Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

DIABETES MELITUS

Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan pemeliharan kesehatan di


keluarga Bpk. M khususnya Ibu. A dengan Diabetes
Melitus
Topik : Diabetes Melitus
Pokok Bahasan : Perawatan Pasien Dengan Diabetes Melitus
Sasaran : Keluarga Bpk. M Khususnya Ibu A
Hari/Tanggal : Juli 2019
Waktu : 30 Menit
Tempat : Rumah Bpk. M kp. Ranca Wiru RT 002/008 Ds.
Sukamekarsari kec. Kalang Anyar

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama ± 30 menit, keluarga Bpk M Khususnya
ibu A mampu memahami dan mengerti tentang penyakit Diabetes Melitus serta
mengontrol dan melakukan pengobatan di rumah dengan benar.

B. Tujuan Instruksional Khusus


Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai setelah pembelajaran ini antara lain:
Kognitif : Keluarga Bpk. M khususnya Ibu A mampu menyebutkan asupan
makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan.
Afektif : Keluarga Bpk. M Khususnya ibu A bersedia melakukan
pencegahan dan perawatan penyakit Diabetes Melitus.
Psikomotor : Keluarga Bpk. M khususnya Ibu A mampu mendemonstrasikan
kembali obat tradisional untuk Diabetes Melitus, mampu memilih
dan menunjukkan asupan makanan yang dianjurkan serta tidak
dianjurkan.

C. Materi
1. Mampu menyebutkan makanan yang dianjurkan dan makanan yang tidak dianjurkan
2. Mampu menyebutkan salah satu obat tradisional Diabetes Melitus yang dapat
digunakan
D. Strategi Penyampaian
1. Metode
Metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan kesehatan dengan sub topik
Diabetes Melitus antara lain:
a. Ceramah
Metode ini digunakan sebagai pengantar untuk memberikan penekanan makanan
yang dianjurkan dan makanan yang tidak dianjurkan
b. Stimulasi
Stimulasi digunakan bila penyuluh menjelaskan tentang makanan yang dianjurkan
dan makanan yang tidak dianjurkan sehingga ibu A dapat mengerti dengan jelas.
c. Tanya Jawab
Metode ini digunakan baik pada saat dilangsungkannya penyuluhan atau pada saat
diakhirinya penyuluhan yang memungkinkan ibu A mengemukakan hal-hal yang
belum dimengerti.

E. Media dan Alat


Leaflet tentang Diabetes Melitus
Lembar balik tentang Diabetes Melitus

F. Penataan Strategi Pengorganisasian

Keterangan:
= Media
= Penyaji
= Keluarga
= Dosen penguji

G. Penetapan Strategi Pengorganisasian


Materi Diabetes Melitus Terlampir

H. Kegiatan Pembelajaran Kesehatan Evaluasi


No Kegiatan Kegiatan Klien Alat dan Waktu
Pembelajaran Bahan
yang
digunakan
1. Pendahuluan 2 menit

a. Perkenalan a. Menjawab
Mengucapkan salam,
salam, mendengark
memperkenalkan an
diri b. Menyimak
b. Tujuan c. Menyimak
Menjelaskan tujuan
umum dan tujuan
khusus
c. Kontrak waktu
Memberitahu waktu
yang akan
digunakan dan
strategi
pelaksanaan.

2. Kegiatan Inti 20 Menit


a. Menjelaskan asupan Klien Lembar
makanan yang menyimak Balik
dianjurka dan tidak Leaflet
dianjurkan.
b. Menjelaskan obat-
obatan tradisional
untuk Diabetes
Melitus
c. Mendemonstrasikan
cara pembuatan
obat tradisional
untuk Diabetes
Melitus.
3. Penutupan 8 Menit

a. Tanya jawab a. Diharapkan


dengan memberikan peserta mau
kesempatan kepada bertanya
peserta untuk tentang
bertanya tentang materi yang
materi yang belum belum
dimengerti dimengerti
b. Evaluasi dengan b. Menjawab
mengajukan pertanyaan
pertanyaan secara yang
lisan diberikan
penyuluh.
c. Mengucapkan Menjawab
salam salam

I. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan media yang akan digunakan (lembar balik dan leaflet)
b. Persiapan tempat yang akan digunakan
c. Kontrak waktu
d. Persiapan SAP
2. Evaluasi Proses
a. Selama penyuluhan keluarga memperhatikan penjelasan yang disampaikan.
b. Selama penyuluhan keluarga aktif bertanya tentang penjelasan yang disampaikan.
c. Selama penyuluhan keluarga aktif menjawab pertanyaan yang diajukan.
Contoh pertanyaan :
1. Sebutkan 3 makanan yang dianjurkan pada pasien Diabetes Melitus?
2. Sebutkan 3 makanan yang tidak dianjurkan pada pasien Diabetes Melitus?
3. Sebutkan obat-obatan tradisional untuk Diabetes Melitus?

3. Evaluasi Hasil Akhir


Diharapkan keluarga dapat :
1. Sebutkan 3 makanan yang dianjurkan pada pasien Diabetes Melitus?
2. Sebutkan 3 makanan yang tidak dianjurkan pada pasien Diabetes Melitus?
3. Jelaskan cara pembuatan obat tradisional untuk Diabetes Melitus?

LAMPIRAN
MATERI PENYULUHAN
DIABETES MELLITUS

A. Pengertian
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau mengalihkan”
(siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau madu. Penyakit
DM dapat diartikan individu yang mengalirkan volume urine yang banyak dengan kadar
glukosa tinggi. Diabetes Mellitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan
ketidakadaan absolute insulin atau penurunan relative insensitivvitas sel terhadap insulin
(Corwin, 2009).

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit menahun degeneratif yang ditandai dengan
adanya kenaikan kadar gula di dalam darah yang disebabkan oleh kerusakan kelenjar
pankreas sebagai penghasil hormon insulin sehingga terjadi gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein yang dapat menimbulkan berbagai keluhan dan
komplikasi (Irwan, 2016).

Diabates mellitus merupakan penyakit sistematis, kronism dan multifaktorial yang


dicirikan dengan hiperglikemia dan hiperlipidemia. Gejala yang timbul adalah akibar
kurangnya sekresi insulin atau ada insulin yang cukup, tetapi tidak efektif. Diabetes
mellitus sering kali dikaitkan dengan gangguan sistem mikrovaskuler dan
makrovaskuler, gangguan neuropatikm dan lesi dermopatik (Baradero, 2009).

Kriteria dignostik DM :
Glukosa Darah Sewaktu : >200 mg/dl
Glukosa Darah Puasa : >126 mg/dl

B. Klasifikasi Diabetes Mellitus


1. DM Tipe I
Adanya reaksi autoimun karena terjadi peradangan pada sel beta pankreas, akibatnya
timbul antibodi terhadap sel beta yang disebut islet cell antibody (ICA). Reaksi
antigen antibodi ini menyebabkan rusaknya – rusaknya sel beta (Irwan, 2016).
2. DM Tipe II
Kadar Insulin normal atau lebiih tinggi. Tetapi karena reseptor insulin kurang atau
reseptor insulin cukup tapi ada gangguan post reseptor maka kerja insulin menjadi
terganggu. Bervariasi mulai dari dominasi resistensi insulin disertai kekurangan
insulin raltif sampai hilangnya sekresi insulin abosulit yang disertai resistensi
(Irwan, 2016).

C. Etiologi
1. Diabetes tipe I:
a. Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I.
Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen
HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi
terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut
yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap
sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan
destruksi selbeta.
2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang
peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga.
D. Tanda dan Gejala
Adanya penyakit diabetes ini pada awalnya seringkali tidak dirasakan dan tidak disadari
oleh penderita, beberapa keluhan dan gejala yang perlu mendapat perhatian adalah:
1. Keluhan Klasik
a. Banyak Kencing (Poliuria)
Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan banyak
kencing. Kencing yang sering dan dalam jumlah banyak akan sangat mengganggu
penderita, terutama pada waktu malam hari.
b. Banyak Minum (polidipsia)
Rasa haus amat sering dialami penderita karena banyaknya cairan yang keluar
melalui kencing. Keadaan ini justru sering disalahtafsirkan. Dikiranya sebab rasa
haus ialah udara yang panas atau beban kerja yang berat. Untuk menghilangkan
rasa haus itu penderita banyak minum.
c. Banyak makan (polifagia)
Rasa lapar yang semakin besar sering timbul pada penderita Diabetes Penurunan
berat badan yang berlangsung dalam relatif singkat harus menimbulkan
kecurigaan. Rasa lemah yang hebat yang menyebabkan penurunan prestasi dan
lapangan olahraga juga mencolok. Hal ini disebabkan glukosa dalam darah tidak
dapat masuk ke dalam sel, sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk
menghasilkan tenaga. Untuk kelangsungan hidup, sumber tenaga terpaksa diambil
dari cadangan lain yaitu sel lemak dan otot. Akibatnya penderita kehilangan
jaringan lemak dan otot sehingga menjadi kurus.
d. Penurunan Berat Badan dan Rasa Lemah
Penurunan berat badan yang berlangsung dalam relatif singkat harus menimbulkan
kecurigaan. Rasa lemah yang hebat yang menyebabkan penurunan prestasi dan
lapangan olahraga juga mencolok. Hal ini disebabkan glukosa dalam darah tidak
dapat masuk ke dalam sel, sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk
menghasilkan tenaga. Untuk kelangsungan hidup, sumber tenaga terpaksa diambil
dari cadangan lain yaitu sel lemak dan otot. Akibatnya penderita kehilangan
jaringan lemak dan otot sehingga menjadi kurus.

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Glukosa darah sewaktu
2. Kadar glukosa darah puasa
3. Tes toleransi glukosa
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali
pemeriksaan:
a. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
b. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
c. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl.
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis pada pasien diabetes mellitus meliputi :
1. Diet
Syarat diet DM hendaknya dapat :
a. Memperbaiki kesehatan umum penderita.
b. Mengarahkan pada berat badan normal.
c. Menormalkan pertumbuhan DM anak dan DM dewasa muda.
d. Mempertahankan kadar KGD normal.
e. Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik.
f. Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita.
g. Menarik dan mudah diberikan.
Prinsip diet DM, adalah :
a. Jumlah sesuai kebutuhan.
b. Jadwal diet ketat.
c. Jenis: boleh dimakan / tidak.
2. Mengontrol Kadar Gula Darah Normal
Diusahakan kadar gula darah pasien dalam rentang normal sekitar:
Sebelum makan 170-130 mg/dL
2 jam setelah makan <120 mg/dL

3. Melakukan Aktivitas dan Olahraga


Mampu untuk mencegah komplikasi menguatkan jantung, otot, dan rulang karena
olahraga mampu melancarkan peredaran darah dan sistem pencernaan. Mengontrol
berat badan agar tetap ideal karena olahraga mampu membakar kalori dalam tubuh.
4. Menggunakan Alas Kaki
Karena pasien DM jika terdapat luka sekecil apapun akan sulit sembuh dan sering
menjadi infeksi, tujuannya untuk mencegah adanya luka. Oleh karena itu, pasien DM
disarankan selalu memperhatikan bagian kaki dan menggunakan alas kaki.

G. Komplikasi
Komplikasi Jangka Panjang
Semakin lama seseorang menderita penyakit diabetes, maka semakin tinggi pula
resikonya mengalami komplikasi akibat problem glukosa dalam darah ini. Penanganan
yang baik bisa mencegah terjadinya komplikasi-komplikasi ini, atau semakin baik pasien
mengontrol level glukosa tetap normal maka semakin kecil resikonya.
Komplikasi akibat diabetes umumnya berhubungan dengan kerusakan pembuluh darah.
Diabetes dalam jangka panjang dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit dan
mengurangi volume aliran darah ke berbagai bagian tubuh seperti mata, ginjal, jaringan
saraf, dan lain sebagainya.
Akibatnya bagian-bagian tubuh tersebut akan mengalami kerusakan fungsi yang serius,
bahkan mengancam nyawa.
1. Kerusakan mata
Penyakit diabetes dapat merusak pembuluh darah di mata, yang bisa menyebabkan
berbagai seperti katarak, glaukoma, kerusakan retina, hingga kebutaan.
2. Masalah pada kulit dan kaki
Penderita diabetes sangat rentan terhadap masalah pada kaki. Rusaknya jaringan saraf
dan pembuluh darah akan membatasi aliran darah ke tempat tersebut. Luka gores kecil
di kaki atau kulit dengan mudah berubah menjadi luka infeksi yang sangat parah.
Tanpa perhatian yang serius, luka tersebut akan semakin menyebar dan merusak. Pada
kondisi terparah, bagian tersebut harus diamputasi agar infeksi tidak terus menyebar.

3. Masalah jantung
Seseorang dengan diabetes beresiko tinggi terkena masalah jantung. Peneliti
mengatakan bahwa resiko serangan jantung pada penderita diabetes sama dengan
orang yang pernah terkena serangan jantung sebelumnya.
Beberapa masalah pada jantung dan penyempitan pembuluh darah yang berhubungan
dengan diabetes antara lain:
 Stroke
 Kerusakan pembuluh arteri
 Tekanan darah tinggi
 Kolesterol tinggi
4. Neuropathy
Gula yang berlebih pada tubuh dapat merusak saraf dan jaringan pembuluh di kaki
dan tangan, menyebabkan kesemutan, mati rasa, sakit atau sensasi seperti terbakar.
Pada kondisi mati rasa yang parah, penderita diabetes bahkan tidak dapat merasakan
rasa sakit jika tergores, hingga akhirnya sadar saat luka tersebut melebar dan
terinfeksi. Selain beberapa komplikasi di atas, penyakit-penyakit berikut juga
memiliki potensi terjadi pada penderita diabetes dalam jangka panjang:
 Infeksi kulit
 Infeksi saluran kemih
 Gagal ginjal
 Disfungsi ereksi
Penderita diabetes harus secara rutin mengecek kadar gula darah, serta menjaga pola
hidup dan diet agar kadar gula tetap normal, dan mengurangi resiko komplikasi
akibat penyakit diabetes.
Komplikasi jangka Akut
Ada tiga komplikasi akut pada diabetes yang penting dan berhubungan dengan gangguan
keseimbangan kadar glukosa darah jangka pendek. Ketiga komplikasi tersebut adalah:
1. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi kalau kadar glukosa darah turun dibawah 50 hingga 60 mg/dl.
Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau preparat oral yang berlebihan,
konsumsi makanan yang berlebihan, atau aktifitas fisik yang berat.
2. Diabetes Ketoasidosis
Disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata.
Keadaan ini mengakibatkan gangguan pada metabolisme karbohidrat, protein, dan
lemak.
3. Sindrom Hiperglikemik Hiperosmolar Nonketotik
Merupakan keadaan yang didominasi oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan
disertai perubahan tingkat kesadaran (sense of awareness).

H. Makanan Yang Dianjurkan


Ayam tanpa kulit, telur rendah kolesterol, daging tanpa lemak, tempe, tahu, kacang
merah, oyong, timun, labu air, kembang kol, brokoli, tomat, timun

I. Makanan Yang Tidak Dianjurkan


Keju, susu full cream, durian, nangka, sawo, manisan buah kaleng, gula pasir, gula
batu, tape, sirup, madu, soft drink, selai, mie, sarden .

J. Obat Tradisional
1. Rebusan daun sirsak
a. Cuci bersih 10-15 lembar daun sirsak
b. Rebus 10-15 lembar daun sirsak dengan sekitar 3 gelas air
c. Tunggu hingga mendidih, sehingga air menyusut tersisa sekitar 1 gelas
d. Kemudian di saring
e. Minum ketika sudah hangat sehari 2x
2. Rebusan buah mahkota dewa
a. Mahkota dewa 5–6 buah diiris
b. Air bersih 5 gelas
c. Cara Membuat : Rebus hingga tinggal 3 gelas,saring.
d. Minum 3 x 1 hari tiap minum 1 gelas.
3. Rebusan daun salam
a. Ambil daun salam segar sebanyak kurang lebih 10 lembar.
b. Daun salam dicuci, lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas.
c. Setelah dingin, air disaring lalu diminum sekaligus pada malam hari. Lakukan
rutin setiap hari untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.
4. Daun sambiloto
a. Siapkan satu genggam daun sambiloto, lalu bersihkan dengan air yang
mengalir.
b. Selanjutnya tumbuk daun sambiloto sampai halus dan tambahkan dengan ½
gelas air masak.
c. Kemudian saring airnya dan diminum langsung, lakukan cara ini secara rutin
sampai sembuh

Senam kaki diabetes merupakan gerakan senam yang penekanannya pada gerakan ritmik
otot, sendi, vaskular dan saraf dalam bentuk peregangan dan relaksasi (Suryanto, 2009).
Senam kaki pada diabetes mellitus merupakan terapi yang dilaksanakan oleh perawat
untuk mengajarkan kepada klien yang menderita diabetes mellitus dengan tujuan
memperlancar peredaran darah dan mencegah luka serta komplikasi pada klien yang
positif diabetes mellitus. Senam kaki dapat mengendalikan kadar gula darah karena
senam kaki yang digunakan yaitu senam kaki diabetik yang bisa meningkatkan
pemakaian glukosa oleh otot aktif sehingga secara langsung dapat menurunkan glukosa
darah (Padila, 2013).
Alat yang harus dipersiapkan adalah kursi (jika tindakan dilakukan dalam posisi duduk),
kertas Koran, prosedur pelaksanaan senam. Sedangkan persiapan untuk lansia yaitu
monitor kesadaran secara umum, kontrak topic, waktu, tempat dan tujuan dilaksanakan
senam kaki.
Langkah-langkah pelaksanaan senam kaki.
1. Perawat mencuci tangan terlebih dahulu
2. Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien duduk tegak diatas bangku
dengan kaki menyentuh lantai. Dapat juga dilakukan dalam posisi berbaring dengan
meluruskan kaki.

3. Meletakkan tumit di lantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan ke atas lalu
dibengkokkan kembali ke bawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali. Pada posisi
tidur, jari-jari kedua belah kaki diluruskan ke atas lalu dibengkokkan kembali ke
bawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali

4. Meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas. Pada kaki
lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkat ke atas.
Dilakukan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.
Pada posisi tidur, menggerakkan jari dan tumit kaki secara bergantian antara kaki kiri
dan kaki kanan sebanyak 10 kali
5. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat gerakan
memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali. Pada posisi
tidur, kaki lurus ke atas dan buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada
pergelangan kaki sebanyak 10 kali

6. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar dengan
pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali. Pada posisi tidur kaki harus
diangkat sedikit agar dapat melakukan gerakan memutar pada pergelangan kaki
sebanyak 10 kali

7. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki, tuliskan pada
udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian.
8. Letakkan sehelai Koran dilantai. Bentuk koran itu menjadi seperti bol dengan
kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula
menggunakan kedua belah kaki. Cara itu dilakukan hanya sekali saja
a. Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian Koran
b. Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki
c. Pindahkan kumpulan sobek-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan
sobekkan koran pada bagian koran yang utuh
d. Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola

9. Hal yang di Evaluasi Setelah Tindakan


Setelah melakukan senam kaki evaluasi pada lansia apakah dapat menyebutkan
kembali pengertian senam kaki, dapat menyebutkan kembali 2 dari 4 tujuan senam
kaki, dan dapat memperagakan sendiri teknik-teknik senam kaki secara mandiri.
10. Dokumentasi Tindakan
Perhatikan respon lansia setelah melakukan senam kaki. Lihat tindakan yang
dilakukan lansia apakah sesuai atau tidak dengan prosedur, dan perhatikan tingkat
kemampuan lansia dalam melakukan senam kaki.
K. PELAYANAN KESEHATAN
Fasilitas kesehatan yang dapat digunakan:
1) Puskesmas
2) Rumah sakit
3) Dokter praktek
Manfaat pelayanan kesehatan:
1) Tempat berobat
2) Tempat pemeriksaan kesehatan
3) Tempat konsultasi
Waktu kunjungan pelayanan kesehatan:
1) Rumah sakit : setiap hari 24 jam
2) Puskesmas : setiap hari senin – sabtu kecuali hari libur jam 08.00-14.00 wib
3) Dokter praktek/ klinik : setiap hari kecuali hari libur jam 16.00-21.00 wib
DAFTAR PUSTAKA

Arjatmo, T, (2008). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Balai Penerbit FKUI,


Jakarta.

Baradero, Mary. (2009). Klien Gangguan Endokrin. jakarta: EGC

Corwin, EJ. (2009). Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3 Revisi. Jakarta: EGC.

Irwan. (2016). Epidemiologi Penyakit Menular. Yogyakarta: Deepublish

Padila. (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika

Smeltzer, C. Suzanne, Bare G. Brenda., (2007). Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah.
Alih Bahasa: dr. H. Y. Kuncara. Jakarta: EGC

Suryanto. (2009). Peran Olahraga Senam Diabetes Indonesia Bagi Penderita Diabetes
Melitus. http://staff.uny.ac.id.Peran olahraga senam diabetes Indonesia bagi
penderita diabetes melitus Medikora Oktober 2009.pdf. Diakses pada 13 Maret
2018.

Anda mungkin juga menyukai