Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulisan tugas ini dapat saya selesaikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi kami semua
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
BAB III
KESIMPULAN ............................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
Pada pemadatan timbunan tanah untuk jalan raya, dam tanah, dan banyak
struktur teknik lainnya, tanah yang lepas haruslah dipadatkan untuk meningkatkan
berat volumenya. Pemadatan tersebut berfungsi untuk meningkatkan kekuatan
tanah, sehingga dengan demikian meningkatkan daya dukung pondasi diatasnya.
Pemadatan juga dapat mengurangi besarnya penurunan tanah yang tidak
diinginkan dan meningkatkan kemampatan lereng timbunan.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
Pemadatan dalam deep compaction ini terutama ditujukan untuk tanah non
kohesive. Seringkali dijumpai kondisi dimana suatu lapisan tanah tak berkohesi
(cohesionless soil) yang cukup tebal dalam keadaan yang tidak cukup padat atau
relative renggang (loose), atau akibat reklamasi suatu daerah rendah dibawah air
(relamasi laut/pantai waktu tambahan lahan baru). Pada cara yang disebut
belakangan ini, karena tanah reklamasi tidak mungkin di bawah permukaan air.
Jadi pengurugan dilakukan sekaligus dengan cara “dumping” sampai tanah urugan
melampaui tinggi muka air setempat. Sebagai akibatnya, tanah urugan tersebut
berada pada kondisi renggang (loose). Tanah-tanah seperti ini perlu dipadatkan
dahulu sebelum digunakan.
Tanah tak berkohesi (dominan pasir) yang renggang harus dipadatkan dahulu
karena pada tanah-tanah seperti ini mudah terjadi peristiwa “liquefaction”
bilamana terjadi getaran yang cukup kuat (dari gempa bumi atau
lainnya). Liquefaction ialah peristiwa dimana tanah seolah-olah bersifat seperti
cair dan mudah bergerak dan berubah bentuk akibat adanya getaran dan tekanan
dari tanah dan bangunan (diatas tanah). Walaupun tanah tak berkohesi tersebut
umumnya mempunyai daya dukung dengan kekuatan yang cukup baik dalam
kondisi renggang tersebut, struktur tanah tersebut mudah runtuh bilamana ada
getaran atau gempa. Jadi tidak baik mendirikan bangunan diatas tanah tak
berkohesi yang renggang, kecuali dapat dipastikan pada daerah tersebut nantinya
tidak akan ada getaran yang berarti.
Pemadatan tanah untuk lapisan tanah renggang tak berkohesi yang cukup
tebal juga menggunakan prinsip getaran. Teknologi pemadatan masa kini meliputi
cara vibrocompaction, blasting (ledakan), dan heavy tamping (penumbukan
berat).
o Pengukuran dengan alat sondir (Cone Penetration Test, CPT), sebelum dan
sesudah treatment.
o Pengukuran kepadatan tanah cara gelombang geser seismic (sismic shear wave
method).
o Cara pemancangan tiang dan mengukur resistance tiang tersebut pada kondisi
sebelum dan sesudahtreatment.
o Pengukuran dengan cara alat density meter dalam lubang bor (down-hole
density meter).
Sebagai perkiraan kondisi tanah pasir, perkiraan kekuatan perlawanan pasir dan
sifat-sifatnya dalam berbagai tingkat kepadatan dapat dilihat pada Tabel berikut :
B. Pemadatan Metode Vibrocompaction
Cara ini umumnya dilakukan dengan bantuan alat vibrocompaction yang dapat
berupa tiang (pancang) berujung terbuka atau tertutup. Tiang tersebut dimasukkan
ke dalam tanah dengan digetar. Pada sebagian dari cara ini, tanah dipadatkan
dengan “menusuk-nusuk”kan tiang pancang yang bergetar kedalam tanah (tanpa
tambahan material pengisi) dan sebagian lagi dengan menambahkan meterial
pengisi (pasir atau kerikil).
Prinsipnya kedua cara ini dioperasikan dengan menusukkan pipa ber- getar
(pergerakan pipa arah vertikal) kedalam tanah sampai pipa mencapai
kedalaman penetrasi yang diinginkan. Kemudian pipa ditarik keatas sambil tetap
digetarkan. Cara ini dilakukan berulang kali (tekan dengan digetar kemudian
ditarik dengan getar) pada titik-titik berjarak 1,0 sampai 3,0 m diseluruh area yang
dipadatkan sampai kepadatan tanah mencapai harga yang diinginkan.
2. Sistem Vibroflotation.
Ini adalah salah satu cara yang ekonomis untuk pemadatan lapisan pasir
renggang yang cukup tebal (dalam). Prosedur pamadatan pada umumnya adalah :
Dengan cara ini, jelas akan terlihat adanya pemadatan yang berarti dari tanah
setempat, tetapi kekuatan tanah tidak segera membaik. Perlu waktu lama untuk
tanah tersebut menguat kembali. Akan tetapi pada tanah dominan pasir, kekuatan
tanah minimal biasanya sudah memenuhi syarat untuk bangunan, hanya
kepadatannya saja yang menjadi masalah bilamana ada getaran nantinya.
Pada tanah-tanah yang tidak terletak di bawah air, akan lebih mudah
dipadatkan bila tanah tersebut lebih dahulu dijenuhkan dengan air kemudian baru
diledakkan, cara ini disebut hydro-blasting. Jadi kedalam tanah dipompakan air
sampai lapisan tanah disitu sampai jenuh, baru baru kemudian sistem pemadatan
cara blasting dilakukan.
BAB III
KESIMPULAN
Cara vibrocompaction, blasting, dan heavy tamping pada prinsipnya sama, yaitu
menghasilkan getaran yang dapat meruntuhkan struktur susunan partikel tanah
(mula-mula) sehingga partikel membentuk susunan yang lebih rapat dan lebih
kokoh. Vibrocompaction menghasilkan energi yang jauh lebih kecil dari pada
kedua cara yang disebut terakhir. Getaran akibat vibrocompation biasanya terasa
hanya sejauh jarak satu atau dua meter dari sumbernya, sedangkan pada cara
blasting dan heavy tamping, getaran dapat berpengaruh sampai ± 10 meter dari
sumbernya.
http://www.ilmukonstruksi.com/2015/10/teknologi-pemadatan-tanah.html
http://documents.tips/documents/pemadatan.html
TUGAS :
PEMADATAN TANAH
MAKASSAR
2016