Anda di halaman 1dari 15

MEKANIKA STRUKTUR I

TUGAS-01 5423164750 AZIS RIANTO


II.1 PERLETAKAN BALOK KANTILEVER (PERLETAKAN JEPIT BEBAS)
II.2 REAKSI PERLETAKAN BALOK SEDERHANA (PERLETAKAN SENDI/ROL)

A. PERLETAKAN
Perletakan merupakan hubungan antara bangunan atas jembatan dan bangunan bawah
pondasi, perletakan bertujuan untuk menjaga struktur agar kondisinya stabil, adapun macam-
macam jenis perletakan,sebagai berikut :

1. Rol

Sifat perletakan rol :


 dapat bergerak dalam arah sejajar perletakan tetapi tidak ada reaksi perletakan sejajar
perletakan

 dapat berputar tetapi tidak ada reaksi perletakan dalam arah memutar

 tidak dapat bergerak dalam arah tegaklurus perletakan tetapi terdapat reaksi
perletakan tegak lurus yang ditandai dengan anak panah merah disimbolkan R.

catatan: pada rol terdapat 1 reaksi perletakan Rv (Reaksi vertikal))


2. Sendi

Sifat perletakan sendi :


 tidak dapat bergerak dalam arah sejajar peletakan, tetapi terdapat reaksi perletakan
sejajar perletakan.yang ditandai engan anak panah merah dinotasikan R.
 dapat berputar tetapi tidak ada reaksi perletakan dalam arah memutar.
 tidak dapat bergerak dalam arah tegaklurus perletakan, tetapi terdapat reaksi
perletakan tegaklurus perletakan. ditandai dengan anak panah merah disimbolkan R.
catatan: pada sendi terdapat 2 reaksi perletakan RV, RH (reaksi vertikal dan reaksi
horizontal)

3. Jepit

Sifat perletakan jepit :


 tidak dapat bergerak dalam arah sejajar & tegak lurus perletakan. tetapi terdapat reaksi
perletakan sejajar & tegak lurus perletakan
 tidak dapat berputar tetapi terdapat reaksi perletakan dalam arah memutar
catatan: pada jepit terdapat 3 reaksi perletakan RV, RH, RM (reaksi vertikal,
reaksi horizontal dan reaksi Momen)
Contoh :
Simpel beam Kantilever

Balok menerus (continous beam)

catatan: jika ada gaya (P yang miring) maka harus diuraikan menjadi sumbu x dan y

CONTOH SISTEM PERLETAKAN


MENGHITUNG REAKSI PERLETAKAN
Reaksi perletakan dapat dihitung dengan menggunakan prinsip keseimbangan gaya yaitu:
(seimbang = ketika , aksi = reaksi)
- Jumlah gaya arah horizontal = 0
∑Fx = 0 atau ∑ H = 0
- Jumlah gaya vertikal = 0
∑Fy = 0 atau ∑ V = 0
- Jumlah gaya arah memutar (momen) = 0
∑M... = 0
(...) diisi dengan salahsatu perletakan contoh ∑MB yang artinya zigma momen di B.
Rumus untuk zigma momen = 0 adalah
(P x jarak) "dengan jaraknya adalah jarak garis kerja"
contoh jarak garis kerja adalah sebagai berikut:

Keterangan gambar:
 P1 adalah gaya 1 yg berpengaruh terhadap struktur
 P2 adalah gaya 2 yg berpengaruh pada struktur
 A adalah perletakan sendi
 B adalah perletakan roll
 garis yg berwarna merah yang panjangnya 2m adalah garis kerja untuk P1
terhadap perletakan B.
 dan begitu juga untuk P2 terhadap perletakan B adalah 3m.
Catatan: setiap struktur pasti terdiri dari satu sendi satu roll tidakmungkin keduanya
roll karena tidak stabil dan tidak semuanya sendi karena rentan rusak / tidak stabil.
II.1 PERLETAKAN BALOK KANTILEVER (PERLETAKAN JEPIT BEBAS)

Reaksi perletakan dan gaya dalam akibat beban terpusat


Suatu balok kantilever yang dibebani muatan terpusat P, seperti pada Gambar 1. Pada struktur
demikian, gaya reaksi hanya terdapat pada perletakan jepit B, berupa reaksi vertikal VB dan
momen jepit MB, dapat dicari dengan menggunakan persamaan statika.

Gambar 1. Balok Kantilever Dengan Beban Terpusat


Keseimbangan gaya luar:

Keseimbangan gaya dalam:

Diagram gaya lintang dan bidang momen dari persamaan di atas dapat dilukiskan
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Diagram Gaya Dalam Balok Kantilever Akibat Beban Terpusat


Reaksi perletakan dan gaya dalam akibat beban terbagi rata
Suatu balok kantilever yang dibebani mutan terbagi rata, seperti Gambar 3. Dengan
menggunakan persamaan statika dapat dicari gaya reaksi vertikal VB dan momen jepit MB.

Gambar 3. Balok Kantilever Dengan Beban Terbagi Rata

Bila pada suatu titik X, sejauh x dari A terdapat elemen q.dx, maka dengan menggunakan
integrasi untuk seluruh muatan didapat:

Keseimbangan gaya dalam:

Diagram gaya lintang dan bidang momen dari persamaan di atas dapat dilukiskan
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Diagram Gaya Dalam Balok kantilever Akibat Beban Terbagi Rata
Reaksi perletakan dan gaya dalam akibat beban momen
Suatu balok kantilever yang dibebani mutan momen M, seperti Gambar 5. Dengan
menggunakan persamaan statika dapat dicari gaya reaksi vertikal VB dan momen jepit MB.

Gambar 5. Balok Kantilever Dengan Beban Momen


Keseimbangan gaya luar:

Keseimbangan gaya dalam:

Diagram gaya lintang dan bidang momen dari persamaan di atas dapat dilukiskan
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 6.

Gambar 6. Diagram Gaya Dalam Balok Kantilever Akibat Beban Momen


II.2 REAKSI PERLETAKAN BALOK SEDERHANA (SENDI/ROL)

Agar suatu sistem (dalam hal ini balok) dalam keadaan statis/tidak bergerak, harus ada
beberapa perletakan pada sistem tersebut agar gaya-gaya luar dilawan/diimbangi oleh
perletakan. Besaran gaya-gaya reaksi perletakan juga dapat dihitung.

Di dalam statika ada tiga syarat statis yang harus dipenuhi:


ΣV = 0
ΣH = 0
ΣM = 0

*ingat Momen gaya adalah besar gaya dikali jarak terhadap satu titik acuan. Apabila gaya
membuat titik acuan berputar searah jarum jam, maka momen gaya bernilai positif. Apabila
gaya membuat titik acuan berputar berlawanan arah jarum jam, maka momen gaya bernilai
negatif.

Jumlah gaya vertikal, gaya horizontal, dan momen gaya harus sama dengan nol.

Langkah-langkah yang diambil untuk mencari reaksi perletakan sendi/rol:


1. Pastikan konstruksi tersebut adalah statis tertentu (dapat diselesaikan dengan tiga
persamaan statika)
2. Untuk konstruksi sendi/rol, pilih salah titik yang ada perletakan, lalu hitung jumlah
momen gaya pada titik tersebut dan itu disamadengankan nol untuk mencari besaran
reaksi perletakan yang lain(ΣM = 0) Setelah jumlah momen disamadengankan nol,
pakai alejbar sederhana untuk menghitung varibel yang dicari.
3. Setelah reaksi perletakan dicari, check apakah hasil perhitungan benar dan statis
dengan menjumlahkan semua gaya dalam sumbu vertikal. (ΣV = 0)
4. Reaksi horisontal pada sendi dicari dengan persamaan ΣH = 0.
5. Untuk gaya yang miring, pakai trigonometri untuk menguraikan gaya tersebut
menjadi dua gaya(satu vertikal, satu horisontal)
Perjanjian arah yang diambil adalah:

Vertikal positif ke atas


Horisontal positif ke kanan
Momen positif searah jarum jam

A. Reaksi perletakan dan gaya akibat beban terpusat

Balok diletakkan di atas dua tumpuan A dan B dibebeani muatan titik P seperti pada
Gambar 1.. Pada struktur demikian reaksi-reaksi terdapat pada perletakan A berupa reaksi
verikal VA dan horizontal HA, dan reaksi pada perletakan B berupa vertikal VB.

Gambar 1. Balok Sederhana Dengan Beban Terpusat

Balok AB akan seimbang bila :


Setelah memperhatikan penyelesaian reaksi perletakan balok di atas, maka dapat
disimpulkan:
1. Semua gaya horizontal akan ditahan hanya oleh perletakan sendi saja
2. Reaksi-reaksi vertical didapat dengan menggunakan persamaan momen terhadap salah
satu titik perletakan.
Balok AB dibebani muatan terpusat yang miring seperti Gambar 2. untuk menentukan reaksi-
reaksi perletakan, terlebih dahulu gaya-gaya diuraikan di dalam sumbu salib xy, sehingga P
menjadi Py dan Px.

Gambar 2. Balok Sederhana Dengan Beban Terpusat Miring

Selanjutnya dengan menggunakan persamaan keseimbangan gaya horizontal dan momen


pada salah satu tumpuan, maka dapat ditentukan reaksi-reaksi perletakan di tumpuan A dan
B.

Keseimbangan gaya luar :

Keseimbangan gaya dalam :

Diagram gaya lintang dan bidang momen dari persamaan di atas dapat dilukiskan
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3..
Gambar 3. Diagram Gaya Dalam Balok Sederhana Akibat Beban Terpusat

B. Reaksi perletakan dan gaya dalam akibat beban terbagai rata

Suatu balok AB yang dibebani muatan terbagi rata seperti pada Gambar 4. dengan
menggunakan persamaan keseimbangan momen pada salah satu tumpuan, maka dapat
ditentukan reaksi-reaksi perletakan di tumpuan A dan B.

Gambar 4. Balok Sederhana Dengan Beban Terbagi Rata


Keseimbangan gaya luar:

Bila a = 0, c = 0, dan b = L, maka balok dibebani muatan terbagi rata penuh, sehingga
reaksinya adalah:
Keseimbangan gaya dalam:

Diagram gaya lintang dan bidang momen dari persamaan di atas dapat ddiperlihatkan pada
Gambar 5..

Gambar 5. Diagram Gaya Dalam Balok


Sederhana Akibat Beban Terbagi Rata

C. Reaksi perletakan dan gaya dalam


akibat beban momen

Balok AB dibebani muatan momen, seperti


pada Gambar 6.engan menggunakan
persamaan keseimbangan momen
pada salah satu tumpuan, maka dapat ditentukan
reaksi-reaksi perletakan di tumpuan A dan B.

Gambar 6. Balok Sederhana Dengan Beban Momen


Keseimbangan gaya luar :

Tanda negatif pada reaksi VB, berarti arahnya ke bawah.


Keseimbangan gaya dalam :

Diagram gaya lintang dan bidang momen dari persamaan di atas dapat dilukiskan
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 7..

Gambar 7 Diagram Gaya Dalam Balok Sederhana Akibat Beban Momen


D. Reaksi peletakan dan gaya dalam akibat beban tak langsung

Suatu struktur sederhana dengan muatan tak langsung, seperti pada Gambar 8. Menurut
pengertian muatan tak langsung beban P dirambatkan pada balok induk melalui balok 1 dan
2. Oleh karena itu beban P perlu diuraikan ke dalam gaya P1 dan P2, yaitu gaya yang
disalurkan melalui balok anak 1 dan 2. Uraian gaya P :
Selanjutnya P1 dan P2 meneruskan gaya tersebut ke perlelatakan A dan B melalui balok
induk. Besarnya reaksi perletakan pada tumpuan A dan B dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan keseimbangan momen salah satu tumpuan.

Gambar 8. Balok Sederhana Dengan Beban Tak Langsung

Keseimbangan gaya luar :

Dengan mensubstitusikan P1 dan P2 ke dalam persamaan VA dan VB, maka diperoleh :

Keseimbangan gaya dalam :


Diagram gaya lintang dan bidang momen dari persamaan di atas dapat dilukiskan
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 9..

A
Gambar 9 Diagram Gaya Dalam Balok Sederhana Akibat Beban Tak Langsung

Anda mungkin juga menyukai