DIABETES MELITUS
C. Materi
1. Mampu menyebutkan makanan yang dianjurkan dan makanan yang tidak dianjurkan
2. Mampu menyebutkan salah satu obat tradisional Diabetes Melitus yang dapat
digunakan
D. Strategi Penyampaian
1. Metode
Metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan kesehatan dengan sub topik
Diabetes Melitus antara lain:
a. Ceramah
Metode ini digunakan sebagai pengantar untuk memberikan penekanan makanan
yang dianjurkan dan makanan yang tidak dianjurkan
b. Stimulasi
Stimulasi digunakan bila penyuluh menjelaskan tentang makanan yang dianjurkan
dan makanan yang tidak dianjurkan sehingga ibu A dapat mengerti dengan jelas.
c. Tanya Jawab
Metode ini digunakan baik pada saat dilangsungkannya penyuluhan atau pada saat
diakhirinya penyuluhan yang memungkinkan ibu A mengemukakan hal-hal yang
belum dimengerti.
Keterangan:
= Media
= Penyaji
= Keluarga
= Dosen penguji
a. Perkenalan a. Menjawab
Mengucapkan salam,
salam, mendengark
memperkenalkan an
diri b. Menyimak
b. Tujuan c. Menyimak
Menjelaskan tujuan
umum dan tujuan
khusus
c. Kontrak waktu
Memberitahu waktu
yang akan
digunakan dan
strategi
pelaksanaan.
I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan media yang akan digunakan (lembar balik dan leaflet)
b. Persiapan tempat yang akan digunakan
c. Kontrak waktu
d. Persiapan SAP
2. Evaluasi Proses
a. Selama penyuluhan keluarga memperhatikan penjelasan yang disampaikan.
b. Selama penyuluhan keluarga aktif bertanya tentang penjelasan yang disampaikan.
c. Selama penyuluhan keluarga aktif menjawab pertanyaan yang diajukan.
Contoh pertanyaan :
1. Sebutkan 3 makanan yang dianjurkan pada pasien Diabetes Melitus?
2. Sebutkan 3 makanan yang tidak dianjurkan pada pasien Diabetes Melitus?
3. Sebutkan obat-obatan tradisional untuk Diabetes Melitus?
LAMPIRAN
MATERI PENYULUHAN
DIABETES MELLITUS
A. Pengertian
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau mengalihkan”
(siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau madu. Penyakit
DM dapat diartikan individu yang mengalirkan volume urine yang banyak dengan kadar
glukosa tinggi. Diabetes Mellitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan
ketidakadaan absolute insulin atau penurunan relative insensitivvitas sel terhadap insulin
(Corwin, 2009).
Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit menahun degeneratif yang ditandai dengan
adanya kenaikan kadar gula di dalam darah yang disebabkan oleh kerusakan kelenjar
pankreas sebagai penghasil hormon insulin sehingga terjadi gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein yang dapat menimbulkan berbagai keluhan dan
komplikasi (Irwan, 2016).
Kriteria dignostik DM :
Glukosa Darah Sewaktu : >200 mg/dl
Glukosa Darah Puasa : >126 mg/dl
C. Etiologi
1. Diabetes tipe I:
a. Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I.
Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen
HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi
terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut
yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap
sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan
destruksi selbeta.
2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang
peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga.
D. Tanda dan Gejala
Adanya penyakit diabetes ini pada awalnya seringkali tidak dirasakan dan tidak disadari
oleh penderita, beberapa keluhan dan gejala yang perlu mendapat perhatian adalah:
1. Keluhan Klasik
a. Banyak Kencing (Poliuria)
Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan banyak
kencing. Kencing yang sering dan dalam jumlah banyak akan sangat mengganggu
penderita, terutama pada waktu malam hari.
b. Banyak Minum (polidipsia)
Rasa haus amat sering dialami penderita karena banyaknya cairan yang keluar
melalui kencing. Keadaan ini justru sering disalahtafsirkan. Dikiranya sebab rasa
haus ialah udara yang panas atau beban kerja yang berat. Untuk menghilangkan
rasa haus itu penderita banyak minum.
c. Banyak makan (polifagia)
Rasa lapar yang semakin besar sering timbul pada penderita Diabetes Penurunan
berat badan yang berlangsung dalam relatif singkat harus menimbulkan
kecurigaan. Rasa lemah yang hebat yang menyebabkan penurunan prestasi dan
lapangan olahraga juga mencolok. Hal ini disebabkan glukosa dalam darah tidak
dapat masuk ke dalam sel, sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk
menghasilkan tenaga. Untuk kelangsungan hidup, sumber tenaga terpaksa diambil
dari cadangan lain yaitu sel lemak dan otot. Akibatnya penderita kehilangan
jaringan lemak dan otot sehingga menjadi kurus.
d. Penurunan Berat Badan dan Rasa Lemah
Penurunan berat badan yang berlangsung dalam relatif singkat harus menimbulkan
kecurigaan. Rasa lemah yang hebat yang menyebabkan penurunan prestasi dan
lapangan olahraga juga mencolok. Hal ini disebabkan glukosa dalam darah tidak
dapat masuk ke dalam sel, sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk
menghasilkan tenaga. Untuk kelangsungan hidup, sumber tenaga terpaksa diambil
dari cadangan lain yaitu sel lemak dan otot. Akibatnya penderita kehilangan
jaringan lemak dan otot sehingga menjadi kurus.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Glukosa darah sewaktu
2. Kadar glukosa darah puasa
3. Tes toleransi glukosa
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali
pemeriksaan:
a. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
b. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
c. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl.
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis pada pasien diabetes mellitus meliputi :
1. Diet
Syarat diet DM hendaknya dapat :
a. Memperbaiki kesehatan umum penderita.
b. Mengarahkan pada berat badan normal.
c. Menormalkan pertumbuhan DM anak dan DM dewasa muda.
d. Mempertahankan kadar KGD normal.
e. Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik.
f. Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita.
g. Menarik dan mudah diberikan.
Prinsip diet DM, adalah :
a. Jumlah sesuai kebutuhan.
b. Jadwal diet ketat.
c. Jenis: boleh dimakan / tidak.
2. Mengontrol Kadar Gula Darah Normal
Diusahakan kadar gula darah pasien dalam rentang normal sekitar:
Sebelum makan 170-130 mg/dL
2 jam setelah makan <120 mg/dL
G. Komplikasi
Komplikasi Jangka Panjang
Semakin lama seseorang menderita penyakit diabetes, maka semakin tinggi pula
resikonya mengalami komplikasi akibat problem glukosa dalam darah ini. Penanganan
yang baik bisa mencegah terjadinya komplikasi-komplikasi ini, atau semakin baik pasien
mengontrol level glukosa tetap normal maka semakin kecil resikonya.
Komplikasi akibat diabetes umumnya berhubungan dengan kerusakan pembuluh darah.
Diabetes dalam jangka panjang dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit dan
mengurangi volume aliran darah ke berbagai bagian tubuh seperti mata, ginjal, jaringan
saraf, dan lain sebagainya.
Akibatnya bagian-bagian tubuh tersebut akan mengalami kerusakan fungsi yang serius,
bahkan mengancam nyawa.
1. Kerusakan mata
Penyakit diabetes dapat merusak pembuluh darah di mata, yang bisa menyebabkan
berbagai seperti katarak, glaukoma, kerusakan retina, hingga kebutaan.
2. Masalah pada kulit dan kaki
Penderita diabetes sangat rentan terhadap masalah pada kaki. Rusaknya jaringan saraf
dan pembuluh darah akan membatasi aliran darah ke tempat tersebut. Luka gores kecil
di kaki atau kulit dengan mudah berubah menjadi luka infeksi yang sangat parah.
Tanpa perhatian yang serius, luka tersebut akan semakin menyebar dan merusak. Pada
kondisi terparah, bagian tersebut harus diamputasi agar infeksi tidak terus menyebar.
3. Masalah jantung
Seseorang dengan diabetes beresiko tinggi terkena masalah jantung. Peneliti
mengatakan bahwa resiko serangan jantung pada penderita diabetes sama dengan
orang yang pernah terkena serangan jantung sebelumnya.
Beberapa masalah pada jantung dan penyempitan pembuluh darah yang berhubungan
dengan diabetes antara lain:
Stroke
Kerusakan pembuluh arteri
Tekanan darah tinggi
Kolesterol tinggi
4. Neuropathy
Gula yang berlebih pada tubuh dapat merusak saraf dan jaringan pembuluh di kaki
dan tangan, menyebabkan kesemutan, mati rasa, sakit atau sensasi seperti terbakar.
Pada kondisi mati rasa yang parah, penderita diabetes bahkan tidak dapat merasakan
rasa sakit jika tergores, hingga akhirnya sadar saat luka tersebut melebar dan
terinfeksi. Selain beberapa komplikasi di atas, penyakit-penyakit berikut juga
memiliki potensi terjadi pada penderita diabetes dalam jangka panjang:
Infeksi kulit
Infeksi saluran kemih
Gagal ginjal
Disfungsi ereksi
Penderita diabetes harus secara rutin mengecek kadar gula darah, serta menjaga pola
hidup dan diet agar kadar gula tetap normal, dan mengurangi resiko komplikasi
akibat penyakit diabetes.
Komplikasi jangka Akut
Ada tiga komplikasi akut pada diabetes yang penting dan berhubungan dengan gangguan
keseimbangan kadar glukosa darah jangka pendek. Ketiga komplikasi tersebut adalah:
1. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi kalau kadar glukosa darah turun dibawah 50 hingga 60 mg/dl.
Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau preparat oral yang berlebihan,
konsumsi makanan yang berlebihan, atau aktifitas fisik yang berat.
2. Diabetes Ketoasidosis
Disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata.
Keadaan ini mengakibatkan gangguan pada metabolisme karbohidrat, protein, dan
lemak.
3. Sindrom Hiperglikemik Hiperosmolar Nonketotik
Merupakan keadaan yang didominasi oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan
disertai perubahan tingkat kesadaran (sense of awareness).
J. Obat Tradisional
1. Rebusan daun sirsak
a. Cuci bersih 10-15 lembar daun sirsak
b. Rebus 10-15 lembar daun sirsak dengan sekitar 3 gelas air
c. Tunggu hingga mendidih, sehingga air menyusut tersisa sekitar 1 gelas
d. Kemudian di saring
e. Minum ketika sudah hangat sehari 2x
2. Rebusan buah mahkota dewa
a. Mahkota dewa 5–6 buah diiris
b. Air bersih 5 gelas
c. Cara Membuat : Rebus hingga tinggal 3 gelas,saring.
d. Minum 3 x 1 hari tiap minum 1 gelas.
3. Rebusan daun salam
a. Ambil daun salam segar sebanyak kurang lebih 10 lembar.
b. Daun salam dicuci, lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas.
c. Setelah dingin, air disaring lalu diminum sekaligus pada malam hari. Lakukan
rutin setiap hari untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.
4. Daun sambiloto
a. Siapkan satu genggam daun sambiloto, lalu bersihkan dengan air yang
mengalir.
b. Selanjutnya tumbuk daun sambiloto sampai halus dan tambahkan dengan ½
gelas air masak.
c. Kemudian saring airnya dan diminum langsung, lakukan cara ini secara rutin
sampai sembuh
Senam kaki diabetes merupakan gerakan senam yang penekanannya pada gerakan ritmik
otot, sendi, vaskular dan saraf dalam bentuk peregangan dan relaksasi (Suryanto, 2009).
Senam kaki pada diabetes mellitus merupakan terapi yang dilaksanakan oleh perawat
untuk mengajarkan kepada klien yang menderita diabetes mellitus dengan tujuan
memperlancar peredaran darah dan mencegah luka serta komplikasi pada klien yang
positif diabetes mellitus. Senam kaki dapat mengendalikan kadar gula darah karena
senam kaki yang digunakan yaitu senam kaki diabetik yang bisa meningkatkan
pemakaian glukosa oleh otot aktif sehingga secara langsung dapat menurunkan glukosa
darah (Padila, 2013).
Alat yang harus dipersiapkan adalah kursi (jika tindakan dilakukan dalam posisi duduk),
kertas Koran, prosedur pelaksanaan senam. Sedangkan persiapan untuk lansia yaitu
monitor kesadaran secara umum, kontrak topic, waktu, tempat dan tujuan dilaksanakan
senam kaki.
Langkah-langkah pelaksanaan senam kaki.
1. Perawat mencuci tangan terlebih dahulu
2. Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien duduk tegak diatas bangku
dengan kaki menyentuh lantai. Dapat juga dilakukan dalam posisi berbaring dengan
meluruskan kaki.
3. Meletakkan tumit di lantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan ke atas lalu
dibengkokkan kembali ke bawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali. Pada posisi
tidur, jari-jari kedua belah kaki diluruskan ke atas lalu dibengkokkan kembali ke
bawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali
4. Meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas. Pada kaki
lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkat ke atas.
Dilakukan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.
Pada posisi tidur, menggerakkan jari dan tumit kaki secara bergantian antara kaki kiri
dan kaki kanan sebanyak 10 kali
5. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat gerakan
memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali. Pada posisi
tidur, kaki lurus ke atas dan buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada
pergelangan kaki sebanyak 10 kali
6. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar dengan
pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali. Pada posisi tidur kaki harus
diangkat sedikit agar dapat melakukan gerakan memutar pada pergelangan kaki
sebanyak 10 kali
7. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki, tuliskan pada
udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian.
8. Letakkan sehelai Koran dilantai. Bentuk koran itu menjadi seperti bol dengan
kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula
menggunakan kedua belah kaki. Cara itu dilakukan hanya sekali saja
a. Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian Koran
b. Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki
c. Pindahkan kumpulan sobek-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan
sobekkan koran pada bagian koran yang utuh
d. Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola
Corwin, EJ. (2009). Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3 Revisi. Jakarta: EGC.
Smeltzer, C. Suzanne, Bare G. Brenda., (2007). Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah.
Alih Bahasa: dr. H. Y. Kuncara. Jakarta: EGC
Suryanto. (2009). Peran Olahraga Senam Diabetes Indonesia Bagi Penderita Diabetes
Melitus. http://staff.uny.ac.id.Peran olahraga senam diabetes Indonesia bagi
penderita diabetes melitus Medikora Oktober 2009.pdf. Diakses pada 13 Maret
2018.