Anda di halaman 1dari 4

Kitab Falak (bulan)

Segala puji bagi allah yang mempunyai sekalian alam, dengan pujian yang
melengkapi akan segala nikmatnya, dan shalawat sejahtera atas penghulu kita sayyidina
Muhammad SAW serta sekalian para sahabat dan keluarganya. Amin.
Sesudahnya tersebut itu, maka ini sebuah risalah atas jalan ikhtisar, apabila kita ingin
mengetahui ijtima bulan dan tingginya pada setiap tanggal bulan dan akhirnya atas jalan
taqribi. Wallohu subhana wata’ala a’lamu.
Mari kita mulai bekerja. Istilah yang dipakai pada tiap – tiap jadwal :
H = Hari
J = Jam
B = Buruj
Dj = Derajah

Adapun tingginya bulan yang boleh / bisa / mungkin pada syara (agama) dilihat maka
itu yang sebagaimana di petuahkan oleh almarhum Habib Utsman bin Yahya, almarhum guru
H. Ahmad Marzuki, almarhum guru H. Muhammad Thohir sampai pada akhirnya almarhum
guru H. Mursalim hingga almarhum guru H. Sholehuddin yaitu paling sedikit 7 (tujuh)
derajah.
Kedua ulama besar Jakarta yaitu Habib Utsman bin Yahya (petamburan) dan Guru H.
Ahmad Marzuki (cipinang muara) telah mentajribah (meneliti) selama bertahun – tahun,
yang setiap bulannya jika tingginya bulan kurang dari 7 (tujuh) derajah maka itu mustahil
(susah) dilihat.
Habib Utsman lah yang diikuti hisabnya dan jadwal waktunya yang beredar diseluruh
Jakarta.
Tidak banyak pula yang menentang pendapat Habib Utsman, “bahwa bulan dapat
dilihat meskipun kurang dari 7 (tujuh) derajah”, namun di tentang oleh Guru H. Ahmad
Marzuki, sampai beliau membuat buku (kitab) yang berjudul “menolak pendapat orang yang
menentang Habib Utsman”.
Jika ingin mengetahui lebih jelas lihat kitab I qozunniyam karangan habib Utsman,
Nafa’anallohu lahum wabiu’lumihim Amin, Wallahu A’lam.
Cara Mengetahui Awal Bulan ( Ijtima’ Bulan)
1. Pertama : Ambil dijadwal no.1 akan puluhan tahun yang dimaksud, lalu tulis angkanya.
2. Kedua : Jikalau tahun yang dimaksud ada angka satuannya maka ambil di jadwal no.2.
3. Ketiga : Ambil dijadwal no.3 akan nama bulan yang sebelum dari bulan yang dimaksud,
artinya jika yang dimaksud bulan syawal (id fitri) maka yang ditulis adalah bulan romadhon
dst.
Jumlahkan semuanya, dengan catatan per kolom, lalu lihat hasilnya jika melebihi kadar
seperti menit (60), derajah (30), buruj (12), jam (24) dan hari (7) maka kurangkanlah sampai
habis, hasil sisanya yang ditulis, hasil kurang annya jadikan setiap kadarnya 1 (satu)
disimpan untuk ditambah kesebelahnya.
4. Keempat : Lihat jumlah Khossoh, buruj dan derajahnya saja (dijadwal no.4), tetapi
lihat dahulu menitnya jika lebih dari 30 maka dijadikan 1 (satu) untuk ditambah ke
derajah, letakkan di Ta’dilul khossoh.
5. Kelima : Lihat jumlah Markaz, buruj dan derajahnya saja (dijadwal no.5), tetapi
lihat dahulu menitnya jika lebih dari 30 maka dijadikan 1 (satu) untuk ditambah ke
derajah, letakkan di Ta’dilul markaz.
Lalu jumlahkan keduanya, hasilnya dinamakan Bu’ud goir muaddal.
Lalu dikali 5 , hasilnya dijumlahkan dengan Ta’dilul markaz, dinamakan Ta’dilul
syam.
6. Keenam : Jumlahkan Auj dan Markaz, hasilnya dinamakan Wasatus syam,
kemudian kurangkan Wasatus syam dengan Ta’dilus syam, hasilnya dinamakan
Muqowwamus syam.
Disini dapat diketahui tempat bulan, buruj dan derajahnya (lihat nama – nama buruj !)
7. Ketujuh : Lihat jumlah Muqowwamus syam. buruj dan derajahnya saja (dijadwal
no.6), dinamakan Daqo’iq ta’dilul ayyam.
Lalu kurangkan Bu’ud goir muaddal dengan Daqo’iq ta’dilul ayyam, hasilnya
dinamakan Bu’ud muaddal.
8. Kedelapan : Lihat jumlah Khossoh lagi, buruj dan derajahnya saja (dijadwal no.7),
tetapi lihat dahulu menitnya jika lebih dari 30 maka dijadikan 1 (satu) untuk ditambah
ke derajah, dinamakan Hissoh sa’ah bu’ud.
9. Kesembilan : Kalikanlah Bu’ud muaddal dengan Hissoh sa’ah bu’ud, hasilnya
dinamakan Ta’dilul a’lamah.
Untuk waktu ijtima yang hakiki.
Cara men kalinya (ingat kadar masing – masing) artinya jika hasilnya melebihi kadar
maka kurangkan ! sisanya ditaro dikiri hasil pen kurangannya dikanan, sesuaikan
dengan tempatnya
10. Kesepuluh : Kurangkan A’lamah dengan Ta’dilul a’lamah (diambil dari kanan),
hasilnya dinamakan A’lamah muaddalah.
11. Kesebelas : Kurangkan A’lamah muaddalah (diambil dari kiri) dengan Sa’atul
gurub (sehari semalam / 24 jam), hasilnya dinamakan Sa’ah ba’da ijtima. Hasil
tersebut dibagi 2, hasilnya dinamakan Irtifa’ hilal.
12. Keduabelas : Kalikan Irtifa’hilal dengan Sittini (5,1), cara pen kaliannya dengan
cara dikepang.
Itulah tingginya bulan.

Tambahan :
Lihat di Muqowwamus syam, burujnya, jika ada bilangan 15 Jauza sampai 15 Sorothon maka
tidak miring.
Jika ada diburuj Asad maka miring sedikit keselatan, jika diburuj Sumbulah hingga
15 Mizan maka miring banyak keselatan, jika diburuj Aqrob maka miring sedikit keselatan,
jika diburuj 15 Kaus hingga 15 Djadi maka tidak ada miring yang nyata, jika 15 Djadi hingga
15 Dalwu maka miring sedikit keutara dan jika dari 15 Haut hingga 15 Hamal maka miring
banyak keutara, jika 15 buruj Tsur sampai 15 buruj Jauza maka miring sedikit keutara.
Dibawah ini nama – nama buruj yang 12 macam :
12. Hamal 6. Mizan
1. Tsur 7. Aqrob
2. Jauza 8. Kaus
3. Surothon 9. Djadi
4. Asad 10. Dalwu
5. Sumbulah 11. Haut

Copyright Guru Hasan Cawang

Anda mungkin juga menyukai