A. PERLETAKAN
Perletakan merupakan hubungan antara bangunan atas jembatan dan bangunan bawah
pondasi, perletakan bertujuan untuk menjaga struktur agar kondisinya stabil, adapun macam-
macam jenis perletakan,sebagai berikut :
1. Rol
dapat berputar tetapi tidak ada reaksi perletakan dalam arah memutar
tidak dapat bergerak dalam arah tegaklurus perletakan tetapi terdapat reaksi
perletakan tegak lurus yang ditandai dengan anak panah merah disimbolkan R.
3. Jepit
catatan: jika ada gaya (P yang miring) maka harus diuraikan menjadi sumbu x dan y
Keterangan gambar:
P1 adalah gaya 1 yg berpengaruh terhadap struktur
P2 adalah gaya 2 yg berpengaruh pada struktur
A adalah perletakan sendi
B adalah perletakan roll
garis yg berwarna merah yang panjangnya 2m adalah garis kerja untuk P1
terhadap perletakan B.
dan begitu juga untuk P2 terhadap perletakan B adalah 3m.
Catatan: setiap struktur pasti terdiri dari satu sendi satu roll tidakmungkin keduanya
roll karena tidak stabil dan tidak semuanya sendi karena rentan rusak / tidak stabil.
II.1 PERLETAKAN BALOK KANTILEVER (PERLETAKAN JEPIT BEBAS)
Diagram gaya lintang dan bidang momen dari persamaan di atas dapat dilukiskan
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2.
Bila pada suatu titik X, sejauh x dari A terdapat elemen q.dx, maka dengan menggunakan
integrasi untuk seluruh muatan didapat:
Diagram gaya lintang dan bidang momen dari persamaan di atas dapat dilukiskan
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 4.
Gambar 4. Diagram Gaya Dalam Balok kantilever Akibat Beban Terbagi Rata
Reaksi perletakan dan gaya dalam akibat beban momen
Suatu balok kantilever yang dibebani mutan momen M, seperti Gambar 5. Dengan
menggunakan persamaan statika dapat dicari gaya reaksi vertikal VB dan momen jepit MB.
Diagram gaya lintang dan bidang momen dari persamaan di atas dapat dilukiskan
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 6.
Agar suatu sistem (dalam hal ini balok) dalam keadaan statis/tidak bergerak, harus ada
beberapa perletakan pada sistem tersebut agar gaya-gaya luar dilawan/diimbangi oleh
perletakan. Besaran gaya-gaya reaksi perletakan juga dapat dihitung.
*ingat Momen gaya adalah besar gaya dikali jarak terhadap satu titik acuan. Apabila gaya
membuat titik acuan berputar searah jarum jam, maka momen gaya bernilai positif. Apabila
gaya membuat titik acuan berputar berlawanan arah jarum jam, maka momen gaya bernilai
negatif.
Jumlah gaya vertikal, gaya horizontal, dan momen gaya harus sama dengan nol.
Balok diletakkan di atas dua tumpuan A dan B dibebeani muatan titik P seperti pada
Gambar 1.. Pada struktur demikian reaksi-reaksi terdapat pada perletakan A berupa reaksi
verikal VA dan horizontal HA, dan reaksi pada perletakan B berupa vertikal VB.
Diagram gaya lintang dan bidang momen dari persamaan di atas dapat dilukiskan
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3..
Gambar 3. Diagram Gaya Dalam Balok Sederhana Akibat Beban Terpusat
Suatu balok AB yang dibebani muatan terbagi rata seperti pada Gambar 4. dengan
menggunakan persamaan keseimbangan momen pada salah satu tumpuan, maka dapat
ditentukan reaksi-reaksi perletakan di tumpuan A dan B.
Bila a = 0, c = 0, dan b = L, maka balok dibebani muatan terbagi rata penuh, sehingga
reaksinya adalah:
Keseimbangan gaya dalam:
Diagram gaya lintang dan bidang momen dari persamaan di atas dapat ddiperlihatkan pada
Gambar 5..
Diagram gaya lintang dan bidang momen dari persamaan di atas dapat dilukiskan
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 7..
Suatu struktur sederhana dengan muatan tak langsung, seperti pada Gambar 8. Menurut
pengertian muatan tak langsung beban P dirambatkan pada balok induk melalui balok 1 dan
2. Oleh karena itu beban P perlu diuraikan ke dalam gaya P1 dan P2, yaitu gaya yang
disalurkan melalui balok anak 1 dan 2. Uraian gaya P :
Selanjutnya P1 dan P2 meneruskan gaya tersebut ke perlelatakan A dan B melalui balok
induk. Besarnya reaksi perletakan pada tumpuan A dan B dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan keseimbangan momen salah satu tumpuan.
A
Gambar 9 Diagram Gaya Dalam Balok Sederhana Akibat Beban Tak Langsung