Anda di halaman 1dari 4

A.

Pengertian Implementasi Kebijakan Pendidikan

Secara etimologis kata implementasi jika dirujuk dari Kamus Webster, yakni to implement
(mengimplementasikan) berarti melaksanakan sesuatu). Begitu juga implementasi kebijakan merupakan
tahapan bersifat praktis berbeda dengan formulasi rumusan masalah atau perumusan kebijakan sebagai
tahapan yang bersifat teoretis (Muhammad Jumhadi dan Warijo, 2008). Berkaitan dengan definisi
implementasi kebijakan, bisa merujuk pendapat para ahli, diantaranya Anderson (2006) mengemukakan
bahwa policy implementation is the application by government`s administrative machinery to the
problems. Pelaksanaan kebijakan oleh pemerintah, biasanya sebagai proses politik dan administratif
dimulai bila tujuan, sasaran sudah ditetapkan, program kegiatan telah disepakati dan dana sudah siap
serta disalurkan untuk mencapai tujuan dan sasaran (Grindle, 1980). Jika pemahaman ini sinkronkan
dengan lokus dan fokus (perubahan), maka kebijakan yang diterapkan sejalan dengan pandangan Van
Meter and Van Horn dalam Parsons (1995) dan Wibawa (1994) bahwa implementasi kebijakan sebagai
tindakan yang dilakukan organisasi pemerintah maupun swasta, baik secara individu maupun kelompok
untuk mencapa tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan.

Dalam perspektif lain, Solichin Mujianto (2015:151) menyatakan implementasi kebijakan sebagai proses
panjang penyelesaian masalah, bagaimana para pelaku kebijakan menjalankan keputusan kebijakan.
Dimana keseluruhan tindakan pemangku kepentingan (stakeholder) diarahkan pada pencapaian tujuan
kebijakan. Hal senada dijelaskan implementasi kebijakan merupakan cara yang dilaksanakan agar
sebuah kebijakan organisasi dapat mencapai tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan dengan cara
langsung menerapkannya dalam bentuk program kegiatan atau melalui formulasi kebijakan derivat
(turunan) dari kebijakan itu sendiri sebagai kebijakan penjelas atau sering disebut dengan peraturan
pelaksanaan (Riant Nugroho, 2009). Proses mencapai tujuan itu dilakukan dengan serangkaian
aktivitas program dan keputusan kebijakan yangmemudahkan terwujud kedalam praktik organisasi (Put
dan Sprinnger. 1989).Implementasi kebijakan terdiri dari berbagai aspek antara lain: 1) idealized policy;
pola interaksi digagas oleh para perumus kebijakan, tujuannya untuk mendorong, mempengaruhi dan
merangsang target group untuk melaksanakannya, 2) target groups; Bagian dari kebijakan pihak terkait
(policy stakeholders) diharapkan dapat mengadopsi pola interaksi oleh perumus kebijakan. Karena
kelompok ini menjadi sasaran dari implementasikebijakan, diharapkan dapat menyesuaikan pola perilaku
dengan kebijakan yang telah dirumuskan, 3) implementing organization; badan pelaksana kebijakan yang
bertanggungjawab dalam implementasi kebijakan dan environmental factors; unsur-unsure yang
berada di dalam lingkungan sekitarntya turut serta mempengaruhi implementasi kebijakan seperti aspek
tradisi budaya, realitas sosial, stabilitas ekonomi dan politik (Smith 1973; Islamy, 2003; Riadi,
2018).

Dalam konteks pendidikan implementasi kebijakan merupakan proses yang tidak hanya menyangkut
perilaku-perilaku badan pengelola yang bertanggung jawab dalam melaksanakan program kegiatan dan
menimbulkan kesadasaran dan ketaatan kepada kelompok sasaran, melainkan juga menyangkut faktor-
faktor hukum, politik, ekonomi, sosial yang secara langsung ataupun tidak langsung berpengaruh
terhadap perilaku dari berbagai pihak yangterlibat dalam program pendidikan Hasbullah (2015:92).
Implementasi kebijakan pendidikan merupakan usaha atau pengupayaan agar rumusan kebijakan
pendidikan bisa dilaksanakan dalam praktik, sebabsebaik apapun rumusan kebijakan pendidikan, jika
tidak di implementasikan, tidak akan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sebaliknya sesederhana
apapun rumusan kebijakanpendidikan itu, jika sudah diimplementasikan, akan lebih berguna apapun dan
seberapa pun hasilnya. Tachjan (2006:25) juga mendefenisikan implementasi kebijakan memiliki
pemahaman yakni top-down, maksudnya menurunkan atau menafsirkan alternatif-alternatif yang masih
abstrak (makro) menjadi alternatif yang bersifat konkrit (mikro).Proses implementasi kebijakan
pendidikan merupakan sesuatu yang penting (urgen), bahkan dipandang jauh lebih penting dari
pembuatan kebijakan pendidikan,karena implementasi menjadi jembatan penghubung perumusan
kebijakan dengan hasil (outcome) kebijakan yang diharapkan. Anderson (2006) menjelaskan ada 4
komponen dalam implementasi kebijakan pendidikan, 1)siapa yang mengimplementasikan kebijakan
pendidikan itu, 2) proses administrasi, 3) kepatuhan yang diharapkan, 4) dampak pelaksanaan kebijakan
pendidikan itu (Abdul Wahab, Solichin;2004). Hal senada, dijelaskan ada dua hal menjadi fokus
implementasi kebijakan pendidikan, yakni kepatuhan (compliance) para pelaksana terhadap prosedur
dan standar operasional yangsudah disepkati, dan apa yang terjadi (what’s happening)? Menyangkut
proses implementasi itu dikerjakan, apa hambatan dan apakah sudah berhasil. (Ripley and
Franklin,1986).

Dari uraian di atas, dapat disintesiskan, implementasi kebijakan pendidikan suatu proses penyelesaian
masalah pendidikan untuk mewujudkan policy goal dengan melewati suatu proses (delivery
mechanism) yang sesuai dengan prosedur dan policy outcomes (menikmati hasil kebijakan) yang dapat
dinikmati bagi seluruh stakeholder pendidikan, untuk meningkatkan kepatuhan dan ketertiban
administrasi.

Implementasi kebijakan pendidikan merupkan kegiatan.yang penting setelah suatu kebijakan


dirumuskan. Tanpa suatu implementasi maka kebijakan pendidikan yang telah dirumuskan akan
mubazir alias sia-sia. Oleh karena itu, implementasi kebijakan pendidikan mempunyai peran dan
kedudukan yang sangat strategis (penting) dalam kebijakan publik pada umumnya (Iwan Satibi,
2010;25)

B. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Implementasi

Kebijakan Pendidikan Kebijakan yang telah dibuat harus diimplementasikan dan hasilnya sedapat
mungkin sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pembuat kebijakan. Tujuan implementasi kebijakan
diformulasi ke dalam program aksi yang dirancang dan dibiayai. Program dilaksanakan sesuai dengan
rencana.

Implementasi kebijakan pendidikan agar dapat mencapai tujuan dengan baik, maka diperhatikan isi
kebijakan (content of policy) dan konteks implementasi (context of implementation). (Nakamura dan
Smallwood, 1980). Adapun isi kebijakan mencakup;

1) kepentingan yang terpengaruh oleh kebijakan (interest affected),


2) berbagai tipe manfaat yang akan dihasilkan (type of benefit),

3) derajat perubahan yang diinginkan (extend of change envison),

4) kedudukan pembuat kebijakan (site of decision making),

5) pelaksana program yang harus didukung pelaksana yang kompeten (program implementor) dan

6) sumber daya yang bisa dikerahkan unuk melaksanakan kebijakan/ resources commited (Merilee
S.Grindle.1980). Sedangkan konteks implementasi, terdiri dari;

i) kekuasaan, kepentingan dan strategi dari para aktor yang terlibat (power, and strategy of actor
involved),

ii) karakteristik lembaga dan rezim yang sedang berkuasa sebagai lingkungan implementasi kebijakan
dijalankan (institution an regime charahteristic),

iii) tingkat kepatuhan dan respon pelaksana menanggapiimplementasi kebijakan (compliance and
responsiveness) (Muchlisin Riadi, 2016).

C. Monitoring Evaluasi Kebijakan Pendidikan Monitoring merupakan prosedur kebijakan pendidikan


yang digunakan dalam rangka menghasilkan informasitentang sebab akibat dari kebijakan-kebijakan yang
dapat menggambarkan hubungan sebab akibat antara pelaksanaan programdankebijakan serta
outcomenya dengan sumber daya utamanya adalah pengetahuantentang pelaksanaan kebijakan.

Monitoring dilakukan oleh pimpinan untuk melihat, memantau jalan organisasi selama kegiatan
berlangsung. Sekaligus mengukur, menilai ketercapaian tujuan, mencermati faktor pendukung dan
penghambat pelaksanaan program kebijakan pendidikan. Dalam monitoring (pemantauan) dikumpulkan
data dan dianalisis. Hasil analisis diinterpretasikan dan dimaknakan sebagai masukan oleh pimpinan
sebagai bahan atau data mengadakanperbaikan (Kemendikbud, 2013). Monitoring evaluasi kebijakan
pendidikan berhubungan dengan mendapatkan premis faktual kebijakan, dengan bergerak mundur
dari apa yang diamati saat ini untuk menginterpretasikan apa yang sudahterjadisebelumnya (ex post
facto). Monitoring evaluasi kebijakan dapat berfungsi untuk 1) ketaatan (compliance), menentukan
bentuk tindakan administrator, staf dan semua yang terlibat mengikuti standar operasional prosedur
(SOP) yang sudah ditetapkan, 2) pemeriksaan (auditing), menetapkan apakah sumber danlayanan
pendidikan yang diberikan sudah mencapai target,dan sasaran, 3) laporan (accounting),
menghasilkaninformasi yang dapat membantu mengkalkulasikan hasil perubahan sosial dalam
masyarakat sebagai dampak implementasi kebijakan dalam satu periode waktu tertentu, 4) penjelasan
(explanation, menghasilkan juga informasi yang dapat membantu menjelaskan akibat kebijakan dan
mencari penyebab mengapaantaraperencanaan dan pelaksanaan mengalami ketidakcocokan (Wibawa,
1994; William N. Dunn, 2003). Untuk itu, monitoring perlu dilakukan dengan baik, agar dapat
memastikan pelaksanaan kebijakan pendidikan berada pada jalurnya sesuai dengan pedoman dan
perencanaan program dan dapat memberikan informasi kepada pengelola program, apabila terjadi
hambatan dan penyimpangan serta sebagai masukan dalam melakukan evaluasi. Secara prinsip
monitoring kebijakan dilakukan guna memastikan kesesuaian proses pelaksanaan kebijakan dan
capaiannya sesuai rencana atau tidak. Evaluasi implementasi kebijakan pendidikan menurut Ripley
(1985,144) adalah 1) ditujukan untuk melakukan evaluasi terhadap proses; 2) perspektif kepatuhan; dan
(3) evaluasi aspek-aspke dampak kebijakan yang terjadi dalam jangka pendek.

Dapat disimpulkan bahwa evaluasi implementasi kebijakan memiliki beberapa kegunaan yakni: 1)
menggambarkan realitas yang muncul dengan pola sejauh dapat dilakukan, 2) menjelaskan pola yang
ada dan berbagai pengaruhnya terhadap arah dan hubungan sebab akibat dari berbagai pengaruh
lainnya, 3) melakukan evaluasi terhadap aspek proses implementasi kebijakan pada fase awal program
dilaksanakan dengan mencermati prosedur pencapaia tujuan yang sudah ditetapkan dan membantu
menghadapi perbedaan dari harapan dan tujuan itu.

Evaluasi implementasi kebijakan pendidikan bisa mencapai hasil memuaskan bila atribut yang
diperlukanterpenuhi,antara lain; 1) berbagai studi atau kajian terhadap berbagai macam program atau
kebijakan yang sudah ada sehingga didapatkan informasi yang memadai untuk digunakan sebagai
bahan perbandingan, 2) tersedianya petugas lapangan yang memadai di berbagai lokasi yang menjadi
sasaran kebijakan, 3) sumber informasi yang diwawancarai berasal dari berbagai sumber, 4) wawancara
lebih baik dilakukan dengan sistem terbuka dan tertutup atau kombinasi, 5) pelaksanaan evaluasi
berskala besar, kelompok pengevaluasi sebaiknya tinggal bersama dalam kelompok kecil, sekaligus
mengunjungi sumber informasi, 6) kondisi organisasi pengevaluasi (evaluator) yang baik, dapat
membantu keberhasilan pelaksanaan evaluasi (Ripley,1985).

Anda mungkin juga menyukai