PENDAHULUAN
Glioblastoma adalah tumor otak yang paling ganas yang berasal dari sel glia.
Tumor ini merupakan tumor yang paling umum terjadi dan agresif. Tumor ini merupakan
tumor primer susunan saraf pusat yang paling ganas dan juga paling sering terjadi pada
orang dewasa.
Insidens GBM lebih tinggi pada ras kaukasian di Amerika Utara dibandingkan
etnis lain, hal mengesankan latar belakang etnis juga berperan penting. Di sebagian besar
negara-negara Eropa dan Amerika Utara, insiden sekitar 2-3 kasus baru per 100.000 orang
per tahun Glioblastoma multiforme adalah tumor otak primer yang paling sering,
terhitung sekitar 12-15% dari semua neoplasma intrakranial dan 50-60% dari semua
tumor astrositik. Sekitar 33 – 45% dari seluruh tumor otak primer, lebih sering terjadi
pada pria dibandingkan wanita (3:2), dan biasanya timbul pada penderita berusia lebih
dari 50 tahun, dengan insiden puncak pada usia 65-74 tahun (Bruce, 2019).
Pada sebagian besar penderita tumor otak seperti hemiparese, mual dan muntah,
sakit kepala persisten GBM tidak dapat diketahui penyebab pastinya, diduga GBM
disebabkan oleh beberapa faktor seperti mutasi genetik, paparan radiasi, dan infeksi virus.
Gejala bervariasi tergantung pada lokasi, penglihatan ganda atau kabur, kehilangan nafsu
makan, perubahan suasana hati dan kepribadian, perubahan dalam kemampuan untuk
berpikir dan belajar, kejang. Gangguan neurologik pada tumor otak biasanya dianggap
disebabkan oleh dua faktor : gangguan fokal disebabkan oleh tumor dan kenaikan tekanan
klinis. Selama dekade terakhir, berbagai perawatan diselidiki dengan keberhasilan yang
sangat terbatas. Tantangan utama dalam terapi GBM terkait dengan lokasi penyakit yang
dan kualitas hidup pasien GBM tetapi prognosisnya masih belum berkembang (Hanif et
al. 2017). Angka kelangsungan hidup rata-rata pada GBM meskipun pengobatan optimal,
kurang dari 1 tahun. Dalam serangkaian 279 pasien yang menerima radiasi dan
kemoterapi agresif, hanya 5 dari 279 pasien (1,8%) bertahan lebih lama dari 3 tahun
(Bruce, 2019).
BAB II
LAPORAN KASUS
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
2.2 ANAMNESIS
b. RPS:
Pasien datang ke poli dengan keluhan nyeri kepala. Nyeri kepala dirasakan sejak 1,5 bulan ini.
Nyeri kepala dirasakan hilang timbul dan memberat pada saat pagi hari setelah bangun tidur.
Nyeri kepala semakin hari hari semakin memberat dan terasa seperti ditusuk-tusuk. Nyeri
kepala berkurang bila setelah minum obat namun 5-6 jam kemudian nyeri kembali. Pasien
juga menegluhkan muntah hamper setiap hari biasanya dua kali sehari, muntah berisi makan
dan air. Pasien juga mengeluhkan mata kanannya kabur namun dirasakan sejak 4 bulan yll
setelah mata terkena pohon jagung. Pasien juga mengeluhkan sering lupa sejak 2 bulan ini.
Pasien kadang-kadang juga merasa sempoyongan bila berjalan. Keluhan demam disangkal,
keluhan kejang disangkal, keluhan lemah separoh badan disangkal. BAB BAK dbn.
RPD :
Tidak pernah mengaalami keluhan seperti ini sebelumnya, DM (-), HT (-), Riwayat sakit
RPK :
Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini, tidak ada keluarga yang sakit kanker
Rpsos :
Pasien sehari-hari bekerja sebagai petani, dan kebiasaan merokok > 10 tahun
Tanda Vital
Suhu : 36,5oC
Status Generalisata
Kepala/Leher: a-/i-/d-/c-
Pulmo :
Auscultation :
Suara Nafas:
Ves Ves
Ves Ves
Ves Ves
Rhonki - -
- -
- -
Wheezing
- -
- -
- -
Palpasi : dbn
Sonor Sonor
Sonor Sonor
Cor :
Abdomen :
Perkusi : timpani
Extremity:
STATUS NEUROLOGIK
A. Kesan Umum
GCS : 456
Monoton : (-)
Scanning : (-)
Afasia :
Motorik : (-)
Sensorik :
(-)
Amnestik (Anomik) :
(-)
Asimetri : (-)
Tortikolis : (-)
B. Pemeriksaan Khusus
2. Saraf Otak
N. III, IV, VI
ke temporal : dbn
ke atas : dbn
ke bawah : dbn
Exophthalmus : -
PUPIL :
Bentuk : bulat
Lebar : 3 mm/ 3 mm
N. V Cabang Motorik
Cabang Sensorik
- Oftalmikus : tde
- Maksilaris : tde
- Mandibularis : tde
Refleks Kornea : dbn
N. VII
Waktu diam
Waktu gerak
- Bersiul : dbn
Vestibular
- Vertigo : tde
- Nistagmus : tde
Cochlearis
- Rinne : tde
- Weber : tde
- Schwabah : tde
N. IX, X
Bagian Motorik
- Suara : N
- Menelan : N
- Detak jantung : N
- Bising Usus : N
Bagian Sensorik
N. XI
N. XII
Atrofi : (-/-)
Sistem Motorik
3. Refleks-Refleks
Reflex fisiologis
Tungkai
Lengan
Miksi : N
Defekasi : N
Sekresi keringat : N
Salivasi : N
- Laki-laki
- 35 tahun
- Vomit
- Mata kabur
2.5 ASSESMENT
Darah Lengkap
Foto thorax
CT Scan Kepala
Hasil pemeriksaan CT-Scan kepala :
Tampak lesi solid (38 HU) dengan nekrotik area dan kalsifikasi (145 HU) di dalamnya
ukuran sekitar 4,46x4,81x4,8 cm di lobus temporo oksipital kiri yang ada pada
Tampak lesi menyebabkan pendesakan cornu posterior ventrikel lateralis kiri dan
Kesimpulan :
Curiga brain mass yang menyebabkan midline shift ke sisi kanan sejauh 0,5 cm dan
Foto thorax
Pemeriksaan Laboratorium:
- RDW : 10 % (10-16,5%)
- MPV : 5 (5-10)
-Hbs Ag : negative
-GDA : 111
-LED 1 : 18 ( 0 – 1)
-LED 2 : 16 (1 – 7)
2.8 Re-Assesment
• MRS
• Profilaksis terfacef 2 gr
Kondisi umum
Vital sign
Keluhan pasien
GCS
Luka post op
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
Glioblastoma adalah tumor otak yang paling ganas yang berasal dari sel glia. Tumor ini
merupakan tumor yang paling umum terjadi dan agresif. Glioma terdiri dari kelompok
neoplasma heterogen yang berbeda lokasi pada sistem saraf pusat, usia dan distribusi jenis
3.2 Epidemiologi
dan Israel daripada di Asia. Ini mungkin mencerminkan perbedaan dalam genetika, diagnosis
dan sistem perawatan kesehatan, dan praktik pelaporan. Glioblastoma multiforme adalah
tumor otak primer yang paling sering, terhitung sekitar 12-15% dari semua neoplasma
intrakranial dan 50-60% dari semua tumor astrositik. Di sebagian besar negara-negara Eropa
dan Amerika Utara, insiden sekitar 2-3 kasus baru per 100.000 orang per tahun (Bruce, 2019).
The National Cancer Institute memperkirakan bahwa 22.850 orang dewasa (12.630
pria dan 10.280 wanita) didiagnosis mengidap kanker otak dan sistem saraf lainnya pada 2015.
Ia juga memperkirakan bahwa pada 2015, 15.320 diagnosis ini mengakibatkan kematian.
GBM memiliki insiden dua hingga tiga per 100.000 orang dewasa per tahun, dan
menyumbang 52 persen dari semua tumor otak primer. Secara keseluruhan, Glioblastoma
menyumbang sekitar 17 persen dari semua tumor otak (primer dan metastasis). Tumor ini
cenderung terjadi pada orang dewasa antara usia 45 dan 70 tahun. Antara 2005 dan 2009, usia
rata-rata kematian akibat kanker otak dan area lain dari sistem saraf pusat adalah usia 64 tahun
(AANS, 2019).
3.3 Anatomi
Astrosit adalah jaringan penunjang utama di sistem saraf pusat. Berbentuk seperti
bintang yang memiliki cabang-cabang halus. Sebagian dari cabang ini berbentuk seperti kaki
dan menyelimuti pembuluh darah yang berada disekitar astrosit. Lapisan kaki cabang astrosit
dan dinding pembuluh darah ini yang kemudian kita kenal sebagai sawar darah otak (blood
Oligodendrosit berukuran lebih kecil dari astrosit, berada di sebelah dari serabut saraf
bermielin dengan fungsi yang sama persis dengan sel Schwann pada saraf perifer. Berikutnya
mikroglia adalah sel yang merupakan turunan dari monosit yang bermigrasi dari darah ke
dalam sistem saraf sebelum lahir. Layaknya astrosit, mikroglia berada di sekitar pembuluh
darah. Dan yang terakhir adalah sel ependi-mal, yang berfungsi membentuk lapisan epithelial
Otak dan korda spinalis diselimuti oleh tiga lapisan membran yang disebut meninges.
Lapisan terluar dinamakan dura mater. Dura mater terdiri dari dua lapis jaringan fibrosa.
Lapisan luar berada di tabula interna dari tulang tengkorak dan lapisan dalam mengi-kuti
Dua lapisan ini secara umum saling berlekatan satu sama lain, kecuali pada daerah
dimana lapisan dalam dura mater meliuk ke dalam mengikuti permukaan cerebrum yang
memisahkan kedua hemisfer otak dengan membentuk falx cerebri, memisahkan kedua
hemisfer cerebelli dengan membentuk falx cerebelli, dan memisahkan antara cerebrum dan
dengan dura mater oleh keberadaan ruang subdura. Bentuk arachnoid mater mengikuti lapisan
dalam dura mater sehingga ikut membentuk falx cere-bri, falx cerebelli dan tentorium
cerebelli.
Dan lapisan terluar dari meninges adalah pia mater. Pia mater adalah jaringan ikat yang
mengandung be-berapa pembuluh darah kecil. Struktur pia mater benar-benar mengikuti
bentuk dan tiap liuk dari otak serta. Dan struktur yang memisahkan pia mater dengan
serebrospinal.
Otak disini terbagi dalam beberapa bagian, yaitu cere brum, batang otak dan
cerebellum. Walaupun GBMdapat terjadi pada bagian manapun dari otak, namun karena
mayoritas GBM terjadi pada cerebrum dan sangat jarang sekali terjadi pada bagian lain dari
otak maka dari itu penulis hanya akan membahas cerebrum. Cerebrum terbagi atas dua
hemisfer, yaitu hemisfer kanan dan kiri., kedua hemisfer dipisahkan oleh falx cerebri pada sisi
cranialnya. Namun pada area sentralnya, kedua hemisfer dihubungkan satu sama lain oleh
Secara umum, cerebrum mengandung grey matter dan white matter. Grey matter
berada di area perifer dari cerebrum yang, seperti disebutkan sebelumnya, mengandung
Seperti yang kita ketahui bahwa cere-brum dibagi atas empat lobus, yaitu lobus frontal,
pari-etal, temporal dan oksipital. Dan lobus-lobus tersebut dipisahkan oleh cekungan dalam
yang bernama sulci. Terdapat tiga buah sulci, yaitu sulcus centralis yang memisahkan lobus
frontal dengan lobus parietal, sulcus lateralis yang memisahkan lobus temporal dengan lobus
frontal dan sebagian lobus parietal, dan sulcus parieto-occipital yang memisahkan lobus
Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa sekum-pulan badan-badan sel saraf yang
disebut juga sebagai nuclei membentuk struktur grey matter, yang paling banyak ditemui di
perifer dari otak. Dan grey matter di perifer otak ini membentuk cortex cerebri. Namun pada
bagian dalam dari cerebrum terdapat sekumpulan-sekumpulan struktur grey matter juga, yaitu
3.4 Etiologi
Etiologi glioblastoma tetap tidak diketahui dalam banyak kasus. Familial glioma
memenuhi sekitar 5% dari glioma ganas, dan kurang dari 1% dari glioma berhubungan
dengan sindrom genetik seperti neurofibromatosis, sindrom Turcot, atau sindrom Li-
Fraumeni.
1. Faktor genetik
2. Penggunaan ponsel
Penggunaan ponsel sebagai salah satu faktor resiko penyebab dari GBM
signifikan untuk tumor otak dan beberapa negara Eropa telah mengambil langkah-
(Bruce, 2019).
3.5 Klasifikasi
biasa terjadi pada anak-anak dan dewasa muda. Biasanya terdapat pada hemisphere,
berlanjut ke tahap berikutnya. Kebanyakan terjadi pada dewasa muda. Beberapa jenis
sel-sel yang normal. Rata-rata pasien yang menderita tumor jenis ini berumur 41
tahun. Biasanya terdapat pada hemispheric, dienchepalis, optic, brain stem, cerebellar.
sepanjang “white matter”, seperti corpus callosum, kapsul internal, radiasi optik,
Frekuensi glioblastoma dan tumor otak primer yang lebih rendah dibandingkan tumor
yang berasal dari bagian tubuh lain menggambarkan perlindungan otak yang luar biasa dari
stress genotoksik. Molekul ATP-binding cassete (ABC) membatasi difusi mutagen kimiawi
pada sawar darah otak. Selain itu, DNA menjadi sangat sensitive terhadap stress genotoksik
saat replikasi. Kebanyakan sel otak telah mencapai tahapan postmitotic saat dewasa.
berasal dari sebagian kecil neural stem and progenitor cell (NSPC) yang berada pada daerah
subventrikel, white matter di subkortikal, dan girus dentate pada hippocampus. NSPC tetap
memiliki kemampuan untuk memasuki fase mitosis dan memiliki peran penting dalam
plastisitas otak. Sebagian kecil populasi sel glioblastoma (dikenal dengan istilah glioma stem-
like cells) memiliki gambaran yang sama dengan NSPC, termasuk lokasi di perivaskuler dan
daerah hipoksia, kemampuan memperbarui diri sendiri, dan kemampuan untuk berdiferensiasi
menjadi berbagai jenis sel. Sel dikatakan sebagai glioma-initiating cell jika mampu
membentuk tumor sekunder yang mirip dengan tumor awal setelah transplantasi serial.
Beberapa penanda glioma initiating cells yang banyak diteliti adalah CD133, CD15, CD44,
Glioblastoma terjadi karena adanya proliferasi atau pertumbuhan sel abnormal secara
sangat cepat daerah central nervous system (CNS). Sel ini akan terus berkembang mendesak
jaringan otak yang sehat di sekitarnya, mengakibatkan terjadi gangguan neurologis (Ryken et
al, 2008)
3. 7 Tanda dan Gejala
Gejala bervariasi tergantung pada lokasi tumor otak, tetapi mungkin termasuk salah satu
1. Hemiparese
8. Kejang
Gangguan neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh
dua faktor : gangguan fokal disebabkan oleh tumor dan kenaikan tekanan intracranial,
kejang (Ryken et al, 2008).
1. Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dan
infiltrasi atau invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron.
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang bertumbuh
menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya
dengan kompesi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Beberapa tumor
bertambahnya massa, karena tumor akan mengambil ruang yang relatif dari ruang
mengetahui hubungan massa tumor dengan vena otak dan sinus duramaternya.8
1. Computed tomography
Pada CT scan, glioblastomas biasanya muncul sebagai lesi hipodens
berbentuk tidak teratur dengan zona ringlike dengan peningkatan kontras dan
CT- Scan memberikan info spesifik mengenai jumlah, ukuran dan kepadatan
jejas tumor serta meluasnya edema serebral sekunder
MRI membantu mendiagnosis tumor otak dengan cara mendeteksi jejas tumor
yang kecil dan tumor didalam batang otak dan daerah hipofisis.
Gambar 2.5 Hasil MRI Tumot Otak (tampak samping)
Gambar 2.6 Hasil MRI Tumor Otak (tampak atas)
Angiografi serebral memberikan gambaran tentang pembuluh darah serebral dan letak
tumor serebral.
3.8 Penatalaksanaan
Perawatan GBM masih merupakan tugas yang paling menantang dalam onkologi klinis.
Selama dekade terakhir, berbagai perawatan diselidiki dengan keberhasilan yang sangat terbatas.
Tantangan utama dalam terapi GBM terkait dengan lokasi penyakit yang kompleks serta heterogen.
Kemajuan dalam pendekatan bedah, radioterapi, dan kemoterapi ajuvan telah menunjukkan
peningkatan bertahap dalam kelangsungan hidup dan kualitas hidup pasien GBM tetapi
Standar perawatan saat ini untuk pasien glioma tidak hanya mencakup manajemen terapi
(yaitu terapi anti-tumor), tetapi juga termasuk memberikan perawatan suportif yang efektif kepada
pasien. Perawatan suportif yang efektif mencakup pengelolaan berbagai tanda dan gejala penyakit,
yang terdiri dari pengelolaan edema serebral, kejang, gangguan saluran pencernaan, osteoporosis,
tromboemboli vena, gangguan kognitif dan gangguan mood (Hanif et al. 2017).
kortikosteroid, namun karena efek sampingnya yang substansial biasanya dilakukan tapering off.
eksametason, biasanya merupakan kortikosteroid yang lebih disukai pada pasien ini karena aktivitas
mineralokortikoidnya yang rendah. Pada pasien dengan kejang, Levetiracetam sering diresepkan
karena profil toksisitasnya yang rendah dan tidak ada interaksi obat dengan obat dengan agen
tumor bersama dengan terapi radiasi dan terapi tambahan adjuvant temozolomide (TMZ) (Hanif et
al. 2017).
Salah satu tindakan yang akan dilakukan pada pasien dengan glioblastoma adalah
tindakan pembedahan. Tumor ini tidak dapat disembuhkan dengan operasi, tujuan bedah untuk
menegakkan diagnosa patologis, meringankan efek massa, dan, jika mungkin, mencapai total
reseksi untuk memfasilitasi terapi adjuvan. Kebanyakan glioblastomas kambuh dalam dan di
sekitar tumor asli kambuh tidur, tapi kontralateral dan jauh yang tidak biasa, terutama dengan
lesi dekat corpus callosum. Indikasi untuk reoperation dari astrocytomas ganas setelah
pengobatan awal dengan operasi, terapi radiasi, dan kemoterapi tidak mapan. Reoperation
umumnya dianggap dalam menghadapi massa berulang yang mengancam jiwa, terutama jika
radionecrosis daripada tumor berulang dicurigai sebagai penyebab kerusakan klinis dan
Terapi radiasi selain operasi atau pembedahan dikombinasikan dengan kemoterapi telah
terbukti meningkatkan ketahanan hidup dari 3-4 bulan untuk 7-12 bulan. Hubungan respon dosis
untuk glioblastomas menunjukkan bahwa dosis radiasi kurang dari 4500 hasil cGy dalam hidup
rata-rata 13 minggu dibandingkan dengan kelangsungan hidup rata-rata 42 minggu dengan dosis
6000 cGy . Hal ini biasanya diberikan 5 hari per minggu dalam dosis 1,8-2,0 Gy (Bruce,
2019).
3.9 Prognosis
Glioblastomas adalah salah satu neoplasma manusia yang paling ganas, dengan
kelangsungan hidup rata-rata meskipun pengobatan optimal, kurang dari 1 tahun. Dalam
serangkaian 279 pasien yang menerima radiasi dan kemoterapi agresif, hanya 5 dari 279
PEMBAHASAN
Pasien datang ke Poli Bedah Syaraf RSML pada tanggal 21 Agustus 2019 dengan
Pasienmengatakankeluhanmatakaburdirasakansetelahmatakananpasienterkenapohonjagungsekita
Keluhandemamdisangkal.
seringlupadalammengingatletakbarang yang
diasimpansebelumnyahinggakadanglupanamapasiensendiri. Hal
yang muculnyabertahap (AANS, 2019). Tetapi timbulnya tanda-tanda dan gejala-gejala ini
tergantung pada letak tumor dan tingginya tekanan intrakranial. Tanda-tanda fokal sangat
tergantung dari letak tumor, gejala-gejala bermacam-macam sesuai dengan fungsi jaringan otak
karenaakandilakukantindakan.Pencitraandiagnostikawaldapatmencakuppemindaian computed
tomography (CT) atau magnetic resonance imaging (MRI). Pada MRI, hampirsemua GBM
2014; Johnson et al., 2015). Pada kasus CT Scan pasienmenunjukkantampak lesi solid (38 HU)
dengan nekrotik area dan kalsifikasi (145 HU) di dalamnya ukuran sekitar 4,46x4,81x4,8 cm di
lobus temporo oksipital kiri yang ada pada pemberian kontras tampak slight kontras
kiri dan midline shift ventrikel lateralis kiri ke kanan sejauh sekitar 0,5 cm.
Pada kasusinipanatalaksanaan yang dilakukanadalahtrepanasidenganmikroskop. Hal
barudidiagnosismembutuhkanpendekatanmultidisiplin.
Reseksibedah GBM yang luas dan lengkapsulitkarena tumor iniseringinvasif dan sering di
3x1 amp, Inj revolan (piracetam) 4x1 amp, dan Inj beclove (citicoline) 3x500mg. Menurutteori
Denganmeningkatnyadeformabilitaseritrositmakaakanmempermudahalirandarahmelewatipembul
(pantoprazole) digunakanuntukmenghambatproduksiasamlambungberlebih.
BAB 5
KESIMPULAN
Telah dilaporkan sebuah kasus laki-laki usai 35 tahun, dengan keluhan nyerikepala,
penunjang didapatkan diagnosis GBM. Terapi yang dilakukan pada pasien ini adalah
Ryken TC, Frankel B, Julien T, Olson JJ. 2008. Surgical management of newly diagnosed
glioblastoma in adults: role of cytoreductive surgery. J Neurooncol.;89(3):271-86
Hamid A, Jannis J, Bustami M, et al. Student Course Manual ANLS. Jakarta: Pokdi Neuro
Intensif PERDOSSI; 2012. P. 32 – 43
Hanif, Farina. Muzaffar, Kanza. Perveen, Kahkashan. Malhi, Saima M. Simjee, Shabana U.
2017. Glioblastoma Multiforme: A Review of its Epidemiology and Pathogenesis through
Clinical Presentation and Treatment. Asian Pacific Journal of Cancer Prevention, Vol 18.