Anda di halaman 1dari 6

Kejang Demam

No.Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tgl.Terbit :
dr. Eko Yulianto
Halaman :1–2

Klinik Pratama
Asrina

1. Pengertian Kejang demam adalah bangkitan kejang yang disebabkan oleh


demam di atas suhu 380 C rectal tanpa disertai infeksi pada sistem
saraf pusat atau gangguan keseimbangan elektrolit akut pada anak
berumur lebih dari 1 bulan dan <5 tahun, tanpa riwayat kejang tanpa
demam sebelumnya.
Klasifikasi:
 Kejang demam sederhana (simple febrile seizure) yaitu kejang
demam berlangsung singkat, < 15 menit dan umumnya akan
berhenti sendiri. Kejang berupa kejang umum tonik atau klonik
tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam 24 jam.
 Kejang demam kompleks (complex febrile seizure) yaitu kejang
dengan salah satu ciri: kejang lama > 15 menit, kejang fokal
atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang
parsial, berulang atau lebih dari satu kali dalam 24 jam.
Gejala Kinis :
 Demam dengan suhu di atas 380 C rectal
 Kejang tonik klonik atau kejang fokal, saat kejang anak tidak
sadar
 Setelah kejang anak sadar tanpa kelainan neurologis
 Tidak ada gejala infeksi pada susunan saraf pusat atau gangguan
elektrolit
Pemeriksaan fisik:
 Keadaan umum tampak sakit sedang-berat dengan kesadaran
compos mentis GCS 15
 Tanda vital terdapat suhu diatas 380 C rectal dapat disertai
dengan kenaikan frekuensi pernapasan
 UUB tidak menonjol
 Conjungtiva anemis dapat pucat
 Tidak ada kelainan dalam pemeriksaan saraf cranial
 Tidak ada tanda rangsal meningeal (kaku kuduk, brudzinki I-II)
 Pemeriksaan faring dapat ditemukan faring hiperemis dan
perbesaran tonsil sebagai kemungkinan sumber infeksi
 Pemeriksaan paru dapat ditemukan ronkhi basah atau kasar
sebagai kemungkinan sumber infeksi
 Pemeriksaan abdomen dalam batas normal
 Tidak ada kelainan pada pemeriksaan neurologis
Diagnosa :
Didapatkan dari anamnesis adanya kejang yang didahului demam
pada anak berumur > 1bulan dan < 5 tahun tanpa ada riwayat kejang
tanpa demam sebelumnya. Dari pemeriksaan fisik didapatkan suhu
tubuh diatas 380 c tanpa ada tanda-tanda gangguan elektrolit ataupun
neurologis. Dari pemeriksaan penunjang,pemeriksaan darah perifer,
elektrolit, dan gula darah untuk menemukan sumber infeksi dan
menyingkirkan penyebab lain kejang.
2. Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnosis kejang demam dan
melakukan pengobatan kejang demam
3. Kebijakan SK Pimpinan Klinik Pratama Asrina Nomor :
01/Asrina/UPK/IV/2019 Tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi Pedoman Perawatan Dasar
5. Prosedur/Langkah-  Prosedur
langkah Alat : Thermometer
Tensimeter
Stetoskop
Infus set
Bahan : Obat antibiotik
NaCl
RL
Diazepam
Fenitoin
Oksigen

 Langkah-langkah
a. Petugas menerima pasien
b. Petugas melakukan anamnesa pada pasien, petugas menanyakan
keluhan utama pada pasien (biasanya kejang)
c. Petugas menanyakan apakah terdapat demam sebelum kejang,
sudah berapa kali menderita kejang, bila lebih dari 2 kali apakah
ada yang berlangsung lebih atau sama dengan 15 menit,
bagaimana jenis kejang, apakah parsial atau umum,atau parsial
menjadi umum
d. Petugas menanyakan saat demam apakah diukur menggunakan
thermometer, apakah sudah diberikan penurun demam, jika
sudah sebutkan, apakah ada faktor resiko berulangnya kejang
demam
e. Petugas menanyakan ada faktor risiko menjadi epilepsi
f. Petugas menanyakan apakah disertai dengan penurunan
kesadaran, tanyakan kesehatan anak sebelum sakit sekarang,
apakah disertai mencret, batuk, sesak nafas, dan bagaimana
buang air kecilnya
g. Petugas melakukan cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
pada pasien
h. Petugas melakukan pemeriksaan keadaan umum, kesadaran dan
tanda vital (nadi, suhu, dan frekuensi pernapasan)
i. Petugas melakukan pemeriksaan fisik apakah terdapat mikro
atau makro sefali
j. Petugas melakukan pemeriksaan pada ubun-ubun, apakah ada
ubun-ubun menonjol
k. Petugas melakukan pemeriksaan conjungtiva anemis, anemis
atau tidak
l. Petugas melakukan pemeriksaan saraf kanial, pemeriksaan
rangsal meningeal (kaku kuduk atau brudzinki I-II)
m. Petugas melakukan pemeriksaan jantung, paru, abdomen, apa
ditemukan tanda-tanda penyebab infeksi
n. Petugas memeriksa apakah ada kelumpuhan pada ekstremitas
atas atau bawah, reflex fisiologis, dan tonus otot
o. Petugas mencuci tangan setelah melakukan pemeriksaan pasien
p. Bila diperlukan petugas membuat permintaan pemeriksaan darah
rutin / lengkap dan urin rutin
q. Petugas mengisi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
r. Petugas menyerahkan surat permintaan kepada laboratorium
s. Petugas menerima hasil laboratorium dari petugas laboratorium
apakah didapatkan anemia, leukopeni atau lekositosis,
trombositopeni atau eosinofilia, pada hasil urin rutin apakah
terdapat biakan bakteri atau darah
t. Petugas menegakkan diagnosa kejang demam yang didapat dari
gejala,pemeriksaan fisik dan hasil laboratorium
u. Petugas menerangkan kepada pasien bahwa pasien perlu dirawat
di Klinik
v. Petugas memberikan informed consent untuk tindakan medis
yang akan dilakukan kepada pasien dan ditandatangani oleh
pasien atau keluarga pasien
w. Petugas memberikan terapi untuk pengobatan kejang demam:
 Fase akut/saat kejang :
1) Perhatikan ABC
2) Putus kejang dengan diazepam 0,5 mg/kgbb/x perektal,
maksimal 2 kali, jarak 5 menit. Jika masih kejang
diberikan diazepam 0,25-0,5 mg/kg iv, kec 2mg/menit,
maksimal 10 mg. Jika masih kejang dapat diberikan
fenitoin 20 mg/kg iv, injeksi dalam 20 menit dalam 50
ml NaCL 0,9%. Jika masih kejang persiapkan pasien
untuk dirujuk ke pelayanan yang lebih baik
3) Pemberian cairan IV RL sesuai kebutuhan
4) Saat demam diberikan paracetamol dengan dosis 10-15
mg/kgbb/kali diberikan 4 kali sehari.
5) Diazepam oral 0,3 mg/ kgbb/kali, 3 kali sehari atau
diazepam rectal 5 mg untuk BB < 10 kg atau 10 mg
untuk BB > 10 kg
6) Terapi antibiotika sesuai dengan sumber infeksi :bisa per
oral maupun intravena, untuk pengunaan iv antibiotik
terlebih dahulu melakukan skin test
a) Kloramphenikol,dosis 50-100 mg/kgBB/hari maks 2
gram selama 10-14 hari dibagi 4 dosis.
b) Ampisillin dan amoksisilin, dosis anak 50-100
mg/kgBB/hari selama 7-10 hari.
c) Ceftriaxone,dosis anak 80 mg /kgBB/hari dalam
dosis tunggal selama 5 hari
d) Cotrimoxazole (TMP-SMX),dosis anak TMP 6-19
mg/kgBB /hr atau SMX 30-50 mg/kgBB/hr selama
10 hari
e) Cefixime ,dosis anak 1,5-2 mg/kgBB/hari dibagi 2
dosis selama 10 hari
f) Thiamfenikol,dosis anak 50 mg/kgBB/hari.
x. Petugas memberikan penjelasan mengenai rencana terapi kepada
keluarga pasien. Petugas mengedukasi keluarga pasien bahwa
kejang demam umumnya prognosis baik, hanya sebagian kecil
yang berkembang menjadi epilepsi.
y. Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium,diagnose
dan terapi kedalam rekam medik
z. Petugas menandatangani rekam medis
6. Diagram Alir
melakukan vital sign menegakan diagnose
Melakukan dan pemeriksaan fisik berdasarkan hasil pemeriksaan
anamnesis pada
pasien

menulis hasil
menulis diagnose anamnesa, Memberikan tata
pasien ke buku pemeriksaan dan laksana pada pasien
register. diagnose ke rekam sesuai hasil
medik pemeriksaan

7. Unit terkait  Pelayanan Gawat Darurat


 Pelayanan Rawat inap
 Pelayanan Laboratorium
 Pelayanan Farmasi
Rekaman historis
Tgl.mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
diberlakukan
Kejang Demam
No. Kode :
Terbitan :
DAFTAR
TILIK No. Revisi :
dr. Eko Yulianto
Tgl. Mulai :
Berlaku
Klinik Pratama Halaman :1
Asrina

Langkah Kegiatan Ya Tidak Tidak


No Berlaku
1. Apakah Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut?
2. Apakah Petugas menulis identitas pasien di buku register?
3. Apakah Petugas melakukan anamnesa pada pasien apakah
pasien mengeluhkan demam terutama malam hari,
nyeri kepala, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah,
obstipasi atau diare?
4. Apakah Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah?
5. Apakah Petugas melakukan pemeriksaan nadi?
6. Apakah Petugas melakukan pemeriksaan suhu?
7. Apakah Petugas melakukan pemeriksaan fisik apakah
terdapat lidah kotor, pembesaran hati, pembesaran
limpa?
8. Apakah Bila diperlukan petugas membuat permintaan
pemeriksaan darah rutin atau Widal ke
laboratorium?
9. Apakah Petugas mengisi formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium?
10. Apakah Petugas menyerahkan surat permintaan kepada
pasien untuk selanjutnya pasien ke laboratorium?
11. Apakah Petugas menerima hasil laboratorium dari pasien?
12. Apakah Petugas membaca hasil laboratorium dan
menegakan diagnose berdasarkan hasil lab dan
anamnesis, hasil uji Widal tunggal dengan titer
antibodi O 1 : 320 atau titer antibodi H 1 : 640
menyokong diagnosis kejang demam pada pasien
dengan gambaran klinis khas?
13. Apakah Petugas memberikan resep untuk pengobatan
kejang demam:
 Antibiotik : Kloramfenikol dosis 4 x 500 mg,
Thiampenicol 4 x 500 mg .
 Antipiretik : PCT 3 x 500 mg bila demam
 Anti mual / muntah : Antacid 3 x 1 tablet dan
vitamin B 6?
14. Apakah Petugas mengedukasi pasien untuk istirahat total
minimal 7 hari bebas demam, tingkat kesembuhan?
15. Apakah Petugas mengedukasi pasien diet makanan halus
dimulai dari bubur saring, bubur kasar dan
akhirnya nasi sesuai tingkat kesembuhan?
16. Apakah Petugas menyerahkan resep kepada pasien?
17. Apakah Petugas mengedukasi Pasien untuk menghindari
makanan yang asam dan pedas serta rendah serat?
18. Apakah Petugas merujuk pasien ke UGD bila ditemukan
tanda-tanda kegawatan seperti ileus obstruktif atau
perforasi usus?
19. Apakah Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik,
laboratorium,diagnose dan terapi kedalam rekam
medik pasien?
20. Apakah Petugas menandatangani rekam medis?
21. Apakah Petugas menulis diagnose ke buku register rawat
jalan?

CR : ………………% Pati, …………………….


Pelaksana / auditor

…………………….

Anda mungkin juga menyukai