Anda di halaman 1dari 23

METODE PELAKSAAN

PENJELASAAN UMUM

I. PENDAHULUAN

Pekerjaan menbanguan Box Culvert Balansiku 1 Kec. Sebatik Barat merupakan


pyoyek dari Dinas Pekerjaan Umum Bidang Bina Marga Kabupaten Nunukan.
Proyek ini berlokasi di Kecamatan Sebatik Barat dan dibiayai dari APBD Taun
Anggaran 2014. Masa pelaksaan pekerjaan ini adalah 180 ari kalender.

II. URAIAN PEKERJAAN

Rincinan item pekerjaan sesuai Rencana Anggaran Biaya adalah sebagai berikut :

Box Culvert 1

I. Divisi 1. Umum
1) Mobilisasi
II. Divisi 2. Drainase
1) Pasangan Batu Dengan Mortar
III. Divisi 3. Pekerjaan Tanah
1) Galian Biasa
2) Timbunan Biasa

VII. Divisi 7. Stuktur

1) Cor Rabat (Lantai kerja) K125


2) Wing Wall K250
3) Beton Plat Injak K250
4) Beton Trotoar K250
5) Beton K250
6) Beton Pagar Jembatan K175
7) Baja Tulangan Ulir U32
8) Pipa Pagar Galvanis (Dia 3”)
9) Besi Siku (L.70.70.7)
10) Pengecetan
11) Pondasi Cerucuk, penyediaan dan pemancangan
12) Pasangan Batu

VIII. Divisi 8. Pengenbalian Kondisi dan Pekerjaan Minor

1) Patok pengarah
III. RENCANA FASILITAS LAPANGAN (SITE FACILITIES PLAN)

Sebelum memulai pelaksaan pekerjaan dibuat “rencana fasilitas lapangan atau


“site facilities plan” untuk pengaturan lokasi pekerjaan termasuk pengaturan
penetapan alat stok material dan sarana penunjang lainnya yang akan di gunakan
dalam pelaksanaan pembangunan proyek, antar lain kantor direksi keet, gudang,
barak kerja, posisi peralataan dan fungsi lainnya.

Dalam penempatan barang dan material kebutuan pelaksanaan, baik di gudang


maupun di halaman terbuka akan diatur sedemikian rupa sehingga :

 Tidak mengangu kelancaran dan keamanan.


 Memudakan pemeriksaan dan pengecekan.
 Mudah pengambilannya
 Memudahkan pelaksanaan pekerjaan lanjunnya.
 Terjamin kebersihaannya

Site facilities plan dibuat berdasarkan kebutuhan per priode waktu pekerjaan,
dimana site facilities plan seyogyanya dibuat ideal untuk jangka waktu yang
efektif sehingga tidak terlalu banyak merevisi site facilities plan.

Lalu lintas keluar masuk kenderan proyek atau jaln kerja akan diproteksi / dibatasi
dengan mengunaan barikade dan rambu-rambu sehingga memperkecil
kemungkinan terarap kecelakaan lalu lintas, ganguan keamanan, ketertipan
maupun gaguan lain.

Barang-barang material yang tidak akan digunakan lagi unuk kebutuhan langsung
pada pekerjaan sesegera akan dikeluarkan dari site.

Fasititas Lapangan

Kantor lapangan unuk Direksi keet, Kontraktor, Barak Pekerjaan, Gudang, an


Worksop akan ditempatkan di lokasi yang berdekatan dan atau terjangkau
sehingga dapat membantu efektivis pelayaan kerja konstruksi.

IV. MANAJEMEN PROYEK

Pengolahan pelaksanaan perkerjaan di proyek ini akan ditanda tangani oleh


tenaga-tenaga terampil CV. LAGI JAYA yang suda berpengalaman dalam
penanganan proyek-proyek, sehingga keberasilan pelaksanaan pekerjaan dapat
terjamin, sesuia apa yang diarapkan ole semua pihak. Disamping itu tenaga-tenaga
yang telah dibina kemampuan dan produktivitasnya dalam pelaksanaan proyek-
proyek sejenis.

1. Struktur Organisasi

Pelaksanaan proyek di kelola ole suatu tim manajemen yang dipimpin Kepala
Proyek, di bantu ole beberapa tenaga staf dan beberapa tenaga pelaksanaa
lapangan beserta pembantu-pembantunya. Struktur organisasi dan personil
dapat di liat di lampiran lain sebagai persyaratan tender.
2. Koordinasi

Dalam pelaksaan proyek akan terjadi interaksi antara perusahanan dengan


piak lain antara lain owner, pengawasan, suplier dan piak lain yang berkaitan
dengan pelaksaan proyek. Dalam interaksi tersebut di perlukan adanya
kondinasi anatar piak dalam menyelesaikan persoalan yang muncul dalam
pelaksanaan pekerjaan. Kepala proyek akan mewakili perusahaan dalam
koordinasi dengan pihak lain.

Kepala proyek akan memimpin semua kegiatan proyek, baik dibidang


adminisistrasi, teknik dan alin-lain.

 Untuk masala teknik engincering dan quality control, kepala proyek


dibantu oleh bagian teknik beserta stafnya.
 Dalam poses pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kepala Proyek di
bantu ole pelaksanaan-pelaksanaan yang berkompeten
 Urusan keuangan administrasi umum dan personalia, di bantu oe
bagian personalia dan keuangan beserta stafnya.
 Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh bagian Logistik dan
Peralatan.

Secara organisasi perusahaan, Kepala Proyek bertanggung jawab kepada CV.


FIRDA JAYA Konstruksi yang bertindak sebagian pengelola operasional
Perusahaan dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur CV. Firda Jaya
konstruksi.

Kepala Proyek mempunyai tanggung jawab dan di beri kewenangan penu


dalam pengolaan proyek, dan mempunyai wewang bertindang atas nama
perusahaan dalam proyek ini. Dengan sistem organisasi seperti tersebut, maka
pelaksanaan proyek di harapkan akan berjalan dengan lancar, dan peyelesaian
pekerjaan akan dapat tercapai dalam waktu yang ditentukan dengan mutu
yang diharapkan. Hal terebu benar-benar terjadi perhatian dan semboyan
kami, sebab apabila terjadi keterlambatan di dalam penyelesaian proyek ini
akan mengakibatkan kerugian moril maupun material, dan titra negatif bagi
CV. Firdha Jaya Konstuksi sebagai pelaksanan.

V. METODE PENCAPAIN SASARAN

Untuk menjamin sistem manejemen dapat berlangsung dengan baik, CV. Firdha
Jaya Konstruksi telah mengeurkan kebijakan, sesuai sistem manejemen K3,
Lingkungan dan utu yang dijalankan. Sisem manejemen tersebut diatas, dalam
pelaksanaan di tunjangan dengan sarana-sarana lain, berupa perangkat lunak
(software) sebagai sarana pengendali, dan perangkat kesar (hardware) berupa
peralatan-peralatan bebagai sarana petunjang pelaksanaan pekerjaan.

1. Sistem pengendalian proyek

Sarana pengendalain merupakan sesuatu yang sangat di perlukan untu


menjamin keberasilan pelaksanaan pekerjaan. Sebelum pelaksanaan
pekerjaan dimulai, segala sesuatu yang ada hubunganya dengan pengendalian
dipersiapkan dan di tuangkan dalam bentuk daftar-daftar isian (formulir-
formulir) pengandalian, yang mengacu pada jadwal pelaksanaan pekerjaan
yang berupa barchart

Program utama yang tela dituangkan di dalam barchart tersebut, dilapangan


di jabarkan lagi secara lebi terinci. Dibuat program mingguan, yang
realisasinya dipantau dengan daftar-daftar isian (formilr-formulir) laporan
kegiatan pekerjaan.

Untuk memantau pelaksanaan pekerjaan di lapangan dibuat metode kerja


yang rincinnya yang di lengkapi gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing)
yang muda dibaca dan di mengerti ole setiap petugas yang terlibat
pelaksanaan pekerjaan. Dengan sarana-sarana tersebut, maka sasaran kerja
akan dicapai seperti yang diharapkan.

Pengendalian proyek diterapka dengan :

a) Pengendalian Waktu
- Perencanaan dan Monitoring Masker Schedule, Shedule Bahan,
Schedule Alat
- Perencanaan dan Monitoring Schedule Detail dan Schedule
Mingguan
b) Pengendalian Mutu
- Perencanaan dan penetapan
- Perencanaan dan pengendalian gambar
- Pelaksanaan Inspeksi dan Test dan penanganannya
- Pelaksanaan Audit Mutu Internal
c) Pengendalian Biaya
- Perencanaan design dengan mantap
- Bekerja sekali jadi, tidak ada reword
- Pembuatan data adminiatrasi yang tertib dan tepat
2. Pemilihan Alat

Pemilihan peralatan yang tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun
kapasitasnya serta sesuai dengan kondisi dengan lapangan akan menjamin
tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaanyakni Biaya Hemat, Mutu Akurat
dan Tepat Waktu. Kebutuan peralataan minimun yang di tentukan akan
mencukupi dengan alat milik sendiri, namun jika dlam pelaksanaannya terjadi
kekurangan alat, maka kan kami penuhi dari sumber alat yang banyak
terdapat di Nunukan.

Adapun alat yang di gunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah :

1. Truck Mixer
2. Concrete Vibrator
3. Vibrator Roller
4. Stamper
5. Excavator
6. Drum truck
3. Material

Beberapa material inti yang dipergunakan dalam proyek ini akan dibawa ke
laboratirum untuk di lakukan pengujian, dan pada produk tertentu pabrikan
diminta menunjukan sertikkat uji test yang pernah dilakukan yang masih
berlaku untuk menjamin persyaratan sesuai dengan spesifikasi yang di
tentukan. Meteial utama yang dipakai pada proyek ini adalah : agregat kasar
dan halus

Material harus sudah didatangkan sebelum jadwal pemakaian, sehingga tidak


terjadi keterlambatan hanya karena material belum datang.

4. Personil

Tenaga kerja yang digunakan dalam penangananan proyek ini terdiri atas :

1. Jabatan : Site Manager


Kebutuan : 1 Orang
Pendidikan : S1 Sipil
Pengalaman : 7 Tahun
Keahlian : Pelaksana Jembatan
Sertifikat : SKA Ahli Muda

2. Jabatan : Pelaksana Lapangan


Pendidikan : S1 Sipil
Pengalaman : 5 Tahun
Keahlian : Pelaksana jembtan
Sertifikat : SKK

3. Jabatan : Material Quality


Kebutuan : 1 Orang
Pendidikan : STM bangunan
Pengalaman : 3 Tahun
Keahlian : Teknisi Laborarium Beton
Sertifikat : SKK
4. Jabatan : Surveyor
Kebutuan : 1 Orang
Pendidikan : STM bangunan
Pengalaman : 3 Tahun
Keahlian : Juru Ukur Pekerja Jalan/embatan
Sertifikat : SKK

5. Jabatan : Ahli Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Kebutuan : 1 Orang
Pendidikan : S1 Sipil
Pengalaman : 2 Tahun
Keahlian : Keselamatan Kerja dan Konstruksi
Sertifikat : SKA

6. Jabatan : Logistik
Kebutuan : 1 Orang
Pendidikan : SMA/ Sederajat
Pengalaman : 3 Tahun
Keahlian :-
Sertifikat :-

7. Jabatan : Administrasi dan Keuangan


Kebutuan : 1 Orang
Pendidikan : SMA/ Sederajat
Pengalaman : 2 Tahun
Keahlian :-
Sertifikat :-

Tenaga ini yang digunakan merupakan tenaga pilijan yang sering menangani
proyek-proyek besar dan pekerjaan-pekerjaan yang sejenis.
5. Pengamanan (Securuty)

Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, CV. Firdhan Jaya Konstruksi


akan menyiadakan tenaga kerja

Keamanan dan keselamatan sesuia dengan kebutuhan yang bertugas untuk :

a. Pengawasan terhadap pada pekerja


b. Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk mencegah
pencurian.
c. Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran proyek, dengan
melarang pekerja membuat api untuk keperluan apapun, dan menyiadakan
tabung pemadam kebakaran yang muda dicapai, baik di tempay pekerjaan
maupun di kantor proyek.
d. Melakukan pegawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja,
seperti helm kerja, sabuk pengaman, sepatu, dan sarung tangan jika di
persyaratkan.
e. Melakuan pegawasaan dan menyiapkan pagar-pagar pengamanan
ditempat-tempat yang berbahaya maupun yang sifatnya mengangu
kegiatan proyek.
f. Mengawasi pemakaian peralatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan
g. Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap ganguan / ancaman dari
pihak luar, serta mencegah kemungkinan terjadinya keributan di
lingkungan proyek.

Sebagai sarana komunikasi di proyek, digunakan handy talky (HT), baik


oleh para petugas keamanan, para pelasana (supervisor) dan petugas-
petugas lain yang memerlukan hubungan secara menurus.

6. Schedule Pekerjaan

Schedule kerja dibuat berdasarkan asumsi, logika yang benar dan berdasarkan
data-data yang sangat terbatas pada saat ini. Schedule dan urutan kerja dalam
bentuk barchart dan network planning. Jangka waktu pelaksanaan selama 180
hari kelender sesuai dengan rencana penyesaaian pekerjaan dalam Kurva S

PELAKSANAAN

Dalam melakukan proyek ini, perlu dibuat metode pelaksanaan proyek yang secara garis besar
dapat diuraikan sebagai berikut, yaitu pekerjaan persiapan, perkerjaan tanah, pkerjaan
struktur.

I. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan ini meliputi :

1. Site Planning

Pengaturan lapangan proyek diperlukan untuk mengakomodasikan al-al sbb :

- Traffic Management
- Stock Yard
- Word Shop
- Gudang Material
2. Pembuatan Pagar Pengaman

Pagar pengaman dibuat dengan cara yang mudah untuk dipindahkan dan
dapat melindungi areal pekerjaan dari arus kenderaan dan manusia, dimana
pada taap awal dibuatkan pagar untuk melindungi pekerjaan pada daerah
yang akan dilaksanakan pekerjaan galian, untuk selanjutnya di pindahkan
untuk melindungi areal bagi pekerjaan perkerasan.

3. Mobilitas Peralatan

Mobilitas akan dilaksanakan setela kontak ditandatangani. Mobilitas akan


diawali selama 7 hari pengankutan armada alat berat dari tarakan ke Nuukan.
Untuk alat yang diperlukan pada pekerjaan pembersiaan. Peralataan yang i
mobilitai pertama kali adalah Excavator dan Dump truck untuk pekerjaan
bangkaran dan galian tanah.

Peralatan ditempatkan sedemikian rupa sehingga mampu melayani /


menukung pelaksanaan pekerjaan. Peralatan laboratorium ringian seperti
CBR, send cone test, dan peratalan laborat untuk pengambilan semple harus
sudah ada di lapangan sebelum pekerjaan okok dimulai.

4. Pengukuran / Setting Out

Sebelum dimulai peaksanaan pekerjaan lapangan, terlebih dahulu harus


dilakukan pengukuran ulang dan harus di bersihkan / diamankan dari
banguan-bangunan dan fasilitas mengganggu. Lapangan selalu dijaga tetap
bersih dan rata. Lokasi letak poon, serta letak batas-batas tanah dengan alat-
alat yang sudah ditera kebenarnya. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi
antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya segera di laporkan
kepada perencana / pengawas untuk diminta keputusannya.

Penentuan titik tinggi dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan water pass /
theodolith atau total station yang ketepatan dapat dipertanggungjawabkan.

5. Direksi Keet

Kantor Kontraktor, konsultan, ware House, Work Shop, dan Barak Pekerja
lengkap dengan furnitre dan isi bangunan yang dipersyaratan dalam dokumen
lelang akan dipersiapkan bersamaan dengan pekerjaan setting out. Direksi
keet tersebut akan ditempatkan disekitar lokasi pekerjaan. Dalam pembuatan
kantor tersebut, fasilitas di sekitarnya akan selalu dijaga dan dirawat
sedangkan untuk kantor kepala proyek dab staf yang akan ditentukan
kemudian sesuai dengan kebutuhan dan persetujuan pihak kepala proyek.

Kantor yang akan di bangun dilengkapi dengan peralatan dan persyaratan


yang dinyatakan dalam dokumen lelang.

6. Persiapan Quality

Pungujian material yang akan dipakai (seperti agregat A dan B) serta


pembuatan job mix yang diperlukan dan yang akan dipakai pada pelaksanaan
pekerjaan di proyek ini, seperti job mix aspal dan beton dan lain-lain.

7. Listrik

Pengandaan listrik proyek untuk melaksanakan pekerjaan di adakan dari


genset yang ditempatkan pada lokasi yang bebas dari penyebab ganggun
kebisingan
8. Air

Pengandaan air kerja yang akan diadakan dari sumber mata air dilokasi
proyek dan telah lulus uji laboratorium atau pompa sumber dalam dan
didistribusikan melalui Water Tank Truck.

9. Pembuatan Shop Drawing / As Built Drawing

Pembuatan shop drawing dimulai setela kontraktor memperole ijin dari


pemiik proyek untuk memasuki lapangan. As built drawing dapat dimulai
proses pembuatanya sejak di peroleh kapasitas mengenai data detail hasil
pelaksanaan pekerjaan.

Selain itu, yang termasuk dalam lingkup pekerjaan persiapan dan dilakukan
selama pelaksanaan pekerjaan sampai dengan sebelum penyerahan pekerjaan
antara lain :

 Pembuatan foto-foto dan laporan pelaksanaan.


 Kebersihan, keleluasaan laparangan, keselamatan dan kesehatan kerja
(K-3)
 Penyimpanan barang-barang material dan barang conto (semple)
 Penyimpanan mutu hasil uji campuran, uji pemadatan, baik dengan
fasilitas labororium lapangan maupun laborotium lain yang di tunjung
oleh konsultan pengwas
 Pekerjaan pembersihan sebelum pekerjaan diserahkan kepada pemilik
proyek termasuk di dalamnya pembongkaran kantor lapangan, los
kerja, gudang dan fasilitas lainnya yang tidak dipakai lagi.
10. Traffic Management

Pengaturan lalu lintas dan rambu-rambu dibuat sedemikian rupa sehingga


memudahkan ketertibab jalur lalu lintas kenderan proyek dan tidak
mengangung operasional pelabuhan.

Tahapan Pelaksanaan Pekerjaaan Traffic Management :

- Pemasangan rambu-rambu yang diperlukan sebelum memasuki lokasi


pekerjaan sampai dengan rambu-rambu saat berada di lokasi pekerjaan,
seperti rambu perhatikan. Untuk berhati-hati, sampai dengan rambu
pembatasan dan larangan yang diperlukan
- Pengatural areal dan waktu untuk kenderaan dan peralatan proyek keluar
dan memasuki areal kerja meminimalkan terjadiya kemacetan / gangunag
akibat hal tersebut.
- Pemasangan pagar pengaman yang dipaki untuk membatasi lokasi
proyek dengan masyarakat umum dan berjalan kaki.
- Melaksanakan koordinasi yang diperlukan dengan dinas atau instansi
terkait selama pelaksanaan pekerjaan
Pada saat pekerjaan pelebran / penambaan jalur jalan dilaksanakan, tidak perlu
pengalihan / penutupan jalur jalur sehingga diharapkan lalu lintas tidak tergangu.

Rambu lalu lintas dapat dipakai rubber cone, rambu-rambu arah, petunjungjalan
atau bendera-bendera.pagar sementara akan dipasang pada daerah konstruksi
bangunan pelengkapan dan akan dipasangkan lampu-lampu sehingga akan
terlihat pada waktu malam hari bilamana dilaksanankan pekerjan lembur

Dalam pelaksanaan pekerjan ini akan di koordinasi oleh bagian tertentu dalam
organisasi kontoktror yang bertanggung jawad terhadap safety, health dan
Environment, yang secara kontinue akan memonitor dan mengevaluasi bagian
pekerjaan ini.

Pelaksanaan traffic management akan di konfirmasikan dengan pihak yang


berwenang. Kontoktror akan memelihara jalan yang berpengaguh kepada area
operasioanal dengan kondisi yang baik.

Tumpuhan tanah material akan disinggkirkan dan kondisi jalan di kembalikan


kondisi yang paling

Fasilitas penagntur lalu lintas sepamjang arae pekerjaan diperlukan antara lain
sbb :

- Rambu-rambu
- Lampu-lampu
- Rubbe cone
- Arah dan petunjuk jalan
- Pagar penggalang semester
- Bendera –bendara

PEKERJAAN TANAH

1. Galian Biasa

Taapan dai pekerjaan ini adalah sebagai berikut

- Persiapan berupa pekerjaan pengukuran dan pembuatan acuan semestara


dari papan sebagai pedoman pelaksanaan di lapangan
- Dengan pertimbangkan kondisi lapangan, pekerjaan galian dilakukan
setelah pekerjaan pembongkaran dan menbersihan tempat kerja selesai
dilakukan pada areal tertentu
- Bila pada suatu area diperlakukan jalan akses, harus disiapkan terlebih
dahulu.
- Selama pekerjaan galian berlangsung, jika ditemukan adanya sumber air
maka di area yang rawan penangan air dibuatkan saluran pembuangan,
agar lokasi pekerjaan tetap kering
- Pekerjaan galian dilaksanakan hingga mencapai level rencana sesuai
gambar kerja yang telah di setujui.
- Pekerjaan galian dilakukan dengan menggunakan kombinasi antara
excavator untuk mengagali dan memindahkan tanah hasil galian serta
dump truck untuk transportasi tanah ke lokasi pembuangan (disposal
area)

Peralatan yang dipakai sbb :

- Excavator
- Dump Truck
- Alat Bantu

2. Timbunan Biasa dari Selain Galian Sumber Bahan

Peralatan yang dipakai sbb :

1. Excavator
2. Dump Truck
3. Vibro Roller
4. Alat Bantu

Lingkup pekerjaan ini adalah sbb :

1. Persiapan berupa pekerjaan pengukuran dan pembuatan acuan sementara dari


papan sebaga pedoman pelaksanaan di lapangan
2. Dengan mempertimbangkan kondisi lapangan, pekerjaan timbunan dilakukan
setelah pekerjaan galian atau stripping selesai dan volume lokasi yang akan
ditimbun dihitung bersama dan sepekatan dengan owner, konsultan serta
orang lapangan sehingga volume sebelum pelaksaan dapat dihitung
3. Bila pada suatu area diperlukan jalan akses, harus disiapkan terlebih dahulu.
4. Selama pekerjaan timbunan berlangsung maka harus selalu di ikuti dengan test
tanah kepadatan tiap layer sampai mencapai kepadatan yang di tentukan
5. Pekerjaan timbunan pilihan di lakukan dengan menggunakan kombinasi antara
loader di stok matrial dihouling dengan DT selanjutnya dipadatkan dengan
vibro roller sesuai spesifikasi dan atas ijin direksi.

PEKERJAAN STRUKTUR

Pondasi Cerecuk, penyediaan dan pemancangan

Pekerjaan yang diurai dalam seksi ini akan mencakup tiang pancang yang disediakan dan
dipancang atau ditempatkan sesuai Spesfikasi ini, dan sedapat mungkin mendekati gambar
menurut penetrasi atau kedalamnya sebagaimana yang diperintakan oleh Direksi Pekerjaan.
Tiang pancang uji/ dan atau pengujian pembebnan diperlukan untuk mentukan jumlah tiang
pancang yng akan dilaksanakan
Sebelum memulai suatu pekerjaan pemancangan, kontraktor harus mengacuh kepada Direksi
pekerjaan hal-hal sebagaian berikut :

a) Program yang dirincin untuk pekerjaan pemanjangan


b) Rincian metode yang diusulkan untuk pemancangan penurunan tiang bersama dengan
peralatan yang akan digunakan
c) Perhitungan rancangan, termasuk rumus penumbukan, yang menunjukkan kapasitas
tiang pancang bilamana penumbukakan mengunakan peralatan yang diusulkan oleh
kontraktor
d) Usun untuk menguji pembebanan tiang pancang. Usulan ini mencakup metode
pemberian beban, pengukuran beban dan penurunan serta penyajian data yang akan
diusulkan.

Persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan untuk pengajuan tersebut diatas harus diperoleh
terlebih dahulu sebelummemulai setiap pekerjaan pemancangan.

Pasangan Batu

1) Persiapan pondasi
a) Pondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan syarat untuk seksi 3., Galian.
b) Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjungkan pada gambar dasar, dasar pondasi untuk
struktur dinding penaan arus tegak lurus, atau bertenaga yang tegak lurus terhadap
muka dari dinding. Untuk stuktur lain, dasar pondasi harus mendaftar atau bertengga
yang juga horisontal.
c) Lapis landasan yang rember air (permeable)dan kantong penyaring harus disediakan
bilamana disyaratkan sesuai dengan ketentuan dalam seksi 2.4, Drainase Porous
d) Bilamana ditunjungkan oleh gambar, atau yang diminta lain oleh Direksi Pekerjaan,
suatu pondasi beton mungin diperlukan.beton yang digunakan harus memenui
ketentuan dar Seksi7.1 dari Spesfikasi ini
2) Pemasangan Batu
a) Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya arus dipasang paada pondasi
yang disiapkan sesaat sebelum menetapan masing-masing batu pada lapisan pertama.
Batu besar pilian harus digunakan untuk lapis dasar dan paa sudut-sudut. Perhatikan
arus diberikan untuk menghindarkan pengelompokkan batu yang berukuran yang
sama.
b) Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampang
harus dipasang sejajar dengan muka dinding baru yang terpasang.
c) Batu yang harus ditangai sedemikian hingga tidak menggeser atau memindakan batu
telah dipasang. Peralatan yang cocok harus disediakan untuk memasang batu yang
lebih besar dari ukuran yang dapat ditangai sehingga dua Orang. Mengenlindingankan
atau menggulingkan batu pada pekerjaan yang batu dipasang tidak diperkenankan.
3) Penetapaan Adukan
a) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasai sampai merata dan dalam
waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh.
Landasan yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya
landasan dari adukan harus disebar pada posisi batu yang di bersebelahan dengan batu
yang dipasang.
b) Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan
merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bawa seluruh rongga antara batu
yang dipasang terisi penuh.
c) banyaknya adukakn untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu harusnya
dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan baru yang belum mengeras.
Bilamana batu tersebut harus dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu tersebut
dipasang lagi dengan adukan yang baru

4) ketentuan Lubang Sulingan dan Delatasi

a) Dinding dari pasangan batu harus dilengkapi dengan lubang sulingan. Kecuali
ditunjukan lain pada gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaaan, lubang
sulingan harus ditempatkan dengan jarak antara tidak lebih dari 2 m dari sumbu
satu ke sumbu lainnya dan harus berdiameter 50 mm
b) Pada struktur panjang yang menerus seperti dinding penahan tanah, maka delatasi
harus dibentuk untuk panjang struktur tidak lebih dari 20 m. Delatasi harus 30 mm
lebarnya dan harus diteruskan sampai seluruh tinggi dinding. Batu yang digunakan
untuk membentukan sambungan harus dipilih sedemikian rupa sehingga
membentuk sambungan tegak yang bersih dengan dimensi yang disyaratkan di atas
c) Timbunan di belakang delatasi harusnya dari bahan Drainase Porous berbutir kasar
dengan gradasi menerus yang dipilih sedemikian hingga tanah yang ditahan tidk
dapat hanyut jika melewatinya, juga bahan Drainase porous tidak hanyut melewati
sambungnan.

5) Pekerjaan Akhir pasangan Batu

a) Sambungan antara batu padapermukaan harus dikerjakan hamper rata dengan


permukaan perkerjaan, tetapi tidak sampai menutup batu, sebagaimana
pekerjaan dilaksanakan.
b) Terkecuali disyaratkan lain, permukaan horizontal dari seluruh pasangan batu
harus dikerjakan dengan tambahan adukan tahan cuaca setebal 2 cm, dan
dikerjakan sampai permukaan tersebut rata, mempunyai lereng melintang yang
dapat menjamin pengaliran air hujan, dan sudut yang dibulatkan. Lapisan tahan
cuaca tersebut harus dimasukkan kedalam dimensi struktur yang disyaratkan.
c) Segera setelah batu di tempatkan, dan sewaktu adukan masih baru, seluruh
permukaan batu harus dibersihkan dari bekas adukan
d) Permukaan yang telah selesai harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk
pekerjaan Beton dalam Pasal 7.1.5(4) dari Spesifikasi ini,
e) Bilamana pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat, dan dalam
waktu yang tidak lebih dino dari 14 hari setelah pekerjaan pasangan selesai
dikerjakan, penimbunan kembali harus dilaksanakan seperti disyaratkan, atau
seperti diperitahkan oleh Direksi Pekerjaan, sesuai dengan ketentuan yang
berkaitan dengan seksi 3.2 Timbunan, atau Seksi 2.4 Drainase Porous.
f) Lereng yang bersebalahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan untuk
memperoleh bidang antar muka rapat dan halus sehingga akan memberikan
drainase yang lancer dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu.

Pekerjaan Baja Tulangan U32 Ulir

Pembuatan dan Penempatan

1) Pembengkokkan
a) Terkecuali ditentukan lain ole Dikersi Pekerjaan, seluruh baja tulangan harus
dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan prosuder, menggunakan batang
yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-lekukan, bengkokan-
bengkokkan atau kerusakan. Bila pembengkokan secara panas di lapangan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan, tindakan pengamanan harus diambil untuk
menjamin bahwa sifat-sifat fisik baja tidak terlalu berubah banyak.
b) Batang tulangan dengan diameter 2 cm dan yang lebih besar harus dibengkokkan
dengan mesin pembengkok
2) Penetapan dan pengikat
a) Tualangkan harus dibersihkan sasaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan
kotoran, lumpur, oli, cat karat dan kerak, percikan adukan atau lapisan lain yang
dapat mengurangi atau merusak pelekatan dengan beton
b) Tuangkan harus ditempatkan akurat sesuai dengan gambar dan dengan kebutuan
selimut beton minimun yang disyaratkan dala pasal.7.3.1(5) diatas, atau seperti
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
c) Batang tulangan harus harus diikat kencang dengan mengunakan kawat pengikat
sehingga tidak tergeser pada saat pembocoran. Pengelasan tulangan pembagi atau
mengikat (stirrup) terhadap tulangan baja tarik utaman tidak diperkenakan.
d) Seluru tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang total yang ditunjungkan
pada gambar. Penyambungan (spicing) batang tulangan, terkecuali ditunjungkan
pada gambar, tidak ada diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekrjaan.
Setiap penyambungan yang dapat disetujui harus dibuat sedemikian hingga
penyambugan setiap batang tidak terjadi pada penampang betok yang sama dan
harus diletakkan pada titik dengan tenggangan tarik minimum.
e) Bilamana penyambung dengan tumpang tindi disetujui, maka panjang tumpang
tindih minimum harusnya 40 diameter batang dan batang tersebut harus diberikan
kait pad ujungnya
f) Pengelasan pada baja tulangan tidak diperkenakan, kecuali terinci dalam gambar
atau secara khusus diijinkan oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis. Bilamana
Direksi Pekerjaan menyetujui pengelasan untuuk sambungan, maka sambungan
dalam ini adalah sambungan dengan panjang penyeluran penu yang memenui
ketentuan dari AWSD 2.0 pendinginan terhadap pengelasan dengan air tidak
diperkenakan.
g) Simpul dari kawat pengikat harus diarakan membelakangi permukaan beton
sehigga tidak akan terekspon
h) Anyaman baja tulangan yang dilas harus dipasang sepanjang mungkin, dengan
bagian tumpang tindih dalam sambungan paling sedikit satu kali jarak anyaman.
Anyaman arus dipotong untuk mengikuti bentuk pada kerb dan bukaan, dan harus
dihentikan pada sambungan antara pelat
i) Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu yang cukup
lama maka seluru baja tulangan harus dibersihkan dan dolesi denagan adukan
semen acian(semen dan air saja)
j) Tidak ada bagian baja tulangkan yang telah dipasang boleh digunakan untuk
memikul perlengkapan pemasok baton, jalan kerja, lantai untuk kegiatan untuk
bekerja atau beban konstruksi lainnya.

PEKERJAAN BETON K 250, K 175 DAN K 125

a) Pekerjaan yang disyaratkan dalam seksi ini harus mencakup pelaksanaan seluruh
trukur beton, termasuk tulangkan, struktur pracetak dan komposit, sesuai dengan
Spesifisik dan sesuai dengan garis, elevasi, kelandaian dan dimensi yang ditujukan
dalam gambar, dan sebagaimana yang diperlukan ole Direksi Pekerjaan
b) Pekerjaan ini arus meliputi pula penyiapan tempat kerja kerja untuk pengecoran beton,
pemeliaan pondasi, pengadaan lantai kerja, permohonan atau tondkan lain untuk
mempertahankan agar pondasi tetap kering
c) Mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam
kontrok harusnya seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau seksi lain yag berubua
dengan Spesifkasi ini, atau sebagaimana diperintahkan oe Direksi Pekerjaan
d) Syarat dari PBI NI-2 1971 harus ditepapkan sepenuhnya pada semua pekerjaan beton
yang yang dilaksanakan dalam kontrak ini, kecuali bia terdapat pertentangan dengan
ketentuan dalam Spesifikasi ini, dalam al ini ketentuan dalam Spesifikasi ini yang arus
dipaakai Penelitn Detail Pelaksanaan. Detail pelaksanaan untuk perkerjaan beton yang
tidak disertai dalam dokumen kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh
Direksi Pekerjaan setelah peninjauan rancanagan awal tela selesai dilaksanakan sesuai
dengan seksi 1.9 dari Spesifikasi ini.

Penganjuan Kesiapan Kerja

a) Kontekor harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang digunakan dengan data
pengujian yang memenui seluruh sifat bahan yang disyaratkan dalam pasal 7.1.2. dari
Spesifikasi
b) Kontoraktor harus mengirimkan rencanaan campuran untuk masing-masing mutu
beton yang diusulkan untuk digunakan 30 hari sebelum pekerjaan pengecoran beton
yang dimulai.
c) Kontraktor hasur segara menyerahkan secara tertulis hasil dari seluruh pengujian
pengendalan mutu yang disyaratkan sedemikian hingga data tersebut selalu tersedian
atau bila diperlukan oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian kuat betonyang arus
dilaksanankan minumum meliputi pengujian kuat tekan beton yang berumur 3 hari, 7
hari, 14 hari, 28 hari setala tanggal pencampuran
d) Kontartor harus mengirim gambar detail untuk seluruh perancah yang akan digunakan,
dan arus diperoleh persetujuan dari Direkdi Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan
peranca dimulai
e) Kontraktor harus menberitahu Direksi pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam
sebelum tanggal rencana mulai melakukan pencampuran atau pengecoran setiap jenis
beton, seperti yang disyaratkan dalam 7.1.4(1) dibawah.
f) Penyimpananan dan Perlindungan Bahan
Untuk menyimpanan semen, kontraktor harus menyediakan tempat yang taan cuaca yang
kerad udara yang mempunyai lantai kayu yang tinggi dari tanah di sekitar nyadan yang
ditutup dengan lembar polyetylene (plastik). Sepanjang waktu, tumpukan kantong semen
harus ditutup dengan lembar plastik

g) Kondisi tempat kerja

Kontraktor harus menjaga temperatur semua bahan, terutama gregat kasar, dengan
temperatur pada tingat yang serendah mungkin dan harus dijaga agar selalu dibawah
30oC sepanjang waktu pengecoran. Sebagai tambahan, kontaraktor tidak boleh
melakukan pengecoran bilamana :

a) Tingkat penguapan melampaui 1,0 kg / m2 / jam.


b) Lengas nisbi dari udara kurang dari 40 %
c) Tidak diijinkan oleh Direksi Pekerjaan, selama turun hujan atau bila udara peneh
debu atau lancar
h) Pebaikan Atas Pekerjaan Beton yang tidak memenuhi ketentuan
a) Perbakan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kreteria toleransi yang
disyaratkan dalam pasal 7.1.1(4), atau yang tidak memiliki permukaan akhri yang
memenui ketentuan, atau yang tidak memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan
dalam pasal 7.1.3(3), harus mengikuti petunjung yang diperintahankan oleh Direksi
Pekerjaan dan dapat meliputi :
i. Perubahan proporti campuran beton untuk sisa pekerjaan yang belum dikerjakan
ii. Tambahan perawatan pada bagian struktur yang hasil pengujiannya gagal
iii. Perkuatan atau pembongkaran menyeluru dan perggantian bagian pekerjaan yang
dipandang tidak memenuhi ketentuan
b) Bilamana terjadi perbedaan pendapat dalam mutu pekerjaan beton atau adanya
keraguan dari data pengujian tambahan yang diperlukan untuk menjamin bahwa
mutu pekerjaan yang tela dilaksanakan dapat dinilai dengan adil. Biaya penguji
tambahan tersebut aruska menjadi tanggung jawab Kontraktor
c) Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser harusla sesuai dengan
ketentuan dari pasal 2.2.9.(8).(b) dari Spesifikasi ini.
BAHAN

1) Semen
a) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harusla jenis semen portland yang
memenuhi AASHTO M85 kecuali jenis IA, IIA, IIIA, dan IV. Terkecuali
diperkenankan oleh Direksi Perkerjaan, bahan tambahan (aditif) yang dapat
menghasilkan gelembung udara dalam campuran tidak dapat digunakan.
b) Terkecuali diperkenalkan oleh Direksi Pekerjaan, hanya satu merk semen portand
yang dapat digunakan didalam proyek
2) Air

Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya harus
bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula,
atau organik. Air akan diuji sesuia dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam
AASHTO T26. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan tanpa mengujian.
Bilamana timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti
atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan
moktar semen + pasir dengan memakai air suling atau minum. Air yang diusukan dapat
digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan air suling atau minum pada pada umur 7
hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air suling atau minum pada
priode perawatan yang sama.

3) Ketentuan Gradasi Agregat


a) Gradasi agregat kasar dan halus memenuhi ketentuan yang diberikan dalam tabel
7.1.2.(1), tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut tidak
perluditolak bila kontroktor dapat menunjukkan dengan pengujian bahwa beton
yang dihasilakan memenui sifat-sifat cempuran yang disyaratkan dalam pasal
7.1.3.(3).
b) Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebi
dari ¾ dari jarak minimum antara baja tulangkan atau antara baja tulangan dengan
acuan, atau celah-celah lainnya dimana beton harus dicor

PENCAMPURAN DAN PENAKARAN

1) Rancangan Campuran

Proporsi bahan dan berat penakaran harus ditentukan dengan mengunakan metode
yang disyaratkan dalam PBI dan sesuai dengan batas-batas yang diberikan

2) Campuran Percobaan

Kontraktor harus menentukan proporsi campuran serta bahan yang diusulkan dengan
membuat dan menguji campuran percobaan, dengan disaksikan oleh Direksi
Pekerjaan, yang mengunakan jenis instalasi dan peralatan yang sama seperti yang
digunakan untuk pekerjaan. Campuran percobaan tersebut dapat diterima asalkan
memenuhi ketentuan sifat-sifat campuran yang disyaratkan.
Direksi Pekerjaan dapat pun menghentikan pekerjaan dan / atau memerintakan
Kontraktor mengambil tindakan perbaikan untuk meningkatkan mutu campuran atas
dasar hasil pengujian kuat tekan beton berumur 3 hari. Dalam keadaan demikian
Kontraktor harus segera dihentikan pengecoran beton yang dipertanyakan tetapi dapat
memilih menenggu sampai hasil pengujian kuat tekan beton berumur 7 hari diperoleh,
sebelum menetapkan tindakan perbaikan, pada waktu tersebut Direksi Pekerjaan akan
menelaah kedua hasil pengujian yang berumur 3 hari dan 7 hari, dan dapat segera
memerintah tindakan perbaikan yang dipandang perlu.

Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan dapat mencakup
pembongkaran dan penggantian seluruh beton tidak boleh berdasarkan pada hasil
pengujian kuat tekan beton brumur 3 hari aja, terkecuali bila Kontraktor dan Direksi
Pekerjaan keduanya sepakat dengan perbaikan tersebut.

3) Penyesuaian Campuran
a) Penyesaikan Sifat Kecelakaan (Workability)

Bilamana sulit memperoleh sifat kelecehan beton dengan proporsi yang semula
dirancang oleh Direksi Pekerjaan, maka Kontrator akan diakukan perubahan pada
berat agregat sebagaimana diperlukan, asalkan dalam hal apapun kadar semen
yang semula dirancang tidak berubah, juga rasio air/semen yang tela ditentukan
berdasarkan pengujian kuat tekan yang menghasilkan kuat tekan yang memenuhi,
tidak dinaikkan. Pengadukan kembali beton yang teal dicampur dengan cara
menambah air atau oleh cara lain tidak akan diperkenakan. Bahan tambah (aditif)
untuk meningkatkan sifat kecelakaan hanya diijinkan bila secara khusus telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

b) Penyesuaian Kekuatan

Bilamana beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan atau disetujui, kadar
semen harus ditingkatkan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan

c) Penyesuaian Untuk Bahan-bahan Baru


4) Penekaran Agregat
a) Seluruh komponen beton rus ditakar merurut beratnya. Bila digunakan semen
kemasakan dalam zak, kuatitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas
semen yang digunakan adala setara dengan satu-satunya atau kebulatan dari
jumlah zak semen. Agregat harus diukurb beratnya secara terpisah. Ukuran setiap
penakaran tidak boleh melebih kapasitas alat pencampuran
b) Sebelum penakaran, agregat harus dibasahi sampai jenuh dan mempertahankan
dalam kondisi lembab, pada kadar mendekati keadaan jenuh-kering permukaan,
dengan menyemprot tumbukan agregat dengan air secara berkala. Pada saat
penakaran, agregat arus telah di basahi paling sedikit 12 jam sebelumnya untuk
menjamin pengaraliran yang memadai dari tumpukan agregat.
5) Pencampuran
a) Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis dan
ukuran yang disetujui sehingga dapat menjain distribusi yang merata dari seluruh
bahan.
b) Pencampuran harus diengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang
akurat untuk mengukur dan mendendalikan jumlah air yang digunakan dalam
setiap penakaran
c) Pertama-tama alat pencampuran harus diisi dengan agregat dan semen yang telah
ditakar, dan selanjutnya alat pencampuran dijalankan sebelum air ditambahkan
d) Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan kedalam
campuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan sebelum
waktu pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran
untuk mesin berkapasitas ¾ m3 atau kurang haruslah 1,5 menit; untuk mesin yang
lebih besar waktu harus ditingkatkan 1 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3.
e) Bila tidak memungkinkan penggunana mesin pencampuran. Direksi Pekerjaan
dapat menyetujui pencampuran beton dengan cara manual, sedekat mungkin
dengan tempat pengecoran. Penggunaan pencamburaan beton dengan cara manual
harus dibatasi pada beton non-struktual

PELAKSANAAN PENGECORAN

1) Penyiapan Tempat Kerja


a) Kontraktor harus membongkar struktur lama yang akan diganti dengan beton yang
baru atau ada yang harus dibongkar untuk mendapat memungkinan pelaksaan
pekerjaan beton yang baru. Pembongkaran tersebut harus dilaksanakan sesuai
dengan syarat yang disyaratkan dalam seksi 7.15 dari Spesifikasi ini.
b) Kontraktor harus mengali atau menimbun kembali pondasi atau formasi untuk
pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjungkan dalam gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan ketentuan
dalam Seksi 3.1 dan 3.2 dari Spesifiksi ini, dan harus membersihkan dan mengaru
tempat sekeliling pekerjaan beton yang cukup luas sehingga dapat menjamin
dicapainya seluruh sudut pekerjaan. Jalan kerja yang stabil juga harus disediakan
jika diperlukan untuk menjamin bahwa seluruh sudut pekerjaan dapat diperiksa
dengan mudah dan aman.
c) Seluruh telapak pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton juga dijaga
agar senentiasa kering dn beton tidak boleh dicor diatas tanah yang berlumpur
atau bersampah atau di dalam air. Atas persetujuan Direksi beton dapat dicor
didalam air dengan cara dan peralatan khusus untuk menutup kebocoran seperti
pada dasar sumuran dan cofferdam.
d) Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang
harus dimasukkan kedalam beton (seperti pipa atau selolongsong) harus sudah
dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran
e) Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, bahan landasan untuk
pekerjaan beton harus dihampar sesuai dengan ketentuan dari 2.4 dari Spesifikasi
ini.
f) Direksi Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan untuk pondasi
sebelum menyetujui pemasangan acuan atau baja tulangan atau pengeceran beton
dan dapat diminta Kortraktor untuk melaksanakan pengijian penetrasi kedalaman
tanah keras, pengujian kepadatan atau penyelidikan lainnya utuk memastikan
cukup tidaknya daya dukung dari tanah yang dibawah pondasi. Bilamana
dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi ketentuan, Kontraktor
dapat diperintahkan untuk mengubah dimensi atau ke dalaman dari pondasi dan /
atau menggali dan mengganti bahan di tempat yang lunak, memadatkan tanah
pondasi atau melalukan tindakan stabilisasi lainnya sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2) Acuan
a) Acuan dari tanah, bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan, harus dibentuk dari
galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus dipangkas secara manual sesuai
dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tana yang lepas harus dibuang sebelum
pengecoran beton.
b) Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang
kedap dan kaku untuk mempertaankan posisi yang diperlukan selama pengecoran,
pemandatan dan perawatan.
c) Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk permukaan akhir
struktur yang tidak terekspos, tetapi kayu yang diserut dengan tebal yang merata
arus digunakan untuk permukaan beton yang terekpos. Seluruh sudut-sudut tajam
Acuan terhadap dibulatkan
d) Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat di bongkar tampa merusak beton
3) Pengecoran
a. Kontraktor harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit
24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton
bilamana pengencoren beton telah ditunda lebih dari 24 jam. Pemberitahuan harus
meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta waktu
pencamburan beton. Direksi Pekerjan akan memberikan tanda terima atas
menberitauan tersebut dan akan memeriksa acuan, dan tulangan yang dapat
menggeluarkan persetujuan tertulis maupun tidak untuk memulai pelaksanaaan
pekerjaan seperti yang dirancangkan. Kontraktro tidak bole melaksanakan
pengecoran beton tampa bersetujan tertulis dari Direksi Pekarjaan.
b. Tidak bertentangan dengan diterbitkannya suatu persetujuan untk memula
pengeoran, pengecorn beton tidak boleh dilaksanakan bilaman Direksi Pekerjaan
atau wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencamuranpengecoran
secara keseluruhan.
c. Segara pengecoran dimulai, Acuan arus dibasahi dengan air atau dioles dengan
minyak yang tidak meningkalkan bekas.
d. Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton tidak dicor
sampai posisi akhir dlam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran, atau
dalam wktu yang lebih pendek sebagaimana yang dapat diperintahkan oleh Dikersi
Pekerjaan berdasarkan pengamatan karekteretia waktu pengerasan (setting time)
semen yang digunakan. Kecuali diberi bahan tambah (aditif) untuk memperlambat
proses pengerasana (retarder) yang disetujui oleh Direksi.
e. Pengecoran beton harus dilanjutkan tampa berenti sampai dengan sambungan
konstruksi (constroction Joint) yang akan disetujui sebelumnya atau sampai
pekerjaan selesai.
f. Beton arus dicor sedemikian rupa sehingga terhindar dari segregasi partikel kasar
dan halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakkan sedekat mungkin
dengan yang dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah pengalian yang
tidak boleh melampaui satu materi dari tempat awal pengecoran.
g. Bilamana beto dicor kedalam acuan struktur yang memiliki bentukyang rumit dan
penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan-lapisan horisontal
dengan tebal tidak melampaui 15 cm. Untuk diding beton, tinggi pengecoran dapat
30 cm menerus sepanjang seluruh keiling struktur
h. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dengan ketinggin lebih dari 150
cm. Beton tidak boleh langsung dicor dalam air. Bilamana beton dicor dalam air
dan pemompaan tidak dapat dilakukan dalam waktu 48 jm setelah pengecoran,
maka beton harus dicor dengan metode drop-botton-bucket, dimana bentuk dan
jenis yang khusus digunakan untuk tujuan ini harus disetujui terlebi daluhu ole
Direksi Pekerjaan.tremi arus kedap air dan mempunyai ukuran yang cukup
sehingga memungkinkan pengalian beton. Tremi harus segera diisi penuh selama
pengecoran. Bilamana aliran beton terhambat maka Tremi harus ditarik sedikit dan
diisi penuh terlebih daluhu sebelum pengecoran dilanjutkan. Baik Tremi Drop-
Bottom-Bucket harus mengalir campuran beton dibawah permukaan beton yang
telah dicor sebelumnya.
i. Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga campuran
beton yang telah dicor masih plasts sehingga dapat menyatu dengan Campuaran
beton yang baru.
j. Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan eton yang akan dicor,
harus terlebih dahulu dikasarkan, dibersikan dari bahan-bahan yang lepas dan
rapuh dan telah siram dengan air hingga jenuh. Sesaat sebelum pengecoran beton
baru ini, bidang-bidang kontrak beton lama harus disapu dengan adukan semen
dengan campuran yang sesuai dengan betonnya.
k. Air tidak boleh dialirkan diatas atau dinaikkan dipermukaan pekerjaan beton dalam
waktu 24 jam setela pengecoran.
4) Sambungan Konstruksi (Construction Joint)
a. Jadwal pengecoran beton yang berkaitan harus disiapkan untuk setiap jenis
struktur yang diusulkan dari Direksi Pekerjaan harus diletakkan seperti yang
ditunjungkan pada gambar. Sambungan konstruksi tidak boleh ditempatkan pada
pertemuan elemen-elemen struktur terkecuali disyaratkan demikian.
b. Sambungan konstruksi pada tembok sayap harus dihindari. Semua sambungan
konstruksi harus tegak lurus terhadap sumbu memanjag dan pada umunya harus
diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum
c. Bilamana sambungan vertikal diperlukan baja tulangan harus menerus melewati
sambungan sedemikian rupa sehingga membuat struktur tetap monolit
d. Lidah alur harus disediakan pada sambungan konstruksi dengan kedalaman paling
sedikit 4 cm untuk dinding. Untuk pelat yang terletak diatas permukaan,
sambungan konstuksi harus dietakkan sedemikian sehingga pelat-pelat
mempunyai luas tidak melampaui 40 m2, dengan dimensi yang lebih besar tidak
melampaui 1,2 kali dimensi yang lebih kecil.
e. Kontraktor harus menyediakan pekerja bahan tambahan sebagaimana yang
diperlukan untuk membuat sambungan konstruksi tambahan bilaman pekerjaan
terpaksa memdadak harus dihentikan akibat hujan atau terhentinya pemasokkan
beton atau penghentian pekerjaan oleh Direksi Pekerjan.
f. Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, bahan tamba (aditif) dapat digunakan untuk
pelekatan pada sambungan konstruksi, cara pengerjaannya harus sesuai dengan
petunjuk pabrik pembuatnya.
g. Pada air asin atau mengandung garam, sambungan konstruksi tidak diperkenakan
pada tempat-tempat 75 cm dibawa permukaan air terendah atau 75 cm diatas
permukaan air tertinngi kecuali ditentukan lain dalam gambar.
5) Konsolidasi
a. Beton harus dipadatkan dengan pengetar mekanis dari dalam atau dari luar yang
telah disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh Direksi
Pekerjaan penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat yang
cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar tidak boleh
digunakan untuk memindahkan campuran brton dari satu titik lain didalam
cetakan.
b. Harus dilakukan tindakkan hati-hati pada waktu pemaatan untuk menentukan
bahwa sama sudut diantara dan sekitar besi tulangan benar-benar diisi tanpa
pemindahan kerangka penulangan, dan setiap rongga udara dan gelembung udara
terisi.
c. Pengentar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan
pemadatan yang perlukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat
d. Alat pengetar mekanis dari luar harus mampu mengahasilkan sekurang-kurangnya
500 putaran permenit dengan berat efektif 0,25 kg dan boleh diletakkan diatas
acuan supaya dapat menghasilkan getaran yang merata.
e. Alat penggetar mekanis yang di gerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating
(berdenyut) dan harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 500 puratan
permenit apabila digunakan pada beton yang mempunyai slump 2, cm atau kurang
dari radius daerah pengetaran tidak kurang dari 45 cm.
f. Setiap alat penggetaran mekanis dari dalam harus dimasukkan dalam beton basa
secara vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai dasar ke
beton yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluru kedalaman pada
bagian tersebut. Alat penggetar kemuian harus ditarik pelan-pelan dan
dimasukkan kembali pada posisi lain tidak lagi dari 45 cm dan jaraknya. Alat
penggetar tidak boleh berada suatu titik lebih dari 30 detik, juga tidak boleh
digunakan untuk memindah campuran beton ke lokasi lain, serta tidak boleh
menyentuh tulangan beton.
g. Jumlah minimum alat penggetar mekanis dari dalam.

Untuk dinding-dinding penahan tanah atau pilar yang lebih tebal dari 60 cm dapat digunakan
batu-batu pecah berukuran maksimul 25 cm, tiap batu harus cukup di lindungi dengan adukan
beton tebal setebal 15 cm; batu pecah tidak boleh lebih dekat dari 30 cm dalam jarak terhadap
permukaan yang akan dilindungi dengan beton penutup.

PENUTUP

Demikian metode pelaksanaan secara garis besar, selanjutnay dalam pelaksanaan nanti kami
akan membuat metode yang lebih detail untuk setiap pekerjaan.

Mudah-mudahan uraian ini dapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang langka-
langka yang akan dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini

Nunukan, 11 Juni 2014

CV. FIRDHA JAYA KONSTRUKSI

ABDUL RAHMAN

Direktur

Anda mungkin juga menyukai