Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KEGIATAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

“MANAJEMEN PUSKESMAS”

I. Latar Belakang
Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai
pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan
kegiatannya secara menyeluruh, terpadu yang berkesinambungan pada suatu
masyarakat yang bertempat tinggal dalarn suatu wilayah tertentu.
Upaya meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas, di antaranya meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan dasar. Di
sini peran Puskesmas dan jaringannya sebagai institusi yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan di jenjang pertama yang terlibat langsung dengan masyarakat
menjadi sangat penting. Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya yaitu meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di
wilayah kerjanya agar terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan
demikian, akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas dapat ditingkatkan
melalui peningkatan kinerja Puskesmas.
Kebutuhan untuk meningkatkan mutu layanan kesehatan di Indonesia, setidak-
tidaknya dipengaruhi oleh tiga perubahan besar, yaitu sumber daya yang terbatas,
adanya kebijakan desentralisasi dan berkembangnya kesadaran akan pentingnya mutu
layanan kesehatan. Untuk menjamin bahwa perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan
penerapan manajemen risiko dilaksanakan secara berkesinambungan di Puskesmas,
maka perlu dilakukan penilaian oleh pihak eksternal dengan menggunakan standar
yang ditetapkan yaitu melalui mekanisme akreditasi.
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 bahwa setiap
Puskesmas wajib untuk diakreditasi secara berkala paling sedikit tiga tahun
sekali. Akreditasi merupakan salah satu persyaratan kredensial sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bekerjasama dengan BPJS, sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional Pasal 6 ayat (2).

1
Tujuan utama akreditasi Puskesmas adalah untuk pembinaan peningkatan
mutu, kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen,
sistem manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan dan program, serta
penerapan manajemen risiko, dan bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan
sertifikat akreditasi.
Dalam Akreditasi Puskesmas juga mencakup seluruh pelayanan dasar yang
ada di Puskesmas melalui kelompok-kelompok kerja yang meliputi administrasi,
layanan medis, kesehatan ibu dan anak, gizi, kesehatan lingkungan, pencegahan, dan
pemberantasan penyakit menular serta promosi kesehatan. Dengan begitu, baik UKM
maupun UKP semuanya akan ditingkatkan mutunya secara bersamaan dan saling
mendukung.

II. Permasalahan Di Masyarakat


Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari upaya
kesehatan wajib dan upaya kesehatan pembangunan. Upaya kesehatan wajib
merupakan upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh seluruh puskesmas di Indonesia.
Upaya ini memberikan daya ungkit paling besar terhadap keberhasilan pembangunan
kesehatan melalui peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM), serta merupakan
kesepakatan global maupun nasional.
Sekalipun telah banyak keberhasilan yang dicapai oleh puskesmas dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, namun dalam pelaksanaannya masih
banyak terjadi masalah-masalah yang dapat menghambat puskesmas berfungsi
maksimal. Masalah-masalah tersebut dapat memengaruhi pemanfaatan puskesmas
yang pada ujungnya berpengaruh pada status kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya.
Beberapa pandangan yang berkembang di masyarakat terkait rendahnya
jumlah kunjungan masyarakat ke puskesmas ialah buruknya citra pelayanan di
puskesmas, di antaranya pegawai puskesmas yang tidak disiplin, fasilitas gedung
maupun peralatan medis dan non medis kurang memadai di mana masyarakat harus
dirujuk untuk melanjutkan pengobatan atau pemeriksaan yang sebenarnya masih
dapat dilakukan di puskesmas, atau untuk membeli obat-obatan yang tidak tersedia di
puskesmas, jam buka puskesmas yang terbatas dan lain-lain.
Sedangkan dalam hal manajemen dimana puskesmas juga dinilai belum cukup
mampu melaksanakan fungsinya dengan baik. Sistem informasi puskesmas belum

2
mampu menunjang proses perencanaan strategis puskesmas misalnya dalam hal
kebutuhan jumlah dan latar belakang pendidikan sumber daya manusianya, program-
program kesehatan masyarakat yang perlu dikembangkan sesuai kebutuhan
wilayahnya dan dengan fungsi promotif dan preventif puskesmas yang semakin
terabaikan dibandingkan dengan fungsi kuratifnya.
Secara garis besar, peningkatan kualitas pelayanan adalah salah satu isu yang
sangat krusial dalam manajemen, baik dalam sektor pemerintah maupun sektor
swasta. Hal ini terjadi karena di satu sisi tuntutan masyarakat terhadap perbaikan
kualitas pelayanan dari tahun ke tahun menjadi semakin besar, sedangkan disisi lain,
praktek penyelenggaraan pelayanan tidak mengalami perbaikan yang berarti.

III. Pemilihan Intervensi


Menyadari pentingnya puskesmas dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, maka berbagai masalah atau kekurangan dalam
penyelenggaraan pelayanan puskesmas perlu diteliti. Masalah-masalah tersebut
berasal dari dalam maupun luar lingkungan puskesmas. Dari dalam puskesmas
misalnya dari perilaku dan keterampilan petugas. Dari luar puskesmas misalnya dari
karakteristik pengguna pelayanan itu sendiri, dari sosiokultur masyarakat maupun dari
faktor organisasi. Idealnya setiap Puskesmas harus terakreditasi. Dimana kita ketahui,
bahwa tujuan umum dari Akreditasi Puskesmas adalah Meningkatkan mutu layanan
Puskesmas, sedangkan tujuan khususnya antara lain:
a. Memacu puskesmas untuk memenuhi standar yang ditetapkan.
b. Memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa pelayanan yang diberikan telah
sesuai standar
c. Menetapkan jaminan kepada petugas puskesmas bahwa pelayanan yang
diberikan telah memenuhi standar yang ditetapkan.
d. Terbinanya puskesmas dalam rangka memperbaiki sistem pelayanan, mutu, dan
kinerja.
Untuk menyiasati hal tersebut, maka Puskesmas diharapkan dapat menerapkan
replikasi akreditasi dan Puskesmas yang sudah terakreditasi diharapkan dapat ikut
membimbing Puskesmas yang belum terakreditasi dan berkomitmen untuk
melaksanakannya.

3
III. Pelaksanaan
Rapat koordinasi Puskesmas Kassi-Kassi diadakan di Aula lantai 3 pada hari
Sabtu, 27 Agustus 2016 pukul 12.30 - selesai yang membahas kembali mengenai Visi
dan Misi Puskesmas Kassi Kassi, tata nilai, budaya kerja, struktur organisasi, dan
pembentukan panitia akreditasi, dalam hal mendiskusikan tentang persiapan
menghadapi Akreditasi Puskesmas Kassi-Kassi Makassar.

IV. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Persiapan rapat kordinasi Puskesmas Kassi-Kassi dilakukan beberapa minggu
sebelumnya untuk menentukan waktu dan tempat rapat.
2. Evaluasi Proses
Rapat kordinasi ini dihadiri oleh seluruh petugas Puskesmas Kassi-Kassi. dr. Hj.
Mariathy Jassin, M. Kes selaku moderator dan pembawa materi persiapan
menghadapi akreditasi. Kegiatan ini berjalan lancar, dan tertib.
3. Evaluasi Hasil
Kesimpulan dari hasil rapat yang diadakan oleh Puskesmas Kassi-kassi adalah
membahas kembali mengenai beberapa hal yang merupakan fondasi dari
Puskesmas Kassi-Kassi dalam rangka menyambut akreditas puskesmas, yaitu:
1. Visi
Terwujudnya kemandirian masyarakat untuk sehat.
2. Misi
 Peningkatan kualitas sumber daya manusia puskesmas.
 Pelatihan eksternal.
 Pelatihan internal.
 Kebijakan pemberian izin peningkatan pendidikan.
 Meningkatkan pembinaan program yang berbasis masyarakat.
 Memprioristaskan program yang berbasis masyarakat untuk
ditingkatkan.
 Lebih meningkatkan kerjasama lintas sektor.
 Melibatkan lintas sektor pada lokakarya mini puskesmas.
 Melibatkan lintas sektor pada perencanaan sampai dengan
evaluasi program puskesmas.

4
 Meningkatkan kualitas pelayanan di puskesmas.
 Meningkatkan sarana dan prasarana puskesmas.
 Memperbaiki sarana prasarana puskesmas baik medis maupun
non medis.
 Pengadaan sarana yang belum ada di puskesmas sesuai dengan
kebutuhan dan ketersediaan dana.
 Menjaga dan memelihara semua sarana yang ada di puskesmas.
 Meningkatkan promosi dan pencegahan penyakit.
 Meningkatkan kegiatan penyuluhan di semua program baik
individu maupun kelompok di dalam dan luar gedung.
3. Tata Nilai
 Kerja tim
o Dalam mengatasi permasalahan kesehatan, dilakukan dengan
team work / kerja sama tim.
 Professional
o Bekerja sesuai dengan standar profesi.
o Bekerja sesuai dengan tupoksi dan tugas tambahan yang telah
ditetapkan.
o Mematuhi SOP yang telah ditetapkan.
o Mengikuti alur layanan yang telah ditetapkan.
 Inovatif
o Membangun ide serta mengembangkan ide untuk perbaikan
pelaksanaan program.
 Saling menghargai
o Mengedepankan etika, moral dalam berperilaku sehari-hari.
 Fokus pelayanan publik
o Masyarakat adalah subjek pelayanan.
o Prioritas pelayanan kepada masyarakat.
4. Budaya Kerja
 Senyum dan sapa memberi pelayanan.
 Ramah kepada semua pengunjung.
 Empati kepada pasien.
 Kedisiplinan dijunjung tinggi.

5
 Ikhlas melaksanakan pekerjaan.
 Sigap dan tanggap permasalahan kesehatan

PESERTA PENDAMPING

dr. Angela Michelle dr. Linda Tanod


NIP. 19571021 198701 2 002

Anda mungkin juga menyukai