PENDAHULUAN
Beberapa kendala yang bisa muncul pada proses penyesuaian ini antara lain :
sikap dan pandangan masyarakat terhadap usia lanjut dapat memicu munculnya
prilaku/sikap tidak berdaya ,tidak berguna, tidak bisa membantu apapun.
keadaan yang sulit berkomunikasi disebabkan berkurangnya daya pendengaran,
kurangnya kemampuan mengingat, kesulitan menangkap isi pembicaraan orang
lain menyebabkan usia lanjut akan memperlihatkan perilaku menjauh dan menjaga
jarak dengan orang sekitarnya.
Ketidakmampuan-ketidakmampuan yang menyebabkan lansia sangat tergantung
kepada orang lain.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KELUARGA NY. S DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN
KELUARGA USIA LANJUT
3.1 PENGKAJIAN
A. Identitas Umum
1. Data Kepala Keluarga
Nama : Ny. S
Umur : 60 tahun
Tempat tanggal lahir : Mojokerto 31 Desember 1955
Alamat : RT 003/RW 002, Desa Sumbergirang, Kecamatan Puri,
Kabupaten Mojokerto
Pekerjaan : Serabutan
Pendidikan : -
3. Genogram
Keterangan
: laki-laki
: perempuan
: laki-laki meninggal
: perempuan meninggal
: tinggal dalam satu rumah
4. Tipe keluarga
Keluarga Ny. S termasuk Single Parents Family karena Ny. S sudah ditinggal
suaminya meninggal.
5. Suku Bangsa
Seluruh anggota keluarga berasal dari suku jawa, Indonesia.
6. Agama
Semua anggota keluarga menganut agama islam dan mereka selalu taat
beribadah dan menjalankan perintah tuhan YME.
7. Status sosial ekonomi keluarga
Sebagian besar anggota keluarga memiliki penghasilan perhari, yaitu :
- Isteri/Kepala keluarga :12.000,-/Hari
- Ibu :-
Dilihat dari penghasilan isteri/kepala keluara dan harta benda yang dimiliki dalam
keluarga, keluarga tersebut mempunyai status sosial ekonomi rendah.
8. Aktivitas rekreasi keluarga
Setiap hari Ny. S dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan akan rekreasi dan
hiburan biasanya menonton TV, berkumpul dengan keluarga, melepas lelah bersama
diruang keluarga.
9 7 6
2
8
5 4 3
Keterangan :
1. Teras rumah 6. Ruang keluarga
2. Ruang tamu 7. sumur
3. Kamar 1 8. dapur
4. Kamar 2 9. Kamar mandi dan WC
5. Kamar 3
D. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Bahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga dan dengan masyarakat
adalah bahasa jawa. Biasanya komunikasi antar keluarga sore hari karena Ny.s
bkerja dari pagi sampai siang hari.
Pola komunikasi di dalam keluarga ini terbuka dan didalam keluarga semua
anggota keluarga menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya.
2. Struktur kekuatan keluarga
Untuk kekuatan keluarga masih tetap berada pada Ny. S karena peran dia
sekarang sebagai kepala keluarga sejak suaminya meninggal. Ny. S tinggal dengan
ibunya dan ibunya kini sudah tua sudah tidak bisa apa-apa, apa yang dikatakan Ny.
S ibunya selalu ikut-ikut saja.
3. Struktur peran (formal dan informal)
Ny.S
- Peran informal : Ny. S masih aktif mengikuti pengajian hari rabu
- Peran formal : menjadi kepala keluarga, istri, anak
Ny. A
- Peran informal : -
- Peran formal : sebagai ibu dari Ny. S
4. Nilai dan Norma keluarga
Keluarga meyakini bahwa kesehatan sangat penting, menjaga kebersihan diri
dan lingkungan .
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Keluarga Ny. S saling memperhatikan satu dengan yang lain serta saling
menghargai satu dengan yang lain, apabila ada anggota keluarga lain yang
membutuhkan maka anggota keluarga akan membantu sesuai dengan kemampuan.
2. Fungsi sosialisasi
Hubungan antar anggota keluarga baik, didalam keluarga ini tampak kepedulian
anggota keluarga dengan saling tolong menolong dalam melaksanakan tugas
didalam keluarga ini. Keluarga ini juga membina hubungan yang baik dengan
tetangga sekitar rumahnya terbukti dengan seringnya tetangga main ke teras
rumahnya untuk berbincang-bincang dengan anggota keluarga.
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
Keluarga cukup mengetahui mengenai penyakit, namun pengetahuan
mengenai penanganan kurang. Terbukti saat Ny. S merasakan penyakitnya
kambuh, hanya diatasi dengan membeli obat di warung untuk meredakan
nyerinya dan hanya menggosok dengan minyak tawon, juga kadang-kadang
hanya dipijat saja. Lalu digunakan untuk istirahat sampai terasa baik.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang
tepat
- Keluarga cukup mengerti tentang kesehatan pada anggota keluarganya
- Keluarga tetap berusaha agar penyakit yang diderita tidak kambuh dan
selalu mencari solusi jika keluarga sakit.
- Keluarga kerang mendapat informasi yang tepat mengenai tindakan yang
dilakukan jika masalah kesehatan muncul dalam keluarga, sehingga tidak
dapat mengambil keputusan.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
- Pengetahuan keluarga mengenai penyakit terbatas, keluarga tidak mengerti
mengenai hal-hal yang dapat menyebabkan kekambuhan dan yang perlu
dilakukan untuk mencegah kekambuhan.
- Jika anggota keluarga ada yang sakit dan sekiranya perlu penanganan
tenaga kesehatan, maka keluarga akan mempercayakan perawatan dan
penyembuhan pada tenaga kesehatan. Namun bila sakitnya masih tergolong
ringan, keluarga cukup menganjurkan istirahat, pemunuhan kebutuhan dan
mengkonsumsi obat generic dari warung kepada anggota keluarga yang
sakit.
- Keluaarga memberikan perhatian, kasih sayang dan support agar dapat
membantu proses penyembuhan.
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
- Keluarga menyadari bahwa dengan menciptakan lingkungan yang bersih
dapat mencegah penyebaran berbagai jenis penyakit.
- Keluarga mengerti dan menyadari tentang pentingnya hygine sanitasi untuk
menciptakan rumah yang sehat.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan
dimasyarakat
- Keluarga kurang mengetahui tentang fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada
disekitarnya
- Keluarga kurang mengerti keuntungan-keuntungan yang diperoleh jika
mereka memanfaatkan pelayanan kesehatan
- Fasilitas kesehatan yang ada sangat terjangkau oleh keluarga
4. Fungsi Reproduksi
Ny.S tidak mempunyai anak
F. Stress dan koping keluarga
Ny. S mengatakan bahwa di dalam keluarganya jika ada masalah didalam
keluarganya akan berusaha diselesaikan berunding dengan ibuknya atau diselesaikan
dengan sendiri.
Dan apabila masalah tersebut belum terpecahkan juga maka keluarga akan minta
bantuan kepada anggota keluarga yang lebih tua atau minta solusi kepada tetangganya
dalam membantu memecahkan masalah.
G. Pemeriksaan fisik
a. Ny. S (kepala keluarga)
TD :120/80 mmHg
R :24x/mnt
S :36
N :80 x/mnt
1. Kepala
- Rambut dan kulit kepala
Inspeksi :Rambut lurus, warna hitam, kulit bersih
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan.
- Mata
Inspeksi :Kedua mata simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik.
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan
- Hidung
Inspeksi :Hidung simetris, secret (-), Tidak ada pembesaran polip
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan
- Mulut dan faring
Inspeksi :Tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi, tidak ada gigi palsu,
lidah bersih.
Palpasi ;Tidak ada nyeri tekan
- Telingga
Inspeksi :Kedua telingga simetris, tidak ada perdarahan, telingga cukup
bersih.
Palpasii :Tidak ada nyeri tekan, telingga terasa lunak.
2. Leher
Inspeksi :Tidak ada sikatrik, tidal ada nodul
Palpasi :Tidak ada pembesaran vena julgularis dan kelanjar tiroid
3. Dada
Inspeksi :Simetris, tidak ada luka (-)
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan, ada fraktur pada klavikula sinistra
Perkusi :Terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung
Auskultasi :Terdengar vesikuler
4. Abdomen
Inspeksi : ada bekas luka jahitan operasi
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan limpa
Perkusi :Terdengar timpani pada usus, dan redup pada hati dan ginjal
Auskultasi :Suara peristaltik terdengar 9x/menit.
5. Ektremitas
Inspeksi :Anggota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan, ada dislokasi
sendi pada pergelangan tangan kanan.
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan
6. Integumen
Warna kulit sawo matang, jumlah rambut banyak, tidak ada lesi.
7. Genetalia
Tidak terpaasang kateter, tidak ada keluhan.
b. Ny A
TD :140/80 mmHg
R : 24x/menit
S :36
N :84x/menit
1. Kepala
- Rambut dan kulit kepala
Inspeksi :Rambut lurus, beruban, kulit bersih.
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan
- Mata
Inspeksi :Kedua mata simetris, Konjuntiva tidak pucat, Kornea tampak
keruh.
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan
- Hidung
Inspeksi :Hidung simetris, tidak ad secret, tidak ada polip.
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan.
- Mulut dan faring
Inspeksi :Tidak ada stomatitis, Tidak ada karies gigi, tidak ada gigi palsu,
tidak ada farimgitis, lidah tampak kotor.
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan.
- Telingga
Inspeksi :Kedua telingga simetris, tidak ada perdarahan, telingga bersih.
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan.
2. Leher
Inspeksi :Tidak ada sikatrik, tidak ada nodul.
Palpasi :Tidak ada pembesaran vena julgularis dan kelenjar tiroid.
3. Dada
Inspeksi :Bentuk normochest, tidak ada lesi.
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur
Perkusi :Terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung.
Auskultasi :Terdengar vesikuler
4. Abdomen
Inspeksi :Tidak ada nodul
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan Limpa.
Perkusi :Terdengar timpani pada usus, dan redup pada hati dan Ginjal.
Auskultasi :Suara peristaltik terdengar 8x/menit.
5. Ekstremitas
Inspeksi :Anggota gerak lengkap, tidak ada luka, tidak ada kelainan pada
tangan dan kaki.
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur.
6. Integumen
Warna kulit sawo matang, jumlah rambut banyak, tidak ada lesi.
7. Genetalia
Tidak terpasang kateter, tidak ada keluhan.
I. Pengkajian Fokus
- Hubungan anak dengan ibunya baik, karena setiap hari mereka selalu menjaga
komunikasi dengan baik, ibu dan anak saling terbuka. Jika Ny.S punya masalah dia
akan meminta pendapat ibunya dan sebaliknya.
- Keluarga Ny.S merupakan keluarga pada tahap usia lanjut dengan keadaan ekonomi
kurang. Dimana penghasilan keluarga berasal dari Ny. S sendiri.
- Ny.S dan Ny. A Kini hanya tinggal sendiri/serumah tidak ada anak dan cucu.
DO :
- Penataan dapur terkesan
berantakan dan kotor, di
belakang rumah ada kandang
ayam yang dekat dengan dapur
- Bak mandi terlihat kotor dan
perlengkapan mandi Ny. S dan
Ny. A menjadi satu terutama
dalam pemakaian sabun mandi,
tetapi untuk pemakaian sikat
gigi sendiri-sendiri namun
sudah terlihat tidak layak pakai.
3 2/3
3. Resiko jatuh berulang pada Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Ny. S
dalam menentukan keputusan yang tepat untuk menangani masalah pemeliharan
lingkungan rumah.
Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran
Sifat masalah 2 1 2/3x1= Ny. S mengatakan bahwa dulunya
(resiko) 2/3 sering terjatuh dan berisiko
mengalami jatuh berulang karena
faktor lingkungan, yaitu lantai
yang licin dan nyeri yang
dirasakan hingga saat ini.
Kemungkinan 1 2 1/2x2=1 Ny. S sudah berusaha mengatasi
masalah dapat diubah penyakitnya, akan tetapi karena
(sebagian) kebutuhan ekonomi
mengharuskan Ny. S untuk terus
bekerja mencari uang. Ibu Ny.S
tidak dapat melakukan
pengawasan pada Ny. S.
Potensi masalah 2 1 2/3x1=2/3 Masalah pada Ny. S sudah
untuk dicegah berlangsung lama dan Ny. S sudah
(cukup) berusaha mengatasi penyakitnya
yang dapat menjadi penyebab
jatuh dapat terulang kembali.
Menonjolnya 2 1 2/2x1= 1 Ny. S menyadari tentang
masalah (masalah penyakitnya yang menjadi
dirasakan dan penyebab jatuhnya Ny. S dan
harus segera berusaha mengatasi masalah
ditangani) kesehatannya.
3 1/3
3.7 EVALUASI
Tanggal Diagnosa Evaluasi
Rabu, Nyeri kronis pada Ny. S S : Ny. S mengatakan mengerti dan paham
03/09/2015 berhubungan dengan setelah diberikan penjelasan tentang
16.00 WIB ketidakmampuan rematik.
keluarga Ny. S dalam A : Masalah teratasi
merawat anggota P : Intervensi dihentikan
keluarga yang sakit.