Anda di halaman 1dari 72

BAB 1

TINJAUAN TEORI
1.1 Definisi Keluarga
Menurut Departemen Kesehatan (1988), keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Bailon dan Maglaya (1978) mendefinisikan keluarga sebagai dua atau
lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, atau
adopsi. Mereka hidup dalam satu rumah tangga, melakukan interaksi satu
sama lain menurut peran masing-masing, serta menciptakan dan
mempertahankan suatu budaya.
Menurut Friedman (1998), definisi keluarga adalah dua atau lebih individu
yang bergabung karena ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan
melakukan pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai
bagian dari keluarga.
Menurut BKKBN (1999), keluarga adalah dua orang atau lebih yang
dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi
kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada tuhan,
memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan
masyarakat serta lingkungannya.
1.2 Bentuk Keluarga
Beberapa bentuk keluarga adalah sebagai berikut :
a. Keluarga inti (nuclear family), adalah keluarga yang dibentuk karena
ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri, anak-
anak, baik karena kelahiran (natural) maupun adopsi.
b. Keluarga asal (family of origin), merupakan suatu unit keluarga tempat
asal seseorang dilahirkan.
c. Keluarga besar (Extended family), keluarga inti ditambah keluarga yang
lain (karena hubungan darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu
termasuk keluarga modern, seperti orangtua tunggal, keluarga tanpa anak,
serta keluarga pasangan sejenis (guy/lesbian families).
d. Keluarga berantai (social family), keluarga yang terdiri dari wanita dan
pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
e. Keluarga duda atau janda, keluarga yang berbentuk karena perceraian dan
atau kematian pasangan yang dicintai.

1
f. Keluarga komposit (composite family), keluarga dari perkawinan poligami
dan hidup bersama.
g. Keluarga kohibasi (cohabitation), dua orang menjadi satu keluarga tanpa
pernikahan, bisa memiliki memiliki anak atau tidak. Di Indonesia bentuk
keluarga ini tidak lazim dan bertentangan dengan budaya timur. Namun,
lambat laun keluarga kohabitasi ini mulai dapat diterima.
h. Keluarga inses (incess family), sering dengan masuknya nilai-nilai global
dan pengaruh informasi yang sangat dahsyat, dijumpai bentuk keluarga
yang tidak lazim, misalnya anak perempuan menikah dengan ayah
kandungnya, ibu menikah dengan anak kandung laki-laki, paman menikah
dengan keponakannya, kakak menikah dengan adik dari satu ayah dan satu
ibu, dan ayah menikah dengan anak perempuan tirinya. Walaupun tidak
lazim dan melanggar nilai-nilai budaya, jumlah keluarga inses semakin
hari semakin besar. Hal tersebut dapat kita cermati melalui pemberitaan
dari berbagai media cetak dan elektronik.
i. Keluarga tradisional dan nontradisional, dibedakan berdasarkan ikatan
perkawinan. Keluarga tradisional diikat oleh perkawinan, sedangkan
keluarga nontradisional tidak diikat oleh perkawinan. Contoh keluarga
tradisional adalah ayah-ibu dan anak dari hasil perkawinan atau adopsi
contoh keluarga nontradisional adalah sekelompok orang tinggal disebuah
asrama.
1.3 Struktur dan Fungsi Keluarga
Setiap anggota keluarga mempunyai struktur peran formal dan informal
misalnya, ayah mempunyai peran formal sebagai kepala keluarga dan pencari
nafkah. Peran informal ayah adalah sebagai panutan dan pelindung keluarga.
Struktur kekuatan keluarga meliputi kemampuan berkomunikasi,
kemampuan keluarga untuk saling ebrbagi, kemampuan system pendukung di
antara anggota keluarga, kemampuan perawatan diri, dan kemampuan
menyelesaikan masalah.
Menurut Fiedman (1999), lima fungsi dasar keluarga adalah sebagai
berikut:
a. Fungsi Afektif, adalah fungsi internal keluarag untuk pemenuhan
butuhan psikososial, saling mengasuh memberikan cinta dan kasih
serta saling menerima dan mendukung.

2
b. Fungsi Sosialisasi, adalah proses perkembangan dan perubahan
individu keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi social dan
eblajar berperan di lingkungan social.
c. Fungsi Reproduksi, adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsungan
keturunan dan menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi Ekonomi, adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga seperti sandang, pangan, dan papan.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan, adalah kemampuan keluarag untuk
merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
1.4 Definisi Keluarga Pemula atau Pasangan baru
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga
baru- keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpindahan dari keluarga
asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim. Tahap perkawinan atau
pasangan menikah saat berlangsung lebih lambat.
1.5 Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga Pada Pasangan Baru
Membentuk pernikahan yang memuaskan bagi satu sama lain, berhubungan
secara harmonis dengan jaringan kekerabatan, dan pada periode ini,
perencanaan keluarga meliputi tiga tugas kritis, yaitu :
a. Menciptakan sebuah perkawinan yang saling memuaskan
Pada saat kedua orang menyatu dalam sebuah pernikahan, perhatian
pertama mereka adalah mempersiapkan tipe baru dalam kehidupan
bersama. Sumber dari dua orang digabungkan, peran mereka berubah, dan
mereka menanggung fungsi yang baru. Belajar untuk hidup bersama
sementara menyediakan kebutuhan dasar lain dari masing – masing
pribadi menjadi tugas perkembangan yang sangat penting. Pasangan harus
saling mengakomodasi dalam banyak cara. Misalnya, mereka harus
mengembangkan jadwal rutinitas makan, tidur, bangun di pagi hari,
membersihkan rumah, berbagi kamar tidur, melakukan rekreasi, dan pergi
ke tempat yang mereka sukai. Dalam proses akomodasi bersama ini,
serangkaian pola transaksi di bentuk dan kemudian dipertahankan oleh
pasangan, dengan setiap pasangan memicu dan memantau perilaku
pasangan lainnya.
Membentuk hubungan yang sukses bergantung pada akomodasi
mutual yang baru saja didiskusikan dan berdasarkan sifat yang saling
melengkapi, atau bersama – sama menyesuaikan kebutuhan dan minat
pasangannya. Sama pentingnya bahwa perbedaan individual juga harus

3
diketahui. Dalam hubungan yang sehat, perbedaan dilihat untuk
memperkarya hubungan pernikahan. Mencapai hubungan yang
memuaskan bergantung pada perkembangan cara yang memuaskan untuk
menangani “perbedaan” (Satir, 1983) dan konflik. Cara sehat untuk
mengatasi masalah berhubungan dengan kemampuan pasangan untuk
bersikap empati, saling menolong, mampu berkomunikasi secara terbuka
dan jujur, serta melakukan pendekatan terhadap konflik dengan perasaan
saling menghargai (Harley, 1994)
Selain itu, seberapa besar kesuksesan pengembangan hubungan
pernikahan akan bergantung pada seberapa baik setiap pasangan
membedakan atau memisahkan keluarga masing – masing dari keluarga
asli mereka (tugas perkembangan terdahulu) (Bowen, 1978). Seseorang
yang sudah dewasa harus dipisahkan atau dibedakan dari orang tua mereka
agar mereka dapat membentuk identitas diri mereka sendiri dan hubungan
intim yang sehat. McGoldrick (1988) menyajikan gambaran yang
menakjubkan mengenai proses ini dan mengenai masalah psikososial
selama periode ini.
Banyak pasangan yang mengalami masalah dalam penyesuaian
seksual, sering kali karena pengabaian dan kesalahan informasi yang
menyebabkan pengharapan yang tidak realistik dan kekecewaan. Selain
itu, banyak pasangan membawa kebutuhan dan hasrat mereka yang tidak
terselsaikan ke dalam hubungan, dan ini dapat memberi pengaruh buruk
dalam hubungan seksual (Goldenberg & Goldenberg, 2000; Heinrich,
1996)
b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis
Perpindahan peran dasar terjadi dalam pernikahan pertama, pada saat
pasangan berpindah dari rumah orang tua mereka ke latar tempat yang
baru. Secara bersamaan, mereka menjadi anggota dari tiga buah keluarga
masing – masing keluarga asli mereka ditambah keluarga mereka sendiri
yang baru saja mereka ciptakan. Pasangan menghadapi tugas perpisahan
mereka sendiri dari masing – masing keluarga asal mereka ke keluarga
yang baru dibentuk dan dalam menjalani hubungan yang berbeda dari
orang tua, saudara kandung, dan mertua, karena loyalitas primer kedua
pasangan harus berpindah ke hubungan pernikahan mereka. Bagi

4
pasangan, bagian yang tidak dapat dihindari ini membentuk hubungan
baru dengan setiap latarbelakang orang tua, hubungan yang tidak hanya
memungkinkan untuk memberi dukungan mutual dan kesenangan, tetapi
juga untik suatu otonomi yang melindungi keluarga yang baru dibentuk
dari turut campur pihak luar yang yang dapat mengganggu bangunan
pernikahan yang memuaskan.
c. Merencanakan sebuah keluarga
Memiliki atau tidak memiliki anak dan menetapkan waktu kehamilan
adalah kepuasan keluarga yang penting. Mckinney dan rekan (2000)
menekankan pentingnya mempertimbangkan kehamilan keluarga secara
menyeluruh ketika seseorang bekerja dalam unit perawatan maternitas.
Jenis pelayanan kesehatan yang diterima keluarga sebagai unit sangat
mempengaruhi kemampuan keluarga untuk melaksanakan koping secara
efektif ketika menghadapi perubahan yang sangat besar setelah kelahiran
bayi.

1.6 Tipe Keluarga


a) Tradisional Nuclear
Ayah+ibu+anak-serumah-ikatan pernikahan (seksi legal)

b) Extended Family
Keluarga inti+sanak saudara (nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi, dsb)
c) Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti, ada perkawinan kembali, tinggal
serumah dengan anak baik dari perkawinan lama maupun baru,
satu/keduanya dapat bekerja diluar rumah.
d) Middle Age/ Aging Couple
Suami dengan pencari uang. Istri di rumah/ kedua-duanya bekerja
dirumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/
perkawinan/ meniti karir.
e) Dyadic Nuclear
Suami+istri sudah berumur, tidak mempunyai anak, keduanya / salah satu
bekerja diluar rumah.
f) Single Parent

5
Satu orang tua, akibat perceraian / kematian pasangan, anak-anak dapat
tinggal dirumah/diluar rumah.
g) Dual Carrier
Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak
h) Commuter Married
Suami istri / keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
i) Single Adult
Wanita/pria dewasa tinggal sendiri dengan tidak ada keinginan menikah.
j) Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah
k) Institutional
Anak-anak atau orang-orang deasa tinggal dalam suatu panti-panti
l) Communal
Satu rumah tidur dari 2 / lebih pasangan yang monogamy dengan anak-
anaknya dan bersama-bersama dalam penyediaan fasilitas
m) Group Marriage
Satu perumahan: orang tua dan keturunannya, satu kesatuan keluarga, tiap
individu menikah dengan yang lain dan semuanya adalah orang tua dari
anak-anak
n) Unmarried Parent and Child
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya diadopsi
o) Cohibing Couple
2 orang/ 1 pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan
1.7 Peran Perawat Keluarga
Dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga, perawat keluarga perlu
memerhatikan prinsip-psrinsip berikut:
a) Melakukan kerja bersama keluarga secara kolektif.
b) Memulai pekerjaan dari hal yang sesuai dengan kemampuan keluarga.
c) Menyelsaikan rencana asuhan keperawatan dengan tahap perkembangan
keluarga.
d) Menerima dan mengakui struktur keluarga.
e) Menekankan pada kemampuan keluarga.
Peran perawat keluarga adalah sebagai berikut ;
a. Sebagai pendidik, perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan
kesehatan kepada keluarga, terutama untuk memandirikan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan.
b. Sebagai coordinator pelaksana pelayanan keperawatan, perawat
bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan yang
komperehensif pelayanan keperawatan yang berkesinambungan diberikan

6
untuk menghindari kesenjangan antara keluarga dan unit pelayanan
kesehatan (Puskesmas dan Rumah Sakit).
c. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan, pelayanan keperawatan dapat
diberikan kepada keluarga melalui kontak pertama dengan anggota
keluarga yang sakit yang memiliki masalah kesehatan. Dengan demikian
anggota keluarga yang sakit dapat menjadi “entry point” bagi perawat
untuk memberikan asuhan keperawatan keluarga secara komperehensif.
d. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan, perawat melakukan supervise
ataupun pembinaan terhadap keluarga melalui kunjungan rumah secara
teratur, bak terhadap keluarga berisiko tinggi maupun yang tidak.
Kunjungan rumah tersebut dapat direncanakan terlebih dahulu atau secara
mendadak.
e. Sebagai pembela (advokat), perawat berperan sebagai advokat keluarga
untuk melindungi hak-hak keluarga sebagai klien. Perawat diharapkan
mampu mengetahui harapan serta memodifikasi system pada perawatan
yang diberikan untuk memenuhi hak dan kewajiban mereka sebagai klien
mempermudah tugas perawat untuk memandirikan keluarga.
f. Sebagai fasilitator, perawat dapat menjadi tempat bertanya individu,
keluarga, dan masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yang mereka hadapi sehari-hari serta dapat membantu
memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah.
g. Sebagai peneliti, perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat
memahami masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh anggota
keluarga. Masalah kesehatan yang muncul di dalam keluarga biasanya
terjadi menurut siklus atau budaya yang dipraktikkan keluarga. Misalnya,
diare pada balita terjadi karena budaya menjaga kebersihan makanan dan
minum kurang diperhatikan. Peran sebagai peneliti difokuskan kepada
kemampuan keluarga untuk mengidentifikasi penyebab, menanggulangi
dan melakukan promosi kepada anggota keluarganya. Selain itu, perawat
perlu mengembangkan asuhan keperawatan keluarga terhadap binaanya.
Peran perawat keluarga dalam asuhan keperawatan berpusat pada keluarga
sebagai unit fungsional terkecil dan bertujuan memenuhi kebutuhan dasar
manusia pada tingkat keluarga sehingga tercapai kesehatan yang optimal
untuk setiap anggota keluarga. Melalui asuhan keperawatn keluarga, fungsi

7
keluarga menjadi optimal. Bila keluarga dapat menjalankan fungsinya secara
optimal, setiap individu di dalam keluarga tersebut memiliki karakter yang
kuat, tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang sifatnya negatif sehingga
memiliki kemampuan berpiir yang cerdas, dan pada akhirnya memiliki daya
saing yang tinggi terutama di era kompetisi yang semakin sengit.

8
BAB 2
Asuhan Keperawatan Teori

2.1 Pengkajian Keluarga


Pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut teori/ model Family Centre
Nursing Friedman, meliputi 7 komponen pengkajian yaitu:
a. Mengidentifikasi Data Keluarga
Data-data dasar yang menggambarkan keluarga dalam hal-hal dasar
dicantumkan dalam bagian ini:
1) Nama keluarga
2) Alamat dan telepon
3) Komposisi anggota keluarga
No. Nama L/P Umur Hubungan Pend. Pekerjaan Status
dengan KK Kesehatan
1.
2.
3.

Pemeriksaan Fisik
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Kesadaran
TTV
BB/TB
Kepala
Leher
Tenggorokan
Leher
Tenggorokan
Dada
Abdomen
Genetalia
Rectum
Ekstermitas atas
Ekstermitas bawah

Imunisasi yang pernah dilakukan oleh keluarga menurut IDAI 2018


NO JENIS WAKTU ANGGOTA KETERANGAN
IMUNISASI PEMBERIAN KELUARGA

9
SUAMI ISTRI
1. Hepatitis B 0 bulan

2. Polio 2 bulan, 4 bulan, 6


bulan
3. BCG 2 bulan

4. DPT 2 bulan, 3 bulan, 4


bulan, dan 18 bulan.
5. Hib 2 bulan, 3 bulan, 4
bulan, dan 18 bulan.
6. PCV 7-12 bulan

7. Rotavirus D1:6-14minggu,
D2:4-10 minggu, D3
: <32 minggu
8. Influenza 6 bulan dan tiap
tahun
9. Campak 9 bulan dan 24 bulan

10.MMR 15 bulan, 5 tahun

11. Tifoid Setiap 2 tahun

12.Hepatitis A 2 tahun (6-12 bulan)

13.Varisela 12 bulan

14.HPV 10 tahun

15.Japanese 2-12 bulan


enchepalitis
16.Dengue 9-16 tahun

Genogram:

10
Genogram harus menyangkut minimal 3 generasi, harus tertera
nama, umur, kondisi kesehatan tiap keterangan gambar. Terdapat
keterangan gambar dengan simbol berbeda seperti:

Laki-laki :

Perempuan :

Meninggal dunia :

Pasien yang diidentifikasi :

Kawin :

Pisah :

Cerai :

Tidak menikah : ---------

Anak adopsi :

Anak kembar :

Aborsi / keguguran :

Tinggal yang anggota serumah :

Sumber : friedman, 2010

4) Tipe Keluarga :
a) Tradisional Nuclear
Ayah+ibu+anak-serumah-ikatan pernikahan (seksi legal)
b) Extended Family
Keluarga inti+sanak saudara (nenek, kakek, keponakan, saudara
sepupu, paman, bibi, dsb)
c) Reconstituted Nuclear

11
Pembentukan baru dari keluarga inti, ada perkawinan kembali,
tinggal serumah dengan anak baik dari perkawinan lama maupun
baru, satu/keduanya dapat bekerja diluar rumah.
d) Middle Age/ Aging Couple
Suami dengan pencari uang. Istri di rumah/ kedua-duanya
bekerja dirumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena
sekolah/ perkawinan/ meniti karir.
e) Dyadic Nuclear
Suami+istri sudah berumur, tidak mempunyai anak, keduanya /
salah satu bekerja diluar rumah.
f) Single Parent
Satu orang tua, akibat perceraian / kematian pasangan, anak-anak
dapat tinggal dirumah/diluar rumah.
g) Dual Carrier
Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak
h) Commuter Married
Suami istri / keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada
jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu
tertentu.
i) Single Adult
Wanita/pria dewasa tinggal sendiri dengan tidak ada keinginan
menikah.
j) Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah
k) Institutional
Anak-anak atau orang-orang deasa tinggal dalam suatu panti-
panti
l) Communal
Satu rumah tidur dari 2 / lebih pasangan yang monogamy dengan
anak-anaknya dan bersama-bersama dalam penyediaan fasilitas
m) Group Marriage
Satu perumahan: orang tua dan keturunannya, satu kesatuan
keluarga, tiap individu menikah dengan yang lain dan semuanya
adalah orang tua dari anak-anak
n) Unmarried Parent and Child
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya
diadopsi
o) Cohibing Couple
1 orang/ 1 pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan

12
5. Latar belakang kebudayaan (Etnik) : menjelaskan data ini,
gunakan kriteria berikut ini sebagai panduan untuk menentukan
kebudayaan dan orientasi religious kelurga serta luasnya akulturasi.
5.1 Pertanyaan keluarga atau anggota keluarga mengenai latar
belakang etnik (identifikasi diri)?
5.2 Bahasa yang digunakan dirumah? Apakah semua anggota
keluarga berbicara bahasa inggris?
5.3 Negara asal dan lama tinggal di Amerika serikat (generasi ke
berapa anggota keluarga tersebut, dalam kaitannya dengan status
imigrasi mereka) dan alas an keluarga berimigrasi?
5.4 Jaringan sosial keluarga (dari kelompok etnik yang sama)?
5.5 Tempat tinggal keluarga (bagian dari lingkungan yang secara
etnik bersifat homogen)?
5.6 Aktivitas keagamanan, social, kebudayaan, rekreasi, dan atau
pendidikan (Apakah aktivitas ini berada dalam kelompok
kebudayaan keluarga)?
5.7 Kebiasaan dit dan berpakaian (tradisional atau barat )?
5.8 Dekorasi rumah (tanda pengaruh kebudayaan)?
5.9 Keberadaan peran dan struktur kekuasaan keluarga tradisional
atau “modern”?
5.10 Porsi komunitas yang umum bagi keluarga kompleks territorial
keluarga (apakah porsi tersebut selalu di dalam komunitas etnik)?
5.11 Penggunaan praktisi dan jasa perawatan kesehatan
keluarga.Apakah keluarga mengunjungi praktis umum, terlibat
dalam praktik perawatan kesehtan tradisional, atau memiliki
kepercayaan tradisional dalam isu kesehatan?

6. Identifikasi Religius
6.1 Apa agama keluarga?
6.2 Apakah anggota keluarga berbeda dalam keyakinan dan praktik
religious mereka?
6.3 Sejauh mana keluarga aktif terlibat dalam masjid, gereja, kuil,
atau organisasi keagamaan lainnya?
6.4 Apa praktik keagamaan yang diikuti keluarga?
6.5 Apa keyakinan dalam nilai keagamaan yang berpusat dalam
kehidupan keluarga?
7. Status Kelas Sosial (berdasarkan pekerjaan, pendidikan, dan
pendapatan)

13
7.1 Identifikasi kelas social keluarga, berdasarkan pada tiga indicator
di atas.
7.2 Status ekonomi
7.3 Siapakah pencari nafkah di dalam keluarga?
7.4 Apakah keluarga menerima bantuan atau dana pengganti? Jika
demikian, apa saja (dari mana)?
7.5 Apakah keluarga menganggap pendapatan mereka memadai?
Bagaimana cara keluarga melihat diri mereka sendiri dalam
mengelola keuangan?
8. Mobilitas kelas sosial
a) Apa pekerjaan anda saat ini?
b) Apakah pekerjaan anda saat ini dilakukan sejak awal anda
bekerja?
c) Apakah anda sering berpindah-pindah pekerjaan ?
d) Apa saja pekerjaan yang pernah anda lakukan ? dan sebutkan
tempatnya ?
e) Bagaimana hubungan sosial anda ditempat anda bekerja ?
f) Apakah orangtua anda seorang pensiunan ?
b. Tahap Perkembangan dan Riwayat Keluarga
9. Tahap perkembangan keluarga saat ini:
Tahap I : Pasangan Baru Menikah
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah
keluarga baru- keluarga yang menikah atau prokreasi dan
perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru
yang intim. Tahap perkawinan atau pasangan menikah saat
berlangsung lebih lambat.
a) Apakah pasutri merasa puas dengan hubungan seksual?
b) Berapa kali kebutuhan seksual dilakukan?
c) Bagaimana hubungan pasutri dengan kerabat dekat?
d) Apakah anda mempunyai rencana untuk program hamil?
e) Apakah anda siap untuk memiliki seorang anak?
10. Sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangan yang sesuai
dengan tahap perkembangan saat ini
11. Riwayat keluarga dari lahir hingga saat ini, termasuk riwayat
perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan yang unik
atau berkaitan dengan kesehatan (perceraian, kematian, kehilangan,
dan lain-lain) yang terjadi dalam kehidupan keluarga.
12. Keluarga asal kedua orangtua (seperti apa kehidupan asalnya
hubungan masa silam dan saat dengan orang tua (nenek / kakek) dan
orang tua mereka.

14
1). Kriteria Tingkat Kemandirian

Tingkat Kriteria Kiteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria 7


Kemandirian
1 2 3 4 5 6
Tingkat I
Tingkat 2
Tingkat 3
Tingkat 4

Adapun tingkat kemandirian keluarga dilihat dari tujuh kriteria yang


kemampuan yang telah dicapai oleh keluarga yaitu :
a. Kriteria 1 : Keluarga menerima perawat
b. Kriteria 2 : Keluarga menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana
keperawatan keluarga
c. Kriteria 3 : Keluarga tahu dan dapat mengungkapakan masalah
kesehatannya secara benar
d. Kriteria 4 : Keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan pelayanan
kesehatan sesuai anjuran
e.Kriteria 5 : Keluarga melakukan tindakan keperawatan sederhana
sesuai anjuran
f. Kriteria 6 : Keluarga melakukan tindakan pencegahan secara aktif
g. Kriteria 7 : Keluarga melakukan tindakan promotif secara aktif

c. Data Lingkungan
13. Karakteristik rumah
13.1
Uraikan tipe tempat tinggal (tempat, apartemen, sewa kamar,
dll). Apakah keluarga memiliki rumah sendiri atau menyewa
rumah?
13.2
Uraikan kondisi rumah (baik interior maupun eksterior rumah).

15
Interior rumah meliputi jumlah ruang ( ruang tamu, ruang tidur,
dll), penggunaan ruang-ruang tersebut diatur. Bagaimana
kondisi dan kecukupan perabot? Apakah penerangan, ventilasi,
dan pemanas memadai (artifisial atau panas matahari)? Apakah
lantai, tangga, pemagaran, dan struktur lainnya dalam kondisi
yang memadai?
13.3
Di dapur, amati suplai air minum, sanitasi, dan adekuasi lemari
es.
13.4
Dikamar mandi, amati sanitasi, air, fasilitas toilet, ada tidaknya
sabun dan handuk? Apakah anggota keluarga menggunakan
handuk yang sama ?
13.5
Kaji pengaturan tidur didalam rumah. Apakah pengaturan
tersebut memadai bagi para anggota keluarga dengan
pertimbangan usia mereka, hubungan, dan kebutuhan khusus
lainnya?
13.6
Amati keadaan umum kebersihan dan sanitasi rumah. Apakah
ada serbuan serangga-serangga kecil (khususnya di dalam) dana
atau masalah sanitasi yang disebabkan adanya hewan
peliharaan?
13.7
Adakah tanda cat yang sudah tua mengelupas (sumber yang
mungkin menyebabkan racun) yang mungkin terpajan oleh anak
yang masih kecil?
13.8
Identifikasi unit teritorial keluarga. Apakah mereka nyaman
menggunakan sumber atau pelayaanan dilingkungan mereka?
13.9
Evaluasi pengaturan privasi dan bagaimana perasaan keluarga
mengenai adekuasi privasi.
13.10 Evaluasi ada atau tidak adanya bahaya keamanan
13.11 Evaluasi adekuasi pembuangan sampah?

16
13.12 Kaji perasaan puas/tidak puas dari anggota keluarga secara
keseluruhan dengan pengaturan/ penataan rumah. Apakah
keluarga menyadari keadekutan rumah terhadap kebutuhan ini?
13.13 Denah rumah yang di tempati oleh keluarga
14. Karakteristik lingkungan sekitar dan komunitas yang lebih
besar
14.1. A
pa karakter fisik dari lingkungan sekitar komunitas yang lebih
besar? Tipe lingkungan atau komunitas (desa, kota, subkota,
antarkota) tipe timpat tinggal (hunian, Industrial, campuran
hunian dan industry kecil, agraris) di lingkungan. Kondisi
hunian dan jalan (terpelihara, rusak, tidak terpelihara, sedang
dalam perbaikan). Sanitasi jalan raya, rumah (kebersihan,
pengumpulan sampah, dll). masalah yang berkaitan dengan
kemacetan lalu lintas? Adanya dan jenis industry di lingkungan.
Apakah ada masalah polusi udara, suara, atau air?
14.2. B
agaimana karakteristik demografi dari lingkungan dan
komunitas? Karakteristik etnik dan kelas social penghuni,
pekerjaan dan hobi keluarga kepadatan populasi. Perubahan
demografi baru-baru ini didalam komunitas/lingkungan.
14.3. P
elayanan kesehatan dan pelayanan dasar apa yang ada dalam
komunitas? Fasilitas pemasaran (makanan, pakaian, apotek dll).
Institusi kesehatan (klinik, rumah sakit, dan fasilitas gawat
darurat). Lembaga pelayanan pelayanan social (kesejahteraan,
konseling, pekerjaan). Pelayanan tempat cuci otomatis untu
kebutuhan keluarga. Tempat beribadah keluraga.
14.4. B
agaimana kemudahan akses sekolah di lingkungan dan
komunitas dan bagaimana kondisi sekolah tersebut? Apakah
ada masalah integrasi yang memengaruhi keluarga?
14.5. B
agaimana fasilitas rekreasi?

17
14.6. B
agaimana keluarga dapat mengakases pelayanan dan fasilitas
tersebut (dalam hal jarak, kesesuaian, waktu tempuh)?
14.7. B
agaimana insidens kejahatan di lingkungan dan komunitas?
Apakah hal ini merupakan masalah keamanan yang serius?
15. Mobilitas geografis keluarga
15.1. B
erapa lama keluarga tinggal diwilayah tersebut?
15.2. B
agaimana riwayat mobilitas geografis dari keluarga ini?
15.3. D
arimana keluarga tersebut bepindah atau bermigrasi?
16. Asosiasi transaksi keluarga dengan komunitas
16.1. S
iapa anggota keluarga yang menggunakan pelayanan komunitas
atau lembaga pelayanan apa yang dikenal komunitas?
16.2. S
eberapa sering atau sejauh mana mereka menggunakan
pelayanan ata fasilitas ini?
16.3. A
pa pola territorial dari keluarga komunitas atau wilayah yang
sering dikunjungi?
16.4. A
pakah keluarga menyadari pelayanan komunitas yang relevan
dengan kebutuhannya, seperti transportasi?
16.5. B
agaimana perasaan keluarga tentang kelompok atau organisasi
yang memberi bantuan kepada keluarga atau yang berkaitan
dengan keluarga?
16.6. B
agaimana cara keluarga memandang komunitasnya?

d. Struktur Keluarga
17. Pola Komunikasi
17.1. P
ola komunikasi dalam mengobservasi keluarga secara
keseluruhan dan atau rangkaian hubungan dari keluarga,

18
seberapa sering komunikasi fungsional dan disfungsional
digunakan? Buat dalam bentuk diagram atau berikan contoh
pola yang berulang. Seberapa tegas dan jelas anggota keluarga
mengutarakan kebutuhan dan perasaan mereka.? Sejauh mana
keluarga menggunakan klarifikasi dan kualifikasi dalam
berinteraksi/ apakah anggota keluarga memperoleh dan
memberikan respo dengan baik terhadap umpan balik atau
biasanya mereka menghalangi umpan balik dan eksplorasi
terhadap isu? Seberapa baik anggota menjadi pendengar dan
mengikuti ketika komunikasi? Apakah anggota keluarga
mencari validasi dari orang lain? Sejauh mana anggota
menggunakan asumsi dan pernyataan yang bersifat menghakimi
saat berinteraksi/ apakah anggota berinteraksi dengan pesan
dalam suatu sikap yang bersifat menyerang? Seberapa sering
diskualifikasi digunakan?
17.2. B
agaimana pesan-pesan emosional (afektif) disampaikan didalam
keluarga dan subsistem keluarga? Seberapa sering pesan
emosional disampaikan? Jenis-jenis emosi apa yang
disampaiakan dalam subsistem keluarga? Apakah emosi yang
disampaikan bersifat negatif, positif, atau keduanya?
17.3. B
agaimana frekuensi dan kualitas komunikasi yang berlangsung
dalam, jaringan komunikasi dan dalam beberap rangkaian
hubungan? Siapa yang berbicara kepada siapa dan sikap seperti
apa? Pola-pola umum apa yang digunakan menyampaikan
pesan-pesan penting? Apakah ada perantara? Apakah pesan
yang disampaikan sesuai dengan usia perkembangan anggota
17.4. A
pakah kebanyakan pesan yang disampaikan anggota keluarga
sesuai dengan konteks dan intruksi? (termasuk observasi dan
pesan nonverbal). Jika tidak, siapa yang menunjukkan
ketidaksesuaian dan pesan apa yang tidak sesuai?

19
17.5. P
roses disfungsional apa yang terlihat dalam pola komunikasi?
17.6. A
pa saja isu-isu yang tertutup bagi diskusi? Yang merupakan isu
penting bagi kesejahteraan dan fungsi keluarga yang adekuat?
17.7. B
agaimana factor-faktor berikut mempengaruhi pola komunikasi
keluarga:
 Konteks atau situasi
 Tahap siklus kehidupan keluarga
 Latar belakang kebudayaan keluarga
 Perbedaan gender didalam keluarga
 Bentuk keluarga
 Status sosio ekonomi keluarga
 Mini budaya keluarga yang unik.
18. Struktur Kekuasaan
Hasil akhir kekuasaan
18.1.Siapakah yang membuat keputusan? Siapa yang memegang
“kata terakhir” atau “siapa yang menang”?
18.2
Seberapa penting keputusan atau isu ini bagi keluarga?
Pertanyaan yang lebih spesifik meliputi: siapa yang
menganggarkan, membayar rekening, dan memutuskan
bagaimana uang digunakan? Siapa yang memutuskan
bagaimana cara menghabiskan waktu luang atau siapa teman
atau kerabat yang hendak dikunjungi? Siapa yang memutuskan
perpindahan dalam pekerjaan atau tempat tinggal? Siapa yang
mendisiplinkan dan memutuskan?
Proses pengambilan keputusan
18.3 T
eknik-teknik khusus apa yang digunakan untuk membuat
keputusan didalam keluarga dan sejauh mana teknik-teknik ini
digunakan (misalnya: consensus,tawar-menawar, paksaan, de
facto)? Dengan kata lain bagaimana cara keluarga membuat
keputusan?
Dasar-dasar kekuasaan. Berbagai dasar dan sumber kekuasaan adalah
kekuasaan/otoritas yang sah dan variasi dari kekuasaan itu,

20
kekuasaan “tek-berdaya”; kekuasaan referen; kekuasaan ahli atau
sumber; kekuasaan penghargaan; kekuasaan memaksa; kekuasaan
informasional (langsung dan tak langsung); kekuasaan afektif;
kekuasaan manajemen ketegangan.
18.4 A
tas dasar kekuasaan apa anggota keluarga membuat keputusan?

Variabel yang mempengaruhi kekuasaan keluarga


18.5 M
engenali keberadaan salah satu variable berikut ini akan
membuat pengkaji menginterprestasi perilaku keluarga yang
memungkinkan kekuasaan keluarga dapat dikaji
 Hierarki
Tiap keluarga mempunyai kekuasaan hierarki atau “urutan
hierarki”. Pada keluarga inti tradisional dan pada
kebanyakan keluarga saat ini, struktur kekuasaan bersifat
hierarkis, berarti bahwa struktur kekuasaan yang bertingkat
dan “kekuasaan dari atas ke bawah”.
 Tipe bentuk keluarga
Bentuk keluarga merupakan factor lain yang mempengaruhi
dinamika kekuasaan keluarga. Misalnya, pada keluarga
orangtua tiri yang baru dibentuk, menikah lagi
menimbulkan tekanan pada keluarga baru untuk mengubah
hierarki kekuasaan yang terdapat pada keluarga orangtua
sebelumnya.
 Pembentukan koalisi
Cara lain struktur kekuasaan dari suatu keluarga diubah
dengan membentuk koalisi. Koalisi dapat bersifat
sementara, aliansi berdasarkan permasalahan, atau aliansi
jangka panjang dibuat untuk mengimbangi dominasi dari
satu atau lebih dari keluarga lain.
 Jaringan komunikasi keluarga
Jaringan komunikasi berhubungan dengan struktur
kekuasaan. Usia, jenis kelamin, dan kepribadian anggota
keluarga mempengaruhi sifat jaringan komunikasi keluarga

21
begitu pula komunikais jarang mempunyai intensitas yang
sama pada tiap pasang hubungan.
 Perbedaan gender
Terdapat kesepakatan yang luas dalam literatur, khususnya
literature wanita, bahwa hubungan gender berdasarkan
kekuasaan (Ellman&Taggart,1993) dan wanita memiliki
kekuasaan yang lebih rendah daripada pria. Banyak
perbedaan kekuasaan dalam keluarga berdasarkan ketidak
setaraan ekonomi.
 Faktor usia dan siklus kehidupan keluarga
Keputusan keluarga dan kekuasaan diantara anggota
keluarga beragam sesuai tahap siklus kehidupan keluarga.
Pada keluarga yang mempunyai anak-anak yang masih
kecil, terdapat evolusi dari konsentrasi pada kekuasaan
ditangan orang dewasa ketika anak-anak masih kecil hingga
pengaturan pembagian kekuasaan yang lebih besar seiring
anak bertambah dewasa.
 Factor kebudayaan dan inter personal
Perbedaaan etnik dan agama diantara keluarga juga
menentukan perbedaan dalam pengaturan kekuasaan.
Sebagai contoh, dominasi pria pada umumnya diliat dalam
penyesuaian kebudayaan keluarga imigran dari eropa, asia,
amerika latin, afrika, dan timur tengah.
 Kelas social
Istilah kelas social adalah kelompok besar dari orang yang
mempunyai pendapatan, kekayaan, kondisi kehidupan,
peluang hidup, dan gaya hidup yang relative sama.
(Ropers,1991)
Keseluruhan kekuasaan system dan subsistem keluarga
18.6 D
ari pengkajian anda terhadap isu-isu yang luas diatas, buat
kesimpulan mengenai apakah kekuasaan keluarga tersebut dapat
termasuk keluarga dominasi istri atau suami, anak, nenek, dan
lain-lain egalitarian – sinkratik atau otonomi: tanpa pemimpin

22
atau kaotik (kacau)! Kontinum kekuasaan keluarga dapat
digunakan sebagai suatu presentasi visual analisis anda.
Kontinum kekuasaan keluarga jika dominasi ditemukan, siapa yang
dominan?
18.7 U
ntuk menentukan seluruh pola kekuasaan, menanyakan
pertanyaan yang terbuka dan luas seringkali mengaburkan
(tanyakan kedua pasangan dan anak anak jika mungkin),
dibawah ini diberikan beberapa contoh. Siapa yang biasanya
“berkata terakhir” atau membuat keputusan tentang isu yang
penting? Siapa yang benar-benar ditugaskan dan mengapa
(mencari dasar-dasar kekuasaan)? Siapa yang mengatur
keluarga? Siapa yang memenangkan argument atau isu-isu
penting? Siapa yang biasa menang jika ada ketidaksepakatan?
Pendapat siapa yang digunakan jika orangtua atau suami tidak
sepakat? Apakah anggota keluarga puas dengan bagaimana
keputusan dibuat dan siapa yang membuat keputusan tersebut?
19. Struktur Peran
Struktur peran formal
19.1 P
osisi dan peran formal apa yang dipenuhi setiap anggota
keluarga? Uraikan Bagaimana cara setiap anggota keluarga
dalam melakukan peran-peran formal mereka?
19.2 A
pakah peran ini dapat diterima dan konsisten dengan harapan
anggota keluarga? Dengan kata lain, apakah ada ketegangan
atau konflik peran?
19.3 S
eberapa kompeten anggota merasa mereka melakukan peran
terhormat mereka?
19.4 A
pakah terdapat fleksibilitas dalam peran dibutuhkan?
Struktur peran informal
19.5 P
eran informal atau peran samara pa yang terdapat di keluarga?
Siapa yang menjalankan dan Seberapa sering dan konsisten

23
peran tersebut dijalankan? Apakah anggota keluarga secara
samar menjalankan peran yang berbeda dari posisi mereka yang
dituntut keluarga untuk mereka mainkan?
19.6 A
pa tujuan kehadiran peran-peran diidentifikasi sebagai peran
samaran atau informal?
19.7 A
pakah ada peran informal yang disfungsional pada keluarga atau
anggota keluarga dalam jangka waktu yang lama?
19.8 A
pa pengaruh pada orang yang menjalankan peran tersebut?
Analisis model peran
19.9 S
iapakah yang menjadi model yang memengaruhi seorang
anggota keluarga dalam kehidupan awalnya, siapa yang
memberikan perasaan dan nilai-nilai tentang pertumbuhan,
pengalaman baru, peran, dan teknik komunikasi ?
19.10 Siapa yang secara spesifik bertindak sebagai model peran bagi
pasangan dalam peran mereka sebagai orang tua, dan sebagai
pasangan pernikahan, seperti apakah mereka itu?
19.11 Jika peran informal disfungsional di dalam keluarga, siapa
yang menjalankan peran ini di dalam generasi yang
sebelumnya?
Variabel yang mempengaruhi struktur peran
19.12 B
agaimana latar belakang kelas social memengaruhi struktur
peran informal dan formal di dalam keluarga?
19.13 B
agaimana struktur peran keluarga dipengaruhi oleh latar
belakang keluarga agama dan etnik?
19.14 A
pakah perilaku peran anggota keluarga saat ini sesuai dengan
tahap perkembangan?
19.15 B
agaimana masalah kesehatan memengaruhi peran keluarga?
Realokasi peran/tugas apa yang telah dilakukan ? bagaimana

24
anggota keluarga yang telah menerima peran-peran baru
menyesuaikan diri? Apakah ada bukti tentang stress atau
konflik akibat peran? Bagaimana anggota keluarga dengan
masalah kesehatan bereaksi terhadap perubahan atau hilangnya
peran?
20. Nilai keluarga
20.1 .
Penggunaan metode perbandingan dan membedakan
memberikan kesan (dengan nilai dari kebudayaan yang dominan
dan kelompok rujukan keluarga-kelompok etnik yang
diidentifikasi mereka-atau keduanya). Produktivitas/pencapaian
individu, individualism, metrialisme/etika konsumsi, etika kerja,
pendidikan, persamaan, kemajuan dan penguasaan lingkungan,
orientasi masa depan, efisiensi, keteraturan, dan kepraktisan,
rasionalitas, kualitas hidup dan pemeliharaan kesehatan.
Perbedaan dalam system nilai
20.2 .
Sejauh mana kesesuaian antara nilai keluarga dan seklompok
rujukan keluarga dan atau system yang berinteraksi seperti
system pendidikan dan perawatan/pelayanan kesehatan serta
komunitas yang lebih luas?
20.3 .
Sejauh mana kesesuaian antara nilai keluarga dan masing-
masing anggota keluarga?
Nilai keluarga
20.4. S
eberapa penting nilai-nilai yang diidentifikasi di dalam
keluarga? (urutkan dari nilai keluarga yang paling penting)
20.5. N
ilai apa yang dianut secara disadari ata tidak disadari?
20.6. A
pakah terdapat bukti konflik nilai di dalam keluarga?
20.7. B
agaimana social, latar belakang kebudayaan dan derajat
akulturasi, perbedaan generasi, letak geografis (rural, urtal,
suburban) keluarga yang memengaruhi nilai-nilai keluarga?

25
20.8. B
agaimana nilai-nilai keluarga memengaruhi status keluarga?
e. Fungsi keluarga
21. Fungsi Afektif
Saling asuh, keakraban, dan identifikasi
21.1 .
Sejauh mana anggota keluarga saling asuh dan mendukung?
21.2 .
Apakah terdapat perasaan keakraban dan keintiman di antara
lingkungan hubungan keluarga? Sebaik apa anggota keluarga
berbaur satu sama lain? Apakah mereka menunjukkan kasih
yang satu sama lain.
21.3 .
Apakah identifikasi satu sama lain, ikatan, atau kedekatan
Nampak ada?

Keterpisahan dan keterkaitan


21.4. B
agaimana keluarga menghadapi isu-isu tentag keterpisahan dan
keterkaitan? Bagaimana keluarga membantu anggotanya agar
bersatu dan memelihara keterkaitan?
Apakah tersedia kesempatan untuk mengembangkan
keterpisahan dan apakah kesempatan tersebut sesuai dengan usia
dan kebutuhan setiap anggota keluarga?
Pola kebutuhan-respons keluarga
21.5. S
ejauh mana anggota keluarga merasakan kebutuhan individu lain
di dalam keluarga? Apakah orang tua mampu menguraikan
kebutuhan dan persoalan anak-anak serta pasangan mereka?
Seberapa peka anggota keluarga dalam menanggapi isyarat yang
berkaitan dengan kebutuhan dan perasaan anggota yang lain?
21.6. A
pakah kebutuhan, minat, dan perbedaan masing-masing anggota
yang dihormati oleh anggota keluarga yag lain? Apakah terdapat
keseimbangan dalam hal hormat-menghormati (apakah mereka
menunjukkan saling menghormati)? Sejauh mana kepekaan
keluarga terhadap tindakan dan persoalan dari setiap individu?

26
21.7. S
ejauh mana keluarga mengenali bahwa kebutuhan keluarga telah
terpenuhi oleh keluarga? Bagaimana proses pelepasan
emosional keluarga? Dan sejauh mana kebutuhan dipenuhi oleh
keluarga?
22. Fungsi sosialisasi
22.1. K
aji praktik keluarga dalam membesarkan anak dalam isu berikut.
a. Pengendalian perilaku, meliputi disiplin, penghargaan dan
hukuman.
b. Otonomi dan ketergantungan
c. Memberi dan menerima cinta
d. Latihan perilaku yang sesuai dengan usia (perkembangan fisik,
social, emosional, bahasa, dan intelektual)
22.2. S
eberapa adiptif praktik keluarga dalam membesarkan anak untuk
sebuah bentuk keluarga dan situasi tertentu?
22.3. S
iapa yang menerima tanggung jawab untuk peran membesarkan
anak atau fungsi sosialisasi? Apakah fungsi ini dipikul bersama?
Jika demikian, bagaimana hal ini diatur?
22.4. B
agaimana anak-anak dihargai dalam keluarga ini?
22.5. K
eyakinan budaya apa yang memengaruhi pola pengasuhan anak?
22.6. B
agaimana factor social memengaruhi pola pengasuhan anak?
22.7. A
pakah keluarga ini berisiko tinggi mengalami masalah membesarkan
anak? Jika demikian factor apa yang menyebabkan keluarga
berisiko?
22.8. A
pakah lingkungan rumah cukup memadai bagi anak untuk bermain
anak-anak sesuai dengan tahap perkembangan ank? Apakah
peralatan permainan yang ada sesuai dengan usia anak?
23. Fungsi Reproduksi
a) Apakah pasutri ingin memiliki keturunan pada waktu dekat ini?
b) Pada usia perkaiwan berapa tahun pasutri ingin memiliki keturunan?

27
c) Apa tujuan pasutri ingin memiliki keturunan?
d) Apa tujuan pasutri tidak ingin memiliki keturunan?
e) Berapa banyak keturunan yang diinginkan oleh pasutri?
f) Berapa kali pasutri melakukan hubungan seksual?
g) Apakah pasutri mengetahui hubungan seksual yang benar?
h) Apakah pasutri merasa puas ketika melakukan hubungan seksual?

24. Fungsi Perawatan Kesehatan


Fungsi perawatan kesehatan
24.1 Keluarga mampu menegnal masalah kesehatan
a. Definisi dan tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat-sakit
Bagaimana keluarga mendefinisikan sehat dan sakit untuk masing-
masing anggota keluarga? Tanda-tanda yang memberikan kesean dan
siapa yang memutuskan?
Apakah keluarga dapat mengamati secara akuratdan melaporkan gejala
dan perubahan yang signifikan?
Apakah sumber informasi dan saran bagi keluarga?
Bagaimana informasi dan saran tentang kesehatan diteruskan kepada
anggota keluarga?
b. Riwayat kesehatan keluarga
Bagaimana keseluruhan kesehatan dari anggota keluarga dari hubungan
pernikahan (kakek/nenek, orangtua, bibi, paman,sepupu,saudara, dan
generasi) selama tiga generasi?
Apakah ada penyakit genetik atau keturunan di masa lalu dan sekarang
penyakit diabetes, jantung,tekanan darah tinggi, stroke, kanker, gout,
penyakit ginjal dan tiroid, asma dan keadaan alergi lainnya, penyakit
darah atau penyakit keturunan lainnya.
Apakah ada riwayat keluarga tentang masalah emosi atau bunuh diri?
Apakah terdapat penyakit keluarga yang berkaitan dengan lingkungan?
24.2 Mampu membuat keputusan masalah kesehatan keluarga
a. Peran keluarga dalam praktik perawatan diri
Apa yang dilakukan keluarga untuk memperbaiki status
kesehatannya?
Apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah penyakit?
Siapakah pemimpin kesehatan di dalam keluarga?
Siapa yang membuat keputusan kesehatan di dalam keluarga?
Apa yang dilakukan anggota keluarga ketika merawat anggota yang
sakit di rumah?
Bagaimana kemampuan keluarga dalam hal perawatan diri yang
berkaitan dengan pengakuan terhadap tanda dan gejala, diagnosis dan

28
perawatan di rumah terhadap masalah kesehatan yang umum dan
sederhana?
Apa nilai, sikap,dan keyakinan keluarga mengenai perawatan di
rumah?

24.3 Mampu merawat masalah kesehatan keluarga


a. Praktik aktivitas fisik dan rekreasi
Apakah anggota keluarga menyadari bahwa rekreasi aktif dan
olahraga secara teratur penting untuk kesehatan?
Apakah pekerjaaan harian yang biasa memberikan kesempatan untuk
latihan?
Jenis rekreasi dan aktivitas fisik apa ( mis. lari, bersepeda, berenang,
menari, tenis) yang dilakukan keluarga? Berapa lama? Siapa yang
mengikuti?
Apakah aktivitas sehari – hari yang dilakukan oleh anggota keluarga
membutuhkan energi yang kecil untuk dikeluarkan? Apakah anggota
keluarga menghabiskan sedikitnya 30 menit hampir setiap hari dalam
melakukannya aktivitas fisikyang sedang atau berat?
Apa jenis aktivitas rekreasi/waktu luang subsistem keluarga
(subsistem pasangan, subsistem orangtua, subsistem anak, dan
subsistem saudara). Seberapa sering aktivitas ini terjadi? Siapa yang
berpartisipasi?
Apa keyakinan anggota keluarga tentang aktivitas rekreasi/waktu
luang (kepuasan terhadap waktu yang dihabiskan dan jenis aktivitas).
b. Praktik penggunaan obat teraupetik dan penenang, alcohol serta
Apakah keluarga menggunakan alkohol, tembakau, kopi, cola, tau teh?
(Kafein dan teobromin adalah stimulan)
Apakah anggota keluarga mengonsumsi obat sebagai penenang?
Sudah berapa lama anggota keluarga menggunakan alkohol atau obat
sebagai penenang?
Apakah penggunaan tembakau, alkohol, atau obat yang diresepkan oleh
anggota keluarga dirasakan sebagai masalah?
Apakah penggunaan alkohol atau obat lainnya mengganggu kapasitas
untuk melakukan aktivitas yang biasa?
Apakah anggota keluarga secara teratur menggunakan obat yang dijual
bebas atau obat yang diresepkan?
Apakah keluarga menyimpan obat dalam periode yang lama dan
menggunakannya kembali?

29
Apakah obat diberi label dan disimpan dengan tepat di tempat yang
aman dan jauh dari jangkauan anak kecil?
c. Tindakan pencegahan secara medis
Bagaimana riwayat dan perasaan keluarga tentang keadaan fisik ketika
berada dalam keadaan sehat?
Kapan pemeriksaan terakhir terhadap mata dan pendengaran dilakukan?
Bagaimana status imunisasi anggota keluarga?
Apakah anggota keluarga menggunakan air yang diberi florida, dan
apakah anak – anak dianjurkan untuk menggunakan florida setiap hari?
Apa kebiasaan hygine oral keluarga yang berkaitan dengan sikat gigi
setelah makan?
Bagaimana pola keluarga dalam mengasup gula dan tepumg?
Apakah anggota keluarga menerima perawatan gigi profesional yang
bersifat preventif/pencegahan , termasuk pendidikan kesehatan,
penyinaran dengan sinar X secara periodik, kebersiahan, perbaikan dan
untuk anak-anak, florida oral atau topikal?
24.4 Mampu mengkondisikan lingkungan
a. Praktik diet keluarga
Apakah keluarga mengetahui sumber makanan dan pedoman piramida
makanan?
Apakah die keluarga adekuat? ( catatan riwayat pola makan keluarga
selama tiga hari dianjurkan)
Siapakah yang bertanggung jawab untuk terhhadap perencanaan, belamja,
dan persiapan makanam?
Bagaimana makanan disiapkan?
Berapa banyak makanan yang dikonsumsi per hari?
Apakah ada pembatasan makanan?
Penggunaan kupon makan?
Bagaimana kelayakan penyimpanan dan lemari pendingin makanan?
Apakah saat makan memiliki suatau fungsi teretentu bagi keluarga?
Bagaiman sikap keluarga terhadapa makanan dan jam makan?
Bagaiaman kebiasaan keluarga saat makan?
b. Kebiasaan tidur dan istirahat
Apakah yang merupakan kebiasaan tidur anggota keluarga?
Apakah kebutuhan tidur anggota keluarga sesuai dengan status kesehatan
dan usia mereka?
Apakah jam tidur ditetapkan secara teratur?
Apakah anggota keluarga melakukan istirahat siang secara teratur dan
memiliki cara-cara lain untuk istirahat selama sehari?
Siapa yang memutuskan anak – anak harus tidur?
24.5Memanfaatkan pelayanan kesehatan atau fasilitas kesehatan
a. Keyakinan, nilai, dan perilaku kesehatan

30
Nilai apa yang dianut keluarga dalam kesehatan?
Promosi/peningkatan kesehatan? Pencegahan?
Apakah terdapat konsistensi antara nilai kesehatan keluarga seperti yang
dinyatakan dan tindakan kesehatan mereka?
Kegiatan promosi kesehatan apa yang dilakukan keluarga secara teratur?
Apakah perilaku ini merupakan karakteristik dari semua anggota keluarga,
apakah pola perilaku ini merupakan karakteristik dari semua anggota
keluarga, atau apakah pola perilaku promosi kesehatan sangat beragam di
antara anggota keluarga?
Apa tujuan kesehatan keluarga?
b. Terapi komplementer dan alternative
Apa praktik pelayanan/perawatan kesehatan alternatif yang digunakan
oleh anggota keluarga?
Bagaimana mereka turut mengikuti praktik ini, dan atas alasan apa mereka
mengikuti praktik ini?
Bagaimana perasaan anggota keluarga tentang manfaat praktik ini terhadap
kesehatannya?
Sudahkah praktik ini dilaksanakan berdasakan koordinasi dengan
pelayanan berbasis medis lainnya?

c. Layanan perawatan kesehatan yang diterima


Dari mana anggota keluarga menerima perawatan (sebutkan praktisi
perawatan kesehatan atau lembaga perawatan kesehatan)?
d. Perasaan dan persepsi mengenai pelayanan kesehatan
Bagaimana perasaan keluaraga tentang jenis pelayanan kesehatan yang
tersedia di dalam masyarakat?
Bagaimana perasaan keluaraga mengenai pelayanan kesehatan yang
diterima?
Apakah keluaraga merasa nyaman, puas, dan percaya dengan perawatan
yang di terima dari penyedia pelayanan kesehatan?
Apakah keluarga memiliki pengalaman masa lalu dengan pelayanan
kesehatan keluarga?
Apa sikap dan harapan keluarga terhadap peran perawat?
e. Pelayanan kesehatan darurat
Apa lembaga atau dokter yang memberikan layanan perawat memiliki
pelayanan darurat?
Apakah pelayanan medis dari pemberi pelayanan kesehatan saat ini
tersedia, jika terjadi keadaan darurat?

31
Jika tidak ada pelayanan darurat, apakah keluarga mengetahui di mana
pelayanan darurat terdekat (menurut kelayakan) baik untuk anak-anak
maupun anggota keluarganya yang dewasa?
Apakah keluaraga mengetahui bagaimana cara menghubungi ambulans
dan pelayanan paramedis?
f. Sumber pembayaran
Bagaimana keluarga membayar pelayanan yang di terima?
Apakah keluarga memiliki rencana asuransi kesehatan swasta, Mediacare,
atau Medicaid atau haruskah keluarga membayar penuh atau sebagian?
Apakah keluarga mendapat pelayanan gratis (atau menegetahui siapa yang
layak mendapatkannya)?
Apa efek dari biaya perawatan kesehatan terhadap pemakaian pelayanan
kesehatan oleh keluarga?
Jika keluarga memiliki asuransi kesehatan (swasta, Mediacare, Medicaid),
apakah keluarga diinformasikan tentang layanan apa yang dijamin oleh
asuransi seperti pelayanan preventif, peralatan medis tertentu, kunjungan
rumah, dll.
g. Logistic untuk mendapatkan perawatan
Berapa jarak fasilitas perawatan dari rumah keluarga?
Alat transportasi apa yang digunakann keluarga untuk mencapai fasilitas
perawatan?
Jika keluarga harus menggunakan angkutan umum, masalah apa yang
timbul dalam hal jam pelayanan kesehatan?
25. Fungsi ekonomi
a) Dari manakah keluarga sumber - sumber penghasilan sehari – hari?
b) Siapakah yang mencari penghasilan?
c) Berapakah pengeluaran sehari – hari seperti makan, asuransi dan hal
– hal lain?
d) Apakah dari penghasilan tersebut keluarga bisa menabung dari
sebagian penghasilannya?
e) Apa sajakah kebutuhan keluarga yang dikeluarkan sehari – hari?
f) Bagaimana keluarga mengatur keuangan?
g) Apakah ada sisa penghasilan setelah memenuhi kebutuhan?
h) Siapa saja orang yang keuangannya anda tanggung ?
26. Stres, koping, dan Adaptasi keluarga
Stresor, kekuatan, dan persepsi keluarga
a. Apa saja stressor yang pernah dialami oleh keluarga?
Pertimbangkan stressor ekonomi social dan lingkungan.
Bagaimana kekuatan dan jangka waktu dari stressor ini?

32
b. Kekuatan apa yang mengimbangi stressor itu? Apakah keluarga
mampu menangani stress dan ketegangan kehidupan keluarga
sehari-hari? Sumber apa yang dimiliki keluarga untuk mengatasi
stressor itu?
c. Bagaimana keluarga mendefinisikan situasi tersebut? Apakah
realistik, penuh harapan, dilihat sebagai tantangan? Apakah
keluarga mampu bertindak berdasarkan pada penelitian realistis
dan objektif terhadap situasi atau peristiwa yang penuh stress?
Atau apakah stressor utama dilihat sebagai hal yang snagat besar,
sulit diatasi , atau sesuatu yang merusak?
Strategi koping keluarga
d. Bagaimana keluarga breaksi terhadap stressor yang sedang
dialami? Strategi apa yang digunakan? Strategi koping apa yang
dilakukan keluarga dan untuk menangani jenis masalah apa?
Apakah cara koping anggota keluarga berbeda untuk mengatasi
masalah saat ini? Jika demikian, bagaimana?
e. Sejauh mana keluarga menggunakan strategi koping internal?
Mengandalkan kelompok keluarga, Berbagi perasaan, pemikiran,
dan aktivitas (memperkuat kohestivitas), Fleksibilitas peran ,
normalisasi, mengandalkan makna masalah dengan pembingkaian
ulang dan penilaian pasif, pemecahan masalah bersama,
mendapatkan informasi dan pengetahuan, terbuka dan jujura dalam
komunikasi keluarga.
f. Sejauh mana keluarga menggunakan strategi koping eksternal?
Memelihara jalinan aktif dengan komunitas, menggunakan
dukungan spiritual, menggunakan system dukungan social, untuk
memperoleh informasi jaringan dukungan social lebih lanjut, baik
genogram dan ecomap dianjurkan.
g. Strategi koping disfungsional apa yang pernah digunakan keluarga
atau pakah keluarag saat ini menggunakannya? Adakah ada tanda-
tanda disfungsional seperti tercantum di bawah ini? Jika demikian,
catat dan sejauh mana tanda tersebut digunakan?
Mengambinghitamkan, penggunaan ancaman, mitos keluarag,
orang ketiga, pseudomutualitas, otoriterianisme, perpecahan
keluarga, penyalahgunaan alcohol dan/atau obat-obatan, kekerasan

33
dalam keluarga (pasangan, anak, sibling, lansia, atau
homoseksual), pengabaian anak.

Adaptasi keluarga
h. Bagaimana pengelolaan atau fungsi keluarga? Apakah stressor
keluarga dikelola secara adekuat oleh keluarga? Apa dampak dari
stressor pada fungsi keluarga?
i. Apakah keluarga berada dalam krisis? Apakah masalah yang ada
merupakan bagian dari ketidakmampuan kronik menyelesaikan
masalah (mis. Apakah keluarga terpajan krisis)
Melacak stressor, koping, adaptasi sepanjang waktu
j. Ketika perawat keluaraga bekerja dengan keluarga sepanjang
waktu, akan sangat bermanfaat untuk melacak atau memantau
bagaimana keluarga bereaksi terhadap stressor, persepsi, koping,
dan adaptasi. Apakah keluarga mulai pulih, menghasilkan proses
koping yang berguna, atau apakah tetap pada tingkat adaptasi
yang sama, atau menunjukkan tanda-tanda penurunan adaptasi?
27 Harapan keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga
1) Apa harapan keluarga terhadap pelayanan kesehata?
a. Keluarga Sejahtera
Adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak,
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi,
selaras dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat
dan lingkungan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 tahun
2009).

Tingkat kesejahteraan keluarga dikelompokkan menjadi 5 (lima) tahapan,


yaitu:

1. Tahapan Keluarga Pra Sejahtera (KPS)

Yaitu keluarga yang tidak memenuhi salah satu dari 6 (enam)


indikator Keluarga Sejahtera I (KS I) atau indikator ”kebutuhan dasar
keluarga” (basic needs).

34
2. Tahapan Keluarga Sejahtera I (KSI)

Yaitu keluarga mampu memenuhi 6 (enam) indikator tahapan KS I,


tetapi tidak memenuhi salah satu dari 8 (delapan) indikator Keluarga
Sejahtera II atau indikator ”kebutuhan psikologis” (psychological
needs) keluarga.

3. Tahapan Keluarga Sejahtera II

Yaitu keluarga yang mampu memenuhi 6 (enam) indikator tahapan


KS I dan 8 (delapan) indikator KS II, tetapi tidak memenuhi salah satu
dari 5 (lima) indikator Keluarga Sejahtera III (KS III), atau indikator
”kebutuhan pengembangan” (develomental needs) dari keluarga.

4. Tahapan Keluarga Sejahtera III

Yaitu keluarga yang mampu memenuhi 6 (enam) indikator tahapan


KS I, 8 (delapan) indikator KS II, dan 5 (lima) indikator KS III, tetapi
tidak memenuhi salah satu dari 2 (dua) indikator Keluarga Sejahtera
III Plus (KS III Plus) atau indikator ”aktualisasi diri” (self esteem)
keluarga.

5. Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus

Yaitu keluarga yang mampu memenuhi keseluruhan dari 6 (enam)


indikator tahapan KS I, 8 (delapan) indikator KS II, 5 (lima) indikator
KS III, serta 2 (dua) indikator tahapan KS III Plus.

NO Indikator Mampu Tidak Mampu


1. Keluarga Sejahtera I

2. Keluarga sejahtera II

3. Keluarga Sejahtera III

4. Keluarga Sejahtera III Plus

Indikator tahapan keluarga sejahtera.

35
a. Enam Indikator tahapan Keluarga Sejahtera I (KS I) atau indikator
”kebutuhan dasar keluarga” (basic needs), dari 21 indikator keluarga
sejahtera yaitu:

1. Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih.

2. Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah,


bekerja/sekolah dan bepergian.

3. Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai dan


dinding yang baik.

4. Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan.

5. Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana pelayanan


kontrasepsi.

6. Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah.

b. Delapan indikator Keluarga Sejahtera II (KS II) atau indikator


”kebutuhan psikologis” (psychological needs) keluarga, dari 21
indikator keluarga sejahtera yaitu:

1. Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai


dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

2. Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan


daging/ikan/telur.

3. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel


pakaian baru dalam setahun.

4. Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap penghuni


rumah.

5. Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat sehingga dapat


melaksanakan tugas/fungsi masing-masing.

6. Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk


memperoleh penghasilan.

7. Seluruh anggota keluarga umur 10 - 60 tahun bisa baca tulisan


latin.

36
8. Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan
alat/obat kontrasepsi.

c. Lima indikator Keluarga Sejahtera III (KS III) atau indikator


”kebutuhan pengembangan” (develomental needs), dari 21 indikator
keluarga sejahtera yaitu:

1. Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama.

2. Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau


barang.

3. Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali


dimanfaatkan untuk berkomunikasi.

4. Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat


tinggal.

5. Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/


radio/tv/internet.

d. Dua indikator Kelarga Sejahtera III Plus (KS III Plus) atau indikator
“aktualisasi diri” (self esteem) dari 21 indikator keluarga, yaitu:

1. Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan sumbangan


materiil untuk kegiatan sosial.

2. Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan


sosial/yayasan/ institusi masyarakat.

2.2 Diagnosa
No. Perhatian atau kebutuhan Dx
kesehatan
1. Menciptakan pernikahan yang Domain 8. Seksualitas
Kelas 2. Fungsi seksual
memuaskan (konseling seksual,
00059 Disfungsi seksual
komunikasi)
2. Merencanakan sebuah keluarga Domain 7. Hubungan peran
Kelas 3. Penampilan peran
00055 ketidakefektifan perform
peran

Domain 7 Hubungan Peran


Kelas 3 Penampilan Peran

37
00052 Hambatan Interaksi Sosial
3. Perawatan Pranatal Domain 5. Persepsi/kognisi
Kelas 4 Kognisi
00126 Defisien Pengetahuan

Domain 4 Aktivitas/Istirahat
Kelas 3. Keseimbangan energi
00093 Keletihan

2.3 Perencanaa Keperawtan keluarga


Perencanaan merupakan proses penyesuaian strategi atau intervensi
keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, mengurangi atau mengatasi
masalah kesehatan klien yang telah diidentifikasi dan divalidasi pada tahap
perumusan diagnosa keperawatan. Perencanaan disusun dengan penekanan
pada partisipasi klien, keluarga dan koordinasi dengan tim kesehatan lain.
Perencanaan mencakup penentuan prioritas masalah, tujuan dan rencana
tindakan. Tahapan penyusunan perencanaan keperawatan keluarga adalah
sebagai berikut:
a. Menetapkan prioritas Masalah
Menetapkan prioritas masalah / diagnosa keperawatan keluarga adalah
dengan menggunakan skala menyusun prioritas dari maglaya (2009).
Skala untuk menentukan prioritas (Maglaya, 2009)
No Kriteria Skor Bobot
1. Sifat masalah
Skala : Wellness 3
Aktual 3 1
Resiko 2
Potensial 1

2. Kemungkinan masalah dapat diubah


Skala : Mudah 2 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0

3. Potensi masalah untuk dicegah


Skala : Tinggi 3 1
Cukup 2
Rendah 1

38
4. Menonjolnya masalah
Skala : Segera 2
Tidak perlu 1
1
Tidak dirasakan 0

 Cara skoring:
1. Tentukan skor untuk setiap kriteria
2. Skor dibagi dengan makna tertinggi dan kalikanlah dengan bobot.

Skor
X Bobot
3. Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria
Angka tertinggi
b. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas:
Penentuan prioritas masalah didasarkan dari empat kriteria yaitu sifat
masalah, kemungkinan masalah dapat diubah, potensi masalah untuk
dicegah dan menonjolnya masalh.
1) Kriteria yang pertama, yaitu sifat masalah, bobot yang lebih berat
diberikan pada masalah aktual karena yang pertama memerlukan
tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga.
2) Kriteria kedua, yaitu untuk kemungkinan masalah dapat diubah
perawat perlu memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor sebagai
berikut:
a) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk
menangani masalah
b) Sumber daya keluarga dalam bentuk fisikj, keuangan dan tenaga
c) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan
waktu.
d) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam
masyarakat dan sokongan masyarakat.
3) Kriteria ketiga, yaitu potensi masalah dapat dicegah faktor-faktor yang
perlu diperhatikan adalah:
a) Kepelikan dari masalah, yang berhubungan dengan penyakit atau
masalah.
b) Lamanya masalah, yang berhubungan dengan penyakit atau
masalah.
c) Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang
tepat dalam memperbaiki masalah.
d) Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka
menambah potensi untuk mencegah masalah.
4) Kriteria keempat, yaitu menonjolnya masalah perawat perlu menilai
persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut.

39
Nilai skor yang tertinggi yang terlebih dahulu diberikan intervensi
keluarga. Adapun hal-hal yang lurus diperhatikan dalam penyusunan
tujuan keperawatan keluarga yaitu:
a) Tujuan harus berorientasi pada keluarga, dimana keluarga
diarahkan untuk mencapai suatu hasil.
b) Kriteria hasil atau standar hasil pencapaian tujuan harus benar-
benar bisa diukur dan dapat dicapai oleh keluarga.
c) Tujuan harus bersifat spesifik atau sesuai dengan konteks
diagnosis keperawatan keluarga dan faktor faktor yang
berhubungan.
d) Tujuan harus menggambarkan kemampuan dan tanggung jawab
keluarga dalam pemecahan masalah, penyusunan tujuan harus
bersama-sama dengan keluarga.
2.4 Implementasi Keperawatan Keluarga
Implementasi pada asuhan keperawatan keluarga dapat dilakukan pada
individu dalam keluarga dan pada anggota keluarga lainnya. Implementasi
yang ditujukan pada individu meliputi:
a. Tindakan keperawatn\an langsung
b. Tindakan keperawatan kolaboratif dan pengobatan dasar
c. Tindakan observasi
d. Tindakan pendidikan kesehatan
Implementasi keperawatan yang ditujukan pada keluarga meliputi:
a. Meningkatkan kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah
dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan informasi,
mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, emndorong
sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
b. Membantu keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat untuk
individu dengan cara mengidentifikasi konsekuensi jika tidak melakukan
tindakan, mengidentifikasi sunber-sumber yang dimiliki keluarga,
mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.
c. Memberikan keperawatan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat
dan fasilitas yang ada di rumah, mengawasi keluarga melakukan
perawatan.
d. Membantu keluarga menemukan cara bagaimana membuat lingkungan
menjadi sehat, dengan cara menemukan sumber-sumber yang dapat

40
digunakan keluarga, melakukan perubahan lingkungan keluarga
seoptimal mungkin.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
dengan cara mengenalkan fasilitas yang ada di lingkungan keluarga,
membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yanga da.
2.5 Evaluasi Keperawatan Keluarga
Sesuai dengan terencana tindakan yang telah diberikan, penilaian dan evaluasi
diperlukan untuk melihat keberhasilan. Bila tidak atau belum berhasil, perlu
disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin
tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali kunjungan keluarga, untuk itu dapat
dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan
klien/keluarga. Tahapan evaluasi dapat dilakukan selama proses asuhan
keperawatan atau pada akhir pemberian asuhan. Perawat bertanggung jawab
untuk mengevaluasi status dan kemajuan klien dan keluarga terhadap
pencapaian hasil dari tujuan keperawatan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kegiatan evaluasi meliputi mengkaji kemajuan status kesehatan individu
dalam konteks keluarga, membandingkan respon individu dan keluarga
dengan kriteria hasil dan menyimpulkan hasil kemajuan masalah serta
kemajuan pencapaian tujuan keperawatan.
2.6 Evidence based in Nursing
1. Penggunaan leaflet terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap keluarga
baru
Sebuah keluarga merupakan gabungan kecil masyarakat yang
memegang peranan penting sebagai aset negara. Kualitas keluarga bisa di
capai dengan melakukan serangkaian perencanaan yang baik. Keluarga
membutuhkan pengetahuan tentang keluarga yang berkualitas. Salah satu
pendekatan yang dapat meningkatkan kesediaan masyarakat untuk
menjaga kesehatan adalah dengan melakukan promosi kesehatan dengan
menggunakan media leaflet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
dampak promosi kesehatan terhadap pengetahuan, perilaku, dan tindakan
keluarga baru untuk mencapai kualitas keluarga. Penelitian ini
menggunakan kuasi eksperimen dengan perencanaan rancangan kelompok
kontrol non-ekuivalen. Sampelnya adalah pria dan wanita yang baru
menikah 44 orang. Temuan penelitian menunjukkan bahwa ada dampak

41
promosi kesehatan dengan menggunakan media leaflet terhadap
pengetahuan dan tindakan keluarga baru dalam mencapai keluarga yang
berkualitas. Oleh karna itu, ada kebutuhan untuk meningkatkan promosi
kesehatan menggunakan media leaflet, sehingga dapat meningkatkan
penggetahuan dan prilaku masyarakat tentang kualitas keluarga sehingga
mereka dapat mewujutkanya
2. Dukungan Sosial Suami Terhadap Istri untuk Menggunakan Alat
Kontrasepsi Medis Operasi Wanita (MOW) (Studi Kualitatif pada
Pasangan Usia Subur Unmet Need di Kecamatan Puger Kabupaten
Jember)
Program Keluarga Berencana merupakan salah satu upaya untuk
mengatasi masalah kependudukan di Indonesia. Metode Operasi Wania
(MOW) merupakan salah satu metode kontrasepsi yang tepat bagi
keluarga yang tidak menginginkan anak lagi. Dukungan sosial suami
diperlukan untuk melaksanakan program KB MOW, khususnya pada
pasangan usia subur unmet need. Pada tahun 2012, Kecamatan Puger
merupakan daerah dengan jumlah unmet need terbanyak di Kabupaten
Jember. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan dukungan sosial suami
pada istri untuk menggunkan MOW. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif. Informan penelitian dipilih secara purposif.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa sebagian besar suami
tidak memberikan dukungan sosial dalam tiga aspek. Hal ini disebabkan
sebagian besar suami memiliki pengetahuan yang kurang tentang MOW
dan tingginya biaya yang harus dikeluarkan untuk menggunakan MOW.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya unmet need di
Kecamatan Puger yaitu: (1) Petugas Keluarga Berencana dan masyarakat
masih memiliki pengetahuan yang kurang tentang MOW; (2) suami
melarang istrinya untuk menggunakan MOW; (3) tingginya biaya yang
harus dikeluarkan. Diharapkan BKKBN Kabupaten Jember untuk
mensosialisasikan MOW secara komunikatif

42
43
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
1. Pengkajian Keluarga
a. Mengidentifikasi Data Keluarga
Nama keluarga : 1. Rohmatul Fitria (istri)
2. M.Alfan Surya (suami)

Alamat : desa Krajan Timur Rt/Rw 20/04 Krian Sidoarjo

Komposisi Anggota Keluarga

No. Nama L/P Umur Hub. Dgn Pend. Pekerja Status


KK an Kesehatan
Rohmatu P 25 Istri S1 Guru Sehat
1. l Fitria tahun Pendidika (5)
n Guru
M.Alfan L 25 Suami S1 Pelaut Pelayar Sehat
2.
Surya tahun an

Pemeriksaan Fisik

Nama Rohmatul Fitria


Umur 25 tahun
Jenis Kelamin Perempuan
Kesadaran Penuh
TTV S : 36.5 C, nadi : 80x/mnt, TD: 120/80 mmhg,
RR: 20x/mnt
BB/TB 60kg/156cm
Kepala : Normal
1. Kulit Normal tidak ada lesi, berwarna sawo matang,
2. Muka Terlihat lelah dan tsedikit pucat (5)
3. Mata Konjungtiva, Sclera, Pupil, Palpebra, Lensa,
Visus semuanya normal
4. Hidung Hidung normal
5. Mulut Mulut normal tidak berbau dan memiliki gigi
yang normal
6. Bibir Normal, tidak terlihat kering
7. Telinga Normal, mampu mendengarkan dengan baik
saat di ajak berbicara, simetris antara telinga
kanan dan kiri, lerlihat bersih
Leher Normal
Tenggorokan Normal tidak mengalami nyeri telan

44
Dada Normal simetris
Abdomen Normal, auskultasi peristaltik 15x/menit
Genetalia Normal
Rectum Normal
Ekstermitas atas Aktif ka/ki
Ekstermitas bawah Aktif ka/ki

Imunisasi yang pernah dilakukan

ANGGOTA
WAKTU
NO JENIS IMUNISASI KELUARGA KET.
PEMBERIAN
SUAMI ISTRI
17. Hepatitis B 0 bulan
  -

18. Polio 2 bulan, 4 bulan, 6


  -
bulan
19. BCG 2 bulan
  -

20. DPT 2 bulan, 3 bulan, 4


  -
bulan, dan 18 bulan.
21. Hib 2 bulan, 3 bulan, 4
  -
bulan, dan 18 bulan.
22. PCV 7-12 bulan
  -

Rotavirus D1:6-14minggu, D2:4-


23.
10 minggu, D3 : <32   -

minggu
24. Influenza 6 bulan dan tiap tahun
  -

25. Campak 9 bulan dan 24 bulan


  -

26. MMR 15 bulan, 5 tahun


  -

27. Tifoid Setiap 2 tahun


  -

28. Hepatitis A 2 tahun (6-12 bulan)


  -

29. Varisela 12 bulan


  -

45
30. HPV 10 tahun
  -

31. Japanese 2-12 bulan


  -
enchepalitis
32. Dengue 9-16 tahun
  -

46
Genogram

47
Keterangan :
= laki – laki = anak kembar
= perempuan
= meninggal dunia = pasien

= menikah
= tinggal serumah

4. Tipe Keluarga : Klien masuk dalam tipe keluarga Dual Carrier yaitu
dimana suaminya dan istri (pasien) atau keduanya berkarier dan tanpa
mempunyai anak.
5. Latar belakang kebudayaan (Etnik) :
budaya keluarga istri berasal dari suku madura, sedangkan keluarga suami
dari suku jawa. Klien dalam lingkungan sehari-harinya tidak
menggunakan bahasa inggris tetapi menggunakan bahasa indonesia. klien
tidak pernah berimigrasi dan sudah dari generasi pertama tinggal di
Indonesia dan bertempat tinggal dalam lingkungan yang baik. Dalam
kesehariannya Klien tidak pernah mengikuti kegiatan keagamaan, sosial,
kebudayaan, rekreasi dikarenakan sibuk bekerja. Klien mengatakan bahwa
dirinya tidak begitu suka bergaul dengan tetangganya karena sibuk bekerja
dan lebih baik dirumah (3). klien tidak pernah melakukan diet dan selalu
berpakaian sesuai dengan lingkungan yang ada disekitar. Rumah klien
didekorasi biasa saja tanpa ada pengaruh kebudayaan apapun dan
menggunakan struktur kekuasaan keluarga modern dimana klien dan
suami memiliki peran dn kekuasaan yang sama. Didalam porsi komunitas
etnik istri lebih banyak dilingkungan rumah dibandingkan dengan etnik
suami. Dalam kehidupan sehari-hari klien tidak menggunakan praktisi
ataupun terlibat dalam perawatan kesehatan tradisonal maupun isu
kesehatan disekitar daerah lingkungannya.

6. Identifikasi Religius

48
Klien dan Anggota keluarga berada dalam keyakinan yang sama yaitu
agama islam, Klien terlihat tidak pernah mengikuti kegiatan di masjid (3)
sehingga tidak pernah mengikuti praktik keagamaan apapun baik
pengajian,tasyakuran,jamaiyah, dan sebagainya (3).
7. Status Kelas Sosial
Suami klien memiliki pendidikan sebagai sarjana pelaut dan bekerja
sebagai pelaut yang memiliki pendapatan sebesar Rp.10.000.000,-
perbulan, sedangkan klien memiliki pendidikan sebagai sarjana pendidikan
sastra china dan bekerja disebuah sekolah menegah kejuruan sebagai guru
mandarin didaerah sidoarjo yang memiliki pendapatan sebesar
Rp.2.000.000,- perbulan sehingga ekonomi dalam kehidupan sehari-hari
klien sangat berkecukupan. Suami dan Klien sama-sama pencari nafkah
sehingga tidak pernah menerima bantuan atau dana dari manapu karena
pendapatan klien memadai, serta mampu mengelola keuangan sesuai
dengan kebutuhan.
8. Mobilitas Kelas Sosial
Klien bekerja sebagai seorang guru bahasa mandarin di sekolah menengah
kejuruan didaerah sidoarjo dan pekerjaan yang dilakukan klien dilakukan
sejak awal klien lulus sebagai sarjana sehingga tidak pernah berpindah-
pindah pekerjaan apapun dalam lingkungan pekerjaanya klien mampu
memiliki hubungan yang baik dan rukun dengan lingkungan ditempatnya
bekerja dan orangtua klien bukan seorang pensiunan.
b. Tahap Perkembangan dan Riwayat Keluarga
9. Tahap perkembangan keluarga saat ini:
Klien mengatakan puas akan hubungan seksual yang dilakukan tetapi
klien hanya melakukan hubungan seksual sebanyak 3x dalam satu
minggu karena satu minggu setelah pernikahan suami pergi bekerja
(1). Klien mengatakan sangat baik dalam berhubungan dengan kerabat
dekatnya. klien sudah siap mempunyai anak karena klien menganggap
usianya sudah cukup untuk memiliki anak tetapi klien hanya
merencanakan memiliki 2 anak saja sebelum menikah, setelah
menikah belum merencanakannya dengan suami.
10. Klien mengatakan belum memenuhi tugas perkembangan tersebut
karena pekerjaan suami yang jauh dan butuh waktu lama untuk saling
bertemu.

49
11. klien mengatakan belum pernah mengalami perceraian,kehilangan,dan
kematian.
12. klien mengatakan tidak mengetahui masa silam dari orang tuanya.

Kriteria Tingkat Kemandirian

Tingkat Kriteria Kiteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria 7


Kemandirian
1 2 3 4 5 6
Tingkat I  
Tingkat 2   - -
Tingkat 3   - - - 
Tingkat 4   - - -  -

c. Data Lingkungan
13. Karakteristik Rumah
Klien mengatakan rumah yang sekarag dihuni adalah pemberian orang
tuanya, kondisi dan perabotan dalam rumah nya dalam keadaan baik dan
cukup, berupa kamar mandi 1 didalamnya ada bak mandi, wc,
perlengkapan mandi, dapur 1 didalamnya memiliki rak piring, kompor,
gas elpiji, dan perabotan masak lainnya, tempat tidur 3 ruang berisi kasur,
guling, bantal, lemari baju, gantungan baju, perlengkapan pribadi, hingga
penggunakan sarung bantal dan sprei diganti setiap 1 minggu sekali, meja
makan 1, ruang tamu 1 yang berisi televisi, kursi, meja. serta
penerangan,ventilasi, dan pemanas yang memadai sudah cukup. Lantai
menggunakan keramik yang terlihat bersih tetapi rumah klien tidak
mempunyai tangga dan pagar. Suplai air tercukupi,sanitasi kebersihan
lingkungan rumah bersih, terlihat tidak ada sampah berserakan di sekiar
rumah, didalam rumah rapi dan bersih. Terlihat didalam kamar mandi
sanitasi air terlihat bersih, tidak lumut, tidak ada jentik-jentik, ada sabun
dan handuk dan beberapa alat kebersihan kamar mandi, dan pemakaian
handuk perorang memiliki handuk masing-masing. klien merasa tidurnya
cukup mulai tidur jam 10.00 malam sampai jam 04.00 subuh. Klien tidak
memiliki hewan peliharaan sehingga tidak ada kotoran hewan didalam
rumah namun terkadang ada serbuan serangga-serangga kecil seperti

50
semut. Didalam rumah klien tidak ada pengelupasan cat dikarenakan
sebelum menikah klien dan keluarga sudah melakukan cat ulang. Sehari-
hari Klien mengatakan merasa nyaman dengan menggunakan sumber
ataupun pelayanan yang ada disekitar lingkungannya. Masalah-masalah
yang selalu terjadi pada klien tidak pernah sampai tersebar luas
dilingkungannya karena klien selalu menjaga privasi keluarganya. Sejauh
ini dilingkungan tempat tinggal klien tidak ada bahaya keamanan seperti
pencuri dan lain-lain karena terlihat sepi (2). pembuangan sampah di
tempat tinggal klien dilakukan dengan cara dibakar. Klien merasa puas
dengan penataan rumah sesuai dengan penghasilan keluarga.

Denah rumah keluarga

6m

7
B T

6 3 S

5 10 m

51
4
1

Pintu

Keterangan :
1. Kamar tidur 6. Kulkas
2. Kamar tidur 7. Dapur
3. Kamar tidur 8. Kamar mandi
4. Ruang tamu
5. Lemari

14. Karakteristik lingkungan dan komunitas yang lebih besar


karakter fisik dari lingkungan tempat tinggal termasuk desa, kondisi jalan
terpelihara kebersihan jalan terlihat bersih, terkadang terjadi ada kemacetan
dijalan rel kereta api, tidak ada pabrik sekitar lingkungan sehingga tidak ada
polusi udara namun lingkungan dekat kereta api sehingga terdengar suara
kereta api. Klien termasuk kelas menengah ke atas, klien tidak memiliki
aktivitas lain di dalam komunitas atau lingkungan selain mengajar sebagai
guru. Rumah klien dekat dengan pasar, apotek dan tempat beribadah seperti
masjid, dan sekitar 10 menit menuju rumah sakit. Rumah klien dekat dengan
sekolah sehingga tidak menggunakan transportasi apapun selain jalan kaki dan
tidak ada masalah integrasi yang mempengaruhi keluarga. Tidak ada fasilitas
rekreasi yang dekat dengan rumah klien tetapi ada tempat rekreasi yang
lumayan jauh dengan tempat tinggal keluarga kurang lebih 1 jam perjalanan

52
untuk menuju tempatnya. Klien dapat ke tempet rekreasi tersebut dengan
menggunakan sepeda motor dengan jarak waktu tempuh kurang lebih 1 jam
perjalanan. Pernah ada insiden kejahatan tetapi untuk saat ini lingkungan klien
masih terlihat aman.
15. Mobilitas geografis keluarga
klien tinggal dilingkungan tersebut sejak lahir dan tidak pernah berpindah-
pindah tempat karena sejak lahir sudah tinggal didaerah tersebut.
16. asosiasi transaksi keluarga dengan komunitas
klien tidak pernah mengikuti pelayanan komunitas sehingga klien tidak pernah
menggunakan pelayanan komunitas karena lingkungan klien bukan wilayah
yang sering dikunjungi orang-orang. Klien bepergian menggunakan angkutan
umum sebagai transportasi untuk pergi mengajar setiap harinya karena klien
tidak bisa menggunakan sepeda motor. Klien tidak pernah menerima bantuan
dari organisasi lain.
d. Struktur Keluarga
17. Pola komunikasi
klien berkomunikasi baik dengan suami setiap hari melalui telepon seperti
telfon dan video call, namun respon dari suami klien lambat dikarenakan
suami yang berlayar dan tidak selalu memegang gadgetnya untuk
komunikasi timbal baliknya suami merespon apa yang dibicarakan istri
dan memberikan nasehat kepadanya tetapi suami tidak memberikan
tindakan langsung hanya dengan ucapan saja karena terhalang oleh jarak.
Dalam menyampaikan pesan klien menyampaikannya secara baik-baik
dan tidak pernah emosi jika ada masalah. komunikasi yang dibicarakan
sesuai dengan usia perkembangannya sperti menanyakan kabar, kondisi
dan memberi nasihat-nasihat. setiap instruksi yang disampaikan klien
maupun sebaliknya sesuai dan dilaksanakan dengan baik sehingga Tidak
ada masalah yang muncul mungkin hanya saat berkomunikasi responnya
lama dari suami . Tidak ada isu-isu yang ditutupi antara suami dan klien
karena suami dan klien saling terbuka satu sama lain. Factor yang
mempengaruhi pola komunikasi keluarga klien adalah situasi dimana
suami dan istri memiliki jaraak yang jauh sehingga komunikasi terbatas.
18. Struktur Kekuasaan
Hasil akhir kekuasaan
Tergantung apa yang diperdebatkan dan tergantung pendapat yang terbaik
sehingga pendapat yang baik yang dipilih. Suami dan istri sama-sama

53
memiliki kekuasaan untuk menganggarkan dan membayar rekening serta
memutuskan bagaimana mengelola uang mereka. Mereka sama-sama
memiliki keputusan bersama entah itu menghabiskan waktu luang
mengunjungi teman dekat atau kerabat.
Proses pengambilan keputusan
Suami klien dan klien saling bergantian menelepon untuk memberitahukan
masalah yang terjadi setelah suami tahu masalah yang terjadi
mendiskusikan dan menentukan pendapat mana yang terbaik atas dasar
diskusi bersama sehingga mana yang baik argumennya itu yang diambil.
Variabel yang mempengaruhi kekuasaan keluarga
Klien merupakan tipe keluarga dual carir dimana keputusan dirundingkan
hanya untuk 2 orang saja dan memiliki kekuasaan dari atas ke bawah.
Pembentukan koalisi dari keluarga ini dengan memberikan tugas kepada
istri hanya untuk pekerja sebagai guru dan menjaga rumah saja karena
masih belom memiliki anak sedangkan tugas suami mencari nafkah.
Keluarga sama-sama berusia 25 tahun sehingga sudah memiliki pemikiran
yang bersifat dewasa dan dapat mengambil keputusan keduanya juga
memiliki sifat pribadi yang tidak pemarah. Didalam keluarga klien tidak
ada perbedaan gender berdasarkan kekuasaan karena menurutnya memiliki
kekuasaan yang sama. Tidak ada perbedaan etnik, agama, kebudayaan
karena didalam keluarganya memiliki agama yang sama. klien merupakan
kelompok yang memliki gaya hidup yang sederhana jarang berinteraksi
dengan orang lain. Dalam keluarga klien tidak ada yang merasa dominan
karena dua-duanya sama-sama memiliki kekuasaan yang sama yaitu
mempunyai keputusan yang sama. Tidak ada yang menang dalam argumen
semua tergantung masalah yang dihadapinya, serta mengambil argumen
yang baik sehingga keluarga merasa puasa dengan keputusan yang diambil
secara bersama.
19. Struktur Peran
Struktur peran formal
Klien mengatakan bahwa dirinya masih belum bisa memenuhi perannya
sebagai seorang istri secara maksimal karena belum memiliki anak dan
jauh dari suami (2) sehingga klien hanya melakukan tugasnya dirumah
seperti membersihkan rumah, bekerja, dll. peran klien didalam keluarga
sebagai istri diterima dengan baik sehingga tidak ada konflik. sejauh ini

54
peran suami dan istri sama-sama mencari nafkah. klien baru saja menikah
sehingga klien masih belum sepenuhnya beradaptasi.
Struktur peran informal
Klien memiliki keluarga disamping rumahnya sehingga klien dapat
menghabiskan waktu dengan mereka. Keponakan klien juga terkadang
bermain dirumah klien sehingga klien tidak merasa kesepian dan terhibur
dengan adanya keponakannya.
Analisis model peran
orang tua masing-masing memberikan peran model seperti nilai-nilai
pertumbuhan, pengalaman baru, teknik komunikasi dan lain-lain. Klien
mendapatkan gambaran pernikahan dari orang tua klien ataupun orang tua
dari suami. Tidak ada yang menjalankan peran informal disfungisonal di
dalam generasi sebelumnya.
variabel yang mempengaruhi peran
orang tua klien memiliki latar belakang yang cukup dari dulu sehingga
mempengaruhi peran formal dan informal didalam keluarganya. Setiap
anggota memiliki peran masing-masing seperti klien dan anggota keluarga
wanita lainnya seperti makmum sedangkan yang laki-laki sebagai imam
sehingga Peran anggota keluarga saat ini sesuai dengan tahap
perkembangan. Klien mengatakan saat ini belum ada masalah kesehatan
yang mempengaruhi peran keluarga.
20 Nilai keluarga
Klien mengatakan belum ada ketetapan keluarga karena klien masih
pasangan baru dan belum mendiskusikannya dengan suami. keluarga tidak
memiliki kesesuaian terhadap nilai komunitas karena keluarga jarang
bergaul dengan komunitas.
e. Fungsi keluarga
21 Fungsi Afektif
Saling asuh, keakraban dan identifikasi
klien mengatakan seluruh anggota keluarganya selalu mendukung apapun
tindakan ataupun kegiatan yang dilakukan oleh klien dan suaminya. klien
mengatakan ia dan suaminya sudah merasa akrab sejak mereka sebelum
menikah, karena anggota keluarga lainnya tinggal bersebelahan, selain itu
juga sering diadakan kegiatan-kegiatan kecil seperti rujakan. klien
mengatakan bahwa semua anggota keluarganya sering berkumpul di

55
rumahnya untuk membahas hal-hal kecil seperti mengasuh keponakannya
yang masih kecil.
Keterpisahan dan keterkaitan
Klien mengatakan selalu menjaga komunikasi disetiap anggota keluarga.
Klien mengatakan tidak merasakan kebutuhan individu lain dikarenakan
klien tinggal sendiri. (2)

22. Fungsi Sosialisasi


Dalam tahap fungsi sosialisasi ini belum melakukannya karena klien
belum memiliki anak. (2)
23. Fungsi reproduksi
menurut klien umur 25 tahun harusnya sudah memiliki anak dan klien
menginginkan anak pada usia pernikahan sebelum satu tahun tetapi suami
klien sibuk bekerja (2). Tujuan klien memiliki keturunan agar memiliki
penerus untuk kehidupannya dan supaya tidak merasa kesepian. Klien
mengatakan ingin mempunyai 2 anak saja (2) namun sampai sekarang
klien masih belum ada tanda-tanda hamil (1). Klien mengatakan setelah
menikah melakukan hubungan seksual 3x seminggu sebelum ditinggal
berlayar dan klien tidak mengetahui cara melakukan seksual secara benar
sehingga menurut klien saat melakukan hubungan seksual yang dirasakan
sakit dan perih. klien mencoba cara lain tetapi yang dirasakan hanya biasa
saja karena berhubungan seksual hanya sekedar melakukan saja tetapi
klien sudah puas selama melakukan hubungan seksual (1).
24. Fungsi Perawatan Kesehatan
1. Keluarga mampu menegnal masalah kesehatan
a. Definisi dan tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat-sakit
klien mengatakan bahwa menurutnya sehat itu dapat melakukan
aktifitas apapun tanpa gangguan, sedangkan sakit menurutnya tidak
dapat melakukan aktifitas secara baik, tanda-tanda yang diberikan
berupa tidak bisa melakukan aktifitas fisik secara baik dan yang
memutuskan adalah klien sendiri namun keluarga belum bisa
mengamati secara akurat mengenai gejala penyakit sehingga klien
memperoleh informasi maupun sumber dari teman dekatnya, media
elektronik.
b. Riwayat kesehatan keluarga

56
klien mengatakan bahwa keluarganya dalam keadaan sehat tidak
ada masalah kesehatan maupun riwayat penyakit apapun selama 3
generasi dikeluarganya.

2. Mampu membuat keputusan masalah kesehatan keluarga


a. Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap sakit yang
dirasa
klien mengatakan belum bisa mengkaji status kesehatannya saat ini
karena klien belum melakukan periksa apapun setelah menikah
serta menurut klien dirinya tidak memiliki masalah kesehatan yang
membuat beresiko.
b. Peran keluarga dalam praktik perawatan diri
Klien mengatakan memperbaiki status kesehatannya dengan
menjaga pola makan dan istirahat yang cukup serta menjaga
kebersihan rumah agar terhindar dari penyakit karena klien sendiri
yang memutuskan kesehatannya. Klien mengatakan apabila sakit
klien membeli obat di warung terdekat namun jika sakitnya tidak
kunjung sembuh maka klien akan pergi kerumah sakit terdekat.
Klien mengatakan hanya bisa melakukan perawatn sederhana
dirumah saat sakit seperti mengompres dahinya saat demam karena
klien yakin bahwa dengan tindakan tersebut dapat menurunkan
demam.
3. Mampu merawat masalah kesehatan keluarga
a. Praktik aktivitas fisik dan rekreasi
Klien menyadari bahwa rekreasi aktif dan olahraga secara teratur
sangat penting untuk kesehatan. Tetapi klien tidak bisa pergi
berekreasi atau berolahraga karena sibuk bekerja dari jam 07.00
pagi sampai jam 17.00 sore setiap harinya (5) sehingga menurut
klien bersih-bersih rumah, mencuci baju, memasak dan lain-lain
termasuk olahraga yang klien kerjakan sendirian dirumah (5).
Setelah menikah klien belum pernah rekreasi bersama suaminya.
b. Praktik penggunaan obat teraupetik dan penenang, alcohol serta
tembakau di keluarga
Dalam keluarga klien klien tidak ada yang mengonsumsi alkohol,
tembakau, obat penenang dan sejenisnya. Klien mengatakan ketika
sakit dibuat untuk beristirahat namun jika keesokannya belum

57
sembuh klien mengonsumsi obat yang terjual bebas di warung
terdekat (4) karena klien tidak tahu sakitnya itu sakit parah atau
tidak sehingga minum obat yang dirasakan saja (4) dan langsung
diminumnya tanpa disimpan dalam periode lama dan tidak
dikonsumsi kembali.
c. Tindakan pencegahan secara medis
Klien mengatakan senang saat kondisi badannya dalam keadaan
sehat karena mampu bekerja dalam keadaan fit dan semangat.
Klien mengatakan pada tanggal 1 maret 2019 melakukan
pemeriksaan pada telinganya tetapi mendapatka hasil normal. Klien
mengatakan bahwa sudah melakukan imunisasi lengkap. Klien
tidak menggunakan air yang diberi florida. Klien mengatakan
menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur dan tidak
melakukan perawatan gigi lainnya. Klien mengonsumsi asupan
gula dan tepung sesuai dengan kebutuhan.
4. Mampu mengkondisikan lingkungan
a. Praktik diet keluarga
Klien mengatakan tidak mengetahui apapun tentang piramida
pedoman makanan, klien sehari-hari hanya menyiapkan
makanannya sendiri dan klien sangat suka mengkonsumsi makanan
kudapan sehingga klien tidak melakukan diet apapun. klien makan
3x sehari beserta cemilannya. Klien mengatakan kebutuhan
ekonomi dalam rumah tangganya sudah tercukupi sehingga tidak
membutuhkan kupon makan. Klien tidak memiliki fungsi tertentu
saat makan karena klien tinggal sendiri dirumah dan klien makan
saat dirinya merasa lapar sehingga tidak ada jam tertentu untuk
makan.
b. Kebiasaan tidur dan istirahat
Klien memiliki kebiasaan tidur mendengkur disaat lelah (5) karena
klien tidak pernah istirahat siang saat malam pun klien sering
mengkoreksi tugas muridnya (5). menurut klien kebutuhan tidurnya
sesuai. Klien mulai tidur apabila dirinya merasa ngantuk dan lelah
sehingga bangun pada saat sholat shubuh (5). Klien mengatakan
jika klien kerja tidak pernah bisa melakukan istirahat siang, kecuali
saat libur bekerja maka klien istirahat siang.

58
5. Memanfaatkan pelayanan kesehatan atau fasilitas kesehatan
a. Keyakinan, nilai, dan perilaku kesehatan
Klien mengatakan tidak ada nilai yang dianut keluarga dalam
kesehatan karena klien kurang menegtahui tentang
promosi/peningkatan kesehatan
b. Terapi komplementer dan alternative
Klien mengatakan bahwa menggunakan jasa pijat hanya saat lelah
karena klien percaya pijat mampu menghilangkan rasa lelah. Klien
mengatakan menggunakan jasa pijat hanya karena keinginannya
sendiri tanpa koordinasi medis atau dokter.
c. Layanan perawatan kesehatan yang diterima
Klien mengatakan bahwa tidak menerima layanan kesehatan
apapun karena sejauh ini belum ada masalah kesehatan pada
keluargannya.
d. Perasaan dan persepsi mengenai pelayanan kesehatan
Klien mengatakan dengan adanya pelayanan kesehatan mampu
berobat dipelayanan tersebut. Klien mengatakan sejauh ini
pelayanan kesehatan didekat rumah klien pelayanan sudah baik dan
puas dengan pelayanannya sehingga harapannya perawat mampu
meningkatkan pelayanan kesehatan menjadi lebih baik.
e. Pelayanan kesehatan darurat
Klien mengatakan tidak pernah menerima pelayanan kesehatan
darurat karena sejauh ini klien belum mengalami masalah
kesehatan yang darurat.
f. Sumber pembayaran
Klien mengatakan membayar pelayanan kesehatan secara umum
karena belum memiliki asuransi kesehatan dan klien berencana
mengurus asuransi kesehatan kedepannya sehingga Tidak ada efek
dalam pembayaran pelayanan kesehatan.
g. Logistic untuk mendapatkan perawatan
Jarak rumah sakit dari rumah klien membutuhkan waktu sekitar
kurang lebih 10 menit sehingga dapat ditempuh dengan
menggunakan becak. Akan tetapi apabila klien menempuhnya
dengan menggunakan angkutan umum besar kemungkinan akan
mengalami kemacetan dan antri.
24 Fungsi Ekonomi
Klien dan suami saling mencari nafkah sehingga klien mendapatkan
penghasilan dari dirinya sendiri dan kiriman dari suaminya. Pengeluaran

59
klien per harinya kurang lebih 50.000 dari sisa pengeluaran yang
dikeluarkan klien masih bisa untuk menabung. Kebutuhan sehari – hari
klien lebih banyak digunakan untuk makan dan transportasi saja dan klien
mengatakan membagi penghasilan sesuai dengan kebutuhan klien sehari –
hari sehingga ada sisa penghasilan dari setiap pengeluaran yang telah
dikeluarkan dan klien tidak menanggung keuangan siapapun
25Stres, koping dan adaptasi keluarga
klien hanya memikirkan tentang suaminya yang jauh dari rumah dan
jarang pulang, sehingga klien menanti kapan kepulangan dari suami. Klien
hanya saat merasa kesepian sehingga kangen dan kepikiran suaminya.
klien mampu mengatasi stressor yang dilakukan karena klien memiliki
kesibukan mengajar sebagai guru dan sering membersihkan rumahnya
untuk menghilangkan rasa jenuhnya. Klien juga melakukan ibadah dan
do’a agar merasa lebih tenang sehingga klien berharap dengan kepulangan
suami, namun pemikiran yang di lalui oleh klien mampu diatasi.
Strategi koping keluarga
klien mengatasi stressor yang di alami dengan beribadah dan berdo’a yang
dilakukannya setiap hari dan dukungan keluarga yang disamping
rumahnya, serta melakukan komunikasi dengan suami untuk
menghilangkan rasa kangen dan khawatirnya pada suami. Klien
menggunakan bertukar pikiran dengan suami melalui telfon atau video call
untuk mengatasi rasa khawatir dan rindu. Klien tidak menggunakan koping
disfungsional untuk mengatasi masalah stressornya
Adaptasi keluarga
klien dapat mengatasi stres yang dialami sehingga tidak ada dampak yang
terjadi sehingga keluarga tidak berada dalam keadaan krisis dan
ketidakmampuan kronik
melacak stressor, koping, adaptasi sepanjang waktu
klien tidak ada masalah
27. Harapan keluarga terhadap asuhan keperawatan
Ny. F berharap komunikasi dengan suaminya tetap berjalan lancar
meskipun suaminya jauh, ny. F juga berharap bisa terus merasa sehat tidak
terkena penyakit apapun. Keluarga sangat senang ada kunjungan dari
mahasiswa karena merasa terbantu dengan memberikan pengetahuan
tentang kesehatan.

60
Keluarga Sejahtera

NO Indikator Mampu Tidak Mampu


1. Keluarga Sejahtera I 

2. Keluarga sejahtera II 

3. Keluarga Sejahtera III 

4. Keluarga Sejahtera III Plus 

3.2 Analisa Data


DATA DIAGNOSA
DS : Domain 8. Seksualitas
Kelas 2. Fungsi seksual
- Ny. F mengatakan bahwa saat berhubungan tidak
mengetahui bagaimana cara berhubungan 00059 Disfungsi seksual keluarga
seksual secara benar Tn A. khususnya Ny F
- Ny. F mengatakan saat melakukan hubungan
seksual yang dirasakan sakit dan perih.
- Ny. F mengatakan pernah mencoba cara lain,
tetapi yang dirasakan hanya biasa saja
- Ny. F mengatakan berhubungan seksual hanya
sekedar melakukan saja
- Ny. F mengatakan bahwa selama seminggu
setelah menikah hanya melakukan hubungan
sebanyak 3 kali saja
- Ny. F mengatakan seminggu setelah
pernikahan suaminya pergi untuk bekerja dan
belum pulang sampai sekarang
DO :
- TD : 120/80 mmHg
S : 36,5o
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
- klien terlihat masih belum hamil semenjak

61
ditinggal oleh suaminya
DS : Domain 7. Hubungan peran
Kelas 3. Penampilan peran
- Ny. F mengatakan belum memenuhi tugas
sebagai seorang istri yang baik karena 00055 ketidakefektifan perform
belum bisa memberikan perhatian yang peran keluarga Tn A. khususnya
seharusnya sebagai seorang istri karena Ny F
keadaan suami yang jauh darinya
- Ny. F mengatakan setelah menikah belum
merencanakan berapa jumlah anak yang
diinginkan namun sebelum menikah klien
sudah merencanakan bahwa hanya ingin
memiliki 2 orang anak saja.
- Ny. F mengatakan bahwa ingin segera
memiliki anak diusia pernikahannya
sebelum satu tahun atau secepatnya
DO :
- TD : 120/80 mmHg
S : 36,5o
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
- terlihat rumah Ny. F sepi hanya tinggal
sendirian saja karena suami yang sibuk
bekerja sebagai seorang pelaut sehingga
jarang bertemu
- Ny. F juga belum mempunyai anak
DS : Domain 7 Hubungan Peran
Kelas 3 Penampilan Peran
- Ny. F mengatakan tidak suka bergaul
00052 Hambatan Interaksi Sosial
dengan tetangga karena sibuk bekerja dan
keluarga Tn A. khususnya Ny F.
menurutnya lebih baik dirumah
DO :
- Ny. F tidak pernah mengikuti kegiatan
keagamaan seperti pengajian, tasyakuran
dan lain-lain.
- Ny. F tidak pernah keluar rumah kecuali

62
ada keperluan yang penting

DS : Domain 5. Persepsi/kognisi
Kelas 4 Kognisi
- Ny. F mengatakan kurang melakukan
00126 Defisien Pengetahuan
tindakan saat sakit karena menganggap
keluarga Tn A khususnya Ny.F
sakit itu hal yang biasa
- Ny. F ketika sakit hanya beristirahat dan
meminum obat warung
- Ny. F mengatakan tidak mengetahui
tentang masalah kesehatan
DO :
- TD : 120/80 mmHg
S : 36,5o
N : 80x/menit
RR : 20x/menit

DS : Domain 4 Aktivitas/Istirahat
Kelas 3. Keseimbangan energi
- Ny. F mengatakan bahwa dirinya bekerja
00093 Keletihan keluarga Tn A
dari pagi jam 07.00 sampai jam 17.00
khususnya Ny.F
setiap harinya
- Ny. F mengatakan dirinya mengerjakan
pekerjaan rumah sendirian seperti mencuci,
mengepel atau membersihkan rumah
karena Ny.F tinggal sendirian
- Ny. F juga mengatakan kalau sering
mengkoreksi soal – soal muridnya dirumah
- Ny F mengatakan jika merasa letih
langsung beristirahat
- Ny. F mengatakan saat tidur mendengkur
DO :
- Terlihat Ny.F tampak letih saat pengkajian
- Ny.F juga merupakan seorang pekerja yang
setiap hari berangkat pergi mengajar

3.3 Menetapkan Prioritas Masalah (maglaya, 2009)


Dx. 1 Disfungsi seksual

63
No Kriteria Skor Bobot Nilai Rasional
1. Sifat masalah Ny. F tidak
Skala : Wellness 1/3 x 1 mengetahui
Aktual = 1/3 bagaimana
3
Resiko cara
3
Potensial berhubungan
2
seksual
1
1 secara benar.

2. Kemungkinan masalah Ny. F


dapat diubah mengatakan
Skala : Mudah ½x2 pernah
Sebagian =1 mencoba cara
2
Tidak dapat lain, tetapi
1
yang
0
2 dirasakan
hanya biasa
saja

3. Potensi masalah untuk


dicegah
Skala : Tinggi 1/3 x 1 Potensi
Cukup = 1/3 maslah
3
Rendah dicegah
2
rendah
1
1 karena tidak
menimbulkan
masalah yang
serius
4. Menonjolnya masalah
Skala : Segera 0/2 x 1 Karena NyF
Tidak perlu =0 tidak merasa
2
Tidak dirasakan 1 sesksualitas
1
adalah hal
0
yang penting
dalam
keluarganya.
Total 1 2/3

Dx. 2
ketidakefektifan perform peran keluarga Tn A. khususnya Ny F
No Kriteria Skor Bobot Nilai Rasional
1. Sifat masalah Istri sudah
Skala : Wellness 3 2/3 x 1 mengerti
Aktual 3 1 = 2/3 perannya tetapi

64
Resiko 2 belum bisa
Potensial 1 menjalankannya,
sehingga
menjadi resiko
masalah
2. Kemungkinan dikeluarga
masalah dapat diubah ½x2
Skala : Mudah 2 =1
Sebagian 1 Karena bisa
Tidak dapat 0 dirubah sebagian
2
jika ada
suaminya

3
3. Potensi masalah 2 3/3 x 1 Potensi masalah
untuk dicegah 1 =1 dicegah tinggi
Skala : Tinggi karena suami
Cukup juga jarang ada
1
Rendah dirumah, saat
dirumah juga
istri sibuk
dengan kerjanya
Karena jika
ditangani tetap
menunggu
suami pulang

4. Menonjolnya masalah 2 1/2 x Tidak perlu


Skala : Segera 1 1= ½ karena
Tidak perlu 0 penanganan
1
Tidak dilakukan saat
dirasakan ada faktor
penunjang
Total 3 1/6

Dx. 3 Hambatan Interaksi Sosial keluarga Tn A. khususnya Ny F.


No Kriteria Skor Bobot Nilai Rasional
1. Sifat masalah 3/3 x 1 Karena Ny. F
Skala : Wellness 3 1 = 3/3 tidak suka
Aktual 3 bergaul dan
Resiko 2 lebih senang
Potensial 1 dirumah

65
2. Kemungkinan masalah
dapat diubah ½x2 Karena Ny. F
Skala : Mudah 2 =1 sibuk bekerja
Sebagian 1 2 dan senang
Tidak dapat 0 berada
dirumah

3. Potensi masalah untuk Karena Ny. F


dicegah lebih nyaman
Skala : Tinggi 3 1/3 x 1 bermain
Cukup 2 1 = 1/3 dengan
Rendah 1 keponakannya

4. Menonjolnya masalah Karena Ny. F


Skala : Segera 2 1 0/2 x 1 mengatakan
Tidak perlu 1 =0 bermain
Tidak dirasakan 0 dengan
saudara dan
keponakannya
sudah lebih
baik
Total 2 1/3

Dx 4. Defisien pengetahuan keluarga Tn. A khususnya Ny. F


No Kriteria Skor Bobot Nilai Rasional
1. Sifat masalah Karena Ny. F
Skala : Wellness 3 1 hanya
Aktual 3 2/3 x 1 mengganggap
Resiko 2 = 2/3 sakit itu hal
Potensial 1 yang biasa

2. Kemungkinan masalah
dapat diubah 2 Masalah dapat
Skala : Mudah 2 ½x2 diubah
Sebagian 1 =1 sebagaian
Tidak dapat 0 karena Ny. F
tidak tahu

66
tentang
pengetahuan
masalah
kesehatan

3. Potensi masalah untuk


dicegah Karena Ny. F
Skala : Tinggi 3 2/3 x 1 menganggap hal
Cukup 2 1 = 2/3 biasa sat sakit
Rendah 1 dan jika sakit
hanya
meminum obat
warung
4. Menonjolnya masalah
Skala : Segera 2 2/2 x 1 Karena
Tidak perlu 1 1 =1 pengetahuan
Tidak dirasakan 0 tentang
kesehatan harus
segera diatasi
Total 3 1/3

Dx: 5 Keletihan keluarga Tn. A khususnya Ny. F


No Kriteria Skor Bobot Nilai Rasional
1. Sifat masalah Ny. F
Skala : Wellness 3 2/3 x 1 mengatakan
Aktual 3 1 = 2/3 bahwa dirinya
Resiko 2 bekerja dari
Potensial 1 pagi jam
07.00 sampai
jam 17.00
setiap harinya

2. Kemungkinan masalah Ny. F


dapat diubah mengatakan
Skala : Mudah 2 2 ½x2 dirinya
Sebagian 1 =1 mengerjakan
Tidak dapat 0 pekerjaan
rumah
sendirian
seperti
mencuci,
mengepel atau
membersihkan

67
rumah karena
Ny.F tinggal
sendirian

3. Potensi masalah untuk Ny F


dicegah mengatakan
Skala : Tinggi 3 2/3 x 1 jika merasa
Cukup 2 = 2/3 letih langsung
Rendah 1 beristirahat
1

4 . Menonjolnya masalah Ny F
Skala : Segera 2 mengatakan
Tidak perlu 1 ½x2 jika merasa
Tidak 0 =1 letih langsung
dirasakan 1
beristirahat

Total 2 5/6

3.4 Diagnosa dan Prioritas Masalah


1. Difisiensi Pengetahuan terhadap keluarga Tn. A khususnya Ny. F
2. Ketidakefektifan Performa Peran terhadap keluarga Tn. A khususnya Ny. F
3. Keletihan terhadap keluarga Tn. A khususnya Ny. F
4. Hambatan Interaksi Sosial terhadap keluarga Tn. A khususnya Ny. F
5. Disfungsi Seksual terhadap keluarga Tn. A khususnya Ny. F

68
3.5 Intervensi Keperawatan Keluarga

NOC (Nursing Outcome Criteria) NIC (Nursing Intervention Criteria)


h. Keluarga mampu menegnal masalah kesehatan 1. Keluarga mampu menegnal masalah kesehatan
Domain IV Domain IV
Pengetahuan tentang Kesehatan dan Perilaku Keamanan
Kelas S : Pengetahuan tentang Kesehatan Kelas V: Manajemen Resiko
Hasil : (6520) Skrining Kesehatan
(1805) pengetahuan : Perilaku Kesehatan Intervensi :
Indikator : 1. Jadwalkan pertemuan untuk meningkatkan efisiensi dan
1. Tehnik skrining sendiri perawatan individual
(1823) pengetahuan : Promosi Kesehatan 2. Berikan informasi pemeriksaan diri yang tepat selama skrining
Indikator : Domain III
1. Latihan rutin yang efektif Perilaku
Kelas O : Terapi Perilaku
(4360) Modifikasi Perilaku
Intervensi :
1. Dukung untuk mengganti kebiasaan yang tidak diinginkan
dengan kebiasaan yang tidak diinginkan dengan kebiasaan yang
diinginkan

i. Mampu membuat keputusan masalah kesehatan 2. Mampu membuat keputusan masalah kesehatan keluarga
keluarga Domain III
Domain IV Perilaku
Pengetahuan tentang Kesehatan dan Perilaku Kelas R: Bantuan Koping
Kelas S : Pengetahuan tentang Kesehatan (5250) dukungan pengambilan keputusan
Hasil : Intervensi :

69
(1823) pengetahuan : Promosi Kesehatan 1. Bantu pasien mengidentifikasi keuntungan dan kerugian dari
Indikator : setiap alternatif pilihan
1. Perilaku yang meningkatkan kesehatan 2. Informasikan pada pasien kepada pasien mengenai pandangan –
pandangan atau solusi alternatif dengan cara yang jelas dan
mendukung

j. Mampu merawat masalah kesehatan keluarga 3. Mampu merawat masalah kesehatan keluarga
Domain IV Domain III
Pengetahuan tentang Kesehatan dan Perilaku Perilaku
Kelas S : Pengetahuan tentang Kesehatan Kelas S: pendidikan pasien
Hasil : (5616) Pengajaran : Peresepan obat- obatan
(1805) pengetahuan : Perilaku Kesehatan Intervensi :
Indikator : 1. Informasikan pada pasien peruabahan dalam tampilan atau dosis
1. Pemakaian yang aman dari obat – obatan yang ketika membeli obat generik dari obat yang diresepkan
diresepkan 2. Instruksikan pasien untuk menegnali karakteristik khusus dari
2. Pemakaian yang aman dari obat –obatan yang tidak obat – obatan sesuai kebutuhan
diresepkan
k. Mampu mengkondisikan lingkungan 4. Mampu mengkondisikan lingkungan
Domain IV Domain IV
Pengetahuan tentang Kesehatan dan Perilaku Keamanan
Kelas S : Pengetahuan tentang Kesehatan Kelas V : Manajemen resiko
Hasil : (6486) Manajemen Lingkungan : Keselamatan
(1805) pengetahuan : Perilaku Kesehatan Intervensi :
Indikator : 1. Identifikasi hal – hal yang membahayakan lingkungan misalnya
1. Strategi untuk menghindari paparan bahaya lingkungan bahya fisik, biologi dan kimiawi
Domain I
Fisiologi : Dasar
Kelas B : Peningkatan Kenyamanan Fisik

70
(6482) manajemen Lingkungan : Kenyamanan
Intervensi :
1. Ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung
2. Sediakan lingkunga yang aman dan bersih
l. Memanfaatkan pelayanan kesehatan atau fasilitas 5. Memanfaatkan pelayanan kesehatan atau fasilitas kesehatan
kesehatan Domain VI
Domain IV Sistem Kesehatan
Pengetahuan tentang Kesehatan dan Perilaku Kelas Y : Mediasi Sistem Sehat
Kelas S : Pengetahuan tentang Kesehatan (7400) Panduan sistem pelayanan kesehatan
Hasil : Intervensi :
(1805) pengetahuan : Perilaku Kesehatan 1. Bantu pasien atau keluarga memilih propesional perawtan
Indikator : kesehatan yang tepat
1. Layanan peningkatan kesehatan 2. Anjurkan pasien pasien mengenai jenis layanan yang bisa d
2. Layanan perlindungan kesehatan harapkan dari setiap jenis penyedia layanan kesehatan misalnya :
perawat spesialis, ahli gizi berlisensi, perawat berlisensi, perawat
praktisi berlisensi, terapi fisik, ahli jantung, internis, dokter mata
dan psikolog
3. Informaikan pasien cara mengakses layanan emergensi melalui
telepon dan layanan kendaraan dengan tepat

71
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, Marilyn M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori,


& Praktik Ed.5. Jakarta : EGC

NANDA International Inc : diagnose Keperawatan, Definisi & Klasifikasi,


2018-2020, Edisi 11

Nursing Intervention Clasification (NIC). 6th Edition, 2013

Nursing Outcome Clasification (NOC), 5th Edition, 2013

Sahar Junaiti, dkk. 2015. Keperawatan Kesehatan Komunitas dan Keluarga


edisi Indonesia Pertama. Singapore : Elsevier Inc

Sudiharto. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan


Keperawatan Transkultural. Jakarta :EGC

72

Anda mungkin juga menyukai