melarutkan dan homogen).
Jumlah minimum variabel
Diagram fase ini dapat kita gambarkan
intensif yang harus dipilih agar
dalam sebuah diagram fase satu bidang.
keberadaan variabel intensif dapat
Dimana dalam menggambarkan sistem
ditetapkan, disebut dengan derajat
tiga komponen dapat dilakukan dengan
kebebasan. Jumlah minimum variabel
mendapatkan sebuah kertas grafik segitiga
intensif dapat berupa temperature,
atau yang dikenal dengan istilah diagram
tekanan dan konsentrasi. Untuk
terner. Diagram terner adalah diagram
derajat kebebasan yang invariant
gasa sistem yang digambarkan dalam satu
dilambangkan dengan V = 0, bila
bidang datar berupa segitiga sama sis dan
univarian dilambangkan dengan V = 1, dapat menggambarkan sistem tiga
bila bivarian dilambangkan dengan V komponen zat dalam berbagai fasa.
= 2, Namun, secara umum derajat
kebebasan dilambangkan dengan V Konsentrasi dapat dinyatakan ke
atau F. dalam presentase % berat atau fraksi mol.
Puncak – puncak dihubungkan ke titik
Aturan fase gibbs memberikan tengah dari sisi yang berlawanan yaitu Aa,
suatu hubungan antar derajat Bb, dan Cc. Titik nol dimulai dari titik a, b, c
kebebasan dalam suatu sistem dengan dan titik A, B, C menyatakan komposisi
komponen (C) dan fase (P). Hubungan 100 % atau 1. Jadi, garis Aa, Bb, dan Cc
komponen dan fase tersebut dapat merupakan konsentrasi zat A, B dan C.
dinyatakan kedalam sebuah rumus yaitu : Segitiga yang terbentuk adalah segitiga
V = C – P + 2………………(1) sama sisi, jumlah jarak – jarak garis tegak
lurus dari sembarang titik didalam segitiga
F = C – P + 2………………(2) ke sisi – sisi adalah konstan dan sama
Menurut aturan fase gibbs, derajat panjang garis tegak lurus antara sudut dan
kebebasan untuk sistem tiga komponen pusat dari sisi berlawanan, yaitu 100%
diberikan dengan rumus : atau 1.

F=C–P+2 Sistem tiga komponen pada suhu


dan tekanan tetap mempunyai jumlah
= 5 – P……………………(3) derajat kebebasan paling banyak. Jumlah
Jika kalau sistem tersebut berada fase dalam sistem zat cair tiga komponen
dalam suhu dan tekanan yang konstan, bergantung pada daya aling larut antar zat
maka persamaan tersebut akan menjadi : cair tersebut dan suhu. Metode titrasi
digunakan untuk memisahkan campuran
F = 3 – P…………………..(4) yang terdiri dari dua cairan yang saling
melarut sempurna. Prinsip kerja diagram

2 | Jurusan Kimia
Universitas Negeri Padang
terner yaitu pemisahan suatu campuran Labu 1 2 3 4 5 6 7 8 9
yang terdiri dari dua komponen yang saling
melarut sempurna,. Campuran akan mL 1 2 3 4 5 6 7 8 9
berubah menjadi keruh apabila zat telah A
terpisah dan membentuk dua lapisan. mL 9 8 7 6 5 4 3 2 1
B

II. EKSPERIMENTAL
Lalu, titrasi tiap campuran dalam
A. Waktu dan Tempat labu sampai timbul kekeruhan dan
catat volume cairan C yang terpakai.
Eksperimen ini dilaksanakan pada Catat suhu ruangan sebelum dan
hari kamis tanggal 26 September 2019 sesudah dilakukan eksperimen.
pada pukul 13.20 – 15.50 WIB di Lakukan langkah yang sama pada labu
Laboratorium Kimia Fisik, Fakultas 2 sampai labu 9. Sehingga didapatkan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan volume cairan C yang terpakai untuk
Alam, Universitas Negeri Padang. masing-masing labu untuk tabel
pengamatan.
B. ALAT DAN BAHAN
Alat
D. Analisis Data
Pada ekperimen ini, alat-alat yang
digunakan yaitu Erlenmeyer, pipet Fraksi mol =
takar, buret, thermometer, corong,
gelas ukur, plastik penutup, karet, bola
hisap dan gelas piala.
Mol =
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan untuk Massa Jenis
eksperimen, yaitu kloroform,
methanol, dan air.
C. Prosedur III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Langkah pertama yang harus 3.1 Pengamatan
dilakukan adalah menyediakan cairan
A (air), B (methanol), dan C Cairan Methanol berwarna bening, air
(kloroform). Kemudian, menentukan berwarna bening, dan kloroform berwarna
rapat massa dari masing-masing bening. Campuran air dan methanol juga
cairan. Selanjutnya, membuat 9 berwarna bening. Saat campuran air dan
macam campuran A dan B yang saling methanol dititrasi menggunakan kloroform,
labu 1 mengalami kekeruhan saat volume
larut dalam Erlenmeyer bersih, kering
kloroform yang terpakai sebanyak 6,4 mL,
dan tertutup dengan berbagai variasi
labu 2 mengalami kekeruhan pada volume
perbandingan volume.
4,6 mL, labu 3 pada volume 0,8 mL, labu 4

3 | Jurusan Kimia
Universitas Negeri Padang
pada volume 0,4 mL, labu 5 pada volume Fraksi
0,5 mL, labu 6 pada volume 0,3 mL, labu 7 mol
pada volume 0,2 mL, labu 8 dan 9 terjadi Labu Massa Mol
(%)
keruh pada volume 0,1 mL. (gr)
1 3,58 0,11 73,3

3.2 Data dan Pengolahan 2 3,18 0,099 61,8


Data 3 2,78 0,087 48.3
labu 1 2 3 4 5 6 7 8 4 2,385 0,07 35
ml a 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 5 1,987 0,06 21,2
ml b 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 6 1,59 0,049 73
ml c 2 1.1 1.1 2.6 3 1.2 2 3 7 1,1925 0,037 14.6
T1 30 30 31 31 29 30 29 29 8 0,795 0,024 8,5
T2 31 30 30 30 31 31 31 30 9 0,3975 0,012 3,56

Hasil Pengolahan 3. Kloroform

1. Air Fraksi
mol
Fraksi Labu Massa Mol
(%)
mol (gr)
Labu Massa Mol
(%) 1 2,98 0,02 13,3
(gr)
1 0,5 0,02 13.3 2 1,639 0,013 8

2 1 0,05 30.8 3 1,639 0,013 7,2

3 1,5 0,08 44.4 4 3,874 0,03 15

4 2 0,1 50 5 4,47 0,037 15,3

5 2,5 0,138 58.7 6 1,788 0,015 2,23

6 3 0,166 24.7 7 2,98 0,025 9,9

7 3,5 0,19 75.3 8 4,47 0,037 13,16

8 4 0,22 78.2 9 0,94 0,075 22,25

9 4,5 0,25 74.1

2. Methanol 3.3 Pembahasan


4 | Jurusan Kimia
Universitas Negeri Padang
Pada eksperimen yang telah dilakukan sebagian. Dari volume kloroform yang
ini bertujuan untuk membuat kurva terpakai saat titrasi hingga terjadi
kelarutan suatu cairan yang terdapat kekeruhan, itulah volume kloroform yang
dalam dua cairan tertentu. Dalam dapat larut dalam air dan methanol.
eksperimen ini cairan yang digunakan Semakin banyak volume methanol maka
adalah aquades, methanol dan kloroform. semakin banyak volume kloroform yang
Dimana cairan aquades sebagai cairan A, terpakai.
methanol sebagai cairan B, dan kloroform
Dari volume cairan C (kloroform) yang
sebagai cairan C.
diperoleh, dapat ditentukan massa, mol,
Eksperimen ini dilakukan dengan dan fraksi mol dari masing-masing cairan.
mencampurkan cairan A dengan cairan B Dari hasil fraksi mol yang diperoleh, dapat
dengan berbagai macam variasi dibuat diagram terner.
perbandingan volume, yaitu 0,5:4,5 ; 1:4 ;
1,5:3,5 2:3 ; 2,5:2,5 ; 3:2 ; 3,5:1,5 ; 4:1 dan
4,5:0,5 mL. Pada eksperimen ini, hanya IV. Kesimpulan
menggunakan setengah resep dari yang
Berdasarkan eksperimen yang telah
ada pada prosedur. Variasi perbandingan
dilakukan
volume ini dapat mempermudah dalam
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
membuat kurva kelarutan. Prinsip dari 1. Dua komponen larutan yang saling
eksperimen ini adalah pemisahan suatu melarutkan akan membentuk fasa
campuran dengan titrasi yang terdiri dari tunggal dan yang tidak akan
dua komponen cair yang saling larut membentuk daerah dua fasa.
dengan sempurna. Ketika cairan A 2. Kelarutan dari zat dalam
dicampurkan dengan cairan B maka cairan pencampuran dapat dinaikkan
ini akan saling larut. Hal ini dikarenakan atau diturunkan dengan melihat
sifat dari cairan itu sendiri, dimana cairan A perbandingannya dari diagram
yaitu aquades bersifat polar dan cairan B terner.
yaitu methanol juga bersifat polar. 3. Titik akhir titrasi ditandai adanya
kekeruhan pada campuran yang
Campuran cairan A dan cairan B ini menandakan kelarutan dari cairan
kemudian dititrasi menggunakan cairan berkurang.
kloroform (cairan C). dimana dalam proses 4. Kurva dapat dibuat dari fraksi mol
titrasi ini, kloroform berperan sebagai dan suhu yang didapatkan pada
titran. Kemudian campuran air dan pengamatan, dimana sumbu A
methanol dititrasi menggunakan cairan adalah aquades, B adalah
kloroform, titik akhir titasi ditandai dengan methanol dan C adalah kloroform.
adanya perubahan warna pada cairan
yang berwarna keruh. Kekeruhan ini terjadi Daftar Pustaka
saat kloroform sudah tidak dapat larut lagi
dalam campuran cairan A dan cairan B. Alberty. 1983. Kimia Fisika. Jakarta :
Pada eksperimen ini, cairan A dan B dapat Erlangga.
larut sedangkan cairan C hanya larut

5 | Jurusan Kimia
Universitas Negeri Padang
Atkins, P. W. 2006. Kimia Fisika. Jakarta : 4. Nawirus sazali selaku asisten dosen
Erlangga. kimia fisik 1

Daniels. 2011. Kimia Fisika. Jakarta : 5. Siti vivi rasmulia selaku asisten dosen
Erlangga. kimia fisik 1

Dedi. 2011. Kimia Fisika Terapan II. 6. Amelinda yuliani selaku asisten dosen
Bandung : Politeknik Negeri Bandung. kimia fisik 1

Dogra, S. K. 2009. Kimia Fisika dan Soal –


Soal. Jakarta : UI Press.
Erlinawati. 2012. Kimia
Fisika. Palembang : Politeknik Negeri
Sriwijaya.
Fessenden. 1999. Kimia Organik. Jakarta :
Erlangga.
Mulyani, Sri. 2004. Kimia Fisik I. Jakarta :
UPI.
Oktaviana, Dian. 2012. Kimia Fisika.
Jakarta : Erlangga.
Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Yogyakarta :
Bineka Cipta.
Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada Bapak Umar
Kalmar Nizar, S.Si., M.Si. selaku Dosen
Pembimbing dari mata kuliah kimia fisik 1
yang telah membimbing kami dalam
menyeselaikan artikel ini.

Ucapan terima kasih juga penulis


sampaikan kepada :

1. Bapak Umar Kalmar Nizar, S.Si.,M.Si.


selaku Dosen mata kuliah kimia fisik 1

2. Bapak Zulkifli selaku plp laboratorium


kimia fisik

3. Rizki gunawan selaku asisten dosen


kimia fisik 1

6 | Jurusan Kimia
Universitas Negeri Padang

Anda mungkin juga menyukai