Disusun oleh:
Kelompok 2
Dinda Septianingrum J3H818101
Fitria Handayani J3H818087
Luthfiyyah Adji P J3H818116
Muhammad Wahyu Firmansyah J3H918156
Umar Suhantoro J3H818111
1.2.Tujuan
Mengetahui pengaruh perendaman obat terhadap ikan dan mengetahui
tingkat keamanan obat.
II. METODOLOGI
2.1.Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 10 September 2019,
pada pukul 13.00 WIB hingga selesai. Praktikum ini bertempat di LAB Biologi
IPB Sukabumi
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah toples kaca, batang
pengaduk, timbangan, penggaris, dan stopwatch dan bahan-bahan yang digunakan
adalah obat kimia PK, ikan mas dan ikan lele.
2.3.Prosedur Praktikum
2.3.1. Pembuatan laritan stok
Alat dan bahan disiapkan, sediakan air sebanyak 1 liter dan PK sebanyak 0,2 g. lalu
masukan larutan stok untuk dosis ikan lele yaitu 2ppm sebanyak 100 ml dan dosis 4 ppm
sebanyak 200 ml, untuk dosis ikan mas yaitu 4 ppm diberi larutan stok sebanyak 200 ml
dan dosis 8 ppm sebanyak 400 ml. setelah itu diberi air pada masing masing toples
sampai 1 liter, contohnya jika larutan stok diberi 100 ml maka air yang ditambahkan 900
ml. kemudian aduk dengan batang pengaduk sampai tercampur.
2.3.2. Perendaman
Ikan mas dan lele berukan 5-7 cm disiapkan masing masing 10 ekor, lalu ikan
lele dimasukan sebanyak lima ekor ke masing-masing toples berisi dosis 2 ppm
dan 4 ppm, kemudian ikan mas dimasukan sebanyak 5 ekor pada masing-masing
toples berisi dosis 4 ppm dan 8 ppm, lalu amati tingkah laku ( cara berenang,
bukaan mulut dan insang, arah berenang dan keagresifan) selama 60 menit.
III. PEMBAHASAN
3.1.Hasil
Berikut ini merupakan tabel hasil pengamatan pada tingkah laku ikan mas
dan lele selama perendaman dengan PK.
Dosis
Menit ke- Jenis ikan
1x 2x
Berenang cenderung Berenang lebih cepat dasi
normal, berenang ke arah dosis 1 x, gerak mulut dan
Mas
dasar, gerakan mulut dan operculum masih normal
operculum normal
3 Berenang cepat, Berenang cepat dan tubuh
berenang ke dasar, dimiringkan, berenang
Lele pergerakan mulut dan kearah dasar, pergerakan
operculum cepat, mulut dan operculum
cepat
Berenang ke arah Berenang ke arah
permukaan, cara permukaan, cara benerang
Mas berenang normal, gerak agak cepat, gerak mulut
mulut dan operculum dan operculum cepat
mulai cepat
10
Cara berenang mulai Diam di dasar, gerak
lambat,berenang masih mulut dan operculum 34
Lele ke arah dasar gerak kali/ 15 detik, badan
mulut dan operculum miring saat berenang
melambat
Berenang di permukaan, Berenang cepat, sedikit
gerak renang normal, agresif, gerak mulut
Mas
gerak mulut dan
cepat,tetapi gerak
operculum normal operculum normal
17
Badan miring saat
Satu ekor mati, berenang
berenang, berenang ke normal, agresif, gerak
Lele
permukaan, gerakan
mulut dan operculum
normal normal
Mengeluarkan banyak
Mengeluarkan banyak
feses, gerak mulut dan fese, gerak berenang
Mas operculum cenderungnormal, gerak mulut dan
cepat operculum cepat, satu
35 ekor mati.
Berenang cepat, kearah Berenang terbalik, mulai
Lele dasar, gerak mulut agresif, tetapi gerak mulut
normal normal
Berdasarkan pengamatan, tingkah laku ikan mas dan lele selama
perendeman cenderung berubah ubah setiap menitnya. Terdapat satu ekor ikan
mas mati dari lima ikan mas pada toples dosis 2x PK, dan dari 4 ekor ikan lele
pada 2 x dosis PK terdapat satu yang mati. Ikan yang mati tersebut mengeluarkan
banyak lendir.
Berikut ini merupakan hasil dari pengamatan perubahan morfologi pada
ikan mas dan lele setelah dilakukan perendaman selama 60 menit dengan PK.
Tabel 2. Perubahan morfologi luar dan organ dalam hasil nekropsi pada ikan
yang mati sesudah perendaman dengan obat PK
Perubahan
Jenis ikan Dosis Gambar/foto
Morfologi
Mas
Organ luar
2x
Lele
Mas
2x Organ dalam
Lele
3.2.Pembahasan
Larutan Kalium Permanganat (KMnO4) adalah oksidator kuat yang dapat
mengoksidasi etilen yang berada pada lingkungan buah dalam penyimpanan. Kalium
permanganat tersedia dalam bentu serbuk ataupun larutan berwarna violet. Kalium
permanganate merupakan alkali austik yang akan terdisosiasi dalam air membentuk ion
permanganat (MnO4-). Bersamaan dengan terbentukmya molekul oksigen elemental,
karena itu bahan ini bersifat osidator. Metode pemberian kalium permanganat dapat
melalui perendaman. Pada penggunaan kalium permanganat dalam jumlah dosis
berlebih dapat menimbulkan efek samping bilaalkalin bersifa sedikit asam akan
membentuk endapan mangan oksida yang mampu menimbukan kerusakan pada ikan.
Kalium permanganat dapat membunuh beberapa cendawan seperti Saprolegnia, Achlya,
dan beberapa pathogen lain seperti Dactyrogyrus, Gyrodactylus, Arqulus.
Methylene blue adalah sintetik obat pertama yang sepenuhnya digunakan
dalam pengobatan, obat yang sering digunakan untuk penyakt jamur, pathogen
protozoa dan mikroorganise lainnya. Dalam kondis fisiologis mb adalah kation
biruyang mengalami siklus redoks katalitik. Dosis pelarutan yang tepat adalah 5 gram
per 100 liter air, anda dapat menyesuaikan dengan volume air yang digunakan. Pada
penggunaan kalium permanganat dalam jumlah dosis berlebih dapat menimbulkan efek
samping jika penggunaan dosis berlebih akan menimbulkan kemtian pada ikan. Metode
perendaman yang dapat dilakukan dengan cara perendaman. pemberian methylene blue
untuk mengobati ikan dari patogen seperti white spot, Aeromonas hydrosphila .
Melacite green merupakan desinfektan yaitu suatu xat yang dapat menghambat
tumbuhnya jamur ataupun mikroorganisme pengganggulainnnya. Bahan ini merupakan
bahan yang biasa digunakan untuk mengobati berbagai penyakit dan parasite golongan
protozoa. Pathogen yang menyerang biasanya cendawan seperti Saprolegnia, Achlya.
Efek samping dalam pengobatan ikan menggunaan melacite green adalah larutan ini
dapat melekat pada apa saja, dapat menimbulkan akibat buruk pada filter biologi dan
berbahaya apabila terhirup oleh manusia.
Garam berfungsi menyeleksi mikroorganisme yang menghasilkan enzim
proteolitik. Enzim proteolitik yang dihasilkan oleh bakteri halofilik akan memecah
protein menjadi asam amino khususnya asam glutamat yang berperan dalam
pembentukan rasa gurih pada makanan (Estiasih, 2009). Garam memiliki karakteristik
higroskopis yang bearti mudah menyerap air, Natrium Clorida berperan untuk mengatur
cairan antar sel (ekstraseluler) sebagai pengaruh teknanan osmotic pada cairan dan
emnagtur keseimbangan sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Pada kadar
garam yang tinggi dapat berfungsi untuk mematikan penyakit terutama yang diakibatkan
oleh bakteri dan jamur. Jika kadar garam dalam air tinggi akan menimbulan efek samping
kadar garam lebih tinggi dari kadar garam darah, air akan keluar dari dalam tubuh
ikandan garam akan masuk kedalam darahakibatnya ikan akan terdehidrasi lalu ikan
akhirnya akan mati.
Formalin adalah larutan formaldehid. Formaldehid yang terkandung dalam
formalin dapat digunakan sebagai desinfektan. Formaldehid dapat mematikan jaringan
dengan cara mendenaturasi protein sehingga jaringan kehilangan fungsi biologisnya.
Penggunaan formalin harus berhati hati karena dalam knsentrasi tinggi dapat
membahayakan bagi hewan, manusia, dan lingkungan. Efek samping pada kandungan
formalin dan dalam dosis yang berlebih akan membahayakan ikan bahkan ikan dapat
mengalami kematian. Metode pemberian formalin dengan cara perendaman (dipping)
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum ini adalah lama perendaman obat dapat
mempengaruhi keefektifan obat tersebut dan dapat mengubah obat tersebut
menjadi toksik sehingga ikan mati. Tingkat keamanan obat dapat dilihat dari
dosis. Penggunaan dosis sangat mempengaruhi kinerja obat terhadap tubuh ikan.
Sehingga, dibutuhkan dosis yan sesuai untuk setiap ikan yang berbeda agar obet
dapat bekerja dengan optimal dan tidak berbahaya bagi ikan.
5.6. Saran
Akan lebih baik jika penggunaan ikan pada praktikum menggunakan ikan sakit
yang berukuran yang lebih besar sehingga kerja obat dapat dilihat secara lebih spesifik
pada penyakit tertentu dengan dosis berbeda.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Desniar, Poernomo, D dan Wijatur, W. 2009. Pengaruh Konsentrasi Garam pada Peda
ikan Kembung (Rastrelliger sp.) dengan Fermentasi Spontan. [Jurnal Pengolahan
Hasil Perikanan indonesia Vol XII Nomor 1 Tahun 2009]. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan,Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor
Suwarsito dan Mustafidah, H. 2011. Diagnosa Penyakit Ikan Menggunakan Sistem Pakar
(Diagnozing Fish Disease Using Expert System). Purwokerto (ID) : Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
Usman R. 2007. Parasit pada penyakit ikan. fakultas periknan dan ilmu kelautan. Padang
(ID) : Universitas Bung Hatta
VII. LAMPIRAN
Gambar 1 Perendaman ikan mas dengan dosis 4 ppm Gambar 2Perendaman ikan mas dengan dosis 8
ppm
Gambar 3 Perendaman ikan lele dosis 4 ppm Gambar 4 perendaman ikan lele dosis 4 ppm