Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi anak yang memberi dasar perilaku
perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah satunya adalah belajar
menghormati orang yang lebih tua serta membantu menyelesaikan berbagai masalah yang
timbul. Orang tua diharapkan dapat membantu anak dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan untuk mengatasi masalah secara realistik dan simpati. Oleh karena itu, keluarga
sebagai tempat untuk mengkondisikan pemberian nilai positif pada anak. Salah satu aspek
penting dari perawatan adalah penekanannya pada unit keluarga. Tujuan utama dari keluarga
adalah sebagai perantara yaitu menanggung semua harapan-harapan dan kewajiban
masyarakat membentuk dan mengubah sampai taraf tertentu hingga dapat memenuhi
kebutuhan dan kepentingan setiap anggota individu dalam keluarga. Keluarga harus
berfungsi menjadi perantara bagi tuntunan-tuntunan dan harapan dari semua individu yang
ada dalam unit keluarga
Keluarga mempunyai tahap perkembangan dan tugas perkembangan yang harus
diselesaikan pada tahapnya, khususnya tugas perkembangan keluarga pada usia lanjut.
Banyaknya masalah dan perubahan yang terjadi pada masa tua seperti bagaimana
mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling menyenangkan pasangannya;
adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi : kehilangan pasangan, kekuatan fisik, dan
penghasilan keluarga; mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat, serta
melakukan life review masa lalu, memungkinkan suatu keluarga untuk memahami bagaimana
memberikan asuhan keperawatan yang baik. Untuk itu, penulis ingin menguraikan berbagai
hal yang berhubungan dengan keluarga dan perkembangan pada lanjut usia yang merupakan
dasar untuk menentukan masalah dan melaksanakan asuhan keperawatan keluarga.

1.2 TUJUAN PENULISAN


1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat memahami konsep dasar keluarga dengan usia lanjut.
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami konsep dasar keluarga usia lanjut
b. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada keluarga
dengan usia lanjut.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 KONSEP DASAR KEPERAWATAN KELUARGA


2.1 Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan budaya
yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, dan emosional serta sosial
individu-individu yang ada didalamnya dilihat dari interaksi yang reguler dan ditandai
dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan umum ( Duval ,
1972).
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik,
kakak, kakek, dan nenek (Reisner, 1980)
Keluarga adalah dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan
saling ketergantungan ( Departemen Kesehatan RI ,1988).

2.2 KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN USIA LANJUT


1. Pengertian
Usia lanjut adalah seorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas (Depsos,
1999). Dilihat dari sistem keluarga, lansia juga merupakan tahap perkembangan dari
keluarga yang merupakan tahap terakhir. Duvall dan Miller pada 1985 menyatakan
”tahap terakhir siklus kehidupan keluarga di mulai dengan salah satu atau kedua
pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan
meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain meninggal ”.
Persepsi terhadap tahap ini sangat berbeda di kalangan lansia. Beberapa orang
mengatakan menyedihkan namun ada juga yang berpendapat hal ini merupakan tahun-
tahun yang menyenangkan dalam hidup mereka. Hal ini sangat dipengaruhi oleh
keadaan finansial, status kesehatan mereka dan penyesuaian diri lansia terhadap
perubahan-perubahan pada siklus ini.
Lanjut usia memasuki tahap ini dituntut untuk mengadakan penyesuaian diri baik
secara biologis, psikologis, sosial budaya dan spiritual. Penyesuain baik sebagai individu
maupun sebagai keluarga pada tahap lansia Penyesuaian terhadap kehilangan-
kehialangan lazim terjadi pada lansia dan keluarga meliputi :
 ekonomi- menyesuaikan terhadap pendapatan yang turun secara substansial,
mungkin kemudian penyesuaian terhadap ketergantungan ekonomi pada keluarga
atau subsidi pemerintah.
 Perumahan- harus berpindah ketempat yang lebih kecil ataupun pindah ke rumah
anak.
 Sosial- kehilangan (kematian) pasangan, saudara teman-teman.
 Pekerjaan- keharusan pensiun dan hilangnya peran dan kesempatan serta perasaan
produtivitas.
 Kesehatan- Menurunya fungsi fisik, mental dan kognitif; memberikan perawatan
pada pasangan yang kurang sehat.

Beberapa kendala yang bisa muncul pada proses penyesuaian ini antara lain :
 sikap dan pandangan masyarakat terhadap usia lanjut dapat memicu munculnya
prilaku/sikap tidak berdaya ,tidak berguna, tidak bisa membantu apapun.
 keadaan yang sulit berkomunikasi disebabkan berkurangnya daya pendengaran,
kurangnya kemampuan mengingat, kesulitan menangkap isi pembicaraan orang
lain menyebabkan usia lanjut akan memperlihatkan perilaku menjauh dan menjaga
jarak dengan orang sekitarnya.
 Ketidakmampuan-ketidakmampuan yang menyebabkan lansia sangat tergantung
kepada orang lain.

2. Tugas-tugas Perkembangan Keluarga


Tugas keluarga pada tahap ini harus menyesuaikan dengan keadaan-keadaan yang
terjadi dengan harapan agar kesejahteraan tercapai baik secara individu maupun di
pandang dari sisi keluarga secara utuh. Tugas – tugas tersebut anatara lain :
 Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan. Pengaturan hidup seseorang
merupakan suatu prediktor kesejahteraan yang ampuh dikalangan lansia (Lopata,
1973). Perumahan setelah pensiun sering menjadi masalah, dikarenakan
keterbatasan sumber penghasilan lansia biasanya harus berpindah kerumah yang
lebih sederhana ataupun harus ikut dengan anak mereka yang sudah berkeluarga,
bahkan ada yang harus tinggal di panti werda. Lansia yang tinggal dirumah mereka
sendiri, umumnya menyesuaikan diri lebih baik dari pada yang tinggal dengan anak-
anak mereka ataupun yang tinggal di panti werda. Banyak temuan yang menyatakan
bahwa ketika orang-orang lansia pindah, sering mengakibatkan kemorosotan
kesehatan (Lawton, 1985).
 Penyesuaian tehadap pendapatan yang menurun. Ketika pensiun pendapatan lansia
semakin menurun dengan tajam dan seiring dengan bertambahnya tahun semakin
meningkat biaya hidup terutama untuk biaya pengobatan dan perawatan kesehatan
dalam menghadapi masalah-masalah penuaan.
 Mempertahankan hubungan perkawinan. Riset membuktikan bahwa perkawinan
mempunyai kontribusi yang besar bagi moral dan aktivitas yang berlangsung dari
kedua pasangan lansia (Lee,1978). Perkawinan yang dirasakan memuaskan pada
tahun-tahun ini menunjukkan keberhasilan pasangan itu pada perkembangan
keluarga sebelumnya. Komunikasi yang baik dan mempertahankan suasana yang
hangat serta saling merawat merupakan hal-hal yang sangat baik diciptakan pada
keluarga dengan lansia.
 Mempertahankan diri terhadap kehilangan pasangan. Kehilangan pasangan
merupakan hal sangat traumatis, hasil dari statistik menunjukkan lansia wanita lebih
banyak mengalami traumatis di bandingkan pria lansia. Janda-janda yang ditinggal
mati pasangannya biasanya akan mengalami penurunan kesehatan. Sangat
dibutuhkan koping diri yang baik dari lansia dan dukungan dari anggota keluarga
yang lain baik anak-anak dan teman-teman. Tidak menutup diri dan mau berbagi
merupakan kunci agar tetap dapat bertahan dengan kondisi traumatis ini.
 Memertahankan ikatan keluarga antar generasi. Meskipun ada suatu kecendrungan
lansia menarik diri dari hubungan sosial, keluarga tetap menjadi fokus interaksi-
interaksi sosial lansia dan sumber utama dukungan sosial dan menjadi sesuatu yang
sangat penting. Oleh karena itu anggota keluarga lansia biasanya akan memberikan
bantuan satu sama lain semampu mereka.
 Meneruskan dan memahami eksistensi lansia. Berbicara tentang kehidupan masa
lalu seseorang yang disebut juga penelaahan kehidupan (Life Review), merupakan
suatu aktivitas yang vital dan umum dan merupakan tugas perkembangan ”tipe
koghnitif”. Penalaahan kehidupan ini menyesuaikan terhadap situasi-situasi yang
sulit dan memberikan pandangan terhadap kejadian-kejadian masa lalu.

3. Peran Perawat dalam Perkembangan Keluarga


Faktor-faktor seperti menurunnya fungsi dan kekuatan fisik, sumber-sumber
finansial yang tidak memadai, isolasi sosial, kesepian, dan banyak kehilangan lainnya
yang dialami oleh lansia menunjukan adanya kerentanan psikofisologi dari lansia
(Kelley et al, 1977). Kompleknya perubahan yang terjadi pada lansia menimbulkan
masalah-masalah yang multiple, sehingga pasangan lansia tersebut banyak
membutuhkan bantuan secara medis.
Perawat perlu melakukan pengkajian respon lansia terhadap sakit dan pengobatan
serta koping dalam menghadapi masalah-masalah lansia. Pendekatan perawatan pada
lanjut usia dilakukan secara holistik meliputi :
1. Pendekatan fisik
2. Pendekatan psikis
3. Pendekatan sosial
4. Pendekatan spritual

a. Tujuan Asuhan Keperawatan Lanjut Usia


1. Perawatan pada pendekatan ini bertujuan agar lansia mampu mandiri
melakukan kegiatan sehari-hari dengan cara :
a.peningkatan kesehatan ( Health Promotion)
b.pencegahan penyakit
c.pemeliharaan kesehatan, sehingga memiliki ketenangan hidup dan produktif
sampai akhir hidup.
2. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka yang usianya telah
lanjut dengan jalan perawatan dan pencegahan.
3. Membantu mempertahankan serta meningkatkan daya hidup atau semangat
hidup klien lanjut usia (Life Support).
4. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit atau
mengalami gannguan tertentu (kronis maupun akut)
5. Merangsang petugas kesehatan (dokter, perawat) untuk dapat mengenal dan
menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, jika mereka menjumpai suatu
kelainan tertentu.
6. Mencari upaya maksimal mungkin, agar para klien lanjut usia yang menderita
suatu penyakit /gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang
maksimal tanpa perlu suatu pertolongan (memelihara kemandirian secara
maksimal).

b. Peran perawat secara khusus dalam mengoptimalkan tugas-tugas


perkembangan keluarga dalam fase ini antar lain:
1. Promosi kesehatan khususnya dalam bidang nutrisi, latihan, pencegahan cedera,
penggunaan obat yang aman, pemakaian pelayanan preventif, dan berhenti
merokok. Perawat mengkaji respon klien terhadap sakit dan pengobatan serta
kemampuaan koping.
2. Melakukan pengkajian dan penggunaan sistem dukungan sosial keluarga atau
individu. Pengkajian ini mengenali dan mengatasi masalah-masalah isolasi
sosial, depresi, gangguan koghnitif dan masalah-masalah psikologis.
3. Perawat bekerjasama dengan pemerintah dan petugas kesehatan keluarga lainya
mengoptimalkan pelayanan bagi lansia di komunitas, misalnya konseling
keluarga, posyandu lansia dan lain-lain.
4. Melakukan riset-riset yang berhubungan dengan peningkatan kesejahteraan
lansia dan keluarga dalam menyesuaikan diri pada fase
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KELUARGA NY. S DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN
KELUARGA USIA LANJUT

3.1 PENGKAJIAN
A. Identitas Umum
1. Data Kepala Keluarga
Nama : Ny. S
Umur : 60 tahun
Tempat tanggal lahir : Mojokerto 31 Desember 1955
Alamat : RT 003/RW 002, Desa Sumbergirang, Kecamatan Puri,
Kabupaten Mojokerto
Pekerjaan : Serabutan
Pendidikan : -

2. Daftar anggota keluarga:


Hubungan dengan
No. Nama J.K Umur Pendidikan Pekerjaan Ket.
Keluarga
1 Ny.S P Isteri sekaligus KK 60 - Serabutan Reumatik
2 Ny.A P Ibu 80 - - Katarak

3. Genogram

Keterangan
: laki-laki
: perempuan
: laki-laki meninggal
: perempuan meninggal
: tinggal dalam satu rumah
4. Tipe keluarga
Keluarga Ny. S termasuk Single Parents Family karena Ny. S sudah ditinggal
suaminya meninggal.
5. Suku Bangsa
Seluruh anggota keluarga berasal dari suku jawa, Indonesia.
6. Agama
Semua anggota keluarga menganut agama islam dan mereka selalu taat
beribadah dan menjalankan perintah tuhan YME.
7. Status sosial ekonomi keluarga
Sebagian besar anggota keluarga memiliki penghasilan perhari, yaitu :
- Isteri/Kepala keluarga :12.000,-/Hari
- Ibu :-
Dilihat dari penghasilan isteri/kepala keluara dan harta benda yang dimiliki dalam
keluarga, keluarga tersebut mempunyai status sosial ekonomi rendah.
8. Aktivitas rekreasi keluarga
Setiap hari Ny. S dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan akan rekreasi dan
hiburan biasanya menonton TV, berkumpul dengan keluarga, melepas lelah bersama
diruang keluarga.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Ny. S kini hidup hanya dengan ibunya yaitu Ny. A. Suami dari Ny. A dan
Ny. S telah meninggal, sedangkan Ny.S tidak memiliki anak, sehingga keluarga Ny. S
berada pada tahap perkembangan keluarga dengan tahap usia lanjut.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga Ny. S sampai saat ini belum memenuhi tugas perkembangan, yaitu
memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar karena Ny. S tidak mempunyai anak
dalam perkawinannya serta sudah ditinggal mati oleh suaminya.
3. Riwayat keluarga inti
Dalam keluarga, tidak ada riwayat penyakit menular, menahun, dan menurun.
Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga adalah sebagai berikut:
 Ny. S (Kepala keluarga)
Ny. S mengatakan bahwa dia menderita reumatik. Ny. S mengungkapkan bahwa
di dalam keluarganya tidak memiliki penyakit keturunan ataupun menular.
Saat dilakukan pengkajian tekanan darah Ny.S 120/80 mmHg. Ia mengatakan
bahwa dirinya sering jatuh.
 Ny. A
Saat dikaji Ny. A mengatakan bahwa penglihatan beliau kabur. Selama ini tidak
pernah menderita penyakit berat. Tekanan darah Ny.S 140/80.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Dari keluarga Ny.S tidak mempunyai riwayat penyakit sebelumnya serta tidak
mempunyai penyakit menular maupun menurun.
C. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
a) Karakteristik rumah
Rumah yang dimiliki keluarga ini merupakan rumah permanen, luas rumah
keseluruhan +6x25 M dengan jumlah kamar yang dimiliki adalah 3 kamar tidur,
1 ruang tamu, kamar mandi dan WC menjadi satu,1 sumur, 1 dapur, serta 1
ruang keluarga yang berfungsi untuk tempat menonton televisi bersama.
Pencahayaan di dalam rumah ini cukup karena rumah tampak terang pada
kamar-kamarnya dan pada bagian masing-masing kamar tidur memiliki
ventilasi yang cukup karena memiliki jendela, lantai rumah tampak bersih. Air
minum yang digunakan oleh keluarga ini adalah air sumur dan kemudian
dimasak. Keluarga ini memiliki tempat tinggal yang tetap dan tidak berpindah-
pindah.
b) Denah rumah

9 7 6

2
8
5 4 3

Keterangan :
1. Teras rumah 6. Ruang keluarga
2. Ruang tamu 7. sumur
3. Kamar 1 8. dapur
4. Kamar 2 9. Kamar mandi dan WC
5. Kamar 3

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Tetangga klien yang ada di sekitar ramah-ramah. Klien tinggal diwilayah
pedesaan. Warga memiliki kebiasaan dan tradisi mengadakan pengajian tiap malam
rabu. Pengajian berlangsung dirumah masing-masing warga secara bergantian.
Penduduk setempat juga mempunyai kesepakatan apabila ada warga baru dan ada
tamu yang menginap harap lapor kepada RT/RW.
3. Mobilitas geografis keluarga
Sejak Ny. S ditinggal mati suaminya ,beliau tinggal dengan ibunya di desa
sumbergirang dan tidak berpindah-pindah.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi masarakat
Setiap hari, baik siang, sore, malam klien dan ibunya selalu meluangkan waktu
untuk berkumpul. Keluarga klien juga berinteraksi baik dengan masyarakat di
sekitar.
5. Sistem pendukung Keluarga
Semua anggota keluarga dalam kondisi sehat. Antar anggota keluarga saling
menyayangi satu sama lain. Keluarga klien memiliki fasilitas kesehatan meliputi:
sarana MCK, tempat tidur yang nyaman, Sumber air bersih, TV untuk hiburan.
Sedangkan fasilitas sosialnya berupa mengikuti pengajian. Sedangkan dukungan
psikologi dan spiritual keluarga terpenuhi dengan baik.

D. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Bahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga dan dengan masyarakat
adalah bahasa jawa. Biasanya komunikasi antar keluarga sore hari karena Ny.s
bkerja dari pagi sampai siang hari.
Pola komunikasi di dalam keluarga ini terbuka dan didalam keluarga semua
anggota keluarga menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya.
2. Struktur kekuatan keluarga
Untuk kekuatan keluarga masih tetap berada pada Ny. S karena peran dia
sekarang sebagai kepala keluarga sejak suaminya meninggal. Ny. S tinggal dengan
ibunya dan ibunya kini sudah tua sudah tidak bisa apa-apa, apa yang dikatakan Ny.
S ibunya selalu ikut-ikut saja.
3. Struktur peran (formal dan informal)
 Ny.S
- Peran informal : Ny. S masih aktif mengikuti pengajian hari rabu
- Peran formal : menjadi kepala keluarga, istri, anak
 Ny. A
- Peran informal : -
- Peran formal : sebagai ibu dari Ny. S
4. Nilai dan Norma keluarga
Keluarga meyakini bahwa kesehatan sangat penting, menjaga kebersihan diri
dan lingkungan .

E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Keluarga Ny. S saling memperhatikan satu dengan yang lain serta saling
menghargai satu dengan yang lain, apabila ada anggota keluarga lain yang
membutuhkan maka anggota keluarga akan membantu sesuai dengan kemampuan.
2. Fungsi sosialisasi
Hubungan antar anggota keluarga baik, didalam keluarga ini tampak kepedulian
anggota keluarga dengan saling tolong menolong dalam melaksanakan tugas
didalam keluarga ini. Keluarga ini juga membina hubungan yang baik dengan
tetangga sekitar rumahnya terbukti dengan seringnya tetangga main ke teras
rumahnya untuk berbincang-bincang dengan anggota keluarga.
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
Keluarga cukup mengetahui mengenai penyakit, namun pengetahuan
mengenai penanganan kurang. Terbukti saat Ny. S merasakan penyakitnya
kambuh, hanya diatasi dengan membeli obat di warung untuk meredakan
nyerinya dan hanya menggosok dengan minyak tawon, juga kadang-kadang
hanya dipijat saja. Lalu digunakan untuk istirahat sampai terasa baik.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang
tepat
- Keluarga cukup mengerti tentang kesehatan pada anggota keluarganya
- Keluarga tetap berusaha agar penyakit yang diderita tidak kambuh dan
selalu mencari solusi jika keluarga sakit.
- Keluarga kerang mendapat informasi yang tepat mengenai tindakan yang
dilakukan jika masalah kesehatan muncul dalam keluarga, sehingga tidak
dapat mengambil keputusan.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
- Pengetahuan keluarga mengenai penyakit terbatas, keluarga tidak mengerti
mengenai hal-hal yang dapat menyebabkan kekambuhan dan yang perlu
dilakukan untuk mencegah kekambuhan.
- Jika anggota keluarga ada yang sakit dan sekiranya perlu penanganan
tenaga kesehatan, maka keluarga akan mempercayakan perawatan dan
penyembuhan pada tenaga kesehatan. Namun bila sakitnya masih tergolong
ringan, keluarga cukup menganjurkan istirahat, pemunuhan kebutuhan dan
mengkonsumsi obat generic dari warung kepada anggota keluarga yang
sakit.
- Keluaarga memberikan perhatian, kasih sayang dan support agar dapat
membantu proses penyembuhan.
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
- Keluarga menyadari bahwa dengan menciptakan lingkungan yang bersih
dapat mencegah penyebaran berbagai jenis penyakit.
- Keluarga mengerti dan menyadari tentang pentingnya hygine sanitasi untuk
menciptakan rumah yang sehat.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan
dimasyarakat
- Keluarga kurang mengetahui tentang fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada
disekitarnya
- Keluarga kurang mengerti keuntungan-keuntungan yang diperoleh jika
mereka memanfaatkan pelayanan kesehatan
- Fasilitas kesehatan yang ada sangat terjangkau oleh keluarga
4. Fungsi Reproduksi
Ny.S tidak mempunyai anak
F. Stress dan koping keluarga
Ny. S mengatakan bahwa di dalam keluarganya jika ada masalah didalam
keluarganya akan berusaha diselesaikan berunding dengan ibuknya atau diselesaikan
dengan sendiri.
Dan apabila masalah tersebut belum terpecahkan juga maka keluarga akan minta
bantuan kepada anggota keluarga yang lebih tua atau minta solusi kepada tetangganya
dalam membantu memecahkan masalah.

G. Pemeriksaan fisik
a. Ny. S (kepala keluarga)
TD :120/80 mmHg
R :24x/mnt
S :36
N :80 x/mnt
1. Kepala
- Rambut dan kulit kepala
Inspeksi :Rambut lurus, warna hitam, kulit bersih
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan.
- Mata
Inspeksi :Kedua mata simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik.
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan
- Hidung
Inspeksi :Hidung simetris, secret (-), Tidak ada pembesaran polip
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan
- Mulut dan faring
Inspeksi :Tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi, tidak ada gigi palsu,
lidah bersih.
Palpasi ;Tidak ada nyeri tekan
- Telingga
Inspeksi :Kedua telingga simetris, tidak ada perdarahan, telingga cukup
bersih.
Palpasii :Tidak ada nyeri tekan, telingga terasa lunak.
2. Leher
Inspeksi :Tidak ada sikatrik, tidal ada nodul
Palpasi :Tidak ada pembesaran vena julgularis dan kelanjar tiroid
3. Dada
Inspeksi :Simetris, tidak ada luka (-)
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan, ada fraktur pada klavikula sinistra
Perkusi :Terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung
Auskultasi :Terdengar vesikuler
4. Abdomen
Inspeksi : ada bekas luka jahitan operasi
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan limpa
Perkusi :Terdengar timpani pada usus, dan redup pada hati dan ginjal
Auskultasi :Suara peristaltik terdengar 9x/menit.
5. Ektremitas
Inspeksi :Anggota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan, ada dislokasi
sendi pada pergelangan tangan kanan.
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan
6. Integumen
Warna kulit sawo matang, jumlah rambut banyak, tidak ada lesi.
7. Genetalia
Tidak terpaasang kateter, tidak ada keluhan.

b. Ny A
TD :140/80 mmHg
R : 24x/menit
S :36
N :84x/menit
1. Kepala
- Rambut dan kulit kepala
Inspeksi :Rambut lurus, beruban, kulit bersih.
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan
- Mata
Inspeksi :Kedua mata simetris, Konjuntiva tidak pucat, Kornea tampak
keruh.
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan
- Hidung
Inspeksi :Hidung simetris, tidak ad secret, tidak ada polip.
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan.
- Mulut dan faring
Inspeksi :Tidak ada stomatitis, Tidak ada karies gigi, tidak ada gigi palsu,
tidak ada farimgitis, lidah tampak kotor.
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan.
- Telingga
Inspeksi :Kedua telingga simetris, tidak ada perdarahan, telingga bersih.
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan.
2. Leher
Inspeksi :Tidak ada sikatrik, tidak ada nodul.
Palpasi :Tidak ada pembesaran vena julgularis dan kelenjar tiroid.
3. Dada
Inspeksi :Bentuk normochest, tidak ada lesi.
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur
Perkusi :Terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung.
Auskultasi :Terdengar vesikuler
4. Abdomen
Inspeksi :Tidak ada nodul
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan Limpa.
Perkusi :Terdengar timpani pada usus, dan redup pada hati dan Ginjal.
Auskultasi :Suara peristaltik terdengar 8x/menit.
5. Ekstremitas
Inspeksi :Anggota gerak lengkap, tidak ada luka, tidak ada kelainan pada
tangan dan kaki.
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur.
6. Integumen
Warna kulit sawo matang, jumlah rambut banyak, tidak ada lesi.
7. Genetalia
Tidak terpasang kateter, tidak ada keluhan.

H. Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan


Keluarga Ny. S mengharapkan agar petugas dapat membantu mengatasi masalah
yang dihadapi oleh keluarga Ny. S, sehingga dapat membantu mempercepat
kesembuhan bagi penyakit yang sedang diderita anggota keluarga Ny. S.

I. Pengkajian Fokus
- Hubungan anak dengan ibunya baik, karena setiap hari mereka selalu menjaga
komunikasi dengan baik, ibu dan anak saling terbuka. Jika Ny.S punya masalah dia
akan meminta pendapat ibunya dan sebaliknya.
- Keluarga Ny.S merupakan keluarga pada tahap usia lanjut dengan keadaan ekonomi
kurang. Dimana penghasilan keluarga berasal dari Ny. S sendiri.
- Ny.S dan Ny. A Kini hanya tinggal sendiri/serumah tidak ada anak dan cucu.

3.2 ANALISA DATA


No Data Etiologi Masalah
1 DS : Ketidakmampuan Nyeri kronis pada
keluarga Ny. S
- Menurut keterangan, Ny. S Ny. S
dalam merawat
merasakan linu setiap saat.
anggota keluarga
yang sakit
DO :
- Skala nyeri sedang (5)
- Wajah Ny. S tampak menahan
sakit
- Ny. S tampak perlahan-lahan
saat berjalan karena menahan
nyeri
2 DS : ketidakmampuan Kerusakan
- Ny. S mengatakan membakar keluarga Ny. S penatalaksanaan
sampah dengan jarak ± 2m di dalam mengenal pemeliharaan
belakang rumah masalah rumah keluarga
- Ny. S mengatakan mempunyai
pemeliharaan Ny. S
binatang peliharaan (ayam) di
lingkungan rumah
belakang rumah
yang sehat.

DO :
- Penataan dapur terkesan
berantakan dan kotor, di
belakang rumah ada kandang
ayam yang dekat dengan dapur
- Bak mandi terlihat kotor dan
perlengkapan mandi Ny. S dan
Ny. A menjadi satu terutama
dalam pemakaian sabun mandi,
tetapi untuk pemakaian sikat
gigi sendiri-sendiri namun
sudah terlihat tidak layak pakai.

3. DS : ketidakmampuan Resiko jatuh


- Ny. S mengatakan merasakan keluarga Ny. S berulang pada Ny.
linu setiap saat. dalam menentukan S
- Ny. S mengatakan, dulunya keputusan yang
pernah beberapa kali jatuh tepat untuk
karena kakinya merasa tidak menangani
kuat menopang badannya. masalah
pemeliharan
DO : lingkungan rumah.
- Ny. S berumur 60 tahun
- TD : 100/60 mmHg
- Skala nyeri (5)
- Lantai di depan kamar mandi
tampak licin

3.3 PENILAIAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri kronis pada Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Ny. S
dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran
Sifat masalah 3 1 3/3x1=1 Masalah pada Ny. S sudah terjadi,
(aktual) yaitu nyeri yang dirasakannya
semenjak 2 tahun yang lalu.
Kemungkinan 1 2 1/2 x 2= 1 Ny. S sempat memeriksakan
masalah dapat diubah masalah kesehatannya ke
(sebagian) puskesmas, akan tetapi karena
biaya yang begitu mahal, Ny. S
tidak pernah pergi lagi ke fasilitas
kesehatan (puskesmas)
Potensi masalah 2 1 2/3x1=2/3 Masalah pada Ny. S sudah lama
untuk dicegah terjadi yaitu semenjak 2 tahun
(cukup) yang lalu, tetapi karena tingkat
ekonomi yang rendah, Ny. S
hanya membeli obat di warung
untuk meredakan nyerinya dan
hanya menggosok dengan minyak
tawon, juga kadang-kadang hanya
dipijat saja.
Menonjolnya 2 1 2/2x1= 1 Ny. S menyadari tentang
masalah (ada penyakitnya dan berusaha
masalah dan harus mengatasi masalah kesehatannya.
ditangani)
3 2/3

2. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah keluarga Ny. S berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga Ny. S dalam mengenal masalah pemeliharaan lingkungan
rumah yang sehat.
Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran
Sifat masalah 3 1 3/3x1=1 - Penataan dapur terkesan
(actual) berantakan dan kotor.
- Bak mandi terlihat kotor dan
perlengkapan mandi Ny. S
dan Ny. A menjadi satu
terutama dalam pemakaian
sabun mandi, tetapi untuk
pemakaian sikat gigi sendiri-
sendiri namun sudah terlihat
tidak layak pakai.
Hal di atas tersebut perlu
ditangani segera.

Kemungkinan 1 2 1/2x2=1 Keluarga Ny. S ada usaha untuk


masalah dapat diubah membersihkan lingkungan rumah,
(sebagian) tetapi hanya sebagian rumah yang
dibersihkan, bagian belakang
rumah yaitu dapur dan amar
mandi terlihat kotor dan terkesan
berantakan.
Potensi masalah 2 1 2x1/3=2/3 Ny. S sudah ada usaha untuk
untuk dicegah merawat lingkungan rumahnya,
(cukup) akan tetapi karena Ny. S
mengalami kerusakan mobilitas
fisik diakibatkan fraktur pada
pergelangan tangan dan juga
klavikula, sehingga tidak bisa
leluasa untuk beraktivitas
terutama dalam membersihkan
lingkungan rumah.
Menonjolnya 2 1 2/2x1= 1 Ny. S memandang bahwa
masalah (ada kebersihan lingkungan perlu
masalah dan harus segera ditangani dan sudah ada
ditangani) usaha untuk membersihkan
lingkungan walaupun hanya
sebagian lingkungan rumah saja.

3 2/3

3. Resiko jatuh berulang pada Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Ny. S
dalam menentukan keputusan yang tepat untuk menangani masalah pemeliharan
lingkungan rumah.
Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran
Sifat masalah 2 1 2/3x1= Ny. S mengatakan bahwa dulunya
(resiko) 2/3 sering terjatuh dan berisiko
mengalami jatuh berulang karena
faktor lingkungan, yaitu lantai
yang licin dan nyeri yang
dirasakan hingga saat ini.
Kemungkinan 1 2 1/2x2=1 Ny. S sudah berusaha mengatasi
masalah dapat diubah penyakitnya, akan tetapi karena
(sebagian) kebutuhan ekonomi
mengharuskan Ny. S untuk terus
bekerja mencari uang. Ibu Ny.S
tidak dapat melakukan
pengawasan pada Ny. S.
Potensi masalah 2 1 2/3x1=2/3 Masalah pada Ny. S sudah
untuk dicegah berlangsung lama dan Ny. S sudah
(cukup) berusaha mengatasi penyakitnya
yang dapat menjadi penyebab
jatuh dapat terulang kembali.
Menonjolnya 2 1 2/2x1= 1 Ny. S menyadari tentang
masalah (masalah penyakitnya yang menjadi
dirasakan dan penyebab jatuhnya Ny. S dan
harus segera berusaha mengatasi masalah
ditangani) kesehatannya.

3 1/3

3.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH


1. Nyeri pada Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Ny. S dalam merawat
anggota keluarga yang sakit.
2. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah keluarga Ny. S berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Ny. S dalam mengenal masalah pemeliharaan lingkungan
rumah yang sehat.
3. Resiko jatuh berulang pada Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Ny. S
dalam menentukan keputusan yang tepat untuk menangani masalah pemeliharan
lingkungan rumah.
3.6 IMPLEMENTASI
No. Tanggal Diagnosa Implementasi
1. Rabu, Nyeri kronis 1. Menggali pengetahuan Ny. S mengenai
02/09/2015
pada Ny. S pengertian, penyebab, serta tanda dan gejala
16.00 WIB
berhubungan rematik.
2. Menjelaskan kepada Ny. S mengenai
dengan
pengertian, penyebab, serta tanda dan gejala
ketidakmampuan
rematik.
keluarga Ny. S
3. Menjelaskan kepada Ny. S tentang cara-cara
dalam merawat
perawatan rematik (termasuk
anggota keluarga
penatalaksanaan untuk nyeri yang dirasakan),
yang sakit.
seperti :
 Latihan pergerakan / olahraga
 Posisi yang tepat saat mengangkat beban
atau memindahkan barang
 Menghilangkan faktor-faktor yang
menimbulkan tekanan berlebihan pada
sendi (posisi badan salah)
 Istirahat yang cukup
 Makan makanan yang sehat
 Menggunakan alat bantu bila perlu. Alat
bantu yang digunakan ialah untuk
menompang yang akan mengurangi
nyeri dan jatuh.
 Terapi panas dan dingin dianjurkan
untuk menghilangkan nyeri
4. Melibatkan Ny. S untuk mengenal dan
berpartisipasi dalam perawatan penyakitnya
(terutama untuk nyeri yang dirasakan).

3.7 EVALUASI
Tanggal Diagnosa Evaluasi
Rabu, Nyeri kronis pada Ny. S S : Ny. S mengatakan mengerti dan paham
03/09/2015 berhubungan dengan setelah diberikan penjelasan tentang
16.00 WIB ketidakmampuan rematik.
keluarga Ny. S dalam A : Masalah teratasi
merawat anggota P : Intervensi dihentikan
keluarga yang sakit.

Anda mungkin juga menyukai