Anda di halaman 1dari 2

UMI HANIK PUJIASTUTI

M0615044
S1 FARMASI

MASYARAKAT MADANI

A. Pengertian dan Sejarah Masyarakat Madani


Secara harfiah, masyarakat : sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu
kebudayaan yang mereka anggap sama. Madani berasal dari kata Madinatun yang berarti kota atau
perkotaan yang menjunjung tinggi nilai, norma dan hukum yang ditopang oleh penguasaan ilmu
dan teknologi peradaban. Sehingga dapat ditarik kesimpulan, bahwa masyarakat madani adalah
kelompok atau tatanan masyarakat yang berdiri secara mandiri dihadapan penguasa dan negara
memiliki ruang publik dalam mengemukakan pendapat, serta adanya lembaga yang mandiri yang
dapat menyalurkan aspirasi dan ruang publik.

B. Tujuan Masyarakat Madani


Masyarakat madani lebih mengacu pada konsep masyarakat, untuk membentuk masyarakat
yang ideal, masyarakat yang toleran, dan masyarakat yang moderat. Konsep masyarakat madani
sudah ditelaah didalam Al-Quran yaitu umat yang terbaik (Khairah ummah), masyarakat yang
seimbang (Ummatan wasathan) dan masyarakat moderat (Ummah muqtashidah).

C. Karakteristik Masyarakat Madani


- Diakui semangat pluralisme. Artinya, pluralitas telah menjadi sebuah keniscayaan yang
tidak dapat dielakkan, sehingga mau tidak mau pluralitas sudah menjadi suatu kaidah
yang abadi.
- Tingginya sikap toleransi, baik terhadap saudara seagama, maupun yang berbeda
agama.
- Tegaknya prinsip demokrasi. Makna demokrasi ini adalah bukan sekedar kebebasan
dan persaingan akan tetapi kebersamaan dalam membangun dan memperjuangkan
perikehidupan masyarakat yang semakin sejahtera.

D. Piagam Madinah dan Potret Kerukunan Antarumat Beragama

Perjuangan dakwah Islam yang dilakukan Rasulullah sangat panjang, entah dakwah secara
sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Pada akhirnya Allah mengutus Nabi
Muhammad Saw untuk dakwah secara terang-terangan. Meskipun Rasulullah selalu
menerima cercaan caci maki dari kaum Quraisy namun Beliau tidak pernah marah dan
berhenti untuk berdakwah. Suatu saat Rasulullah hijrah ke Kota Yatsrib atau yang sekarang
kita kenal sebagai Madinah. Di Kota Yatsrib, Nabi telah mendapatkan pencapaian
keberhasilan yang luar biasa. Inilah yang menjadikan Madinah sebagai potret kehidupan
bermasyarakat yang ideal untuk dijadikan panutan. Diantara bukti yang meneladani kaum
muslimin untuk bisa hidup bermasyarakat yang madani adalah dengan melihat kronologi
dan rangkaian dakwah yang dilakukan Rasulullah saat di Madinah. Setiba di Madinah
beliau langsung membangun sebuah masjid. Masjid yang dibangun ini tidak hanya
berfungsi sebagai tempat melaksanakan ibadah sholat lima waktu, namun masjid ini juga
digunakan sebagai tempat untuk menyampaikan ajaran Islam dan sebagai tempat
pertemuan para kabilah untuk membicarakan berbagai urusan serta menjadi parlemen
UMI HANIK PUJIASTUTI
M0615044
S1 FARMASI
untuk melakukan musyawarah. Selain itu masjid ini juga berfungsi sebagai tempat para
kaum Muhajirin yang pada waktu itu tidak memiliki harta, tempat tinggal, bahkan keluarga.
Setelah Nabi membangun masjid langkah selanjutnya yang dilakukan Rasulullah
adalah mempersatukan kaum Muhajirin dan kaum Anshar sehingga tidak ada perbedaan
antara ras, suku, budaya, namun disini adalah satu ikatan yaitu ikatan akidah Islam. Selain
mempersatukan kaum muslimin dari wilayah yang berbeda Rasulullah juga mengadakan
perjanjian persekutuan Islami kepada orang-orang yang pernah tersakiti dan kabilah-
kabilah yang berseteru pada masa jahiliyah. Perjanjian ini mewujudkan Islam yang
sempurna.
Tidak cukup sampai disitu Rasulullah juga meletakan pilar-pilar persatuan dan
persaudaraan sesame muslim dan langkah berikutnya mengadakan perjanjian dengan
masyarakat Madinah yang non-muslim. Rasulullah meletakan prinsip toleransi dibawah
satu peraturan yang melindungi dan mengayomi.
Setelah Piagam Madinah ditetapkan, masing-masing penduduk Madinah diberi
kebebasan untuk meyakini dan mengamalkan ajaran agamanya masing-masing. Kaum
Yahudi dan umat Islam hidup berdampingan dibawah kepemimpinan Rasulullah.
Begitulah Rasulullah Saw. ketika mengatur umatnya. Tidak hanya mengayomi penduduk
muslim namun juga mengatur sebisa mungkin dapat hidup berdampingan dengan
nonmuslim sehingga bisa hidup rukun dan tenteram. Hal inilah cermin masyarakat yang
ideal dan bias dijadikan teladan.

E. Masyarakat Madani di Indonesia: Paradigma dan Praktik

Gagasan masyarakat Madani di Indonesia mulai tampak menjelang tumbangnya rezim


Orde Baru. Namun terkadang dalam mencapai masyarakat yang madani di Indonesia
mengalami hambatan disebabkan idealism negara menjadi kecenderungan yang dominan.
Kecenderungan negara yang idealistik dan integralistik ini dapat memarginalkan peranan
agama. Marginalisasi agama berarti pengeringan sumber-sumber nilai agama.

F. Strategi Membangun Masyarakat Madani di Indonesia

Upaya membangun masyarakat madani adalah buah dari kegagalan demokratisasi yang
berjalan di Indonesia. Untuk itu muncul berbagai agenda pemberdayaan masyarakat. Ada tiga
cara pemberdayaan msayarakat agar dapat mencapai masyarakat yang madani di Indonesia
yaitu :
1. Memperluas golongan menengah melalui pembangunan ekonomi yang lebih terarah.
2. Memberdayakan sistem politik dengan menciptakan kerangka kelembagaan yang lebih
kondusif terhadap demokratisasi
3. Dengan upaya-upaya penyadaran dan pendidikan politik, tidak hanya di lapisan menengah
ke bawah tetapi dikalangan elit politik.

Dalam kerangka masyarakat madani, persatuan dan kesatuan umat lah yang dipandang
penting dan menjadi strategi untuk mencapai masyarakat madani. Jika persatuan dan kesatuan
dapat dicapai maka perbedaan apapun akan terkikis, dan bisa mewujudkan masyrakat yang
madani di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai