Anda di halaman 1dari 4

A.

Definisi Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus dari
suatu periode.hal ini terjadi bila arteriole-arteriole konstriksi. Konstriksi
arteriola membuat darah sulit mengalir dan meningkatkan tekanan
melawan dinding arteri. Hipertensi menambah beban kerja jantung dan
arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan
pembuluh darah.
Hipertensi biasa juga didefinisakan sebagai tekanan darah sistolik ≥ 140
mmHg dan atau tekan darah diastolik ≥ 90 mmHg yang terjadi pada
seorang klien pada tiga kejadian terpisah. Menurut WHO, batasan tekanan
darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg, sedangkan
tekanan darah ≥ 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Tekanan
darah antara normotensi dan hipertensi disebut borderline hypertension
(garis batas hipertensi). Batasan WHO tersebut tidak membedakan usia
dan jenis kelamnin (Udjianti, 2010).
Kaplan memberikan batasab hipertensi dengan memperhatikan usia dan
jenis kelamin.
1. Pria berusia < 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan darah pada
waktu berbaring ≥ 130/90 mmHg.
2. Pria berusia > 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya ≥
145/95 mmHg.
3. Wanita, dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya ≥ 160/90 mmHg
B. Etiologi
Etiologi yang pasti dari hipertensi esensial belum diketahui. Namun,
sejumlah interaksi bebrapa energi homeostatik saling terkait. Efek awal
diperkirakan pada mekanisme pengaturan cairan tubuh dan tekanan oleh
ginjal. Faktor hereditas berperan penting bilamana ketidakmampuan
genetik dalam mengelola kadar natrium normal. Kelebihan intake natrium
dalam diet dapat meningkatkan volume cairan dan curah jantung.
Pembuluh darah memberikan reaksi atas peningkatan aliran darah melalui
kontstriksi atau peningkatan tahanan perifer. Tekanan darah tinggi adalah
hasil awal dari penigkatan curah jantung yang kemudian dipertahankan
pada tingkat yang lebih tinggi sebagai suatu timbal balik penigkatan
tahanan perifer.
Etiologi hipertensi sekunder pada umumnya diketahui. Berikut ini
beberapa kondisi yang menjadi penyebab terjadinya hipertensi sekunder.
1. Pengunaan kontrasepsi hormonal (Estrogen)
Oral kontrasepsi yang berisi estrogen dapat menyebabkan hipertensi
melalui mekanisme Renin-aldosteron-mediated volume expansion.
Dengan penghentian oral kontrasepsi, tekanan darah normal kembali
setelah beberapa bulan.
2. Penyakit parenkim dan vaskular ginjal
Merupakan penyebab utama hipertensi sekunder. Hipertensi
renovaskular berhubungan dengan penyempitan satu atau lebih arteri
besar yang secara langsung membawah darah ke ginjal. Sekitar 90%
lesi arteri renal pada klien dengan hipertensi disebabkan oleh
arterosklerosis atau fibrous displasia (pertumbuhan abnormal jaringan
fibrous). Penyakit parenkim ginjal terkait dengan infeksi, inflamasi, dan
perubahan struktur serta fungsi ginjal.
3. Gangguan endokrin
Disfungsi medula adrenal atau korteks adrenal dapat menyebabkan
hipertensi sekunder. Adrenal-mediated hypertension disebabkan
kelebihan primer aldosteron, kortisol, dan katekolamin. Pada
aldosteronisme primer, kelebihan aldosteron memnyebabkan hipertensi
dan hipokalemia. Aldosteronisme primer biasanya timbul dari bening
adenoma korteks adrenal.
4. Coartation aorta
Merupakan penyempitan aorta kongenital yang mungkin yang mungkin
terjadi beberapa tingkat pada aorta torasik atau aorta abdominal.
Penyempitan menghambat aliran darah melalui lengkung aorta dan
mengakibatkan peningkatan tekanan darah di atas area kontriksi.
5. Neurogenik
Tumor otak, encephalitis, dan gangguan psikiatrik.
6. Kehamilan
7. Luka bakar
8. Peningkatan volume intravaskular
9. Merokok
Nikotin dalam rokok merangsang pelepasan katekolamin. Peningkatan
katekolamin menyebabkan iritabilitas miokardial, peningkatan denyut
jantung, dan menyebabkan vasokontriksi, yang mana pada akhirnya
meningkatkan tekanan darah (Udjianti, 2010).
C. Gejalah
Biasanya tanpa gejalah atau tanda-tanda peringatan untuk hipertensi dan
sering disebut “silent killer”. Pada kasus hipertensi berat, gejalah yang
dialami klien anatara lain: sakit kepala (rasa berat di tengkuk), palpitasi,
kelelahan, nausea, vomiting, ansietas, keringat berlebihan, tremor otot, nyeri
dada, epistaksis, pandangan kabur atau ganda, tinnitus (telinga berdenging),
serta kesulitan tidur (Udjianti, 2010).

Anda mungkin juga menyukai