Anda di halaman 1dari 2

REACTION PAPER

BEHAVIORAL AND ORGANIZATIONAL ISSUES IN MACS

OLEH KELOMPOK 7:

IZZATUL MARDIAH 1810536028

KARINA MAGRIS ARJUNA 1810536029

Menurut kelompok kami terdapat karakteristik desain MACS yang baik dan Pertimbangan
perilaku kunci yang terdiri atas 2 pertimbangan utama yaitu, Pertimbangan teknis melibatkan 2 kategori
utama yakni relevansi informasi dan cakupan sistem. Relevansi informasi dapat diukur dengan
menggunakan 4 karakteristik yaitu akurasi, ketepatan waktu (timely), konsistensi, dan fleksibilitas.
Sementara itu, cakupan dari MACS juga harus komprehensif dan meliputi semua aktivitas dalam rantai
nilai organisasi. Pertimbangan kedua adalah pertimbangan perilaku, dimana di dalamnya terdapat 4
karakteristik utama yang harus diperhatikan dalam merancang MACS, yaitu penetapan kode etik
organisasi dalam rancangan MACS, penggunaan kolaborasi pengukuran kinerja kuantitatif dan
kualitatif jangka pendek dan panjang (Balance Scorecard), pemberdayaan karyawan dalam pembuatan
keputusan dan perancangan MACS, serta pengembangan sistem insentif yang tepat dalam menghargai
kinerja.
Human resource management model of motivation (HRMM)
HRMM merupakan model yang diterapkan untuk meningkatkan kualitas working life,
memperkenalkan level yang tinggi pada tanggung jawab karyawan untuk berpartisipasi dalam
pembuatan keputusan di lingkungan kerja, dan berasumsi bahwa organisasi beroperasi di bawah sistem
kepercayaan terkait nilai, maksud, dan arah organisasi, pekerjaan yang menyenangkan, dan melibatkan
partisipasi karyawan untuk menentukan keputusan dan tujuan yang diharapkan dalam lingkungan
kerjanya. HRMM ini merupakan basis presentasi dari 4 pertimbangan perilaku.
Menerapkan framework pengendalian etika dalam pembuatan keputusan
Pengendalian etika dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip kode etik organisasi dalam
memandu dan memengaruhi perilaku dan pembuatan keputusan, dalam hal ini penetapan framework
etika dalam perancangan sistem sangatlah penting karena dapat memengaruhi perilaku dari semua
pengguna. Prinsip etika dalam perancanga MACS dan pembuatan keputusan dapat diterapkan dengan
baik apabila organisasi dapat memastikan bahwa telah membentuk, mengimplementasikan, dan
mengomunikasikan kode etik komprehensif pada seluruh karyawan, memastikan bahwa karyawan
memahami kode etik tersebut, dan memiliki sistem yang memungkinkan karyawan untuk mendeteksi
dan melaporkan pelanggaran kode etik organisasi. Penerapan kode etik juga dapat menghindarkan
dilema etika dan menyelesaikan konflik etika.
Metode pengendalian tugas dan hasil
Metode pengendalian tugas merupakan proses pencarian cara untuk mengontrol perilaku manusia
sehingga dapat melaksanakan pekerjaan dalam cara yang telah ditentukan. Terdapat 2 kategori utama
yakni pengendalian preventif dan pengawasan. Pada pengendalian preventif, kebijaksanaan diperlukan
dalam pelaksanaan tugas karena adanya presisi yang dibutuhkan/adanya sifat material yang terlibat,
pengendalian ini dibutuhkan untuk mencegah adanya kesalahan. Sementara pada pegawasan,
melibatkan inspeksi terhadap pekerjaan/perilaku karyawan ketika melaksanakan tugas. Metode kedua

1
adalah pengendalian hasil, metode ini berfokus pada pengukuran kinerja karyawan secara konsisten
dalam mencapai tujuan organisasi.
Balance Scorecard untuk menyelaraskan karyawan dalam mencapai tujuan organisasi
BSC merupakan sarana yang komprehensif dan sangat membantu dalam mengukur kinerja dan
mendukung pencapaian tujuan dari organisasi karena dalam penerapanya kinerja tidak hanya diukur
melalui ukuran finansial (kuantitatif) saja tetapi juga nonfinansial (kualitatif). Penerapan BSC dapat
mendukung dalam menyelaraskan tujuan dalam organisasi, karena tidak hanya mengutamakan hasil
finansial akhir saja tetapi juga mempertimbangkan faktor-faktor nonfinansial lainnya seperti
kepentingan karyawan, konsumen, dan proses bisnis organisasi.
Motivasi dan perilaku disfungsional dalam sistem pengendalian manajemen
Adanya motivasi karyawan untuk mencapai tujuannya sendiri dapat memunculkan perilaku
disfungsional. Perilaku ini merujuk pada tindakan karyawan secara sadar untuk memanipulasi atau
memalsukan ukuran kinerja guna memenuhi kepentingannya sendiri. Bentuk dari perilaku
disfungsional ini misalnya pemalsuan data dan smoothing pada earning management.
Pentingnya pemberdayaan tenaga kerja dalam perancangan MACS
Pemberdayaan karyawan mendukung perancangan MACS yang mewakili keseluruhan lini
organisasi. Dalam hal ini dibutuhkan 2 elemen penting yakni partisipasi karyawan pada pembuatan
keputusan dan pemastian pemahaman karyawan terkait informasi yang digunakan/dihasilkan.
Partisipasi karyawan dapat memberikan 2 manfaat bagi organisasi yakni pertama, menurut riset,
karyawan yang berpartisipasi dalam pembuatan keputusan memperlihatkan semangat yang lebih baik
dan kepuasan kerja yang lebih besar. Kedua, karyawan memiliki informasi superior & pemahaman
tentang bagaimana melakukan pekerjaan terbaik & bagaimana memperbaiki produk dan proses. Terkait
pemahaman karyawan, organisasi harus memastikan bahwa karyawan memahami informasi dan ukuran
kinerja yang digunakan agar dapat melakukan aksi yang mengarah pada kinerja superior.
Isu-isu perilaku dalam penganggaran (budgeting)
Ada 2 isu perilaku dalam budgeting 1) merancang proses anggaran dan 2) memengaruhi proses
anggaran. Perancangan proses anggaran melibatkan penentuan anggaran, pihak yang terlibat dalam
proses anggaran, dan tingkat kesulitan yang ditetapkan dalam anggaran untuk menciptakan pengaruh
positif bagi kinerja dan motivasi seseorang.
Hubungan antara sistem insentif dan kinerja
Terdapat hubungan antara sistem insentif dan kinerja, apabila sistem insentif diterapkan dengan
mempertimbangkan kinerja karyawan, maka karyawan akan senantiasa bekerja dengan baik dan
menjaga tanggung jawabnya agar dapat mencapai insentif yang maksimal. Dalam hal ini terdapat 2
bentuk reward yakni intrinsik dan ekstrinsik. Reward intrinsik berasal dari dalam individual,
merefleksikan kepuasan dalam melakukan pekerjaan, dan berasal dari peluang pertumbuhan yang
disediakan pekerjaan. Sementara ekstrinsik merupakan reward yang disediakan apabila seseorang
melakukan pekerjaan dengan baik. Baik reward intrinsik maupun ekstrinsik, keduanya harus diterapkan
secara tepat karena keduanya sama-sama dapat berkontribusi dalam memotivasi kinerja karyawan.
Berkaitan dengan kompensasi insentif, dalam hal ini terdapat beberapa jenis dari kompensasi insentif
yakni bonus kas, bagi hasil, gain sharing, dan opsi saham.

Anda mungkin juga menyukai