DISUSUN OLEH :
(KELOMPOK 3)
PENDIDIKAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan Rekayasa Ide tentang ‘Menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Potensi
Lokal untuk Masyarakat Desa Perlis’ dengan tepat waktu. Melalui tugas ini saya
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Faber Simorangkir, MS. selaku dosen
pembimbing mata kuliah Pekerjaan Sosial yang telah memberikan pengarahan, motivasi,
serta ilmunya yang sangat berarti untuk saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
tentang Menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Potensi Lokal untuk Masyarakat Desa
Perlis. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam Rekayasa Ide ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan kata-kata yang kurang berkenan, kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Semoga dengan
selesainya tugas kelompok ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan saya
ucapkan terima kasih.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................3
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................................9
BAB V PENUTUP.............................................................................................................11
5.1 Kesimpulan..............................................................................................................11
5.2 Saran........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
menyebabkan kemampuan siswa tidak berkembang secara optimal dan utuh. Evaluasi kinerja
belum ditata dalam suatu sistem akuntabilitas publik, sehingga ouput pendidikan belum
akuntanbel dan belum mencapai kualitas yang di inginkan. Pendidikan menjadi kurang
bermakna dan tidak menjadi bagian dari kehidupan mereka. Proses belajar mengajar yang
menggunakan media pendidikan di sekolah-sekolah masih sangat sulit ditemui. Begitu pula
pengajaran di laboraturium biasanya hanya untuk pelajaran IPA, inipun dengan fasilitas
sangat minim karena pada umumnya peralatan yang dipunyai sekolah banyak yang rusak dan
tak bisa digunakan lagi. Pemakaian komputer di sekolah-sekolah masih jarang dijumpai
karena pada umumnya komputer hanya digunakan sebagai pengenalan pemanfaatan
teknologi moderen. Jumlah buku paket dengan jumlah siswa sangat tidak berimbang. Ini
sangat dirasakan khususnya di daerah yang ekonomi masyarakatnya rendah, di mana masih
kesulitan untuk membeli buku sendiri. Guru belum dibiasakan atau diberi kemampuan untuk
menciptakan alat sederhana yang lebih kontekstual dalam proses pembelajaran.
Hasil rekayasa ide ini diharapkan agar kelompok dapat berperan konstruktif dan
produktif dan ingin memberikan pembelajaran yang dapat membantu perkembangan yang
sangat mendukung perkeonomian mayarakat desa perlis.
4
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
Program pendidikan Life Skill merupakan pendidikan yang dapat memberikan bekal
keterampilan yang praktis, terpakai, terkait dengan kebutuhan pasar kerja, peluang usaha dan
potensi ekonomi atau industri yang ada di masyarakat. Pada masyarakat pesisir pendidikan
kecakapan hidup yang diajarkan adalah berupa cara menangkap ikan yang baik tanpa harus
merusak ekosistem laut.
Ciri program masyarakat pesisir yang dapat menjadi perhatian dalam peningkatan kecakapan
hidup, meliputi:
1. Dalam wilayah dan kepulauan terdapat lebih dari satu sumber daya alam yang dapat
dikelola.
2. Dalam suatu kawasan pesisir biasanya terdapat lebih dari satu kelompok masyarakat
yang memiliki keterampilan atau keahlian dan kesenangan bekerja yang berbeda,
sebagai petani, nelayan, petani tambak, petani rumput laut, pendamping pariwisata,
industri dan kerajinan rumah tangga dan lain-lain yang secara tradisi menekuni suatu
bidang pekerjaan.
3. Pola hubungan/interaksi sosial ekonomi antar lapisan masyarakat.
Pendekatan pola Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education) yang menjadi
bagian dari peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan diharapkan dapat
menjadi salah satu alternatif solusi yang bijak dalam penanganan masyarakat pesisir
dan pulau-pulau terpencil guna mendapatkan kesempatan yang sama dalam
merasakan dunia pendidikan yang mendukung dan mengisi pembangunan.
Pengembangan sistem pada program PKH dilakukan dengan tiga tahapan
pembelajaran untuk satu jenis keterampilan yang dikembangkan,yaitu :
1. Teori Pemberian teori sesuai dengan pengetahuan dan jenis keterampilan yang
dikembangkan dengan penyajian materi pembelajaran yang difokuskan pada
pemenuhan pengetahuan secara akademik baik secara lisan maupun tertulis, sehingga
peserta didik mendapat pemahaman tentang apa yang dipelajari.
2.Pengamatan
5
Pengamatan bertujuan menghantar para peserta didik dalam memahami dan menganalisa
kegiatan keterampilan terkait dengan pengetahuan secara akademik dan secara operasional.
Hal ini dilakukan oleh narasumber/instruktur dalam bentuk simulasi sebelum peserta didik
melakukan uji coba melalui praktek keterampilan.
3. Praktek Keterampilan
Proses analisis data atau penilaian data pada rekayasa ide ini direncanakan akan
melakukan implementasi langsung untuk mulai menerapkan dan mengembangkan
pembelajaran yang berbasis potensi lokal.
6
BAB III
METODE PELAKSANAAN
7
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah akan melakukan penelitian atau
observasi secara langsung ke desa perlis dan melihat apa saja yang sekarang dibutuhkan oleh
masyarakat di sana dan berusaha untuk memenuhinya.
8
BAB IV
PEMBAHASAN
9
3. Mampu memberdayakan potensi karyawan.
4. Meningkatkan hubungan interpersonal.
4.2 Kelemahan Penelitian
10
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada masyarakat pesisir, penggunaan bahasa daerah sudah menjadi kebiasaan utama
sebagai bahasa sehari-hari. Artinya, pelestarian bahasa daerah bukan merupakan sesuatu
yang utama. Bagi masyarakat pesisir, pemanfaatan sumberdaya pesisir bagi kehidupan
adalah kegiatan utama untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Hal ini berarti perlu
pembinaan masyarakat pesisir untuk memahami pemanfaatan berbagai potensi pesisir yang
ada agar optimal secara ekonomi dan lestari untuk keberlanjutan kehidupan.
5.2 Saran
Dalam penulisan ini penulis meminta kritik dan saran bagi pembaca terutama pada
dosen mata kuliah, karena di dalam penulisan laporan ini penulis masih merasa banyak
terdapat kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena saran dan kritik sangat diperlukan untuk
kemajuan penulis dalam menulis laporan rekayasa ide selanjutnya.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://herube.wordpress.com/2010/02/11/kepemimpinan-transformasional-dalam-reformasi/
http://muharamtuhalal.wordpress.com/2011/12/05/kepemimpinan-transformasional/
http://www.majalahpendidikan.com/2011/04/pengertian-kepemimpinan.html
http://jurnal.poltekkes-malang.ac.id/berkas/6d85-Jurnal.pdf
12