Laporan Pendahuluan-Dm
Laporan Pendahuluan-Dm
COUNJUNGTIVITIS
Oleh :
NAMA : STEFANUS NGONGO
NIM : 2116007
CI INSTITUSI CI LAHAN
A. Latar Belakang
Mata adalah organ penglihatan. Suatu struktur yang sangat khusus dan kompleks,
menerima dan mengirimkan data ke korteks serebral. Mata dapat terkena berbagai kondisi
diataranya bersifat primer sedang yang lain bersifat sekunder akibat kelainan pada system
organ tubuh lain. Kebanyakan kondisi tersebut dapat dicegah bila terdeteksi awal, dapat
dikontrol dan penglihatan dapat dipertahankan.
Konjungtiva (selaput lendir mata) dan selaput bening (kornea) merupakan
bagian mata yang mudah berhubungan dengan dunia luar. Bila selaput lendir mata
meradang maka akan terjadi suatu keadaan yang dinamakan konjungtivitis.
Konjungtivitis adalah radang konjungtiva atau radang selaput lendir yang
menutupi belakang kelopak dan bola mata. Konjungtivitis dibedakan menjadi
bentuk akut dan kronis. Konjungtivitis dapat disebabkan oleh bakteri seperti
konjungtivitis genokok. Konjungtivitis juga dapat disebabkan oleh virus, alergi
toksik, klamidia, moluscum contaigosum terpajan asap, angin dan sinar kuat
(Ilyas,2010). Mata merah adalah tanda klinis konjungtivitis yang paling menyolok.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.Konsep Teori
1. Defenisi
Konjungtivitis adalah peradangan selaput bening yang menutupi bagian putih
mata dan bagian dalam kelopak mata. Peradangan tersebut menyebabkan
timbulnya berbagai macam gejala, salah satunya adalah mata merah.
Konjungtivitis lebih dikenal sebagai pink eye, yaitu adanya inflamasi pada
konjungtiva atau peradangan pada konjungtiva, selaput bening yang menutupi
bagian berwarna putih pada mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata.
(Effendi, 2008).
2. Etiologi
Penyebab konjungtivis tergantung dari jenis konjungtivis. Berikut ini etiolgi
berdasarkan klasifikasi konjungtivis yaitu
Konjungtivis Alergi
Reaksi hipersensitivitas tipe cepat atau lambat atau reaksi antibodi
humoral terhadap alergen. Pada keadaan yang berat merupakan bagian
dari Sindrom Steven Johnson, suatu penyakit eritema multiforme berat
akibat reaksi alergi pada orang dengan presdiposisi alergi obat-obatan.
Pada pemakaian mata palsu atau lensa kontak juga dapat terjadi reaksi
alergi.
Konjungtivis Infektif
2. Konjungtivitis Infektif
Jenis konjungtivitis ini juga berhubungan dengan “pink eye” dan mudah
menular. Wabah “pink eye” dapat terjadi pada populasi yang padat dan
dengan standar kesehatan yang rendah. Penyebab infeksi ini adalah
Staphylococcus aureus. Dapat juga terjadi setelah terpapar Haemophilus
influenza atau N. gonorhoea. Dapat terjadi bersamaan dengan morbili,
parotitis epidemika, bleferitis, obstruksi duktus nasolakrimalis, karena
penyinaran cahaya (konjungtivitis elektrika).
3. Konjungtivitis Viral
Jenis konjungtivitis ini adalah akibat infeksi human adenovirus (yang paling
sering adalah keratokonjungtivitis epidemika) atau dari penyakit virus sistemik
seperti mumps dan mononucleosis. Biasanya disertai dengan pembentukan folikel
sehingga disebut juga konjungtivitis folikularis.
Akibat jangka panjang dari konjungtivitis yang dapat bersifat kronis yaitu
mikroorganisme, bahan allergen, dan iritatif menginfeksi kelenjar air mata sehingga
fungsi sekresi juga terganggu menyebabkan hipersekresi. Pada konjungtivitis
ditemukan lakrimasi, apabila pengeluaran cairan berlebihan akan meningkatkan
tekanan intra okuler yang lama kelamaan menyebabkan saluran air mata atau kanal
schlemm tersumbat. Aliran air mata yang terganggu akan menyebabkan iskemia syaraf
optik dan terjadi ulkus kornea yang dapat menyebabkan kebutaan. Kelainan lapang
pandang yang disebabkan kurangnya aliran air mata sehingga pandangan menjadi
kabur dan rasa pusing.
5.Manifestasi Klinik
Tanda-tanda konjungtivitis, yakni:
1) Konjungtiva berwarna merah (hiperemi) dan membengkak
2) Kelopak mata bagian atas nampak menggelantung (pseudoptosis) seolah
akan menutup akibat pembengkakan konjungtiva dan peradangan sel-sel
konjungtiva bagian atas.
3) Pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnya sebagai reaksi
nonspesifik peradangan.
4) Pembengkakan kelenjar (folikel) di konjungtiva dan sekitarnya.
5) Terbentuknya membran oleh proses koagulasi fibrin (komponen protein).
6) Dijumpai sekret dengan berbagai bentuk (kental hingga bernanah)
Gejala
Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan
kotoran. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna
putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih. Kelopak
mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena alergi
(Anonim, 2004).
Gejala lainnya adalah:
1) Mata berair
2) Mata terasa nyeri
3) Mata terasa gatal
4) Pandangan kabur
6.Komplikasi
Penyakit radang mata yang tidak segera ditangani/diobati bisa menyebabkan
kerusakan pada mata/gangguan pada mata dan menimbulkan komplikasi. Beberapa
komplikasi dari konjungtivitis yangtidak tertangani diantaranya:
1) Glaukoma
2) Katarak
3) Ablasi retina
4) Komplikasi pada konjungtivitis purulenta seringnya berupa ulkus kornea
5) Komplikasi pada konjungtivitis membranasea dan pseudomembranasea
adalah bila sembuh akan meninggalkan jaringan parut yang tebal di kornea
yang dapat mengganggu penglihatan, lama- kelamaanorang bisa menjadi
buta
6) Komplikasi konjungtivitis vernal adalah pembentukan jaringan sikratik dapat
mengganggu penglihatan
7.Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan secara langsung dari kerokan atau getah mata setelah bahan
tersebut dibuat sediaan yang dicat dengan pengecatan gram atau giemsa dapat
dijumpai sel-sel radang polimorfonuklear. Pada konjungtivitis yang disebabkan alergi
pada pengecatan dengan giemsa akan didapatkan sel-sel eosinofil.
2.Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan peradangan ditandai dengan rasa panas pada
mata
2) Gangguan rasa nyaman yang berhubungan dengan edema dan iritasi
konjungtiva ditandai dengan peningkatan eksudasi, fotofobia lakrimasi dan
rasa nyeri.
3) Gangguan sensori perseptual berhubungan dengan ulkus kornea yang
ditandai dengan adanya sekret purulen.
4) Gangguan konsep diri (body image menurun) berhubungan dengan
adanya perubahan pada kelopak mata (bengkak /edema)
5) Resiko tinggi penularan penyakit pada mata yang lain atau pada orang
lain yang berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan klien tentang
penyakit.
6) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
kondisi prognosis dan pengobatan proses penyakit
3.Perencanaan Keperawatan
Buku ajar Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan sistem hematologi.
Jakarta:Salemba Medika wolff K, goldsmith LA , katz SI, Gilchrest BA , Paller AS, David J.
Leffel Dj editors.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI PADA
Tn.”G” DI RUANGAN KEPERAWATAN VII (TULIP) RUMAH SAKIT SYEKH
YUSUF GOWA SELAWESI SELATAN
Oleh :
NAMA : STEVANUS NGONGO
NIM : 2116007
CI INSTITUSI CI LAHAN
A. PENGKAJIAN
1. Biodata Pasien
Nama : Tn”G”
Jenis kelamin : laki-laki
Usia : 61 tahun
Pendidikan : Smp
Tgl Pengkajian : 30 januari 2018
Suku : Makassar
Pekeerjaan : Petani
NO.RM : 419431
Tgl Masuk : 27 januari 2018
2. Kondisi Saat ini
1.Keluhan Utama : Berak-berak,Batuk
2.Manifestasi Klinis
(√) Demam ( ) Kelelahan () perdarahan () dan lainnya:
Jelaskan : Pasien mengatakan demam,dan berak-berak serta
batuk,dan kurang nafsu makan
3. Riwayat Penyakit dahullu
Jantunng,Diabetes Militus
4. Riwayat Pembedahan () ya :….tgl/bln/tahun :...(√) tidak
5. Alergi : (√) ya,telur ,bakso,indo mie
6. Pengobatan (√) ya, sebutkan, Pasien mengatakan mengonsumsi obat
CTM yang diberikan oleh perawat puskesmas
7. Kebiasaan makan : Kebiasaan Makan tidak teratur
8. Riwaya Sosial
a. Bagaimana kondisi Lingkungan Kerja atau tempat tinggal : pasien
mengatakan cukup baik
b. Apakah ada bintang atau tanaman pemeliharaan : Pasien mengatakn
memelihara Ayam,bebek dan bunga.
c. Apakah klien memiliki cukup energi untuk kegiatan sehari-hari dan
aktivitas kerja? : pesien mengatakan cukup kerena dia adalah tulang
punggung keluarga
d. Apakah klien mengalami kelelahan dan gangguan pernapasan,atau
gejala lain mengganggu aktivitas sehar-hari? :pesien mengatakan lelah
dan sesak karena dia menjual buah buahan memakai sepeda
e. .Apakah berdampak juga pada kondisi Ekonomi dan pertimbangan
ekonomi yang lain,asuransi: iya,karena Tn.G,mengatakan mata
pencahariannya .
f. Riwayat meroko : (√) ya , 6 batang/hari,jenis Gudang garam : (√) tidak
61 49
23 18 14 12
KETERANGAN:
Laki-laki laki-laki meningal
Perempuan perempuan M
Pasien garis kawin
serumah
garis keturunan
g. Saluran cerna
1) Bentuk abdomen : (√ ) simetris ( ) asimetris
2) Ada massa/ jejas : ( ) ada (√ ) tidak
3) Perkusi abdomen : ( ) pekak ( ) timpani ( ) hipertimpani
4) peristialtik usus : - kali/ hari
5) keluhan :
h. Sistem perkemihan
1) palpasi : ( ) distensi abdomen ( -) nyeri tekan
2) frekunsih berkemih : 3 kali/hari
3) Warna: kuning peka
4) Bau : iya
5) Jumlah : 2 kali /hari
6) keluhan : pasien mengatakan nyeri pada saat kincing
i. Sistem musculoskeletal
1) Bentuk tubuh : ( ) tegap ( ) lordosis ( ) skoliosis (√ ) kifosis
2) ROM :
5 5
5 5
3) keluhan : pasien mengatakian pada saat duduk terasa sakit
j. Sistem saraf
1) pengkajian Nervus
Nervus 1( Olfaktorius) : pasien mampu membedakan bau kopi
dan bau teh
Nervus II ( Optikus ) : pasien tidak mampu melihat dengan jelas
4/3
Nervus III,IV,VI( Okulomotor, Troklearis, dan Abdusen )
Nervus V( Trigeminalis )
Nervus VII (Fasial)
Nervus VIII (Akustikus) : pasien mampu mengerakan otot
wajahnya saat disuruh mengunyahklan makanan
Nervus IX,X (Glosofaring dan Vagus)
Nervus XI (Aksesorius spinal)
Nervus XII ( Hipoglosal)
2) Keluhan : pasien mengatakan sering mual dan pusing,serta
susah untuk melihat benda- benda yang jauh
( √) Sakit kepala :
( ) lambung : tidak ada
( ) penurunan sensasi : tidak ada
( ) Sinkope : tidak ada
Mukosa mulut
Nampak kering Overaktiv RES,produksi
lemah
Penghancuran SDM
Pertahanan sekunder tidak
adekuat
Penurunan kadar Hb
-
Penurunan jumlah eritrosit
Efek Gl
Gangguan penyerapan
nutrisi dan defesiensi folat
Glositosis berat (lidah
meradang,diare,kehilangan
nafsu makan
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Berat mi
mulut dalam
Nampak batas
kering normal
Pasien
Nampak
lemah
2 Ketidak Setelah 1. Kaji intek dan 1. Untuk
seimbangan dilakukan autput mengetahu
nutrisi kurang dari tindakan 2. Pantau adanya i adannya
kebutuhan tubug keperawatan tanda-tanda tanda
b/d intake yang selama 3 x/ 24 dehidrasi berat dehidrasi
kurang dan jam dengan 3. Observasi TTV 2. Untuk
anoreksia indicator (1) 4. Anjurkan untuk mencegah
Ditandai dengan: sangat banyak minum terjadinya
DS: menyimpang air syok
1.Pasien dari rentang 5. Kolaborasi 3. Untuk
mengatkan normal,(2) dengan ahligizi menentuka
pusing dan lema banyak n tindakan
2.Pasien menyimpang selanjutnta
mengatakan dari rentang 4. Untuk
nafsu makan normal,(3) cukup mencegah
berkurang menyimpang terjadinya
4. pasien dari rentang dehidrasi
mengatkan berak normal,(4) 5. Untuk
4 x/hari sedikit memperce
DO: menyimpang pat
1. Pasien dari rentang penyembu
Nampak normal,(5) tidak han pasien
lemah menyimpang
2. Mukosa dari rentang
mulut normal
pasien Dengan kriteria
Nampak hasil
kering 1. Pasien
3. TTV: tidak
TD : lemas
110/80 2. Satus
mmHg nutrisi
N : 77 pasien
x/mnt tidak
S : 36,4 o menyimp
P : 28 x/i ang dari
normal
3. Tidak ada
tanda-
tanda
dehidrasi
berat
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
SOAP
S:
1. pasien mengatakan masih
terasa lemah
2. pasien mengatakan hanya
mampu minum air 2 gelas /
hari
O:
1. tampak pasien lemah
2. TTV
- TD : 110/80 mmHg
- N : 77 x/ i
- P : 24 x/i
- S : 36,4 c
A : masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Obsevasi TTV
- Kaji intake dan output
- Anjurkan pasien untuk
mengonsumsi air + 7/
hari
- Pantau andanya
sotamatitis
- Kolaborasi
2. Kamis 09.00 2 1.mengkaji intake dan output
01/02/2018 H/: pasien minum air 2 gelas
/ hari,dan defekasi urin 3x /
09.10 2 hari
2.memantau adanyya tanda-
tanda dehidrasi
12.00 2 H/: Nampak stomatitis
3. Mengobservasi TTV
- H/: TD : 110/80 mmHg
- N : 77 x/ i
- P : 24 x/i
12.10 2 - S : 36,4 c
4. Menganjurkan pasien untuk
minum air + 7 / hari
H/: pasien mampu minum air
12.20 2 3 gelas/ hari
5. Penatalaksanaan
H/:
- Infuse RL 28 x/i
- Operazole 20
mg 2x1
- Natrium
- Dicloferak 25
mg 2x1
-
SOAP
S:
1. Pasien mengatakan
mampu menghabiskan 3
gelas air/hari
2. Pasien mengatakan
badanya terasa lemah
O:
1. Pasien Nampak lemah
2. Mukosa mulut pasien
Nampak kering
3. Klien tampak pucat
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Kaji intek dan autput
2. Pantau adanya tanda-
tanda dehidrasi berat
3. Observasi TTV
4. Anjurkan untuk banyak
minum air
5. Kolaborasi dengan ahligizi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
SOAP
S:
1. pasien mengatakan badanya
sudah tidak lemah lagi
2. pasien mengatakan hanya
mampu minum air 5 gelas / hari
3. O:
1. pasien Nampak
bersemangat
2. mukosa mulut pasien
mampak lembab
3. TTV
- TD : 110/80 mmHg
- N : 80x/ i
- P : 24 x/i
- S : 37 c
A : masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
- Obsevasi TTV
- Kaji intake dan output
- Anjurkan pasien untuk
mengonsumsi air + 7/ hari
- Pantau andanya
sotamatitis,dan kolaborasi