Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KONTROL METABOLISME
GLIKOGEN

KELOMPOK 3
NAMA :1. FALENVIA SALSYA R.P
2. FRISKA WINENDHA D.
3. LAILA WIDI
4. MAHFUDH HASAN
5. TAUFIQ ILHAM F.
JURUSAN : DIII AKUPUNTUR

POLITEKNIK KESEHATAN (POLTEKKES)


SURAKARTA
2019/2020
Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr.Wb

Dengan memnjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena


dengan rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas
makalah kimia terapan.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas


mata kuliah kimia terapan. Disamping itu pembuatan makalah ini
diharapkan dapat menambah wawasan untuk dibaca.

Disamping itu kami juga menyadari akan segala kekurangan dan


ketidaksempurnaan, baik dari segi penulisan maupun dari cara
penyajian. Oleh karena itu kami dengan senang hati menrima kritik
dan saran agar kami bisa lebih baik lagi.

Kami berharap semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat


khususnya bagi pembaca yang membaca makalah ini.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Surakarta, 10 Sepetember 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................... i

KATA PENGANTAR.......................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................... 1


B. Rumusan masalah ......................................................1
C. Tujuan penelitian .......................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Staphylococcus aureus ............................ 2


B. Klasifikasi .................................................... 2

BAB III PENUTUP .............................................................. 5

DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Neisseria gonorrhoeae merupakan bakteri gram negatif, nonmotil, tidak
membentuk spora, berkembang berkoloni membentuk diplokokus, atau pun
tunggal monokokus. Bakteri ini ditemukan dan diisolasi oleh Albert Neisser
pada tahun 1879. Manusia merupakan satu-satunya inang alami bakteri ini.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan
rumusan masalah seperti ini :
1. Bagaimana klasifikasi dari bakteri neisseria gonore?
2. Bagaimana struktur sel dari bakteri neisseria gonore
3. Bagaimana tingkat pathogenesis dari bakteri neisseria gonore?
4. Bagaimana identifikasi dari bakteri neisseria gonore?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui klasifikasi dari bakteri neisseria gonore
2. Untuk mengetahui struktur sel dari bakteri neisseria gonore
3. Untuk mengetahui tingkat pathogenesis dari bakteri neisseria
gonore
4. Untuk mengetahui identifikasi dari bakteri neisseria gonore

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Klasifikasi dari bakteri neisseria gonore


 kingdom : bacteria
 phylum : proteobacteria
 class : beta proteobacteria
 ordo : neisseriales
 familia : neisseriaceae
 genus : Neisseria
 spesies : Neisseria gonorrhoeae
B. Struktur sel dari bakteri neisseria gonore
N. gonorrhoeae adalah antigen yang heterogen dan mampu berubah struktur
permukaannya pada tabung uji (in vitro) – yang diasumsikan berada pada organisme
hidup (in vivo) – untuk menghindar dari pertahanan inang (host). Struktur
permukaannya adalah sebagai berikut:
 Pili: pili adalah tentakel berbentuk rambut yang dapat memanjang hingga
beberapa mikrometer dari permukaan gonoccoci. Perpanjangan tersebut
menempel pada sel inang dan resisten terhadap fagositosis. Mereka terbuat
dari sekumpulan protein pilin (BM 17.000-21.000). terminal amino dari
molekul pilin, yang mengandung persentase yang tinggi dari asam amino
hidrofobik tetap dipertahankan. Rangkaian asam amino yang dekat dengan
setengah porsi molekul juga dipertahankan; porsi tersebut menempel pada sel
inang dan kurang dikenal oleh respon kekebalan. Asam amino yang dekat
terminal karboksil sangat bervariasi; porsi molekul ini sangat dikenal oleh
respon kekebalan. Pilin-pilin dari hampir seluruh strain N.
Gonorrhoeae secara antigen berbeda-beda dan setiap strain dapat membuat
bentuk pilin yang unik secara antigen.
 Por: por membesar hingga mencapai membran sel gonoccoci. Ini terjadi
dalam trimer untuk membentuk pori-pori pada permukaan melalui nutrisi
yang masuk ke dalam sel. Berat molekul por sangat bervariasi 34.000 hingga
37.000. Setiap strain gonoccocus hanya menampilkan satu tipe por, tetapi por
dari strain yang berbeda, berbeda pula secara antigen. Pengklasifikasian
secara serologis terhadap por dengan menggunakan reaksi aglutinasi dengan
antibodi monoklonal dapat dibedakan menjadi 18 serovar PorA dan 28
serovar PorB (serotyping hanya dapat dilakukan berdasarkan referensi
laboratorium).
 Opa: protein ini berfungsi dalam adhesi gonoccoci dalam koloni dan dalam
penempelan gonoccoci pada sel inang, khususnya sel-sel yang menampilkan
antigen karsinoembrionik (CD 66). Satu porsi dari molekul Opa berada di
bagian terluar dari membrangonoccoci dan sisanya berada pada permukaan.
Berat molekul Opa berkisar antara 24.000 hingga 32.000. Setiap strain
gonoccocus dapat menampilkan hingga tiga tipe Opa, dimana masing-masing
strain memiliki lebih dari 10 gen untuk Opa yang berbeda-beda.
 Rmp: protein ini (BM sekitar 33.000) secara antigen tersimpan di semua
gonoccoci. Protein ini mengubah berat molekulnya pada saat terjadi reduksi.
Mereka bergabung dengan Por pada saat pembentukan pori-pori pada
permukaan sel.
 Lipooligosakarida (LOS): Berbeda dengan batang enterik
gram negatif, pada gonococci LPS tidak memiliki rantai
antigen-O panjang dan disebut dengan lipooligosakarida.
Berat molekulnya adalah 3000 - 7000. Gonococci dapat
menampilkan Iebih dari satu rantai LOS yang secara
antigen berbeda secara simultan. Toksisitas pada injeksi
gonococci sebagian besar disebabkan oleh efek endotoksin
dari LOS.
C. Tingkat pathogenesis dari bakteri neisseria gonore
Neisseria gonorrhoeae dapat ditularkan melalui kontak seksual atau
melalui penularan vertikal pada saat melahirkan. Bakteri ini
terutama mengenai epitel kolumnar dan epitel kuboidal manusia.
Patogenesis gonore terbagi menjadi 5 tahap sebagai berikut13: Fase
1 adalah bakteri Neisseria gonorrhoeae menginfeksi permukaan
selaput lendir dapat ditemukan di uretra, endoserviks dan anus.
Fase 2 adalah bakteri ke microvillus sel epitel kolumnar untuk
kolonisasi selama infeksi, bakteri dibantu oleh fimbriae, pili.
Fimbriae terutama terdiri dari protein pilin oligomer yang
digunakan untuk melekatkan bakteri ke sel-sel dari permukaan
selaput lendir. Protein membran luar PII 9 Oppacity associated
protein (OPA) kemudian membantu bakteri mengikat dan
menyerang sel inang. Fase 3 adalah masuknya bakteri ke dalam sel
kolumnar dengan proses yang disebut endositosis di mana bakteri
yang ditelan oleh membran sel kolumnar, membentuk vakuola.
Fase 4 adalah vakuola ini kemudian dibawa ke membran basal sel
inang, dimana bakteri berkembang biak setelah dibebaskan ke
dalam jaringan subepitel dengan proses eksositosis. Peptidoglikan
dan bakteri LOS (Lipo Oligo Sakharida) dilepaskan selama infeksi.
Gonococcus dapat memiliki dan mengubah banyak jenis antigen
dari Neisseria LOS. LOS merangsang tumor necrosis factor, atau
TNF, yang akan mengakibatkan kerusakan sel. Fase 5 reaksi
inflamasi yang dihasilkan menyebabkan infiltrasi neutrofil. Selaput
lendir hancur mengakibatkan akumulasi Neisseria gonorrhoeae dan
neutrofil pada jaringan ikat subepitel. Respon imun host memicu
Neisseria gonorrhoeae untuk menghasilkan protease IgA
ekstraseluler yang menyebabkan hilangnya aktivitas antibodi dan
mempromosikan virulensi
D. identifikasi dari bakteri neisseria gonore
 Ciri organisme: Secara umum ciri-ciri neisseriae adalah
bakteri gram negatif, diplokokus non motil, berdiameter
mendekati 0,8 µm. Masing-masing cocci berbentuk ginjal;
ketika organisme berpasangan sisi yang cekung akan
berdekatan
 Kultur: Selama 48 jam pada media yang diperkaya (misalnya Mueller-Hinton,
modified Thayer-Martin), koloni gonococci berbentuk cembung, berkilau,
meninggi dan sifatnya mukoid berdiameter 1-5 mm. Koloni transparan atau
pekat, tidak berpigmen dan tidak bersifat hemolitik.

E. Karakteristik pertumbuhan
Neisseriae paling baik tumbuh pada kondisi aerob, namun
beberapa spesies dapat tumbuh pada lingkungan anaerob. Mereka
membutuhkan syarat pertumbuhan yang kompleks. Sebagian besar
neisseriae memfermentasikan karbohidrat, menghasilkan asam
tetapi bukan gas dan pola fermentasi karbohidratnya merupakan
faktor yang membedakan spesies mereka. Neisseria menghasilkan
oksidase dan memberikan reaksi oksidase positif, tes oksidase
merupakan kunci dalam mengidentifikasi mereka. Ketika bakteri
terlihat pada kertas filter yang telah direndam dengan tetrametil
parafenilenediamin hidroklorida (oksidase), neisseria akan dengan
cepat berubah warna menjadi ungu tua.
Gonococci paling baik tumbuh pada media yang mengandung
substansi organik yang kompleks seperti darah yang dipanaskan,
hemin, protein hewan dan dalam ruang udara yang mengandung
5% CO2. pertumbuhannya dapat dihambat oleh beberapa bahan
beracun dari media seperti asam lemak dan garam. Organisme
dapat dengan cepat mati oleh pengeringan, penjemuran, pemanasan
lembab dan desinfektan. Mereka menghasilkan enzim autolitik
yang dihasilkan dari pembengkakan yang cepat dan lisis in vitro
pada suhu 25º C dan pada pH alkalis.

4
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan di atas

B. Saran
Demikianlah pokok bahasan pada makalah kali ii yang dapat kami paparkan,
besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan orang banyak.
Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, penulis menyadari makalah ini jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu,saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik di masa yang akan
datang.

5
DAFTAR PUSTAKA

https://readthedocs.org/projects/pengertian-bakteri-neisseria-gonorrhoeaee/
http://eprints.ums.ac.id/48072/4/%5BTEMPLATE%5D%20BAB%20I.pdf
https://www.academia.edu/36956063/MORFOLGI_DAN_PATOGENITAS_NEISSERIA_GO
NORRHOEA_GONOREA.pdf

Anda mungkin juga menyukai