Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Short Wave Diathermy


Diathermy merupakan aplikasi energi elektromagnetik dengan frekuensi tinggi yang
terutama digunakan untuk membangkitkan panas dalam jaringan tubuh. Diathermy
juga dapat digunakan untuk menghasilkan efek-efek nonthermal. Diathermy yang
digunakan sebagai modalitas terapi terdiri atas Short Wave Diathermy (yang akan
dibahas) dan Micro Wave Diathermy.
Short wave diathermy adalah modalitas terapi yang menghasilkan energi
elektromagnetik dengan arus bolak balik frekuensi tinggi. Federal Communications
Commision (FCC) telah menetapkan 3 frekuensi yang digunakan pada short wave
diathermy, yaitu :
1) Frekuensi 27,12 MHz dengan panjang gelombang 11 meter.
2) Frekuensi 13,56 MHz dengan panjang gelombang 22 meter.
3) Frekuensi 40,68 MHz (jarang digunakan) dengan panjang gelombang 7,5 meter.

Frekuensi yang sering digunakan pada SWD untuk tujuan pengobatan adalah frekuensi
27,12 MHz dengan panjang gelombang 11 meter.

2.2 Arus
Short Wave Diathermy yang digunakan dalam pengobatan mempunyai 2 arus yaitu
arus Continuos SWD dan Pulsed SWD.

1) Continous Short Wave Diathermy (CSWD)


Pada penerapan Continous SWD, energi thermal dominan terjadi dalam jaringan.
Setiap jaringan yang menerima panas memiliki tahanan yang berbeda-beda. Jaringan
lemak cepat menyerap panas daripada otot (1 : 10), sedangkan jaringan otot lebih cepat
menyerap panas daripada kulit. Secara fisiologis, jaringan otot tidak memiliki
“thermosensor” tetapi hanya pada jaringan kulit, sehingga dengan adanya rasa panas di
kulit saat pemberian Continous SWD maka sebenarnya sudah terjadi “overthermal”
pada jaringan otot dibawahnya karena jaringan otot lebih cepat menerima panas
daripada kulit. Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa jika panas yang diterima
jaringan melebihi batas tertentu maka jaringan akan menjadi rusak; menurut Thomas
H (2003) ukuran subyektif sebagai batas tertentu adalah jika penderita merasa hangat.
Menurut Hollander JS (2009) bahwa para peneliti menyatakan pemberian Continous
SWD pada kondisi artrose adalah kontraindikasi, dan bahkan sebagian besar penelitian
melarang pemberian Continous SWD pada arthritis. Hal ini disebabkan karena didalam
sendi terdapat suatu asam “Hyaluronik” yang suhu optimalnya adalah 36,7o, dan sangat
sensitif terhadap penambahan suhu. Dengan penambahan suhu 1o saja (terjadi pada
pemberian CSWD) maka suhunya menjadi 37,4o, sementara pada suhu 37o saja akan
mengaktifkan cairan/enzym hyaluronidase yang dapat merusak ujung-ujung tulang
rawan sendi, dan kita ketahui bahwa kerusakan tulang rawan sendi tidak akan pernah
mengalami regenerasi/reparasi.
Continous SWD utamanya menimbulkan efek thermal, sehingga menghasilkan efek
fisiologis berupa peningkatan sirkulasi darah dan proses metabolisme.

2) Pulsed Short Wave Diathermy (PSWD)


Sekitar tahun 2000, mulai digalakkan penelitian baru terhadap Pulsed SWD sebagai
salah satu efek terapi baru bagi SWD. Dalam penelitian tersebut dilakukan penerapan
Pulsed SWD pada hapusan susu, dan ternyata pada hapusan susu tersebut terlihat suatu
bentuk “untaian kalung”. Kemudian bentuk tersebut juga terjadi pada cairan darah,
limpha dan eiwit. Penemuan tersebut menunjukkan bahwa Pulsed SWD sangat
bermanfaat dalam menghasilkan efek terapeutik, sedangkan efek fisiologisnya hanya
timbul sedikit (pengaruh panas hanya minimal). Pada Pulsed SWD, mempunyai
energi/power output yang maksimum sampai 1000 W. Meskipun demikian,
energi/power output rata-rata adalah jauh lebih rendah yaitu antara 0,6 – 80 watt
(tergantung pada pemilihan frekuensi pulse repetition) sehingga memungkinkan
aplikasi pengobatan subthermal dengan peningkatan efek-efek biologis. Oleh karena
itu, terapi Pulsed SWD sangat cocok untuk pengobatan terhadap gangguan-gangguan
akut dimana terapi panas merupakan kontraindikasi.
Jika kita menerapkan Pulsed SWD (PSWD), maka akan menghasilkan pulsasi
rectangular dengan durasi pulsasi 0,4 ms. Power maksimum dari pulsasi tersebut dapat
diatur sampai 1000 W. Ketika menggunakan aplikasi kondensor maka energi power
dapat diatur sampai nilai maksimum. Interval pulsasi yang dihasilkan bergantung pada
pemilihan frekuensi pulsasi repetition (15 – 200 Hz), sedangkan ukuran produksi panas
dalam Pulsed SWD adalah mean power (watt). Mean power yang dihasilkan sangat
bergantung pada pemilihan intensitas arus dan frekuensi pulsasi repetition. Semakin
rendah frekuensi pulsasi repetition yang dipilih maka semakin rendah mean powernya.
Dengan demikian, penerapan Pulsed SWD dapat memungkinkan kita memilih
intensitas arus yang tinggi (power pulsasi) dengan pemilihan frekuensi pulsasi
repetition yang selektif dan sesuai dengan kondisi penyakit/gangguan.

2.3 Efek Fisiologis


1) Perubahan panas/temperatu
a) Reaksi lokal/jaringan
(1) Meningkatkan metabolisme sel-sel lokal sekitar + 13% setiap kenaikan
temperatur 1º C.
(2) Meningkatkan vasomotion sphincter sehingga timbul homeostatik lokal dan
akhirnya terjadi vasodilatasi lokal.
b) Reaksi general
(1) Mengaktifkan sistem thermoregulator di hipothalamus yang mengakibatkan
kenaikan temperatur darah untuk mempertahankan temperatur tubuh secara general.
(2) Penetrasi dan perubahan temperatur terjadi lebih dalam dan lebih luas

2) Jaringan ikat
Meningkatkan elastisitas jaringan ikat lebih baik seperti jaringan collagen kulit,
tendon, ligament dan kapsul sendi akibat menurunnya viskositas matriks jaringan;
pemanasan ini tidak akan menambah panjang matriks jaringan ikat sehingga pemberian
SWD akan lebih berhasil jika disertai dengan latihan peregangan.

3) Otot
a) Meningkatkan elastisitas jaringan otot.
b) Menurunkan tonus otot melalui normalisasi nocisensorik, kecuali hipertoni akibat
emosional dan kerusakan SSP.

4) Saraf
a) Meningkatkan elastisitas pembungkus jaringan saraf.
b) Meningkatkan konduktivitas saraf dan meningkatkan ambang rangsang
(threshold).

2.4 Indikasi
Indikasi SWD baik continuos SWD maupun pulsed SWD adalah kondisi-kondisi
subakut dan kronik pada gangguan neuromuskuloskeletal (seperti sprain/strain,
osteoarthritis, cervical syndrome, NPB dan lain-lain).

2.5 Kontraindikasi
Kontraindikasi dari continuos SWD adalah pemasangan besi pada tulang, tumor
atau kanker, pacemaker pada jantung, tuberkulosis pada sendi, RA pada sendi,
kondisi menstruasi dan kehamilan, regio mata (kontak lens) dan testis. Kontraindikasi
dari pulsed SWD adalah tumor atau kanker, pacemaker pada jantung, regio mata dan
testis, kondisi menstruasi dan kehamilan. Pada gangguan akut neuromuskuloskeletal
merupakan kontraindikasi dari continuos SWD tetapi bagi pulsed SWD bisa
diberikan dengan pulsasi yang rendah.

2.6 Prinsip Kerja SWD


Gelombang radio dilemahkan saat melewati jaringan, tetapi sesungguhnya
dapat menembus jaringan sampai dalam tergantung dari jaringan yang dilewati,
frekuensi dan karakteristik dari aplikator. Aplikator induktif meningkatkan pusaran
medan magnet di jaringan, dan sebagai pengatur dan penghasil temperature tinggi di
jaringan yang kaya akan cairan, menginduksi dengan tinggi jaringan seperti otot.
Kapasitator melengkapi aplikator yang meningkatkan panas dari medan listrik.
Temperatur maksimal cenderung muncul pada jaringan yang kurang kandungan
cairan seperti lemak, dan dapat memungkinkan untuk membakarnya. SWD dapat
meningkatkan suhu lemak subkutan sampai 15oC dan pada kedalaman kedalaman 4-5
cm dengan panas 4oC- 6oC. Mesin SWD dapat menghasilkan pulsa sama baiknya
dengan Continous Wave output. CW SWD digunakan apabila tujuan dari terapi
adalah untuk memanaskan.
Mesin SWD pada dasarnya adalah sebuah radio transmitter yang dioperasikan seperti
radio transmiter lainya. Pasien diletakan mesin dan dilindungi dari luka dengan
mengoperasikan sirkuit dengan rangsangan
maksimum, seperti mesin automatis pada mesin SWD yang modern. Sekali rangkaian
maksimal dikerjakan, pergerakan mesin dapat mengurangi panas.
Ada beberapa jenis aplikator inductive. Drum aplikator terdapat pada container
yang kaku, yang mana beberapa diantaranya terhubung dengan penggantung untuk
dilalui mengelilingi region seperti bahu. Pada aplikator umumnya sudah tersedia,
keset kaki semi fleksibel mengandung coil yang terhubung dengan sebuah mesin swd.
Pad dapat berdimensi 0.5x0.75 m dan sering digunakan pada low back pain. Kabel
aplikator mengandung kabel yang terbungkus karet yang digunakan dengan
mengelilingi sekitar ekstremitas dan mengelilingi seluruh tubuh. Untuk keamanan
dari kabel dapat diganti dengan drums dan pads.
Pada kebanyakan pengaturan kapasitas, pasien diletakan diantara dua elektroda.
Aplikator rectal dan vagina digunakan sebagai probe untuk pemanasan pelvis. Probe
diletakan dengan hati-hati, vaginal probe diletakan dibelakang servix pada fornix
posterior dan eksternal pad digunakan untuk melengkapi sirkuit. Probe yang di tahan
oleh pasien dan sekarang jarang digunakan meskipun dulu digunakan untuk penyakit
pelvic inflamatori disease, cronic prostatitis, dan mialgia dinding pelvis.

2.7 Efek Panas Penggunaan Diathermi


Kemampuan dari sebuah alat diatermi untuk menghasilkan panas di jaringan
tergantung dari besarnya energi yang dihasilkan dari panas. Untuk alat SWD yang
berkerja kontinyu energy panas yang dihasilkan berkisar anatara 55-500 W. Energi
yang dihasilkan dari diatermi sangat adekuat, karena kebanyakan SWD digunakan
untuk meningkatkan suhu dijaringan dengan terapi range yang ekfektif berkisar
antara 40oC -44oC, energy yang deperlukan berkisar antara 80-120 W. Meskipun
range dari puncak arus energy yang dihasilkan dari alat short wave diatermi berkisar
antara 100-1000W, potensi dari menghasilkan efek panas pada alat ini tergantung dari
energy utama yang disalurkan ke jaringan dengan secara berturut-turut. Seperti telah
disebutkan diawal, energy utama tertinggi yang dapat disalurkan pada pulsasi SWD
(80W) lebih rendah dibandingkan dengan energy yang dihasilkan dari pemakaian
kontinyu SWD secara berkelanjutan untuk pengobatan.
Efek dari pemanasan SWD terhadap arus darah kulit pada manusia telah
dipelajari di Millard, yang menunjukan pembuangan dari sodium radioaktif
meningkat sekitar 150 % setelah pemaparan, yang dihasilkan dari rata-rata
peningkatan suhu sekitar 5.3oC. Pada penelitian yang sama rasio muscle –clearence
meningkat sebesar 36%, dengan peningkatan suhu otot sekitar 5.2oC. Pada
penggunaan 2450 Mhz microwave diatermi menghasilkan peningkatan aliran darah
otot vastus lateralis sebesar 400%. Ini semua akan muncul setelah pemaparan selama
8 menit dengan energi yang dihasilkan disesuaikan pada tingkat kenyamanan pasien.
Efek dari penggunaan SWD pada sirkulasi lutut meningkat sebesar 100 %, sesuai
penelitian Harris mengenai clearance radio-sodium dari sendi lutut. Sama seperti
penggunaan SWD untuk pengobatan kronik rheumatoid di lutut menunjukan
peningkatan sirkulasi sekitar 60%, yang mana pada kebanyakan pengobatan akut
rheumatoid lutut didapatkan penurunan dari sirkulasi. Penurunan ini di bandingkan
dengan penurunan sirkulasi pada pengobatan dengan hidrokortison. Haris
mengatakan SWD dapat digunakan secara rasional pada pemanasan ringan terapi di
rematoid arthritis dengan inflamasi akut dari sendi.
Pada umumnya, energy dari medan elektromagnetik alat wave diatermi diikuti oleh
penigkatan panas pada organ dalam dibandingkan dengan penggunaan pada alat
pemanasan yang superficial. Logikanya pada pemilihan SWD atau MWD akan tepat
ketika keinginan hasil pengobatan untuk menigkatkan kelenturan jaringan kolagen
yang dalam, penurunan kekakuan sendi, menghilangkan nyeri yang dalam dan
kekakuan otot, peningkatan aliran darah dan diikuti dengan resulusi inflamasi.
Efek terapi dari diatermi dapat digunakan untuk pengobatan organ dalam maupun
luar.
Nyeri: Penghilang nyeri menggunakan ShortWave diatermi berguna pada pengobatan
traumatic dan kondisi rematik yang mempengaruhi bagian permukaan dari otot,
ligament dan sendi kecil bagian permukaan. Penghilang nyeri juga dipengaruhi oleh
hilangnya kekakuan otot.
Keram Otot: Dapat di kurangi secara langsung menggunakan SWD atau dapat
berkurang karena hilangnya nyeri.
Penyembuhan Luka: Untuk memicu penyembuhan luka dari luka terbuka, dan
meningkatkan dari sirkulasi pembuluh darah kulit. Apabila ateriol ataupun capiler
tidak dapat meningkat secara signifikan maka pemanasan dapat diberikan pada
bagian proximal luka yang masih baik aliran darahnya.
Infeksi : Pengobatan SWD dapat digunakan untuk membantu mempercepat
penyembuhan akibat infeksi dengan meningkatkan aliran darah pada daerah yang
terkena infeksi. Ini akan meningkatkan sel darah putih dan antibody untuk melawan
organism infeksi
Fibrosis :Pemanasan telah terbukti dapat memperbaiki kelenturan jaringan yang
mengalami fibrosis, seperti pada tendon, kapsul sendi.
2.8 Pengoperasian Short Wave Diathermy
1. Tempatkan alat pada ruang tindakan.
2. Lepaskan penutup debu
3. Siapkan aksesoris (electrode)
4. Hubbungkan alat dengan terminal pembumian
5. Hubungkan alat dengan catu daya
6. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON.
7. Lakukkan pemanasan secukupnya
8. Atur tombol sesuai kebutuhan pelayanan
9. Lakukan test fungsi tombol emergenci stop
10. Jelaskan fungsi dan cara penggunaan tombol emergenci stop pada pasien.
11. Perhatikan protap pelayanan
12. Beritahukan kepada pasien, mengenai tindakan yang akan dilakukan
13. Tentukan electrode yang akan di gunakan dan pasang pada alat.
14. Atur intensitas energi sesuai yang di perlukan
15. Tempatkan electrode pada obyek
16. Atur waktu penyinaran
17. Lakukan penyinaran. Perhatikan kondisi pasien
18. Setelah terapi selesai, kembalikan tombol intensitas energy keposisi
minimum/nol.
19. Matikan alat dengan menekan atau memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF
20. Lepaskan hubungan alat
21. Lepaskan kebel pembumian
22. Lepaskan electrode dan bersihkan
23. Bersihkan alat. Pastikan alat short wave diathermy dalam keadaan baik dan
siap di fungsikan pada pemakaian berikutnya.
24. Simpan alat dan aksesoris ke tempat semula dan Pasang penutup debu
25. Catat beban kerja alat - dalam jumlah pasien

Anda mungkin juga menyukai