Anda di halaman 1dari 32

Gambaran Pencapaian Indikator Keluarga Sehat pada

Bida Ayu Blok I RT 001 RW 010 Kelurahan Mangsang Wilayah


Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Januari-
Februari 2019

Mini Project

oleh :
dr. Audrina Ernes
dr. Risma Arnis Putri

Pembimbing :
dr. Adeh Verawati Marbun

PUSKESMAS SEI PANCUR


KOTA BATAM
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
2019

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebab hanya karena rahmat dan karunia-
Nya, mini project kami dengan judul “Gambaran Pencapaian Indikator Keluarga Sehat pada
Bida Ayu Blok I RT 001 RW 010 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur
Kota Batam Periode Januari- Februari 2019” dapat diselesaikan. Mini project ini kami buat
untuk menyelesaikan salah satu tugas Program Internship Dokter Indonesia Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia Puskesmas Sei Pancur periode 2018/2019.
Selama pembuatan mini project ini, penulis mengalami beberapa keterbatasan serta
hambatan namun dengan adanya motivasi dan arahan serta bimbingan dari berbagai pihak,
mini project ini akhirnya dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr.
Adeh Verawati Marbun sebagai pembimbing serta dokter pendamping.
Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang membantu.

Batam, 21 Februari 2019

dr. Audrina Ernes & dr. Risma Arnis

5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 5
DAFTAR ISI 6
PENDAHULUAN 8
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................8
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................9
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................................10
1.3.1 Tujuan Umum..........................................................................................................10
1.3.2 Tujuan Khusus.........................................................................................................10
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................................10
1.4.1 Bagi Peneliti............................................................................................................10
1.4.2 Bagi Institusi Tempat Penelitian..............................................................................10
1.4.3 Bagi Masyarakat......................................................................................................10
TINJAUAN PUSTAKA 11
2.1 Program Indonesia Sehat ...............................................................................................11
2.1.1 Definisi Program Indonesia Sehat...........................................................................11
2.1.2 Sasaran Program Indonesia Sehat...........................................................................11
2.1.3 Pilar Pelaksanaan Program Indonesia Sehat...........................................................11
2.2 Konsep Pendekatan Keluarga .......................................................................................12
2.3 Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga..........................13
2.4 Indikator Keluarga Sehat...............................................................................................13
2.5 Pelaksanaan Pendekatan Keluarga oleh Puskesmas......................................................17
METODE PENELITIAN 18
3.1 Rancangan Penelitian.....................................................................................................18
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian..........................................................................................18
3.3 Populasi dan Sampel......................................................................................................18
3.4 Definisi Operasional.......................................................................................................19
3.5 Teknik Pengumpulan Data.............................................................................................21
3.6 Pengolahan dan analisis data..........................................................................................21
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 22
4.1 Analisa Data...................................................................................................................22
4.2 Keterbatasan Penelitian..................................................................................................29

6
KESIMPULAN DAN SARAN 30
5.1 Kesimpulan....................................................................................................................30
5.2 Saran...............................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA 34
LAMPIRAN 35

7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5 Nawa Cita,
yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program Indonesia Sehat selanjutnya
menjadi program utama Pembangunan Kesehatan yang kemudian direncanakan
pencapaiannya melalui Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang
ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015.1

Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan dan
status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang
didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini
sesuai dengan sasaran pokok RPJMN 2015-2019, yaitu: (1) meningkatnya status kesehatan
dan gizi ibu dan anak, (2) meningkatnya pengendalian penyakit, (3) meningkatnya akses dan
mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan
perbatasan, (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu
Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga
kesehatan, obat dan vaksin, serta (6) meningkatnya responsivitas sistem kesehatan.1

Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan


keasehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyrakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih baik di wilayah
kerjanya.2 Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan
jangkauan sasaran dan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi
keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung,
melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya.1,2

Pendekatan keluarga yang dimaksud merupakan pengembangan dari kunjungan


rumah oleh Puskesmas dan perluasan dari upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
(Perkesmas), yang meliputi kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan data Profil
Kesehatan Keluarga dan peremajaan (updating) pangkalan datanya, kunjungan keluarga
dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan preventif, kunjungan keluarga
untuk menindaklanjuti pelayanan kesehatan dalam gedung serta pemanfaatan data dan

8
informasi dari Profil Kesehatan Keluarga untuk pengorganisasian/ pemberdayaan masyarakat
dan manajemen Puskesmas.1,2,3

Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya 12


indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Berdasarkan indikator
tersebut, dilakukan penghitungan Indeks Keluarga Sehat (IKS) dari setiap keluarga.
Sedangkan keadaan masing-masing indikator, mencerminkan kondisi PHBS dari keluarga
yang bersangkutan.3

Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di tingkat


Puskesmas dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: melakukan pendataan kesehatan
keluarga, membuat dan mengelola pangkalan data Puskesmas, menganalisis, merumuskan
intervensi masalah kesehatan, dan menyusun rencana Puskesmas oleh Pimpinan Puskesmas,
melaksanakan penyuluhan kesehatan melalui kunjungan rumah oleh Pembina Keluarga,
melaksanakan pelayanan profesional (dalam gedung dan luar gedung) oleh tenaga
teknis/profesional Puskesmas, melaksanakan Sistem Informasi dan Pelaporan Puskesmas
oleh tenaga pengelola data Puskesmas.1 Kegiatan-kegiatan tersebut harus diintegrasikan ke
dalam langkah-langkah manajemen Puskesmas yang mencakup P1 (Perencanaan), P2
(Penggerakan-Pelaksanaan), dan P3 (Pengawasan-Pengendalian-Penilaian).1,2,3

Puskesmas Sei Pancur merupakan salah satu Puskesmas di Kota Batam yang
mencakup 4 kelurahan yakni Duriangkang, Tanjung Piayu, Mangsang dan Muka Kuning
sebagai wilayah kerja.4,5 Berdasarkan data Profil Kesehatan Kota Batam tahun 2016, wilayah
kerja Puskesmas Sei Pancur memiliki tingkat kepadatan penduduk yakni 807 penduduk/Km 2
dengan 41.709 rumah tangga.4 Puskesmas Sei Pancur telah melaksanakan Program Indonesia
Sehat dengan pendekatan keluarga mulai dari tahun 2018 di Kelurahan Mangsang. Oleh
karena itu, perlu diketahui bagaimana gambaran pencapaian indikator keluarga sehat di
Kelurahan Mangsang.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan Masalah pada Mini Project ini adalah “Bagaimana Gambaran Pencapaian
Indikator Keluarga Sehat di Bida Ayu Blok I pada RT 001/RW 010 Kelurahan Mangsang
Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Januari- Februari 2019?”

9
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Pencapaian Indikator Keluarga Sehat pada Bida Ayu
Blok I RT 001/RW 010 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota
Batam Periode Januari- Februari 2019.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Meningkatkan kesehatan keluarga di Bida Ayu Blok I RT 001/ RW 010 Kelurahan
Mangsang Wilayah kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam periode Januari- Februari
2019.
2. Sebagai syarat menyelesaikan Program Dokter Internsip Dokter Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Peneliti
1. Dapat menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti khususnya mengenai Program
Indonesia Sehat.
2. Dapat menjadi data dasar dan menambah referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2 Bagi Institusi Tempat Penelitian


Hasil penelitian dapat menjadi bahan evaluasi dan masukan bagi Puskesmas Sei
Pancur dalam upaya peningkatan program kerja khususnya Program Indonesia Sehat.

1.4.3 Bagi Masyarakat


Menambah pengetahuan masyarakat tentang Program Indonesia Sehat dan penerapan
indikator keluarga sehat di lingkungan tempat tinggal masing-masing.

10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Program Indonesia Sehat

2.1.1 Definisi Program Indonesia Sehat

Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5 Nawa
Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini didukung
oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia
Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi
program utama Pembangunan Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya
melalui Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan
melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015.1

2.1.2 Sasaran Program Indonesia Sehat

Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan dan
status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang
didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran
ini sesuai dengan sasaran pokok RPJMN 2015-2019, yaitu:1,3

(1) Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak,

(2) Meningkatnya pengendalian penyakit,

(3) Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di
daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan,

(4) Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia


Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN kesehatan,

(5) Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta

(6) Meningkatnya responsivitas sistem kesehatan.

2.1.3 Pilar Pelaksanaan Program Indonesia Sehat

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama,


yaitu:1,3

(1) Penerapan paradigma sehat,

11
(2) Penguatan pelayanan kesehatan, dan

(3) Pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN).

Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan


dalam pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif, serta pemberdayaan
masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan
akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, dan peningkatan mutu
menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan.
Sedangkan pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan manfaat
(benefit), serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu ditujukan kepada tercapainya
keluarga-keluarga sehat.3

2.2 Konsep Pendekatan Keluarga

Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan


jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di
wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar
gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya.1,2,3

Pendekatan keluarga yang dimaksud dalam pedoman umum ini merupakan


pengembangan dari kunjungan rumah oleh Puskesmas dan perluasan dari upaya
Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), yang meliputi kegiatan berikut:

(1) Kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan data Profil Kesehatan


Keluarga dan peremajaan (updating) pangkalan datanya.

(2) Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan
preventif.

(3) Kunjungan keluarga untuk menindaklanjuti pelayanan kesehatan dalam gedung.

(4) Pemanfaatan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga untuk peng-
organisasian/pemberdayaan masyarakat dan manajemen Puskesmas.

Kunjungan rumah (keluarga) dilakukan secara terjadwal dan rutin, dengan


memanfaatkan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga (family folder).
Dengan demikian, pelaksanaan upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
harus diintengrasikan ke dalam kegiatan pendekatan keluarga. 3 Dalam menjangkau
keluarga, Puskesmas tidak hanya mengandalkan upaya kesehatan berbasis masyarakat

12
(UKBM) yang ada sebagaimana selama ini dilaksanakan, melainkan juga langsung
berkunjung ke keluarga.2,3

2.3 Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di tingkat


Puskesmas dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

(1) Melakukan pendataan kesehatan keluarga,

(2) Membuat dan mengelola pangkalan data Puskesmas,

(3) Menganalisis, merumuskan intervensi masalah kesehatan, dan menyusun rencana


Puskesmas oleh Pimpinan Puskesmas,

(4) Melaksanakan penyuluhan kesehatan melalui kunjungan rumah oleh Pembina


Keluarga,

(5) Melaksanakan pelayanan profesional (dalam gedung dan luar gedung) oleh tenaga
teknis/profesional Puskesmas,

(6) Melaksanakan Sistem Informasi dan Pelaporan Puskesmas oleh tenaga pengelola
data Puskesmas.

2.4 Indikator Keluarga Sehat

Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya 12


indikator utama. Indikator ini dapat menunjukkan suatu kondisi atau keadaan yang
sehat atau penanda status kesehatan sebuah keluarga, baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial
dan ekonomi.1,3

Kedua belas indikator utama tersebut adalah sebagai berikut:1,3

(1) Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)

Tujuan KB adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial


ekonomi suatu keluarga dengan cara pengetahuan kelahiran anak, agar diperoleh
suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan,
peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

13
Kesimpulan dari tujuan program KB adalah:

a. Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ayah, ibu, anak, keluarga dan


bangsa
b. Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa
c. Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang
berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan
anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

(2) Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan

Meningkatnya proporsi ibu bersalin dengan bantuan tenaga kesehatan yang


terlatih, adalah langkah awal terpenting untuk mengurangi kematian ibu dan
kematian neonatal dini. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
menggunakan peralatan yang aman, bersih dan steril sehingga mencegah
terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.

(3) Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap

Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau


resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain
diperlukan imunisasi lainnya. Sedangkan pengertian Imunisasi adalah suatu cara
untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut
tidak akan sakit atau sakit ringan.

(4) Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif

Bayi pada usia 0 – 6 bulan hanya diberi ASI sejak lahir sampai usia 6 bulan,
tidak diberi makanan tambahan dan minuman lain kecuali pemberian air putih
untuk minum obat saat bayi sakit. ASI banyak mengandung nutrisi yang
dibutuhkan oleh tubuh. Zat gizi dalam ASI sesuai kebutuhan bayi untuk
pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan. ASI mengandung zat
kekebalan sehingga mampu melindungi bayi dari alergi.

(5) Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan

Pemantauan pertumbuhan dapat diketahui dengan penimbangan balita.


Menimbang bayi dan balita mulai dari umur 0 sampai 59 bulan setiap bulan dan
dicatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) berturut-turut dalam 3 bulan terakhir.

14
Penimbangan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan balita setiap
bulan dan mengetahui apakah balita berada pada kondisi gisi baik, gizi kurang,
atau gizi buruk. Setelah balita ditimbang di buku KIA atau KMS maka akan
terlihat berat badannya naik atau tidak turun. Naik apabila garis pertumbuhannya
naik mengikuti salah satu pita warna di atasnya. Tidak naik bila garis
pertumbuhannya mendatar dan garis pertumbuhannya naik tetapi warna yang
lebih muda

(6) Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar

Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan


bakteri Mycobacterium Tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ,
terutama paru-paru. Penyakit ini bila tidak diobati atau pengobatannya tidak tuntas
dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga kematian.

Hal yang terjadi jika berhenti minum obat TB sebelum waktunya yakni:

(1) Penyakit TB tidak sembuh dan dapat terus menerus ke orang lain

(2) Kuman TB dalam tubuh menjadi kebal terhadap obat sehingga pengobatan
berikutnya akan lebih lama dan lebih mahal karena jenis obatnya berbeda

(3) Kuman TB yang kebal obat juga dapat ditularkan kepada orang lain dengan
status kebal obat (lebih bahaya)

(7) Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah


sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu
lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung
(penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi
secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai.

(8) Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan

(9) Anggota keluarga tidak ada yang merokok

15
Tidak boleh merokok di dalam rumah dimaksudkan agar tidak menjadikan
anggota keluarga lainnya sebagai perokok pasif yang berbahaya bagi kesehatan.
Karena dalam satu batang rokok yang dihisap akan dikeluarkan sekitar 4.000
bahan kimia berbahaya seperti nikotin, tar dan carbonmonoksida (CO).

(10) Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Tujuan JKN adalah agar semua penduduk Indonesia terlindungi dalam


sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
masyarakat yang layak.

(11) Keluarga mempunyai akses sarana air bersih

Di dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air, untuk
anak – anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80%. Kebutuhan manusia akan
air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci (bermacam
– macam cucian). Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara
lain (dapat dilihat, dirasa, dicium dan diraba). Meski terlihat bersih, air belum
tentu bebas kuman penyakit. Kuman penyakit dalam air mati pada suhu 1000C.

(12) Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

Akses jamban sehat adalah rumah tangga atau keluarga yang menggunakan
jamban/ WC dengan tangki septik atau lubang penampung kotoran sebagai
pembuangan akhir. Misalnya buang air besar di jamban dan membuang tinja bayi
secara benar. Penggunaan jamban akan bermanfaat untuk menjaga lingkungan
bersih, sehat dan tidak berbau. Jamban mencegah pencemaran sumber air yang
ada disekitarnya. Jamban yang sehat juga memiliki syarat seperti tidak
mencemari sumber air, tidak berbau, mudah dibersihkan dan penerangan dan
ventilasi yang cukup.

Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks Keluarga Sehat


(IKS) dari setiap keluarga. Selanjutnya IKS masing-masing keluarga dihitung dengan
rumus:6

Jumlah indikator keluarga sehat yang bernilai 1 IKS

12 – Jumlah indikator yang tidak ada di keluarga

16
Hasil perhitungan IKS tersebut, selanjutnya dapat ditentukan kategori kesehatan
masing-masing keluarga dengan mengacu pada ketentuan berikut:

1) Nilai indeks > 0,800 : keluarga sehat


2) Nilai indeks 0,500 – 0,800 : pra-sehat
3) Nilai indeks < 0,500 : tidak sehat

2.5 Pelaksanaan Pendekatan Keluarga oleh Puskesmas

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya


kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat).2

Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di tingkat


Puskesmas dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:2,3,6

(1) Melakukan pendataan kesehatan keluarga menggunakan Prokesga oleh


Pembina Keluarga (dapat dibantu oleh kader kesehatan).

(2) Membuat dan mengelola pangkalan data Puskesmas oleh tenaga pengelola
data Puskesmas.

(3) Menganalisis, merumuskan intervensi masalah kesehatan, dan menyusun


rencana Puskesmas oleh Pimpinan Puskesmas.

(4) Melaksanakan penyuluhan keseha- tan melalui kunjungan rumah oleh


Pembina Keluarga.

(5) Melaksanakan pelayanan profesional (dalam gedung dan luar gedung) oleh
tenaga teknis/profesional Puskesmas.

(6) Melaksanakan Sistem Informasi dan Pelaporan Puskesmas oleh tenaga


pengelola data Puskesmas.

Kegiatan-kegiatan tersebut harus diintegrasikan ke dalam langkah-langkah


manajemen Puskesmas yang mencakup P1 (Perencanaan), P2 (Penggerakan,
Pelaksanaan), dan P3 (Pengawasan, Pengendalian, Penilaian).2,3,6

BAB III
METODE PENELITIAN

17
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan penilaian indikator
menggunakan indeks keluarga sehat.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Bida Ayu Blok I RT 001/RW 010 Kelurahan Mangsang
Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam dan dilaksanakan pada bulan Januari-
Februari 2019.

3.3 Populasi dan Sampel


a. Populasi Penelitian

Masyarakat yang tinggal di Bida Ayu Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja


Puskesmas Sei Pancur Kota Batam.

b. Sampel Penelitian

Masyarakat yang tinggal di Bida Ayu Blok I RT 001/ RW 010 Kelurahan


Mangsang Kota Batam.

 Jumlah Sampel

Jumlah sampel pada mini project ini adalah 109 KK.

 Teknik Pengambilan Sampel


Sampel diambil dengan cara non-random consecutive sampling.

 Kriteria Inklusi

1. Warga berdomisili di Bida Ayu Blok I RT 001/RW 010 Kelurahan


Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam.

2. Bersedia menjadi responden penelitian.

 Cara Kerja Penelitian :

Penelitian ini dilakukan setelah meminta izin dari Ketua RT setempat dan
meminta izin dari para responden di Bida Ayu Blok I RT 001/RW010. Setelah
responden menyetujui, akan dijelaskan prosedur penelitian berupa pengisian
kuisioner yang berisi indikator Keluarga Sehat dan wawancara langsung oleh

18
peneliti serta pengukuran Tekanan darah. Kemudian dilanjutkan dengan
pengolahan data dan penulisan laporan.

3.4 Definisi Operasional


Data umum dan khusus diolah dengan mengikuti kaidah-kaidah pengolahan data,
yaitu dengan menghitung rata-rata, cakupan, dan lain-lain. Data keluarga diolah untuk
menghitung IKS masing-masing keluarga, IKS tingkat RT/RW/Kelurahan/Desa dan
cakupan tiap indikator dalam lingkup RT/RW/Kelurahan/Desa, serta IKS tingkat
kecamatan dan cakupan tiap indikator dalam lingkup kecamatan.3,4,6

a. Menghitung Indeks Keluarga Sehat (IKS)


Formulir-formulir untuk setiap anggota keluarga dari satu keluarga yang telah
diisi, kemudian dimasukkan ke dalam formulir rekapitulasi (jika digunakan formulir
dalam bentuk aplikasi, maka rekapitulasi ini akan terjadi secara otomatis).
Keterangan:

 0 = not applicable yang berarti indikator tersebut tidak mungkin ada pada anggota
keluarga.

 N = indikator tersebut TIDAK BERLAKU untuk anggota keluarga atau keluarga


yang bersangkutan (misal: karena salah satu sudah mengikuti KB, atau tidak
dijumpai adanya penderita TB paru).

 Y = kondisi/keadaan anggota keluarga atau keluarga SESUAI dengan indikator


(misal: ibu memang melakukan persalinan di fasilitas kesehatan).

 T = kondisi/keadaan anggota keluarga atau keluarga TIDAK SESUAI dengan


indikator (misal: ayah ternyata merokok).

*) = Untuk indikator keluarga mengikuti KB jika salah satu pasangan sudah


mengikuti program KB (misalnya Ibu) maka penilaian terhadap pasangannya
(Ayah) Menjadi “N”, demikian sebaliknya.

*) = Untuk indikator bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap, jika ada salah
satu anggota keluarga berusia 12-23 bulan maka jawabannya diletakkan pada
kolom anak yang berusia 5 tahun.

*) = Untuk indikator anggota keluarga tidak ada yang merokok jika


jawabannya “Ya merokok” maka dalam merekap statusnya “T”, sebaliknya jika
jawabannya “Tidak merokok” maka dalam rekapan statusnya “Y”.

19
Penilaian terhadap hasil rekapitulasi anggota keluarga pada satu indikator,
mengikuti persyaratan di bawah ini:

1) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status Y, maka
indikator tersebut dalam satu keluarga bernilai 1.
2) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status T, maka
indikator tersebut dalam suatu keluarga bernilai 0.
3) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status N maka
indikator tersebut dalam satu keluarga tetap dengan status N (tidak dihitung).
4) Jika dalam satu indikator ada salah satu anggota keluarga dengan status T,
maka indikator tersebut dalam satu keluarga akan bernilai 0 meskipun
didalamnya terdapat status Y ataupun N.

Selanjutnya IKS masing-masing keluarga dihitung dengan rumus:

Jumlah indikator keluarga sehat yang bernilai 1 IKS

12 – Jumlah indikator yang tidak ada di keluarga

Hasil perhitungan IKS tersebut, selanjutnya dapat ditentukan kategori kesehatan


masing-masing keluarga dengan mengacu pada ketentuan berikut:

4) Nilai indeks > 0,800 : keluarga sehat


5) Nilai indeks 0,500 – 0,800 : pra-sehat
6) Nilai indeks < 0,500 : tidak sehat

b. Menghitung IKS Tingkat RT/RW/Kelurahan/Desa


IKS tingkat RT/RW/kelurahan/desa dihitung dengan rumus:

Jumlah keluarga dengan IKS>0,800


IKS RT/RW/Kelurahan/Desa =
Jumlah seluruh keluarga di wilayah

Hasil perhitungan IKS tersebut, selanjutnya dapat ditentukan kategori masing-masing


RT/RW/kelurahan/desa dengan mengacu pada ketentuan berikut:

1) Nilai IKS tingkat RT/RW/ Kelurahan/Desa > 0,800


RT/RW/Kelurahan/Desa Sehat,
2) Nilai IKS tingkat RT/RW/Kelurahan/Desa = 0,500–0,800
RT/RW/Kelurahan/Desa Pra Sehat
3) Nilai IKS tingkat RT/RW/ Kelurahan/Desa < 0,500
RT/RW/Kelurahan/Desa Tidak Sehat

20
Cakupan masing-masing indikator dihitung dengan rumus:

Jumlah keluarga bernilai 1 untuk indikator ybs


Cakupan indikator = x 100%
Jumlah seluruh keluarga yang memiliki indikator ybs*)

*) Jumlah seluruh keluarga yang yang memiliki indikator yang bersangkutan


sama artinya dengan jumlah seluruh keluarga yang ada di
RT/RW/kelurahan/desa dikurangi dengan jumlah seluruh keluarga yang tidak
memiliki indikator yang bersangkutan (N).
3.5 Teknik Pengumpulan Data

Data didapatkan langsung dari subyek penelitian yaitu dengan menggunakan instrumen
pengumpulan data berupa kuisioner di wilayah kerja Puskesmas Sei Pancur Kelurahan
Mangsang. Kuisioner didapatkan langsung dari Puskesmas Sei Pancur dan didapatkan dari
penelitian sebelumnya.

3.6 Pengolahan dan analisis data

Data yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam aplikasi keluarga sehat dihalaman
situs https://keluargasehat.kemkes.go.id dan mengisi secara lengkap pertanyaan-pertanyaan
pada aplikasi tersebut sampai diperoleh indeks keluarga sehat masing-masing keluarga.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilaksanakan pada Bulan Januari-Februari 2019. Pemilihan wilayah


penelitian berdasarkan data Profil Kesehatan Puskesmas Sei Pancur Kota Batam dan
pimpinan puskesmas Sei Pancur yaitu di Kelurahan Mangsang. Sampel penelitian ini adalah
109 keluarga yang memiliki Kartu Keluarga atau Kartu Tanda Penduduk yang terdaftar di

21
Bida Ayu Blok I RT 001/RW 010 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei
Pancur Kota Batam. Pemaparan hasil penelitian yang ditampilkan berupa hasil uji univariat.

4.1 Analisis Data

Analisa data secara deskriptif digunakan utuk mendeskripsikan karakteristik masing-


masing indikator keluarga sehat dengan bentuk presentase. Pengambilan data indikator
keluarga sehat dilakukan dengan wawancara terarah dan menanyakan kuisioner kepada
masing-masing responden. Setelah dilakukan pengambilan dan pengolahan data didapatkan
hasil sebagai berikut :

1. Distribusi Masing-Masing Indikator Mengenai Keluarga Sehat di Bida Ayu Blok


I RT 001/ RW 010 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur
Kota Batam
a. Distribusi Keluarga Mengikuti Program KB
Tabel 4.1. Distribusi Keluarga Mengikuti Program KB di Bida Ayu Blok I RT 001/
RW 010 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam
Periode Januari-Februari 2019.

INDIKATOR BIDA AYU BLOK I


RT 001/ RW 010
Keluarga mengikuti program KB 10/42x100 = 23.81%

Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari total 109 keluarga yang diteliti di
Bida Ayu Blok I RT 001/ RW 010 Kelurahan Mangsang, didapatkan 23.81% dari
warganya yang mengikuti program KB. Rendahnya persentase keluarga mengikuti
KB dikarenakan sudah mengalami menopause, masih ingin memiliki anak, serta
kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya kontrasepsi dan KB.
Langkah berikutnya yakni menjelaskan pentingnya KB sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam mewujudkan NKKBS (Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat
yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya
pertambahan penduduk.

b. Distribusi Ibu Melakukan Persalinan di Fasilitas Kesehatan

22
Tabel 4.2. Distribusi Ibu Melakukan Persalinan di Fasilitas Kesehatan RT di Bida
Ayu Blok I RT 001/ RW 010 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei
Pancur Kota Batam Periode Januari-Februari 2019.

INDIKATOR BIDA AYU BLOK I


RT 001/ RW 010
Ibu melakukan persalinan di fasilitas
4/4x100 = 100%
kesehatan

Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 4 keluarga di Bida Ayu Blok I RT


001/ RW 010 Kelurahan Mangsang didapatkan seluruh warganya yang saat ini
memiliki anak usia <23 bulan atau 100% telah melakukan persalinan di fasilitas
kesehatan. Berdasarkan persentase diatas, maka dapat diketahui bahwa warga di
Bida Ayu Blok I RT 001/ RW 010 sudah mengerti akan pentingnya melakukan
persalinan di fasilitas kesehatan dengan bantuan tenaga ahli.

c. Distribusi Bayi Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap

Tabel 4.3. Distribusi Bayi Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap di Bida Ayu
Blok I RT 001/ RW 010 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei
Pancur Kota Batam Periode Januari-Februari 2019.

BIDA AYU BLOK I


INDIKATOR
RT 001/ RW 010
Bayi mendapatkan imunisasi dasar
3/4x100 = 75%
lengkap

Berdasarkan hasil penelitian dari total 4 keluarga di Bida Ayu Blok I RT 001/ RW
010 Kelurahan Mangsang didapatkan 3 keluarga (75%) yang memiliki anak berusia
<23 bulan telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Hasil data ini menunjukkan
bahwa orang tua sudah mengetahui dan menyadari pentingnya imunisasi dasar,
sehingga dapat menurunkan angka kesakitan pada balita.

d. Distribusi Bayi Mendapatkan ASI Eksklusif

23
Tabel 4.4. Distribusi Bayi Mendapatkan ASI Eksklusif di Bida Ayu Blok I RT
001/ RW 010 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur
Kota Batam Periode Januari-Februari 2019.

INDIKATOR BIDA AYU BLOK I


RT 001/ RW 010
Bayi mendapatkan ASI eksklusif 5/6x100 = 83,33%

Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari total 6 keluarga yang memiliki bayi
di Bida Ayu Blok I RT 001/ RW 010 Kelurahan Mangsang didapatkan 5 keluarga
(83,33%) yang memiliki bayi mendapatkan ASI eksklusif. Berdasarkan hasil
tersebut, masyarakat di Bida Ayu Blok I RT 001/ RW 010 sudah menyadari
pentingnya ASI ekslusif bagi tubuh anaknya dan rata-rata semua ibu tidak bekerja
dan dapat fokus memberikan ASI pada anaknya.

e. Distribusi Balita Yang Dipantau Pertumbuhannya


Tabel 4.5. Distribusi Balita Yang Dipantau Pertumbuhannya di Bida Ayu Blok
I RT 001/ RW 010 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei
Pancur Kota Batam Periode Januari-Februari 2019

INDIKATOR BIDA AYU BLOK I


RT 001/ RW 010
Balita yang dipantau pertumbuhannya 15/16x100 = 93,75%

Berdasarkan hasil data di atas dari 16 keluarga yang memiliki balita di Bida
Ayu Blok I RT 001/ RW 010 didapatkan 15 keluarga (93,75%) dengan balita yang
dipantau pertumbuhannya setiap bulan. Dapat dikatakan bahwa orang tua telah
sadar untuk membawa anaknya ke posyandu untuk di imunisasi dan
pemenimbangan berat badan. Pelaksanaan pemantauan pertumbuhan ini dilakukan
di puskesmas atau di posyandu yang diadakan setiap bulannya oleh petugas
puskesmas.

f. Distribusi Penderita TB Paru Mendapatkan Pengobatan Sesuai Standar

24
Tabel 4.6. Distribusi Penderita TB Paru Mendapatkan Pengobatan Sesuai Standar
di Bida Ayu Blok I RT 001/ RW 010 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja
Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Januari-Februari 2019

INDIKATOR BIDA AYU BLOK I


RT 001/ RW 010
Penderita TB paru mendapatkan
N
pengobatan sesuai standar

Data diatas menunjukkan bahwa warga di Bida Ayu Blok I RT 001/ RW 010
tidak ada yang menderita TB.

g. Distribusi Penderita Hipertensi Melakukan Pengobatan Secara Teratur


Tabel 4.7. Distribusi Penderita Hipertensi Melakukan Pengobatan Secara Teratur di
Bida Ayu Blok I RT 001/ RW 010 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas
Sei Pancur Kota Batam Periode Januari-Februari 2019

INDIKATOR BIDA AYU BLOK I


RT 001/ RW 010
Penderita hipertensi melakukan
3/26x100 = 11,54 %
pengobatan secara teratur

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa dari 26 keluarga penderita


hipertensi di Bida Ayu Blok I RT 001/ RW 010, hanya 3 keluarga (11,54%)
penderita hipertensi yang melakukan pengobatan secara teratur. Hal ini terjadi
akibat kurangnya pengetahuan dan kesadaran warga mengenai pengobatan
hipertensi dan bahaya komplikasi hipertensi yang tidak terkontrol. Sebagian besar
pasien merasa bahwa obat hipertensi tidak perlu dikonsumsi lagi jika tidak ada
keluhan. Apabila hal ini terus berlanjut, dapat meningkatkan faktor resiko
munculnya berbagai penyakit lainnya seperti penyakit jantung koroner, gagal
jantung dan stroke.

h. Distribusi Anggota Keluarga Tidak Ada Yang Merokok

25
Tabel 4.8. Distribusi Anggota Keluarga Tidak Ada Yang Merokok di Bida Ayu
Blok I RT 001/ RW 010 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei
Pancur Kota Batam Periode Januari-Februari 2019

INDIKATOR BIDA AYU BLOK I


RT 001/ RW 010
Anggota keluarga tidak ada yang
45/108x100 = 41,67%
merokok

Berdasarkan hasil penelitian di Bida Ayu Blok I RT 001/ RW 010 Kelurahan


Mangsang, didapatkan hanya 45 orang dari 108 keluarga yang tidak merokok
(44.15%) keluarga yang anggota keluarganya tidak merokok. Dapat diketahui
bahwa walaupun sebagian besar warga sudah mengetahui bahaya yang dapat
ditimbulkan akibat merokok, namun masih banyak anggota keluarga yang tidak
memperhatikan hal tersebut. Hal ini dikarenakan rendahnya kesadaran dan
kemauan masyarakat untuk tidak merokok atau berhenti merokok.

i. Distribusi Keluarga Sudah Menjadi Anggota JKN


Tabel 4.9. Distribusi Keluarga Sudah Menjadi Anggota JKN di Bida Ayu Blok
I RT 001/ RW 010 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei
Pancur Kota Batam Periode Januari-Februari 2019.

INDIKATOR BIDA AYU BLOK I


RT 001/ RW 010
Keluarga sudah menjadi anggota JKN 65/108x100 = 60,19%

Berdasarkan hasil penelitian, warga di Bida Ayu Blok I RT 001/ RW 010


Kelurahan Mangsang didapatkan sebanyak 60,19% keluarga yang sudah menjadi
anggota JKN, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar sudah memiliki JKN.
Dari hasil wawancara dikatakan bahwa penyebab warga yang tidak memiliki JKN
diantaranya adalah karena tidak tahu cara untuk mendaftarkan diri menjadi peserta
JKN, tidak mendapatkan pembagian Kartu Indonesia Sehat, tidak mau
mendaftarkan diri karena merasa tidak perlu, atau tidak memiliki biaya untuk
membayar iuran bulanan JKN, dan kurangnya informasi secara detail mengenai
tata cara pembuatan Jaminan Kesehatan Nasional.

26
j. Distribusi Keluarga Mempunyai Akses Sarana Air Bersih
Tabel 4.10. Distribusi Keluarga Mempunyai Akses Sarana Air Bersih di Bida Ayu
Blok I RT 001/ RW 010 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei
Pancur Kota Batam Periode Januari-Februari 2019

INDIKATOR BIDA AYU BLOK I


RT 001/ RW 010
Keluarga mempunyai akses sarana air
108/108x100 = 100%
bersih

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan seluruh rumah di Bida Ayu Blok I


RT 001/ RW 010 Kelurahan Mangsang telah memiliki akses sarana air bersih
karena sebagian besar air berasal dari PAM dan sumur galian. Biasanya air dipakai
untuk keperluan sehari-hari seperti mandi dan mencuci, yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah pengolahan lebih lanjut,
misalnya dimasak.

k. Distribusi Keluarga Mempunyai Akses Atau Menggunakan Jamban Sehat


Tabel 4.11. Distribusi Keluarga Mempunyai Akses Atau Menggunakan Jamban
Sehat di Bida Ayu Blok I RT 001/ RW 010 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja
Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Januari-Februari 2019

INDIKATOR BIDA AYU BLOK I


RT 001/ RW 010
Keluarga mempunyai akses atau
109/109x100 = 100%
menggunakan jamban sehat

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan dari 109 rumah, 109 rumah (100%)
telah menggunakan jamban sehat, jamban yang sering digunakan oleh warga yaitu
Jamban leher angsa.

l. Distribusi Penderita Gangguan Jiwa Mendapatkan Pengobatan dan Tidak


Ditelantarkan
Tabel 4.12. Distribusi Penderita Gangguan Jiwa Mendapatkan Pengobatan dan
Tidak Ditelantarkan di Bida Ayu Blok I RT 001/ RW 010 Kelurahan Mangsang
Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Januari-Februari 2019

27
INDIKATOR BIDA AYU BLOK I
RT 001/ RW 010
Penderita Gangguan Jiwa Mendapatkan N
Pengobatan dan Tidak Ditelantarkan
Hasil Indikator Keluarga RT 004/RW 003 KELURAHAN
Sehat Tingkat RT MANGSANG
Tidak sehat 21/109 = 0.192
Dari hasil penelitian pada wilayah Bida Ayu Blok I RT 001/ RW 010
Kelurahan Mangsang tidak didapatkan warga yang mengalami gangguan jiwa.

2. Distribusi Frekuensi Indeks Keluarga Sehat di Bida Ayu Blok I RT 001/ RW 010
Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam.
Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Keluarga Sehat di Bida Ayu Blok I RT 001/ RW 010
Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode
Januari- Februari
Indikator Keluarga Jumlah
2019
Sehat N %
Sehat 21 19,26
Pra sehat 76 69,72
Tidak sehat 12 11,00

Dari tabel di atas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa keluarga dengan
kategori sehat sebanyak 21 keluarga (19,26%), keluarga kategori pra sehat sebanyak
76 keluarga (69,72%), dan keluarga kategori tidak sehat sebanyak 12 keluarga
(11,00%).
Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Keluarga Sehat di Bida Ayu Blok I RT 001/ RW 010
Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode
Januari-Februari 2019.

28
Dari tabel di atas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa Indikator Keluarga
Sehat Tingkat Wilayah Bida Ayu Blok I RT 001/ RW 010 kelurahan Mangsang
tergolong RT tidak sehat (0.192). Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan serta
informasi yang didapat oleh warga di Bida Ayu Blok I RT 001/ RW 010 mengenai
program Indonesia sehat atau keluarga sehat.

4.2 Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

 Beberapa keluarga tidak mau menjadi responden.

 Waktu dan tempat yang harus mengikuti cuaca

 Jalanan dari rumah kerumah belum diaspal masih tanah merah dan bebatuan.

 Saat berkunjung banyak warga yang bekerja sehingga harus dilakukan kunjungan
beberapa kali

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa Indeks Keluarga Sehat masyarakat di Bida Ayu
Blok I RT 001/ RW 010 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota
Batam sebagai berikut :

29
1. Indeks keluarga sehat di Bida Ayu Blok I RT 001/ RW 010 Kelurahan Mangsang
Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam adalah 0.192 yaitu termasuk dalam
kategori RT tidak sehat.

2. Jumlah keluarga di Bida Ayu Blok I RT 001/ RW 010 Kelurahan Mangsang Wilayah
Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam yang termasuk dalam kategori keluarga
sehat sebanyak 21 keluarga.

3. Jumlah keluarga di Bida Ayu Blok I RT 001/ RW 010 Kelurahan Mangsang Wilayah
Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam yang termasuk dalam kategori keluarga pra
sehat sebanyak 76 keluarga.

4. Jumlah keluarga di Bida Ayu Blok I RT 001/ RW 010 Kelurahan Mangsang Wilayah
Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam yang termasuk dalam kategori keluarga
tidak sehat sebanyak 12 keluarga.

5. Cakupan indikator yang memerlukan Intervensi Indeks Keluarga Sehat di Bida Ayu
Blok I RT 001/ RW 010 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur
Kota Batam adalah

a) Keluarga mengikuti program KB sebanyak 23,81%

b) Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur sebanyak 11,54 %

c) Anggota keluarga tidak ada yang merokok sebanyak 41,67%

d) Keluarga sudah menjadi anggota JKN 60,19%

5.2 Saran

a) Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur sebanyak 11,54%

 Jangka Pendek

o Memberikan sosialisasi mengenai Hipertensi dan komplikasi yang


diakibatkan oleh Hipertensi serta mengadakan POSBINDU rutin di
Kelurahan Mangsang.

 Jangka Menengah

30
o Membuat Kartu Berobat Rutin yang berisi kolom-kolom dengan tanggal
dan Tekanan Darah Rutin setiap Kontrol Berobat serta pengobatan yang
Rutin didapatkan.

 Jangka Panjang

o Membuat perkumpulan pasien-pasien dengan penyakit Kronis seperti


Hipertensi dan Diabetes Melitus, dan disana dibuat acara yang dapat
meningkatkan kesehatan pasien-pasien tersebut.

o Memfasilitasi para penderita hipertensi untuk berkonsultasi mengenai


perkembangan penyakitnya.

o Membuat program aplikasi “Bye Hypertension” yang berisi pengingat


untuk meminum Obat Anti Hipertensi (OAH), grafik tekanan darah, aturan
diet dan olahraga untuk penderita hipertensi.

b) Keluarga mengikuti program KB sebanyak 23,81%

 Jangka Pendek

o Memberikan sosialisasi mengenai Program Keluarga Berencana baik jenis-


jenis Kontrasepsi, kelebihan dan kekurangan dari masing-masing
kontrasepsi, serta dimana saja bisa mendapatkannya pada masyarakat di
Kelurahan Mangsang.

o Melakukan penyebarluasan informasi mengenai pentingnya vasektomi,


keuntungan, prosedur, efek samping vasektomi serta meluruskan persepsi
negative mengenai vasektomidi kalangan pria yang telah memiliki anak
dan ingin memakai kontrasepsi.

 Jangka Menengah

o Menggencarkan promosi penggunaan dan pemasangan implant, IUD dan


vasektomi (kontrasepsi jangka panjang).

o Memberikan fasilitas “Man’s Corner” di puskesmas kepada pasangan


suami istri yang ingin berkonsultasi dengan dokter mengenai kontrasepsi
vasektomi.

31
 Jangka Panjang

o Mengadakan pembagian pil KB atau layanan suntik KB gratis di setiap


kelurahan setiap 1-3 bulan sekali.

o Memberikan masukan kepada badan penyelenggara Jaminan Kesehatan


Nasional mengenai program vasektomi, yang mana vasektomi dimasukkan
kedalam daftar tindakan yang ditanggung oleh BPJS.

c) Anggota keluarga tidak ada yang merokok sebanyak 41,67%

 Jangka Pendek

o Memberikan sosialisasi mengenai dampak rokok terhadap kesehatan dan


ekonomi bagi perokok pasif maupun aktif yang dilakukan melalui berbagai
media baik langsung maupun tidak langsung.

o Penyebarluasan informasi mengenai Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan


peran serta masyarakat dalam mewujudkan KTR serta sanksi (administratif
dan pidana) bagi yang melanggar berdasarkan Peraturan Daerah (Perda)
Kota Batam Nomor 1 Tahun 2016.

 Jangka Menengah

o Memberdayakan anggota keluarga dan tetangga untuk menjadi pengawas


bagi anggota keluarga yang merokok dan membuat program RT bebas
rokok, yang mana jika warga melihat warga lain ada yang merokok wajib
di dokumentasikan sebagai bukti dan dilaporkan kepada “Kader Rokok”
untuk diberikan sanksi berupa denda uang, yang kemudian uang tersebut
dimasukkan ke dalam kas RT.

o Membuat lomba antar RT atau RW bebas rokok.

 Jangka Panjang

o Membuat poli khusus di puskesmas untuk rehabilitasi orang-orang dengan


kecanduan rokok

32
o Memberikan masukkan kepada instansi pemerintah untuk membuat
kebijakan mengenai:

 Pembatasan pembelian rokok dengan batasan usia tertentu,

 Pelarangan total iklan rokok di media penyiaran seperti televisi,


radio dan internet.

 Meningkatkan harga rokok perbungkusnya

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes. Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga. 2017.


(http://depkes.go.id) Diakses 22 Februari 2019.
2. Permenkes. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.75 Tahun 2014
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. 2014. (http://depkes.go.id) Diakses 22
Februari 2019.
3. Kementerian Kesehatan RI. Buku Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2016.

33
4. Depkes. Profil Kesehatan kota Batam Tahun 2015. 2016. (http://depkes.go.id) Diakses
22 Februari 2019.
5. Puskesmas Sei Pancur. Profil Kesehatan Puskesmas Sei Pancur Tahun 2016.
Puskesmas Sei Pancur. Batam: 2016.
6. Depkes. Buku Petunjuk Teknis Penguatan Manajemen Puskesmas Melalui
Pendekatan Keluarga. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2016.

LAMPIRAN

34
35

Anda mungkin juga menyukai