Anda di halaman 1dari 4

51

BAB V

PEMBAHASAN

A. Angka Kejadian Ureum Kreatinin Preoperatif

Pada tabel 4.1, data kadar ureum kreatinin preoperatif normal yaitu 30

responden dan kadar ureum kreatinin meniningkat 30 responden dengan total

responden 60 orang. Data tersebut didapat dari peenentuan besar sampel

minimum.

B. Angka Kejadian Pulih Sadar Anestesi Umum

Berdasarkan tabel 4.2 hasil penelitian dengan jumlah sampel 60 orang

menunjukan bahwa pasien yang tidak mengalami perpanjangan waktu pulih sadar

anestesi umum sebanyak 23 orang (38,3%) dan pasien yang mengalami

perpanjangan waktu pulih sadar anestesi umum sebanyak 37 orang (61,7%).

Keterlambatan pulih sadar terjadi ketika pasien gagal mendapatkan kembali

kesadaran dalam waktu 30–60 menit setelah anestesia, merupakan efek residual

dari obat anestesia, sedatif, serta analgesik. Keterlambatan pulih sadar dapat

terjadi sebagai akibat overdosis obat absolut atau relatif atau potensiasi obat

anestesia dengan obat lainnya. Kemungkinan penyebab lain adalah hipotermia

atau stroke perioperasi (Butterworth, 2013).

C. Hubungan Kadar Ureum Kreatinin Preoperatif Dengan Pulih Sadar

Anestesi Umum Di Rumah Sakit Y Kota Batam Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.3 hasil penelitian menunjukan bahwa pasien dengan

kadar ureum kreatinin preoperatif normal yang tidak mengalami perpanjangan


52

waktu pulih sadar sebanyak 17 orang (56,7%) dan yang mengalami perpanjangan

waktu pulih sadar sebanyak 13 orang (43,3%). Berdasarkan hasil penelitian yang

didapat perpanjangan waktu pulih sadar pada pasien yang memiliki kadar ureum

kreatinin normal juga dapat terjadi. Hal ini dimungkinkan karna adanya faktor lain

yang mempengaruhi waktu pulih sadar anestesi umum berupa sisa obat anestesi,

sedatif, obat analgetik dan kegagalan fungsi organ. Teori terkait oleh Elizabeth

(2014), faktor yang dapat menyebabkan perlambatan kesadaran dibagi dalam 4

faktor yakni faktor kondisi pasien, faktor obat, faktor pembedahan dan faktor

metabolik.

Pada pasien dengan peningkatan kadar ureum kreatinin preoperatif

didapatkan pasien yang tidak mengalami perpanjangan waktu pulih sadar

sebanyak 6 orang (20,0%) sedangkan yang mengalami perpanjangan waktu pulih

sadar sebanyak 24 orang (80,0%).

Dari hasil analisis bivariat dari uji statistik Chi-Square dan hasil

perhitungan yang diolah dengan menggunakan program komputer didapatkan

nilai signifikan p value 0,003 maka angka tersebut menunjukan angka yang

signifikan karena nilai p lebih kecil dibandingkan dengan taraf signifikansi (α) =

5% (0.05). Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan kadar ureum

kreatinin preoperatif dengan pulih sadar anestesi umum di Rumah Sakit Y kota

Batam Tahun 2016.

Berdasarkan pengamatan peneliti selama melakukan penelitian di Rumah

Sakit Y kota Batam, perpanjangan waktu pulih sadar yang terjadi lebih sama dari

60 menit pasca operasi dengan anestesi umum terjadi karena peningkatan kadar
53

ureum kreatinin preoperatif yang menandakan adanya gangguan fungsi pada

ginjal. Terganggunya fungsi ginjal dapat menyebabkan penurunan ekskresi sisa

obat anestesi umum dan obat tersebut kembali diabsorbsi sehingga obat anestesi

masih tinggi didalam darah dan berpengaruh terhadap kesadaran pasien.

Teori terkait menurut Elizabeth (2014), faktor metabolik yang

meyebabkan perlambatan kesadaran antara lain : hipoglikemia atau hiperglikemia,

hiponatremia atau hipernatremia, hipotermia, hipotiroidisme, penyakit hepar,

gagal ginjal, sindrom antikolinergik, asidosis dan gangguan pembekuan darah.

Hasil penelitian sama dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Defri Aryu Dinata, Iwan Fuadi dan Ike Sri Redjeki (2015) dengan judul

Waktu Pulih Sadar pada Pasien Pediatrik yang Menjalani Anestesi Umum di

Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung didapatkan dua orang pasien anak

mengalami waktu pulih lambat yang disebabkan oleh end stage renal disease

(ESRD), walaupun pasien diberikan fentanil dosis rendah dengan durasi anestesi

yang singkat serta suhu inti pasca anestesia yang normal. Keadaan ini disebabkan

gangguan ekskresi fentanil oleh ginjal sehingga efek sedasi fentanil menjadi

memanjang.

D. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti adalah :

1. Penelitian ini membutuhkan waktu penelitian yang lama.

2. Sampai saat ini peneliti belum menemukan teori–teori yang pasti mengenai

patofisiologi penurunan fungsi ekskresi ginjal.


54

3. Pada penelitian ini peneliti tidak mengklasifikasikan berdasarkan jenis

anestesi dan tidak mengklasifikasikan obat anestesi yang digunakan.

4. Pada penelitian ini hanya mengetahui kadar ureum kreatinin pasien tanpa

meneliti faktor lain yang dapat mempengaruhi pulih sadar anestesi umum.

5. Tidak ada data pembanding dari penelitian terkait tentang kejadian pulih

sadar sehingga peneliti tidak dapat menyimpulkan hasil penelitian yang

didapat baik atau tidak baik.

Anda mungkin juga menyukai