BAB I
PENDAHULUAN
Masuknya benda asing pada jalur aerodigestive dapat berakibat fatal pada
Kasus ini biasa diklasifikasikan menjadi tersedak yang berarti masuk ke saluran
masuk ke saluran digestive seperti esofagus, gaster, dan intestine sehingga dapat
pada tahun 1997-2002 yang dilakukan pada 78 pasien anak-anak dan mengambil
tempat di Rumah Sakit Universitas Berlin. Dari seluruh kasus didapatkan 89,5%
pasien yang berumur dibawah 3 tahun terdapat benda asing di laring,trachea atau
bronkus. Pada saat tersedak 41,1% pasien sedang makan dan 50% pasien sedang
bermain. Meskipun demikian, diatas 50% pasien yang menderita tersedak benda
asing ternyata dalam pengawasan orang dewasa. Hasil dari penelitian itu pun
2
menyebutkan bahwa benda yang tersedak paling sering ditemukan di bronkus dan
trakea.6
prosentase sekitar 58% dan perkotaan dengan prosentase 42%. Sekitar 90% pasien
adalah anak-anak dibawah 3 tahun, dengan kejadian terbanyak pada usia 1-2
bronkus (46%).1
pernah diteliti di Australia. Penelitian tersebut dilakukan pada Juli 1987 hingga
juni 1995 di Rumah Sakit Umum Victoria dengan pasien anak-anak dibawah 15
tahun. Hasilnya adalah 15,1 dari 100.000 menderita sesak nafas. Makanan yang
paling sering masuk ke saluran pernafasan adalah kacang, wortel, apel, permen,
dan koin.7
Selain pada anak-anak, tersedak benda asing juga dapat terjadi pada
dewasa. Tingkat kejadian pada orang dewasa atau orang tua ini dijelaskan pada
terdapat 47 pasien dengan kondisi tersedak benda asing pada bronkus tanpa
adanya sesak nafas. Pada pasien kondisi akut, terdapat gejala batuk yang
Untuk pasien kronis, apabila masih ada gejala batuk maka harus diwaspadai
3
refleks batuk. Refleks batuk ini dihasilkan karena benda tersebut menyentuh
jaringan di laring,trakea, dan bronkus. Ketiga tempat itu sangan sensitif terhadap
benda asing yang masuk, terutama di bagian karina. Apabila terdapat benda asing
maka akan merangsang rangsang saraf afferent dan ke saraf vagus untuk
menelan, infeksi, dan pendarahan.5 Ketika benda asing tersebut masuk saluran
digestive, hal ini dapat merangsang refleks muntah. Refleks muntah ini
ditimbulkan karena ada iritasi dan distensi yang disebabkan oleh obstruksi.9
Terdapat beberapa penelitian di negara lain yang dapat dijadikan acuan untuk
mengetahui gambaran apa yang terjadi pada pasien tertelan benda asing. Pada
penelitian di Cina tercatat bahwa dari 1265 anak-anak yang datang ke Rumah
Sakit Pusat Kesehatan Hongkong ditemukan 552 pasien dengan tertelan benda
asing. Umur dari pasien tersebut berkisar antara 6 bulan hingga 16 tahun. Anak-
anak usia 3,8 tahun cenderung lebih sering menelan benda asing. Benda yang
sering di telan adalah koin (49%), benda tajam bukan logam (31%). Untuk benda
bukan logam ini terdiri dari kaca (86%) dan tulang (26%). Kesimpulan dari
harus dilakukan pada masa prasekolah karena pada masa itu sangat rawan terjadi
terjadi kematian pada 1500 pasien tiap tahunya. 1500 pasien ini dibandingkan
dengan 120 per juta populasi di Amerika Serikat yang menderita tertelan benda
asing. Morbiditas pada pasien dikarenakan benda asing yang memasuki esofagus
menyebabkan infeksi atau reaksi alergi. Contoh benda asing yang memasuki
esofagus adalah kancing, koin, dan pecahan balon. Beradasarkan data penilitian,
tertelanya benda asing biasanya terjadi pada pasien dibawah umur 40 tahun dan
paling banyak terjadi pada anak-anak. Tertelan benda asing juga banyak pada
pasien yang mengalami gangguan jiwa atau masalah kognitif. Pada pasien diatas
60 tahun, juga terdapat kasus tertelan makanan dan terjadi obstruksi. Kasus
tertelan benda asing adalah kasus gawat dan mendesak namun tidak mengancam
jiwa.11
asing merupakan dua kondisi yang dapat berlanjut ke keadaan yang serius,
terutama untuk tersedak benda asing karena dapat mengakibatkan henti nafas dan
berakhir kepada kematian. Namun, seperti yang dijelaskan bahwa data tentang
kasus ini belum banyak terdapat di Indonesia terutama di Bandung. Oleh karena
itu dilakukan penelitian untuk meneliti tentang gambaran masuknya benda asing
pada saluran aerodigestive pasien yang datang ke Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-
Saat ini belum didapatkan data tentang kasus masuknya benda asing ke
2. Gambaran rata-rata umur, keluhan utama, jenis benda, lokasi benda, dan
3. Gambaran rata-rata umur, keluhan utama, jenis benda, lokasi benda, dan
acuan data, dan informasi dasar mengenai gambaran kasus masuknya benda asing
pada saluran aerodigestive. Kegunaan penelitian ini juga dapat ditinjau dalam hal
aerodigestive. Selain itu, dapat memberikan informasi dan acuan dasar dalam hal
kasus masuknya benda asing pada saluran aerodigestive. Informasi tersebut dapat
berupa angka kejadian, keluhan utama, umur, jenis benda, lokasi benda, dan
Diharapkan penelitian ini dapat berguna dalam proses praktis dan menjadi
informasi dasar mengenai gambaran kasus masuknya benda asing pada saluran
aerodigestive. Selain itu dapat digunakan sebagai data acuan tingkat kejadian dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Daerah mulut merupakan daerah yang terdiri dari rongga mulut, gigi,
gingiva, lidah, palatum, dan daerah palatine tonsil.12 Untuk anatomi rongga mulut
atau disebut juga dengan rongga bukal meliputi dagu, hard palate, soft palate, dan
lidah.13 Rongga mulut merupakan tempat masuk dan menampung makanan dan
minuman. Pada rongga mulut akan terjadi proses mengunyah, dan menelan
makanan. Ketika mulut menutup, terutama pada saat istirahat, rongga mulut
hidung, membentuk atap pada rongga mulut. Struktur ini sangat penting karena
anterior dari atap rongga mulut, dibentuk oleh maxila, tulang palatum, dan
dilapisi oleh membran mukus. Hard palate berfungsi untuk memisahkan rongga
mulut dan rongga hidung. Soft palate dibentuk oleh atap bagian posterior dari
merupakan conical muscular process. Ketika menelan, soft palate dan uvula
tertarik keatas dan menutup nasofaring, sehingga menjaga makanan yang ditelan
memasuki rongga hidung. Bagian lateral uvula terdapat 2 lipatan otot yaitu
dua arch tersebut, dan lingual tonsil terletak di dasar lidah. Pada batas posterior
soft palate, mulut terbuka ke orofaring melewati fauces. Soft palate terdiri dari 5
otot yang terdapat dari dasar cranium dan ke palatum. Otot soft palate adalah
tensor veli palatine yang berfungsi untuk meningkatkan tegangan soft palate
ketika menelan dan menguap, levator vli palatine yang berfungsi untuk elevasi
soft palate ketika menelan, Palatoglossu yang berfungsi untuk elevasi bagian
yang berfungsi untuk meningkatkan tegangan soft palate dan menarik dinding
faring bagian superior, dan musculus uvulae yang berfungsi untuk memperpendek
10
uvula dan menariknya ke bagian superior. Suplai darah utama pada palatum
berasal dari greate palatine artery. Terdapat lesser palatine artery yang
greater palatine nerve, nasopalatine nerve yang mensuplai anterior hard palate,
Hidung dapat dibagi menjadi bagian internal dan external. Hidung bagian
external merupakan bagian hidung yang dapat dilihat oleh mata dan terdiri dari
tulang keras dan tulang rawan dengan dilapisi oleh kulit, otot, dan mukosa.
Tulang rawan hidung terdiri dari dua alar cartilage, satu septal nasal cartilage,
dan dua lateral nasal cartilage. Tulang keras hidung terdiri dari frontal bone,
11
nasal bone, dan maxillae. Hidung bagian external memiliki dua nostril yang
Hidung bagian internal terdiri dari rongga yang besar, terdapat nasal
udara memasuki hidung, udara akan melewati vestibule yang dilapisi oleh kulit
dengan rambut yang berfungsi untuk menyaring partikel debu. Pada hidung
bagian dalam terdapat superior, middle, dan inferior nasal conchae dengan
rongganya disebut meatus dan terdiri dari superior, middle, dan inferior meatus
masuk.12, 13
artery, sphenopalatine artery, greater palatine artery, dan septal branch of the
superior labial artery. Dipersarafi oleh ophthalmic nerve dan infra orbital
nerve.12
Faring merupakan perluasan pada bagian superior dari rongga hidung dan
mulut. Faring memanjang dari dasar cranial ke batas inferior dari cricoid
cartilage pada bagian anterior dan batas inferior dari C6 pada bagian posterior.
Diameter faring sekitar 5 cm dan mengecil ketika melewati hyoid hingga menjadi
1,5 cm, dan dilanjutkan oleh esofagus. Dinding yang datar pada bagian posterior
Faring terdiri dari nasofaring yang terletak di bagian posterior hidung dan
superior dari soft palate, orofaring yang terletak di posterior mulut, dan
spenoid dan bagian basilar dari tulang oksipital. Pada bagian posterior nasofaring
Dibatasi oleh soft palate pada bagian superior, dibatasi oleh dasar lidah pada
bagian inferior, dan palatoglossal dan palatopharyngeal arch pada bagian lateral.
Memanjang dari soft palate ke batas superior dari epiglotis. Terdapat palatin
tonsil yang merupakan kumpulan dari jaringan lymphoid dan terletak di sisi
superior epiglotis dan lipatan faringo epiglotis ke batas inferior dari cricoid
Pada bagian posterior dari laringio-faring adalah C4-C6 vertebra, dan pada bagian
anterior terdapat laring. Bagian dinding posterior dan lateral dibentuk oleh
berhubungan dengan laring pada dinding anterior, dan terdapat laringeal inlet.12
13
Faring disuplai oleh percabangan dari facial artery, yaitu tonsillar artery.
the palatine tonsil. Darah yang melewati faring akan menuju ke external palatine
paru-paru. Pada bagian superior mediastinum, thoracic duct terletak pada bagian
kurang sekitar 14 mm, dan jarak dari insisivus lebih kurang 15 cm.
kiri dengan diameter lebih kurang 15-17 mm, jarak dari insisivus
Diameter dan panjang esofagus pada bayi dan dewasa berbeda. Panjang pada bayi
8-10 cm dengan diameter 0,5 cm. Panjang pada dewasa sekitar 25 cm dengan
beranastomosis dengan satu sama lain dan menyilang di bagian tengah. Vena pada
esofagus adalah inferior thyroid vein. Esofagus dipersarafi oleh somatic motor
Laring adalah organ yang terletak di anterior leher dan salah satu
fungsinya adalah untuk memproduksi suara. Terdiri dari sembilan tulang yang
dihubungkan oleh membrane dan ligament, serta terdapat vocal fold. Tulang-
15
tulang tersebut adalah tiga tulang tunggal yaitu thyroid, cricoid, dan epiglotic
bagian interior laring terdapat rongga yang memanjang dari laringeal inlet ke
batas cricoid, kemudian dilanjutkan oleh trakea. Rongga laring terdiri dari
laringeal vestibule yang berada diantara laringeal inlet dan vestibular fold, bagian
tengah dari rongga laring yang terletak di antara vestibular dan vocal fold,
laringeal ventrikel yang memanjang secara lateral di bagian tengah rongga laring,
dan rongga infraglotic yang terletak di bagian batas inferior dari tulang cricoid.12
thyroid artery. Vena pada laring adalah superior dan inferior laryngeal vein.
Vocal ligament, terdiri dari jaringan elastis yang tebal dan merupakan bagian
bebas dari conus elasticus
mediastinum. Letaknya sedikit ke kiri pada saat dilihat dari median plane.
Trakea berakhir pada daerah sternal angle, ditandai dengan terbaginya trakea
Bronkus utama dibagi menjadi bronkus kanan dan bronkus kiri. Bronkus
kanan lebih lebar, pendek, dan bentuknya lebih vertikal dibanding bronkus kiri.
Bronkus kanan terletak di inferior arch of aorta dan anterior terhadap esofagus
dan thoracic aorta. Bronkus utama ini akan terbagi menjadi lobar bronchi¸ 2 pada
paru kiri dan 3 pada paru kanan. Lobar bronchi akan terbagi lagi menjadi
segments.12
Ukuran trakea dan bronkus pada orang dewasa pria, dewasa wanita, anak, dan
bayi berlainan. Ukuran ini mendasari tindakan dan gejala pada suatu penyakit. Semakin
kecil ukuranya maka akan menyebabkan gejala yang lebih parah dan penanganan yang
lebih sulit.16
Arteri pada bronkus terdiri dari right superior posterior intercostal artery
dan bronchial artery. Vena pada bronkus adalah intercostal vein dan ada yang
benda ke esofagus dengan kondisi yang rumit. Proses menelan ini berhubungan
dengan fungsi respirasi yang seharusnya dihentikan terlebih dahulu agar makanan
tidak masuk ke dalam saluran pernapasan. Pada saat menelan, faring dirubah
Volutary Stage of Swallowing : ketika makanan sudah siap untuk ditelan, akan
terjadi proses menelan secara sadar, makanan akan di tekan ke arah posterior
19
hingga ke faring. Tekanan ini dibentuk oleh tekanan keatas dari lidah dan
belakang melawan palatum. Sejak dari sini, proses menelan menjadi otomatis
bagian posterior danf faring, hal itu akan menstimulasi epithelial swallowing
pillars, dan impuls dari daerah ini akan diteruskan ke batang otak untuk
Impuls saraf ditransmisikan dari daerah ini ke bagian sensori dari trigeminal
tekanan udara pada paru-paru sama dengan tekanan udara pada lingkungan luar,
dengan tekanan 760 mmHg. Agar udara dapat pindah ke paru-paru, tekanan di
dalam alveoli harus lebih rendah dari tekanan pada atmosfir. Kondisi ini dicapai
paru ketika inhalasi dan keluar ketika exhalasi. Untuk terjadi inhalasi, paru-paru
merupakan otot skeletal dan terletak di dasar rongga thorax. Diafragma diinervasi
oleh serat-serat saraf phrenic, yang menyatu dari spinal cord pada cervical 3,4,
dan 5. Pada saat diafragma berkontaksi, bentuknya akan menjadi datar. Akan
21
yaitu external intercostal. Ketika otot kontraksi, akan menyebabkan elevasi tulang
dari rongga dada. Kontraksi dari external intercostal berpengaruh pada 25% udara
dengan inhalasi, pada ekspirasi tekanan di dalam paru-paru lebih besar ketimbang
atmosfir. Ekspirasi merupakan hal yang pasif karena tidak ada otot yang
berkontraksi. Ekspirasi dihasilkan karena elastic recoil dari dinding dada dan
paru-paru.13
relaksasi, akan bergerak ke arah superior dan bentuknya menjadi tidak datar.
Ketika otot intercostal relaksasi, tulang rusuk tidak merenggang. Pergerakan ini
menjadi 762 mmHg. Udara akan keluar menuju atmosfir dikarenakan tekanan
Selain itu distensi berlebih dan iritasi pada duodenum juga dapat menyebabkan
22
stimulus yang sangat kuat terhadap muntah. Untuk sinyal sensori yang
menginisasi muntah berasal dari faring, esofagus, stomach, dan upper portion of
the small intestine. Impuls saraf akan ditransmisikan melewati vagus ke pusat
muntah yaitu medula dan pontile reticular. Impuls motorik yang menyebabkan
muntah ditransmisikan dari pusat muntah dengan jalur 5,7,9,10, dan 12 saraf
Meningkatnya hyoid bone dan laring untuk menarik hingga terbukanya upper
esophageal sphincter
Menutup glotis untuk menjaga agar muntah tidak masuk ke saluran pernafasan
Selain itu ada juga tekanan yang kuat dan mengarah ke bawa dari diafragma dan
kontraksi juga dari otot abdomen. Proses ini menekan perut disekitar diafragma
Sfingter esofagus bagian bawah akan relaksasi dan makanan akan keluar.12
Bronkus dan trakea sangan sensitif terhadap sentuhan oleh benda asing
atau zat lain yang dapat menyebabkan iritasi. Laring dan carina juga sangan
sensitif, selain itu terminal bronchiole dan alveoli juga sensitif terhadap zat kimia
23
korosif seperti sulfur dioxide atau chlorine gas. Serabut saraf aferen memberikan
rangsang saraf dari jalur pernafasan melewati vagus ke medulla dan otak. Ini
merupakan tahap automatis yang di triger oleh neuronal circuits dari medulla
Epiglotis menutup dan vocal cords tertutup dengan kuat sehingga menjebak udara
ekspirasi juga kontraksi dan menekan paru. Hal ini menyebabkan tekanan pada
paru-paru meningkat sekiar 100mmHg atau lebih. Kemudian, vocal cords dan
epiglotis secara tiba-tiba terbuka dengan lebar, sehingga udara keluar dengan
berdasarkan lokasinya menjadi hidung, mulut, glotis, trakea, bronkus, faring, dan
esofagus. Pada pasien anak, benda yang tersangkut pada glotis dan trakea
merupakan keadaan yang darurat, harus ditangani dengan cepat atau dapat
menyelamatkan hidup pasien. Sebaliknya, benda asing yang berada pada bronkus
tidak termasuk dalam kondisi darurat, dikarenakan salah satu bronkus tetap dapat
dilalui udara. Benda asing yang memasuki saluran pencernaan dapat mempersulit
pasien menelan makanan karena terjadi obstruksi pada saluran. Pada pasien
24
gejala batuk atau sesak nafas. Pada kondisi benda asing yang memasuki esofagus,
benda ini akan mengahalangi makanan yang masuk sehingga makanan akan
dimuntahkan kembali. Selain itu, benda asing dapat menyebabkan iritasi dan
inflamasi mukosa. Inflamasi mukosa ini dapat berakibat pada tekanan pada trakea
adalah kacang. Selain kacang, benda yang sering masuk ke dalam saluran
pernafasan adalah permen, mainan, jarum, dan baut. Benda yang masuk ke saluran
obstruksi. Untuk benda yang sering masuk ke saluran pencernaan adalah koin,
tulang, benda terbuat dari metal, dan yang terbuat dari kaca. Benda yang masuk ke
saluran pencernaan ini dapat merusak mukosa. Selain itu, seperti halnya pada
saluran pernafasan, benda juga dapat menyebabkan iritasi dan inflamasi.9, 10, 17, 18
kasus di bronkus kanan adalah yang terbanyak yaitu 49%, bronkus kiri 44%, dan
trakea-nasofaring 4%.19 Presentase kejadian pada pasien anak, paling banyak pada
anak usia dibawah 3 tahun sekitar 89,5% Berdasarkan jurnal foreign body in the
esophagus benda yang masuk ke saluran pencernaan paling banyak ada pada
mengeluarkan air liur, tidak dapat menelan, muntah, dan sakit pada dada. Benda
asing pada jalur pernafasan dapat disertai dengan batuk, wheezing, mengorok,
sianosis, atau suara nafas yang tidak simetris. Pada anak-anak, benda asing yang
kondisi ini dapat ditingkatkan dengan adanya croup, asma, atau penumonia yang
pencernaan. Tidak tumbuh gigi dan kurang bisa menelan dapat juga berperan
dalam meningkatkan resiko. Uang logam adalah benda yang paling sering tertelan
dan makanan merupakan materi yang sering masuk ke saluran pernafasan. Kacang
dan biji adalah makanan yang paling sering masuk ke saluran pernafasan.
Kejadian yang jarang namun mematikan adalah terhisapnya balon karet sehingga
menghambat pernafasan. Pada anak-anak yang lebih dewasa, tulang ikan atau
dan infeksi.4
26
2.14 Diagnosis
yang tertelan atau tersedak, gejala tersedak, tingkat kecurigaan klinis yang besar,
gejala pada pernafasan dan menelan, dan dilakukan x-rays pada posteroanterior
2.15 Komplikasi
dan tanda pada benda asing yang masuk ke laring atau bronkus dapat menjadi
parah dan mengakibatkan sianosis, respiratory distress, dan henti nafas. Obstruksi
obstruksi total akan menybabkan total atau parsial lung collapse. Pada kasus
asing yang ada di bronkus adalah pneumonia, empyema, bronchial fistula, dan
pneumothorax.4
disarankan dengan menggunakan anestesi umum. Pada suatu kasus benda asing
27
yang singgah di laring atau trakea, harus dilakukan prosedur gawat darurat,
tracheostomy harus dilakukan segera pada kasus gawat darurat ketika benda
Benda asing yang berada di laring akan diambil dengan metode direct
metode ini dan metode ini menggunakan anestesi. Terkadang, benda asing yang
Benda asing yang terletak di trakea dan bronkus akan lebih baik diambil
maka operasi pengambilan benda asing harus dilakukan dalam 1 tim. Tingkat
alat lain yang berguna untuk pengambilan benda asing. Harus dilakukan kontrol
pasca operasi dengan melihat ada tidaknya respiratory distress dan pemeriksaan
chest radiograph. Walaupun tindakan ini tergolong aman, namun ada sedikit
bantuan laryngoscope atau dengan direct vision. Ketika benda asing sudah di
BAB III
METODE PENELITIAN
medik pasien. Rekam medik yang diambil adalah kasus masuknya benda asing
Penelitian ini akan mengeksklusi sampel dengan rekam medis yang tidak
rancangan crossectional retrospektif. Data yang diambil adalah data sekunder dari
30
rekam medik pasien dengan kasus masuknya benda asing pada saluran
Bandung dalam periode 1 Januari 2007- 31 Desember 2011. Selanjutnya data ini
aerodigestive.
1. Usia
2. Jenis kelamin
2. Keluhan utama
3. Jenis benda
4. Lokasi benda
5. Manajemen
31
3.4.3 Operasional
Data yang diambil dari rekam medik, akan dilakukan pendataan sebagai berikut :
9. Manajemen
Mengumpulkan data
berdasarkan usia, jenis
kelamin, waktu Eksklusi
masuknya benda asing
pada aerodigestive, Penghitungan
keluhan utama, jenis distribusi dalam
Penyajian Data
benda, lokasi benda frekuensi dan
dan manajemen. prosentase
33
prosentase berdasarkan karakteristik dari data yang ada. Data dalam bentuk
kategorik akan disajikan dalam bentuk frekuensi dan prosentase. Data dalam
bentuk numerik akan disajikan dalam bentuk rerata, median, simpang baku, nilai
minimum, dan nilai maksimum. Data yang disajikan akan dibagi berdasarkan
𝑓
Rumus = X = 𝑛 x100%
X : hasil presentase
Table 3.1 Contoh kurva tabel pola tingkat kejadian kasus masuknya benda asing
pada saluran aerodigestive pasien
120
100
Angka Kejadian
80
60
40
20
0
2007 2008 2009 2010 2011
Tahun
34
Tabel 3.2 Contoh penyajian data kategorik dalam bentuk tabel pada pasien.
Variabel n %
Keluhan utama
Sesak nafas
Tidak bisa menelan
Umur
1-3
4-6
7-9
10-12
13-15
16-18
Jenis benda
Bakso
Peniti
Kelereng
Biji
Tulang
Lokasi benda
Trakea
Bronkus
Esofagus
Manajemen kasus
Suction
Laryngoscopy
Operasi
Meminta izin kepada Direktur RSHS, komite etik RSHS, dan bagian rekam
Menjaga kerahasiaan data pasien yang didapatkan dari rekam medis. Jika akan
anonimitas.
BAB IV
Dalam bab ini akan disajikan data hasil penelitian terhadap 185 pasien
penderita masuknya benda asing pada saluran aerodigestive pasien di Departemen
Ilmu Kesehatan THT-KL RS Dr. Hasan Sadikin Bandung periode 2007-2011.
Tujuan dalam penelitian ini dimaksudkan gambaran kasus masuknya benda asing
ke saluran aerodigestive dan gambaran keluhan utama, rata-rata umur, presentase
jenis benda, presentase lokasi benda asing, dan manajemen kasus masuknya benda
asing.
Pada tabel 4.1 terlihat dari segi jenis kelamin, laki-laki lebih banyak
daripada perempuan dengan perbandingan (7:3). Proporsi pasien yang terbesar
pada penelitian ini adalah pasien dengan usia anak-anak yaitu sebesar 122 orang
dan tanggal masuk pasien terjadi paling banyak pada tahun 2011 yaitu sebanyak
58 orang.
Tabel 4.1 Karateristik Dasar Pasien berdasarkan jenis kelamin dengan usia
Jenis Kelamin
120 (64,9%)
Laki-laki
65 (35,1%)
Perempuan
Usia
122 (65,9%)
Anak-anak ( 0-20 tahun)
63 (34,1%)
Dewasa ( >20 tahun)
Tanggal Masuk
20 (10,8%)
2007
38 (20.5%)
2008
25 (13.5%)
2009
44 (23.8%)
2010
58 (31.4%)
2011
38
0-6 62 50,82%
7-13 41 33,61%
14-20 19 15,57%
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 122 pasien anak-anak yang
pasien paling banyak terjadi pada usia 0-6 tahun yaitru sebanyak 62 orang dengan
persentase 50,82 %.
39
20-40 14 22,2 %
41-60 36 57,1%
>60 13 20,7%
Total 63 100,0%
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 63 pasien dewasa yang diteliti,
paling banyak terjadi pada usia 40-69 tahun dengan persentase 57,1 %. Untu lebih
Berdasarkan literatur didapat bahwa angka kejadian lebih sering pada pasien
1. Gangguan pernafasan (nyeri saat bernafas, sesak nafas, membiru, batuk, nafas
berbunyi, batuk berdarah, nyeri dada, batuk berdahak, bau tidak sedap, neri
5. infeksi (demam).
Anak-Anak Dewasa
No Keluhan Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(orang) (%) (orang) (%)
1 Gangguan Pernafasan 62 28,31% 5 4,27%
Dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 122 pasien anak yang diteliti,
terdapat 219 keluhan utama pada pasien anak dan berdasarkan keluhan paling
41
banyak ditemukan pada pasien anak adalah keluhan ganguan pernapasan yaitu
sebanyak 62 orang atau dengan persentase 28,31% diikuti dengan keluhan tertelan
utama pada pasien dan berdasarkan keluhan paling banyak ditemukan pada pasien
dewasa adalah keluhan tersedak yaitu sebanyak 58 orang atau dengan persentase
49,57% diikuti dengan keluhan ganguan menelan yaitu sebanyak 52 atau dengan
persentase 44,44%
menjadi 6 kategori yaitu benda padat (kelereng, baterai, mutiara, cincin), gigi
palsu, Makanan (bakso, kacang, tulang ayam, tulang ikan, daging sapi), plastik
(strerofoam, peluit, mainan anak), benda tajam (jarum, peniti, kawat, paku), dan
Anak-Anak Dewasa
No Jenis benda Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(orang) (%) (orang) (%)
1 Benda Padat 16 13,11% 1 1,59%
Dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 185 pasien yang diteliti, ternyata
jenis benda paling banyak ditemukan pada pasien anak dengan jenis benda benda
tajam yaitu sebanyak 34 orang atau dengan persentase 27,87% diikuti dengan
jenis benda makanan yaitu sebanyak 26 atau dengan persentase 21,31% dan pada
pasein dewasa dengan jenis benda gigi palsu yaitu sebanyak 43 atau dengan
persentase 68,25% diikuti dengan jenis benda makanan yaitu sebanyak 15 atau
Anak-Anak Dewasa
No Lokasi benda Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(orang) (%) (orang) (%)
1 Bronkus kanan 41 33,61% 1 1,59%
Dari tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 185 pasien yang diteliti, ternyata
lokasi benda paling banyak ditemukan pada pasien anak dengan lokasi benda di
broncus dextra yaitu sebanyak 41 orang atau dengan persentase 33,61% diikuti
persentase 29,51% dan pada pasein dewasa dengan lokasi benda di Oesophagus
Anak-Anak Dewasa
No Komplikasi Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(orang) (%) (orang) (%)
1 Tidak Ada 106 86,89% 56 88,89%
4 Edema 0 0% 1 1,59%
Dari tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 185 pasien yang diteliti, ternyata
jenis benda paling banyak ditemukan pada pasien anak dengan tidak ada
komplikasi yaitu sebanyak 106 orang atau dengan persentase 86,89% dan pada
pasein dewasa dengan tidak ada komplikasi yaitu sebanyak 56 atau dengan
persentase 88,89%
45
Anak-Anak Dewasa
No Treatment
F (%) F (%)
1 Rigid esophagoscopy 36 29,51% 53 84,13%
Dari tabel 4.8, menunjukkan bahwa dari 185 pasien yang diteliti, ternyata pada
treatment paling banyak ditemukan pada pasien anak adalah eksplorasi dan
50,82%.
persentase 84,13%
46
4.2 Pembahasan
Pada penelitian ini ternyata kasus masuknya benda asing pada saluran
aerodigestive lebih sering terjadi pada laki-laki. Hal ini sesuai dengan penelitian
di Los Angeles yang menyatakan bahwa tingkat kejadian masuknya benda asing
pada saluran pernafasan pasien anak lebih sering pada laki-laki dengan rasio
kejadian masuknya benda asing pada esofagus lebih sering terjadi pada laki-laki
paling sering terjadi pada anak dengan persentase 64,9%. Anak dengan umur
dibawah enam tahun memiliki persentase tertinggi yaitu 50,82%. Sesuai dengan
literatur yang menyatakan bahwa angka kejadian masuknya benda asing pada
saluran pernafasan pasien anak di Meir General Hospital paling banyak diderita
masuknya benda asing pada esofagus pasien anak yang dilakukan di Children
Mercy Hospital menyatakan bahwa rata-rata umur pasien adalah 3 tahun.27 Hal
ini dikarenakan sifat bayi yang ingin tahu dan suka memasukan tangan atau benda
ke dalam mulut. 28
pasien berumur 41-60 tahun yaitu 57,1%. Hal ini sesuai dengan literatur yang
adalah pada umur 60 tahun.29 Hal ini diakibatkan tingginya penggunaan gigi
palsu pada pasien dengan umur 41 hingga 60 tahun. Gigi palsu tersebut sering
tertelan atau tersedak benda asing, baru diikuti dengan keluhan lainya. Pada
pasien anak, keluhan yang paling sering adalah gangguan pernafasan yaitu
ditemukan terutama bila benda masuk ke saluran pernafasan.30 Pada anak, benda
posterior.18, 31 Pada dewasa, keluhan yang sering didapat adalah pasien tidak
sengaja menelan benda asing dengan persentase 49,57%. Hal ini diikuti dengan
nyeri menelan, mengganjal di tenggorok, muntah, sulit menelan, tidak bisa makan
dan minum, dan tertusuk. Gangguan menelan ini umumnya diakibatkan oleh
pencernaan. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa benda asing yang memasuki
aerodigestive anak adalah benda tajam dengan persentase 34%. Benda tajam ini
berupa jarum, peniti, kawat, dan paku. Hal ini berbeda dengan penelitian yang
48
logam dan 39% adalah benda tajam. Sedangkan pada penelitian ini uang logam
memiliki persentase 17,21%. Pada orang dewasa, benda asing yang sering
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di RS M Djamil Padang. Pada
ditemukan di bronkus kanan (33,61%). Hasil ini sesuai dengan literatur pada
penelitian yang dilakukan di amerika yang menyatakan bahwa benda asing yang
Seringnya benda masuk pada bronkus kanan dikarenakan bronkus kanan lebih
lebar, pendek, dan bentuknya lebih vertikal dibanding bronkus kiri.12 Pada orang
dewasa, tempat yang paling sering terdapat benda asing adalah esofagus
penyempitan.14
pada anak dan 88,89% pada dewasa. Hasil ini seusai dengan penelitian yang
dilakukan di New York. Penelitian tersebut menyatakan hanya 4,8% dari 208
pasien anak umur dibawah 10 tahun dan 12,6% dari 119 pasien yang lebih tua
mengalami komplikasi. Hal ini dikarenakan pasien yang menelan atau tersedak
benda asing dengan cepat mendatangi rumah sakit sebelum terjadi komplikasi.
Pada penelitian ini, tindakan yang paling banyak dilakukan pada pasien
anak adalah ekstraksi dan eksplorasi melalui rigid bronchoscopy (50,82%). Hal
49
ini dikarenakan benda asing paling banyak memasuki bronkus terutama bronkus
kanan. Tindakan yang paling sering dilakukan untuk mengambil benda asing yang
dewasa, tindakan yang sering dilakukan adalah rigid esofagoscopy (84,13%). Hal
ini dikarenakan banyanknya benda asing yang masuk ke esofagus pada orang
dewasa. Benda yang sering memasuki esofagus tersebut adalah gigi palsu
1. Penulisan status pasien di data rekam medik yang kurang lengkap atau
kurang jelas.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian, olah data, dan pembahasan yang dilakukan pada
pada anak adalah benda tajam (27,87%) dan pada orang dewasa
c. Lokasi yang paling banyak terdapat benda asing pada anak adalah
(87,30%)
(86,89%) dan pada dewasa juga lebih banyak dengan tidak adanya
komplikasi (88,89%).
5.2 Saran
nafas.
DAFTAR PUSTAKA
2001.
22. Scott-Brown WG, Kerr AG. Scott-Brown's otolaryngology: Butterworth-
Heinemann; 1997.
23. Perkin RM, Newton DA, D J, Swift. Pediatric Hospital Medicine: Textbook of
Inpatient Management: lippincott williams and wilkins; 2008.
54
24. Cohen SR, Herbert WI, Lewis GB, Geller KA. Foreign bodies in the airway. Five-
year retrospective study with special reference to management. The Annals of
otology, rhinology, and laryngology. 1980;89(5 Pt 1):437-42.
25. Mahafza T, Batieha A, Suboh M, Khrais T. Esophageal foreign bodies: a Jordanian
experience. International journal of pediatric otorhinolaryngology.
2002;64(3):225-7.
26. Wolach B, Raz A, Weinberg J, Mikulski Y, Ari JB, Sadan N. Aspirated foreign
bodies in the respiratory tract of children: eleven years experience with 127
patients. International journal of pediatric otorhinolaryngology. 1994;30(1):1-10.
27. Little DC, Shah SR, Peter SDS, Calkins CM, Morrow SE, Murphy JP, et al.
Esophageal foreign bodies in the pediatric population:
Di Esofagus. 2011.