Abstrak :Tempe termasuk makanan dengan sumber gizi yang baik, tetapi masih terdapat masalah dalam
pemanfatannya yaitu tempe termasuk golongan bahan pangan yang mudah rusak. Dalam penelitian ini, olahan
tempe menjadi produk sosis merupakan salah satu alternatif dalam penganekaragaman produk pangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan tempe kedelai dengan ikan nila (Oreocromis
niloticus) dan lama waktu perebusan terhadap karakteristik sosis tempe kedele yang disukai oleh konsumen.
Rancangan Penelitian Acak Lengkap yang disusun secara Faktorial, terdiri atas 2 faktor yaitu, perbandingan
tempe dengan ikan nila (80:20 ; 75:25 ; 50:50) dan lama perebusan (30 menit ; 45 menit; 60 menit) dengan
pengulangan 3 kali. Variabel respon pada penelitian ini adalah uji organoleptik berdasarkan warna, rasa dan
tekstur, aroma, sedangkan analisis kimia meliputi kadar protein, air dan kadar lemak. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan perbandingan tempe kedela dengan ikan nila (Oreocromis
niloticus) berpengaruh terhadap kadar air, kadar protein, kadar lemak, rasa dan tekstur sosis tempe kedele, dan
perlakuan lama perebusan memberikan pengaruh terhadap kadar air, kadar protein, kadar lemak, rasa, dan
warna sosis tempe kedele. Sementara interaksi kedua perlakuan berpengaruh terhadap kadar air, kadar protein,
kadar lemak, tekstur, rasa, aroma, dan warna sosis tempe kedele.
33
Infomatek Volume 11 Nomor 1 Maret 2009 : 33 - 46
tepung, dan untuk memperkuat rasa atau alat icing kue, timbangan, thermometer, blender,
flavour dari sosis tempe ini maka ditambahkan pisau, talenan, baskom, panci pengukus,
34
Perbandingan Tempe Kedele Dengan Ikan Nila (Oreocromis niloticus)
dan Lama Waktu PerebusanTerhadap Karakteristik Sosis Tempe Kedele
35
Infomatek Volume 11 Nomor 1 Maret 2009 : 33 - 46
sampai diperoleh adonan berbentuk pasta dan interaksinya memberikan pengaruh yang nyata
bahan-bahan yang ditambahkan tercampur terhadap kadar air sosis tempe kedelai.
secara homogen.
Tabel 1.
5). Pengisian dalam casing
Pengaruh Campuran Tempe Kedele dan Ikan Nila
Pengisian dalam casing dilakukan dengan cara Terhadap Kadar Air Sosos Tempe Kedele
memasukan bahan yang telah tercampur
Perlakuan Kadar Air Taraf Nyata 5%
homogen kedalam selongsong dengan (%)
c1 55,16 a
menggunakan alat icing kue untuk memudahkan c2 55,92 b
pengerjaan. c3 60,30 c
Keterangan : Setiap huruf yang diikuti oleh huruf yang
sama, tidak menunjukan perbedaan yang
6). Perebusan nyata pada taraf 5%.
Perebusan dilakukan pada suhu terbaik yang Tabel 1 menunjukan bahwa masing-masing
dilakukan pada penelitian pendahuluan dalam perlakuan perbandingan tempe kedele dan ikan
waktu bervariasi 30 menit. nila 80:20 (c1), 75:25 (c2), dan 50:50 (c3)
memberikan pengaruh yang nyata terhadap
7). Pendinginan
kadar air sosis tempe kedele. Berdasarkan
Pendinginan dilakukan dengan cara menyiram
Tabel di atas, kadar air tertinggi diperoleh
sosis dengan air.
perlakuan c3 (perbandingan tempe kedele dan
ikan nila 50:50) sebesar 60,30%, sedangkan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
kadar air terendah diperoleh perlakuan c 1
3.1. Kadar Air Sosis Tempe Kedelai (perbandingan tempe kedele dan ikan nila
Hasil analisis statistik pengaruh campuran protein produk yang berasal dari daging ikan
tempe kedelai dan ikan nila dengan lama waktu nila diganti dengan protein dari tempe kedelai.
perebusan baik secara mandiri maupun Berkurangnya jumlah protein daging akan
36
Perbandingan Tempe Kedele Dengan Ikan Nila (Oreocromis niloticus)
dan Lama Waktu PerebusanTerhadap Karakteristik Sosis Tempe Kedele
Pengaruh Interaksi Perbandingan Tempe Kedelai akan mengakibatkan produk lebih banyak
dan Ikan Nila dengan Lama Waktu Perebusan menyerap air dan kandungan air pada sosis
Terhadap Kadar Air Sosis Tempe Kedele
akan bertambah.
Lama Waktu Perebusan (W)
37
Infomatek Volume 11 Nomor 1 Maret 2009 : 33 - 46
Sedangkan kadar air yang dihasilkan perlakuan Keterangan : Setiap huruf yang diikuti oleh huruf yang
sama, tidak menunjukan perbedaan yang
c1w1 (perbandingan tempe kedele : ikan nila nyata pada taraf 5%.
jumlah ikan dibandingkan tempe, karena protein kedelai dan ikan nila, dimana tempe kedelai
dalam ikan memiliki jaringan ikat dan serat yang mempunyai kandungan protein yang cukup
lebih pendek dibandingkan protein tempe, selain tinggi, tetapi pengikatan subtitusinya
itu waktu perebusan yang dilakukan selama 30 menyebabkan penurunan kadar protein produk.
Pada pembuatan sosis tempe kedelai, analisa jumlah protein per unit bahan yang diganti (ikan
kadar protein sangat perlu dilakukan mengingat nila), maka semakin banyak tempe kedelai yang
protein merupakan salah satu nilai gizi yang digunakan akan semakin turun kadar
untuk mengkonsumsinya.
Protein dari tempe kedelai maupun dari daging
Berdasarkan hasil analisis statistik pengaruh ikan nila bertindak sebagai pengemulsi dengan
campuran tempe kedelai dan ikan nila dengan membungkus atau menyelimuti semua partikel
lama waktu perebusan baik secara mandiri yang terdispersi. Molekul-molekul protein ini
maupun interaksinya memberikan pengaruh mempunyai afinitas baik terhadap air yaitu porsi
kedelai.
Tabel 4
Pengaruh Perbandingan Tempe Kedele dan Ikan Tabel 5
Nila Terhadap Kadar Protein Sosos Tempe Kedele
Pengaruh Lama Waktu Perebusan Terhadap
Perlakuan Kadar Protein Taraf Nyata 5% Kadar Protein Sosis Tempe Kedele
(%)
c1 10,82 a Perlakuan Kadar Taraf Nyata 5%
c2 11,73 b Protein (%)
c3 12,11 c
38
Perbandingan Tempe Kedele Dengan Ikan Nila (Oreocromis niloticus)
dan Lama Waktu PerebusanTerhadap Karakteristik Sosis Tempe Kedele
Tabel 6
bagian protein. Seperti halnya protein dalam
myosin, protein tersebut juga dapat
Pengaruh Interaksi Perbandingan Tempe Kedelai
dan Ikan Nila dengan Lama Waktu Perebusan terdenaturasi dan terkoagulasi oleh panas.
Terhadap Kadar Protein Sosis Tempe Kedele
Protein yang terkoagulasi khususnya serabut-
Perbanding Lama Waktu Perebusan (W) serabut protein dalam daging akan mengubah
an Tempe W1 w2 w3
Kedelai : (30’) (45’) (60’) bentuk sel koloidal menjadi bentuk gel yang
Ikan Nila
(C) menyebabkan serabut-serabut protein
c1 (80:20) 12,04 A 9,81 A 10,59 A
a b c mengkerut, semakin tinggi suhu dan semakin
c2 (75:25) 12,09 B 11,47 B 11,62 B lama dipanaskan, maka akan terjadi koagulasi
a b c
protein dan daging akan tampak menjadi lebih
c3 (50:50) 12,26 C 12,50 C 11,58 C sedikit. Kemungkinan besar protein yang
a b c
terkandung dalam tempe kedelai, daging ikan
Keterangan : Huruf besar dibaca vertikal, dan notasi huruf
kecil dibaca horizontal. nila akan mengalami penurunan yang
Nilai rata-rata yang ditandai dengan huruf
yang sama menunjukan tidak berbeda nyata diakibatkan proses pemanasan, protein produk
pada taraf 5%.
Dari hasil perhitungan pada Tabel 6 menujukan cenderung turun kadarnya dibandingkan protein
bahwa kadar protein rata-rata tertinggi pada awal pada bahan baku.
39
Infomatek Volume 11 Nomor 1 Maret 2009 : 33 - 46
terjadi, dimana protein dalam bahan pangan 80:20) sebesar 5,71%, dan kadar lemak
akan terkoagulasi atau terdenaturasi. Semakin tertinggi dihasilkan perlakuan c3 (perbandingan
lama perebusan yang dilakukan maka samakin tempe : ikan nila, 50:50) sebesar 7,74%.
rendah kadar protein dalam produk sosis.
Adanya pengaruh nyata pada campuran tempe
3.3. Kadar Lemak Sosis Tempe Kedele kedelai dan ikan nila dikarenakan pada tempe
Penambahan lemak dalam bahan pangan juga kedelai mengandung lemak lebih kecil dari
dimaksudkan untuk memperbaiki penampakan protein, sehingga jumlah lemak yang dihasilkan
dan struktur fisik bahan pangan, menambah per unit sosis menjadi lebih kecil. Semakin
nilai gizi dan kalori serta memberikan cita rasa tinggi jumlah tempe kedelai yang ditambahkan,
yang gurih dari bahan pangan, Ketaren [9]. maka kadar lemak yang dihasilkan semakin
kecil. Perbandingan tempe kedele dan ikan nila
Berdasarkan hasil analisis statistik pengaruh
yang seimbang, maka lemak yang dihasilkan
campuran tempe kedelai dan ikan nila dengan
dari kedua bahan tersebut menyebabkan kadar
lama waktu perebusan baik secara mandiri
lemak yang tinggi.
maupun interaksinya memberikan pengaruh
yang nyata terhadap kadar lemak sosis tempe Tabel 8
kadar lemak sosis tempe kedele. Berdasarkan lemak ini, terjadi seperti halnya pada kadar
Tabel 7, kadar lemak terendah dihasilkan protein. Lemak dapat juga mengalami
perlakuan c1 (perbandingan tempe : ikan nila, penyusutan dalam pengolahan bahan pangan
40
Perbandingan Tempe Kedele Dengan Ikan Nila (Oreocromis niloticus)
dan Lama Waktu PerebusanTerhadap Karakteristik Sosis Tempe Kedele
yang memanfaatkan proses pengolahan dengan nila 75:25, lama waktu perebusan 60 menit)
panas. Jumlah penyusutan dalam pengolahan 5,25%. Perlakuan c3w1 (perbandingan tempe
pangan dengan panas ini tergantung dari jenis kedelai : ikan nila 50:50, lama perebusan 30
asam lemak sebagi penyusun lemak, jenis menit) menunjukan nilai kadar lemak tertinggi,
bahan yang digunakan, metoda pengolahan hal ini disebabkan semakin banyak ikan yang
dengan panas yang digunakan dan jangka ditambahkan kadar lemaknya akan semakin
waktu pengolahan yang dilakukan. tinggi. Ikan nila yang besar akan terasa lebih
gurih karena kadar lemaknya yang tinggi,
Semakin lama bahan pangan dipanaskan pada
Sediaoetama [10].
suhu tertentu akan semakin berkurang
kandungan lemak dalam bahan pangan tersebut Menurut Potter dan Hotchkiss, [11], lemak ikan
atau dengan semakin lama perebusan yang mempunyai banyak kelebihan, yaitu lemak ikan
dilakukan akan mengakibatkan semakin rendah sudah siap dicerna dan tinggi kandungan asam
kadar lemak dalam sosis tempe kedele. lemak tak jenuhnya. Dengan adanya campuran
tempe kedelai dan ikan nila yang berimbang,
Tabel 9
dan juga lama waktu perebusan yang pendek
Pengaruh Interaksi Perbandingan Tempe Kedele maka kadar lemak pada produk yang dihasilkan
dan Ikan Nila dengan Lama Waktu Perebusan
Terhadap Kadar Lemak Sosis Tempe Kedele dari kedua bahan tersebut menyebabkan kadar
41
Infomatek Volume 11 Nomor 1 Maret 2009 : 33 - 46
c2 (75:25) 2,11 A 2,05 B 2,01 B Rasa merupakan faktor yang cukup penting dari
A b C
suatu produk makanan, penilaian terhadap cita
c3 (50:50) 2,10 A 2,04 B 2,08 C rasa menunjukan penerimaan konsumen
A b C
Keterangan : Huruf besar dibaca vertikal, dan notasi huruf terhadap suatu bahan makanan.
kecil dibaca horizontal.
Nilai rata-rata yang ditandai dengan huruf
yang sama menunjukan tidak berbeda nyata Berdasarkan hasil analisis statistik kesukaan
pada taraf 5%.
terhadap tekstur ternyata perbandingan tempe
Tabel 10 menunjukan bahwa nilai rata-rata kedelai dan ikan nila (C), lama waktu perebusan
tertinggi untuk tekstur terdapat pada perlakuan (W) dan interaksinya (CxW) memberikan
c1w3 (perbandingan tempe : ikan nila 80:20, pengaruh yang nyata terhadap tekstur sosis
lama waktu perebusan 60 menit) sebesar 2,14, tempe kedelai.
sedangkan nilai terendah terdapat pada
Tabel 11.
perlakuan c2w3 (perbandingan tempe kedelai :
ikan nila 75:25, lama waktu perebusan 60 menit) Pengaruh Interaksi Perbandingan Tempe Kedele
dan Ikan Nila dengan Lama Waktu Perebusan
sebesar 2,01. Terhadap Rasa Sosis Tempe Kedele
dapat membantu pembentukan emulsi dan Dari hasil perhitungan pada Tabel 11 menujukan
dapat membentuk selaput atau film, membentuk bahwa nilai rata-rata terendah untuk rasa pada
gel, mempunyai daya rekat yang tinggi dan perlakuan c3w2 (perbandingan tempe : ikan nila,
bersifat pengental, Koswara [12]. Selain itu 50:50, lama waktu perebusan 45’) sebesar 2,00,
dengan lamanya perebusan akan membentuk dan nilai rata-rata tertinggi pada perlakuan c 1w3
tekstur yang kompak, sehingga menghasilkan (perbandingan tempe : ikan nila, 80:20, lama
sosis dengan tekstur yang kenyal dan kompak. waktu perebusan 60 menit) sebesar 2,14.
42
Perbandingan Tempe Kedele Dengan Ikan Nila (Oreocromis niloticus)
dan Lama Waktu PerebusanTerhadap Karakteristik Sosis Tempe Kedele
ditambahkan ke dalam sosis akan terlarut dalam Pengaruh Interaksi Perbandingan Tempe Kedelai
air. dan Ikan Nila dengan Lama Waktu Perebusan
Terhadap Aroma Sosis Tempe Kedelai
43
Infomatek Volume 11 Nomor 1 Maret 2009 : 33 - 46
sosis, dimana semakin lama waktu perebusan menunjukan bahwa nilai rata-rata terendah
yang dilakukan, maka aroma dari adonan untuk warna pada perlakuan c1w2
terutama aroma tempe dan ikan nila akan (perbandingan tempe : ikan nila, 80:20, lama
semakin kecil. Selain itu adanya bahan-bahan waktu perebusan 45’) sebesar 2,03, dan nilai
lain juga mempengaruhi aroma sosis yaitu dari rata-rata tertinggi pada perlakuan c1w3
rempah-rempah dapat memperbaiki aroma pada (perbandingan tempe : ikan nila, 80:20, lama
3.7. Warna Sosis Tempe Kedelai Tabel 13 menunjukan bahwa warna sosis
dengan campuran tempe kedelai dan ikan nila
Penentuan mutu bahan makanan sebelum
80:20 (c1) dengan lama perebusan 60 menit (w 3)
faktor lainnya dijadikan bahan pertimbangan
merupakan sosis yang lebih disukai oleh
adalah faktor warna menjadi yang pertama.
panelis. Hal ini disebabkan karena semakin
Berdasarkan hasil analisis statistik kesukaan
banyak tempe kedele yang ditambahkan
terhadap aroma ternyata lama waktu perebusan
warnanya akan semakin baik, selain itu dengan
(W), dan interaksinya (CxW) memberikan
adanya bahan penunjang lainnya seperti tepung
pengaruh yang nyata terhadap tekstur sosis
tapioka memberikan pengaruh terhadap warna,
tempe kedelai.
karena pati memiliki tingkat kejernihan yang
Tabel 13 tinggi sehingga dapat memperbaiki warna
produk akhir, [8].
Pengaruh Interaksi Perbandingan Tempe Kedelai
dan Ikan Nila dengan Lama Waktu Perebusan
Terhadap Warna Sosis Tempe Kedelai
44
Perbandingan Tempe Kedele Dengan Ikan Nila (Oreocromis niloticus)
dan Lama Waktu PerebusanTerhadap Karakteristik Sosis Tempe Kedele
Proses perebusan juga dapat mengakibatkan terhadap kadar air sebesar 54,28%.
pati dari tapioka mengalami gelatinisasi, jika Perlakuan c1w2 terhadap aroma dengan
suhu perebusan yang digunakan lebih rendah skor 2,13. Perlakuan c1w3 terhadap tekstur,
dari suhu gelatinisasi, maka gel yang terbentuk rasa, dan warna dengan skor masing-
adalah gel yang keruh yang mungkin akan masing 2,14, 2,14, dan 2,13. Perlakuan c3w1
mempengaruhi warna sosis yang dihasilkan, terhadap kadar lemak sebesar 9,34%.
sedangkan suhu gelatinisasi pati tapioka Perlakuan c3w2 terhadap kadar protein
0
52 – 64 C, [1]. sebesar 12,50%.
pada lemak akan menyebabkan sosis yang dan Gizi, PT. Gramedia Pustaka Utama,
45
Infomatek Volume 11 Nomor 1 Maret 2009 : 33 - 46
[6] De mand M.J., (1997), Kimia Makanan, [9] Ketaren S, (1986), Pengantar Teknologi
Terjemahan K. Padwawinata. Penerbit Minyak dan Lemak Pangan, Penerbit
ITB, Bandung UI-Press.
[7] Priyadiartono, (1998), Pengaruh [10] Sediaoetama D. J., (1989), Ilmu Gizi,
Perbandingan Ampas Tahu dan Daging Penerbit Dian Rakyat, Jakarta.
Ayam Dengan Banyaknya Tepung
[11] Potter N.N., (1973), Food Science, Avi
Tapioka Terhadap Kualitas Sosis Ampas
Publ. Co. Inc, West Point, USA.
Tahu, Fakultas Teknologi Industri,
[12] Koswara S, (1992), Teknologi
Universitas Pasundan, Bandung.
Pengolahan Kedelai, Pustaka Sinar
[8] Soeparno, (1992), Ilmu dan Teknologi
Harapan, Jakarta.
Daging, Universitas Gajah Mada Pres,
Yogyakarta.
46