Anda di halaman 1dari 2

ASTIGMATISMA

Macam-macam Astigmatisma : Astigmatisma regular dan Iregular

1. Astigmatisma regular : Astigmatisma yang memperlihatkan kekuatan pembiasan


bertambah atau berkurang perlahan-lahan secara teratur dari satu meridian ke meridian
berikutnya.
a. Astigmatisma lazim atau with the rule : Meridian vertical lebih kuat daya refraksinya
daripada meridian horizontal (sering pada anak-anak). Axix meridian, yang
berhubungan dengan axis silinder refraktif, akan berada antara 0ᵒ dan 20ᵒ, atau 160ᵒ dan
180 ᵒ
b. Astigmatisma tidak lazim atau against the rule : meridian horizontal lebih kuat daya
refraksinya daripada meridian vertikel (sering pada dewasa). Axis meridian, yang
berhubungan dengan axis silinder refraktif akan berada antara 70ᵒ dan 110ᵒ
c. Astigmatisma oblique: Meridian astigmatisme tidak horizontal atau vertical. Axis
meridian, yang berhubungan dengan axis refraktif akan berada antara 21ᵒ dan 69ᵒ, atau
111ᵒ dan 159ᵒ
d. Astigmatisma bioblique.

2. Astigmatisma iregular : Astigmatisme yang terjadi tidak mempunyai 2 meridian saling


tegak lurus. Astigmat iregular terjadi akibat kelengkungan kornea pada meridian yang
sama berbeda sehingga bayangan menjadi ireguler.Astigmat irregular terjadi akibat dari
infeksi kornea, trauma dan distrofi atau akibat kelainan pembiasan pada meridian lensa
yang berbeda.

Berdasarkan letak titik focus meridiannya maka astigmatisma dibagi menjadi :

1. Simple astigmatisma :
 Simple myopic astigmatism – sinar difokuskan ke retina dan titik lain di depan
retina.
 Simple hypermetropic – sinar difokuskan ke retina dan titik lain di belakang
retina.
2. Compound astigmatism : Sinar difokuskan di depan (compound myopic) atau di depan
retina ( compound hypermetropic).
3. Mixed astigmatism : sinar difokuskan pada meridian di depan retina dan pada meridian
di belakang.

Pemeriksaan Astigmatisma :

 Terlebih dahulu lakukan pemeriksaan tajam penglihatan dengan kartu Snellen


 Periksa kelaianan refraksi myopia atau hipermiopia yang ada.
 Tentukan tajam penglihatan dengan cara di atas
 Tentukan aksis dan kekuatan koreksi astigmatisma dengan salah satu metode berikut :
1. Refraksi astigmatic dial :
o Tentukan tajam penglihatan terbaik dengan lensa spheris dulu
o Lakukan [englabutan (fogging) dengan menambahkan spheris positif hingga
tajam penglihatan menjadi kira-kira 20/50
o Minta pasien mengidentifikasi garis paling tebal dan tajam pada astigmatic
dial
o Tambahkan lensa silinder minus pada aksis dengan garis paling tebal dan
tajam hingga seluruh garis terlihat sama (jika menggunakan phoropter maka
yang ditambahkan adalah lensa silinder positif dengan aksis paralel)
o Kurangi kekuatan lensa positif (dengan menambahkan lensa negatif) sampai
diperoleh tajam penglihatan terbaik.
2. Pemeriksaan Silinder Silang (Jackson Cross)
a. Menetukan aksis dan kekuatan silinder
b. Menilai apa sumbu lensa silinder pada koreksi yang dilakuan sudah sesuai atau
tidak: pada kondisi ini pasang lensa silinder silang dengan sumbu 45ᵒ dari silinder
koreksi yang telah dipasang. Kemudian lensa silinder silang sumbunya diputar
cepat 90ᵒ. Bila tidak ada perubahan berrati kedudukan sumbu koreksi sesuai.
c. Menilai apa koreksi silinder yang dilakukan sudah sesuai atau tidak : Pasang
silinder silang dengan sumbu yang sejajar dengan sumbu koreksi. Bila sumbu
silinder silang diputar 90ᵒ tanyakan ada penglihatan membaik atau mengurang.

Anda mungkin juga menyukai