Glaukoma Dan OM
Glaukoma Dan OM
Glaukoma Dan OM
FAKTOR PENYEBAB
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Identitas
- Nama
- Alamat
- Jenis kelamin
- Umur, (glaukoma primer terjadi pada individu berumur > 40 tahun)
- Ras, kulit hitam mengalami kebutaan akibat glaukoma paling sedikit 5 kali dari kulit putih
(dewit, 1998)
- Pekerjaan, terutama yang beresiko besar mengalami trauma mata
2. Riwayat kesehatan
- Keluhan utama : Pasien biasanya mengeluh berkurangnya lapang pandang dan mata
menjadi kabur.
- Riwayat kesehatan sekarang : Pasien mengatakan matanya kabur dan sering menabrak,
gangguan saat membaca.
- Riwayat kesehatan dahulu : Kaji adanya masalah mata sebelumnya atau pada saat itu,
riwayat penggunaan antihistamin (menyebabkan dilatasi pupil yang akhirnya dapat
menyebabkan Angle Closume Glaucoma).
- Riwayat trauma (terutama yang mengenai mata), penyakit lain yang sedang diderita
(DM, Arterioscierosis, Miopia tinggi).
- Riwayat kesehatan keluarga : Kaji apakah ada keluarga yang mengalami penyakit
glaukoma sudut terbuka primer.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
https://www.academia.edu/37854485/Askep_glaukoma.docx
(Semua orang bisa mengalami otitis media, namun kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-
anak. Berdasarkan penelitian, kebanyakan kasus otitis media menyerang anak-anak yang
berusia di bawah tiga tahun.) -tambahan
FAKTOR PENYEBAB
“AKUT”
1. Bakteri
Bakteri piogenik merupakan penyebab OMA yang tersering. Tiga jenis bakteri penyebab otitis media
tersering adalah Streptococcus pneumoniae (40%), diikuti oleh Haemophilus influenzae (25-30%)
dan Moraxella catarhalis (10-15%). Kira-kira 5% kasus dijumpai patogen-patogen yang lain seperti
Streptococcus pyogenes (group A betahemolytic), Staphylococcus aureus, dan organisme gram
negatif. Staphylococcus aureus dan organisme gram negatif banyak ditemukan pada anak dan
neonatus yang menjalani rawat inap di rumah sakit. Haemophilus influenzae sering dijumpai pada
anak balita.
2. Virus
Virus juga merupakan penyebab OMA. Virus yang paling sering dijumpai pada anak-anak, yaitu
respiratory syncytial virus (RSV), influenza virus, atau adenovirus (sebanyak 30-40%). Kira-kira 10-
15% dijumpai parainfluenza virus, rhinovirus atau enterovirus. Virus akan membawa dampak buruk
terhadap fungsi tuba Eustachius, menganggu fungsi imun lokal, meningkatkan adhesi bakteri,
menurunkan efisiensi obat antimikroba dengan menganggu mekanisme farmakokinetiknya.
Faktor lainnya :
“KRONIS”
Terjadi OMK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak, jarang dimulai setelah
dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring (adenoiditis, tonsillitis, rhinitis, sinusitis),
mencapai telinga tengah melalui tuba Eustachius. Fungsi tuba Eustachius yang abnormal merupakan
faktor predisposisi yang dijumpai pada anak dengan cleft palate dan down syndrome.
Faktor Host yang berkaitan dengan insiden OMK yang relatif tinggi adalah defisiensi imun sistemik.
Kelainan humoral (seperti hipogammaglobulinemia) dan cell-mediated (seperti infeksi HIV, sindrom
kemalasan leukosit) dapat bermanifestasi sebagai sekresi telinga kronis (Nursiah, 2003)
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Identitis
- Nama
- Alamat
- Jenis kelamin
- Umur
- Ras
- Pekerjaan
2. Riwayat kesehatan
Adakah baru-baru ini infeksi pernafasan atas ataukah sebelumnya klien mengalami ISPA, ada
nyeri daerah telinga, perasaan penuh atau tertekan di dalam telinga, perubahan pendengaran.
3. Pemeriksaan fisik
- Otokopi
Perhatikan adanya lesi pada telinga luar. Amati adanya edema pada membran timpani. Periksa
adanya pus dan ruptur pada membran timpani. Amati perubahan warna yang mungkin terjadi pada
membran timpani.
- Tes bisik
Dengan menempatkan klien pada ruang yang sunyi, kemudian dilakukan tes bisik, pada klien dengan
OM dapat terjadi penurunan pendengaran pada sisi telinga yang sakit.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI
https://www.academia.edu/18780540/ASKEP_OTITIS_MEDIA