Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Organisasi adalah kumpulan dua orang atau lebih yang memiliki paling sedikit satu
tujuan umum yang sama dan menyediakan ruang bagi mereka untuk
mengaktualisasikan potensinya guna mewujudkan tujuan umum yang sama itu. Agar tujuan-
tujuan itu bisadicapai bersama seperti yang dikehendaki maka organisasi membutuhkan
manajemen.Manajemen adalah proses untuk mengelola sumber -sumber organisasi.
Ada dua pemegang kepentingan yang bisa mempengaruhi organisasi, baik secara langsung
maupuntidak secara langsung, yaitu kekuatan Sistem Internal dan Lingkungan .

Evolusi organisasi telah mendorong lahirnya jenis baru professional-manajer. Manajemen


professional bukanlah berdasarkan pemilikan, tetapi berdasarkan skill (keterampilan/keahlian)
yang diperoleh dari pegetahuan dan pengalaman. Manajemen terdapat dalam semua organisasi.
Ia bukan hanya pekerjaan dalam perusahaan atau instansi pemerintah saja. Segala macam
organisasi mempunyai banyak fungsi dan ciri-ciri yang sama. Berbagai kegiatan pokok
manajerial dilaksanakan dalam semua instansi organisasi. Akan tetapi, kita semakin sadar bahwa
setiap organisasi itu mengembangkan kebudayaan internalnya (cara beroperasinya) sendiri yang
mempengaruhi cara pekerjaan manajerial itu dapat dilaksanakan secara efektif. Kebudayaan
organisasi itu menyangkut perangkat nilai, kepercayaan dan pemahaman yang penting yang
dimiliki bersama oleh para anggotanya.

Salah satu peranan penting dari manajemen adalah membentuk kebudayaan organisasi.
Gaya(style) manajemen adalah cara khas (distincitive manager) seorang manajer berperilaku
yang dibatasi oleh kebudayaan organisasi dan dituntun oleh filsafat pibadinya. Kemudian timbul
pertanyaan apa itu manajemen dan organisasi itu.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan materi yang kami dapat, dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu :

1. Apakah pengertian manajemen ?


2. Apakah pengertian organisasi ?
3. Bagaimana sejarah singkat perkembangan manajemen ?
4. Apa saja fungsi-fungsi manajemen ?
5. Apa saja jenis-jenis perencanaan dalam perusahaan?
6. Apa saja hambatan dalam kegiatan perencanaan?
7. Apa saja tujuan pengorganisasi ?
8. Apa saja teori motivasi dan teori kepempimpinan ?

1.3 Tujuan

Tujuan kami menulis makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian manajemen.


2. Untuk mengetahui pengertian organisasi.
3. Untuk mengetahui sejarah singkat perkembangan manajemen.
4. Untuk mengetahui fungsi-fungsi manajemen.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis perencanaan dalam perusahaan.
6. Untuk mengetahui hambatan dalam kegiatan perencanaan.
7. Untuk mengetahui tujuan pengorganisasi.
8. Untuk mengetahui teori motivasi dan teori kepempimpinan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen dan Organisasi

A.Pengertian Manajemen

Kata manajemen berasal dari bahasa italia pada tahun 1561 manggiare yang berarti
“mengendalikan” pengertian manajemen menurut Mary Parker Follet pada tahun 1997,
manajemen is the art of getting thing done through people, manajemen adalah seni
menyelesaikan sesuatu melalui orang lain.
Manajemen berasal dari bahasa inggris “management” yang berasal dari kata dasar
“manage”. Definisi manage menurut kamus oxford adalah “to be in charge or make decisions in
a business or an organization” (memimpin atau membuat keputusan di perusahaan atau
organisasi). Dan definisi management menurut kamus oxford adalah “the control and making of
decisions in a business or similar organization” (pengendalian dan pembuatan keputusan di
perusahaan atau organisasi sejenis).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Manajemen adalah “penggunaan sumber
daya secara efektif untuk mencapai sasaran” atau “pimpinan yang bertanggung jawab atas
jalannya perusaahaan dan organisasi. Pengertain manajemen menurut para ahli :

1. Menurut Horold Koontz dan Cyril O’donnel, Manajemen adalah usaha untuk mencapai
suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
2. Menurut R. Terry, Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-
tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan
sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
3. Menurut James A.F. Stoner, Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian
dan penggunakan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi tang
telah ditetapkan.

3
4. Menurut James A.F. Stoner, Manajemen adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta
penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dengan demikian, istilah manajemen mengacu kepada suatu proses mengkoordinasi dan
mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan
melalui orang lain. Proses menggambarkan fungsi-fungsi yang berjalan terus atau kegiatan-
kegiatan utama yang dilakukan oleh para manager.

B.Pengertian Organisasi

Organisasi berasal dari kata organon (yunani) yang berarti alat. Organisasi merupakan
sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk
mencapai tujuan bersama.

Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih, atau organisasi adalah setiap
bentuk kerjasama untuk pencapaian tujuan bersama, organisasi adalah struktur pembagian kerja
dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama
secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.

Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang
berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan
terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang , material, mesin, metode , lingkungan ),
sarana- parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk
mencapai tujuan organisasi.

Menurut Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan “organisasi ialah setiap bentuk
persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam
rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat
seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut
dengan bawahan.” Dan menurut Chester L Bernard (1938) mengatakan bahwa “Organisasi

4
adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih ( Define organization as a system of
cooperative of two or more persons) yang sama-sama memiliki visi dan misi yang sama.”

Menurut Dimock, Mengatakan bahwa : Organization is the systematic bringing together


of interdependent part to form a unifid whole thought which authority, coordination and control
may be exercised to achive a given purpose, (Organisasi adalah Perpaduan secara sistematis dari
pada bagian-bagian yang saling ketergantungsn/berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang
bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasasn dalam usaha mencapai tujuan yang telah
ditentukan).

Dan dengan demikian, Organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara
orang-orang dalam rngka mencapai tujuan mersama, dengan mendayagunakan sumber daya yang
dimiliki.

Berbagai literatur tentang organisasi dan manajemen telah memberikan definisi tentang
organisai, dengan berbagai cara, tergantung segi tinjauan ataupun pendekatannya. Pada dasarnya
pengertian organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi arti statis dan
organisasi dalam arti dinamis.
a) Organisasi Dalam Arti Statis
Organisasi dalam arti statis berarti melihat organisasi sebagai sesuatu yang tidak bergerak
atau diam. Melihat organisasi sebagai sesuatu yang tidak bergerak berarti melihat organisasi itu
seperti yang tergambar dalam bagan organisasi (organogram) yang beraneka ragam. Ada
berbagai macam pandangan tentang organisasi dalam arti statis, antara lain sebagai berikut :
1. Organisasi dipandang sebagai wadah atau sebagai alat yang berarti :
a. Organisasi sebagai alat pencapaian tujuan yang ditetapkan sebelumnya,
b. Organisasi merupakan wadah daripada sekelompok orang (group of pe ople) yang
mengadakan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
c. Organisasi sebagai wadah atau tempat di mana administrasi dan manajemen
dijalankan yang memungkinkan administrasi dan menajemen itu bergerak sehingga
memberi bentuk pada administrasi dan manajemen.
2. Organisasi dipandang sebagai jaringan dari hubungan kerja yang bersifat formal
seperti yang tergambar dalam suatu bagan dengan mempergunakan kotak-kotak yang

5
beraneka ragam. Kotak-kotak tersebut member gambaran tentang kedudukan atau jabatan
yang harus diisi oleh orang-orang yang memenuhi persyaratan sesuai dengan fungsi
masing-masing.
3. Organisasi dipandang sebagai saluran hirarki kedudukan atau jabatan yang ada yang
menggambarkan secara jelas tentang garis wewenang, garis komando dan garis
tanggungjawab. Secara singkat dapat dikatakan bahwa organisasi dalam arti statis
merupakan wadah atau tempat kegiatan administrasi dan manajemen berlangsung dengan
gambaran yang jelas tentang saluran hirarki daripada kedudukan, jabatan wewenang,
garis komando dan tanggungjawab.
b) Organisasi Dalam Arti Dinamis
Organisasi dalam arti dinamis berarti memandang organisasi sebagai suatu organ yang
hidup, suatu organisme yang dinamis. Memandang organisasi sebagai organisme yang dinamis
berarti memandang organisasi tidak hanya dari segi bentuk dan wujudnya, tetapi juga melihat
organisasi itu dari segi isinya. Isi daripada organisasi adalah sekelompok orang-orang yang
melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan bersama. Dengan kata lain organisasi dalam arti
dinamis berarti menyoroti aktivitas atau kegiatan yang ada didalam organisasi, serta segala
macam aspek yang berhubungan dengan usaha pencapaian tujuan yang hendak dicapai.Dengan
demikian terdapat berbagai macam pandangan tentang organisasi dalam arti dinamis, sebagai
berikut :
1. Organisasi dalam arti dinamis berarti organisasi itu selalu bergerak mengadakan
pembagian tugas atau pekerjaan sesuai dengan sistem yang telah ditentukan serta sesuai
pula dengan lingkup daripada organisasi itu.
2. Organisasi dalam arti dinamis berarti memandang organisasi itu dari segi isinya,
yaitu sekelompok orang yang melakukan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Jadi organisasi dalam arti dinamis menyoroti unsur manusia yang ada di dalamnya.
Manusia merupakan unsur terpenting dari seluruh unsur organisasi karena hanya
manusialah yang memiliki sifat kedinamisan. Organisasi dalam arti dinamis selalu
diharapkan kepada dua macam kemungkinan, yaitu :
3. Kemungkinan untuk tumbuh dan berkembang, yaitu berarti organisasi selalu
bergerak untuk tumbuh dan berkembang sesuai tuntutan zaman. Pertumbuhan dan

6
perkembangan organisasi dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif. Yang lebih penting
adalah pertumbuhan dan perkembangan organisasi yang bersifat kualitatif.
4. Kemungkinan organisasi itu akan mati. Hal ini merupakan ancaman dan tantangan
yang mau tidak mau harus dapat diatasi.

Kematian organisasi merupakan tantangan dalam arti bahwa orang- orang yang tergabung
dalam organisasi itu diharapkan dengan berbagai masalah atau persoalan dalam tingkat atau
kadar persoalan yang berbeda- beda. Setiap masalah harus dapat diatasi, karena apabila tidak
dapat diatasi akan menjadi hambatan atas jalannya organisasi. Kematian organisasi merupakan
ancaman, yang berarti segenap aspirasi yang ditampung dalam organisasi akan bubar berantakan.
Ancaman kematian suatu organisasi dapat bersumber dari dalam maupun dari luar. Ancaman
yang datang dari dalam adalah ancaman yang datangnya dari anggota sendiri, misalnya: para
anggota bersifat statis, tidak mau menerima perubahan (metode) baru, tidak ada rasa memiliki
dari para anggota dan lain sebagainya.
Ancaman yang datangnya dari luar adalah ancaman yang datangnya dari berbagai
organisasi lain dalam bentuk persaingan, baik secara wajar (persaingan sehat) maupun secara
tidak sehat (tidak wajar), baik persaingan itu dilakukan secara terbuka (terang-terangan) maupun
secara tertutup (terselubung).
Dengan demikian organisasi dalam arti dinamis berarti organisasi selalu bergerak,
tumbuh dan berkembang untuk mempertahankan eksistensinya. bergerak, tumbuh dan
berkembangnya organisasi pada dasarnya merupakan kenyataan hidup.
Dari uraian di atas kita dapat mengatakan bahwa organisasi dalam arti dinamis
merupakan proses kerjasama antara orang-orang yang tergabung dalam suatu wadah tentu untuk
mencapai tujuan bersama seperti yang telah disampaikan secara bersama pula. Proses adalah
langkah-langkah yang harus dilalui. Langkah-langkah yang harus dilalui dalam usaha mencapai
tujuan bersama dimulai dari proses perencanaan (planning), proses pengorganisasian
(organizing), pemberian motivasi (motivating), proses pengawasan (controlling) dan proses
pengambilan keputusan (decision making). Proses tersebut sering disebut sebagai fungsi
manajemen sehingga organisasi dalam arti dinamis disebut pula organisasi sebagai fungsi, yaitu
organisasi yang member kemungkinan manajemen untuk bergerak.

7
Organisasi sebagai proses juga memandang organisasi dari segi interaction antara orang-
orang yang ada di dalam organisasi itu. Interaksi yang terjadi di dalam organisasi dapat
berlangsung secara formal (hubungan-hubungan formal), dan secara informal (hubungan-
hubungan informal).
Hubungan formal adalah hubungan-hubungan yang mengikuti pola seperti yang telah
diatur dalam dasar hukum pendirian organisasi, sesuai struktur organisasi, seperti yang telah
ditetapkan secara resmi oleh pimpinan.
Hubungan informal adalah hubungan-hubungan yang terjadi dalam organisasi yang tidak
terikat oleh dasar hukum pendirian organisasi, tidak terikat oleh struktur organisasi, tidak terikat
oleh hirarki, tidak terikat oleh aturan-aturan yang ditetapkan secara resmi oleh pimpinan
organisasi. Oleh karn ena itu hubungan-hubungan informal tidak tampak dalam struktur
organisasi atau tidak tergambar dalam bagan organisasi.
Hubungan-hubungan informal berdasarkan kepada hubungan- hubungan pribadi atau
personal relations, dan atas dasar kesamaan kepentingan di dalam organisasi. Interaksi yang
terjadi didalam organisasi dapat terjadi antara atasan dengan bawahan, antara bawahan dengan
atasan, bawahan dengan bawahan, atasan dan atasan. Dengan kata lain interaksi yang terjadi di
dalam organisasi dapat terjadi secara vertikal, horizontal maupun secara diagonal. Baik buruknya
organisasi sangat ditentukan oleh keserasian interaksi, kemampuan dan hubungan kerja yang
terjadi didalam organisasi. Oleh karena itu organisasi dalam arti dinamis atau dalam arti proses
lebih banyak menyoroti faktor manusia dalam organisasi.
Kesimpulan yang dapat kita ambil lebih lanjut ialah bahwa organisasi itu tidak hanya
sekedar sebagai wadah saja, tetapi juga sebagai sistem kerja-sama, sebagai sistem tata hubungan
kerja dan sebagai proses pembagian tugas.
Organisasi sebagai sistem kerja sama dapat diartikan dengan berbagai cara, yaitu sebagai
berikut:
1. Organisasi sebagai sistem kerjasama, adalah suatu sistem mengenai pekerjaan-pekerjaan yang
dirumuskan dengan baik, dan masing- masing pekerjaan itu mengandung wewenang, tugas dan
tanggungjawab tertentu yang memungkinkan orang-orang dari suatu organisasi dapat
berkerjasama secara efektif dalam usaha mencapai tujuan bersama.

8
2. Organisasi sebagai sistem kerja dalah suatu sistem penugasan pekerjaan kepada orang-orang
yang mengadakan kerjasama yang mengkhususkan diri dalam suatu bidang tertentu dari suatu
tugas bersama.
3. Organisasi sebagai kerjasama adalah suatu sistem daripada aktivitas- aktivitas kerjasama dari
sekelompok orang yang mengadakan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
4. Organisasi sebagai sistem kerjasama adalah suatu sistem yang terencana daripada usaha
kerjasama dengan memberikan peran kepada setiap orang untuk dijalankan, wewenang, tugas
dan tanggungjawab untuk dilaksanakan.
Organisasi sebagai sistem tata-hubungan kerja dapat diberi pengertian dengan berbagai
cara, yaitu sebagai berikut:
1. Organisasi sebagai sistem tata-hubungan kerja, adalah suatu sistem tata-hubungan kerja yang
sangat rumit tetapi sistematis sehingga dapat menimbulkan suatu bentuk kerjasama yang baik
dan serasi di antara para anggota atau antar unit satuan kerja yang ada sebagai usaha untuk
mencapai tujuan bersama.
2. Organisasi sebagai sistem tata-hubungan kerja, adalah suatu jaringan kerja yang mewujudkan
suatu bentuk kerjasama yang baik dan serasi antara para anggota atau antar unit satuan kerja
yang ada sehingga tujuan bersama dapat dicapai dengan cepat, tepat, efisien dan efektif.
Organisasi sebagai proses pembagian tugas dapat diberi pengertian dengan berbagai cara,
yaitu sebagai berikut:
1.Organisasi sebagai proses pembagian tugas, adalah suatu proses menetapakan dan
mengelompokkan jenis pekerjaan yang akan dilakukan serta merumuskan suatu pelimpahan
wewenang dan tanggungjawab yang memungkinkan orang-orang yang diserahi tugas itu dapat
bekerjasama secara efisien dan efektif dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.Organisasi sebagai proses pembagian tugas, adalah proses kegiatan menghimpun secara
teratur atas bagian-bagian yang saling bergantung satu sama lain sehingga secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang bulat, bersatu padu dalam usaha mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
3. Organisasi sebagai proses pembagian tugas, adalah suatu proses pembagian tugas atau
pekerjaan serta mengatur dan menentukan bagian atau orang-orang yang diserahi untuk memikul
tugas dan tanggungjawab dari suatu bentuk usaha.

9
4. Organisasi sebagai proses pembagian tugas, adalah suatu proses kegiatan penyusunan,
pengembangan, pemeliharaan daripada pola hubungan kerja dari bagian-bagian atau orang-orang
yang ada dalam suatu bentuk usaha.
Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa organisasi sebagai proses pembagian
tugas mamandang organisasi dari segi sistem distribusi tugas sehingga masing-masing pejabat
atau masing-masing unit satuan kerja memegang tugas tertentu.
Disamping itu, terdapat beberapa definisi mengenai organisasi yang dikemukakan oleh
para ahli, yaitu
· “Organisasi-organisasi merupakan entitas-entitas yang memungkinkan masyarakat mencapai
hasil-hasil tertentu, yang tidak mungkin dilaksanakan oleh induvidu-induvidu yang bertindak
secara sendiri.” (James L. Gibson)
· “Organisasi-organisasi lebih dari hanya alat untuk menciptakan barang-barang dan
menyelenggarakan jasa-jasa. Organisasi-organisasi menciptakan kerangka (setting), yaitu banyak
diantara kita yang melaksanakan proses kehidupan. Sehubungan dengan itu dapat dikatakan
bahwa organisasi-organisasi menimbulkan pengaruh besar atas perilaku kita.” (L.F. Urwick)
· “Organization is the form of every human association for the attainment of common purposes.”
Artinya Organisasi merupakan bentuk dari setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu
tujuan bersama. (James D. Mooney)
· “Organization is people working together, and so it takes on characteristics of human
relationships which are involved in group detivity.” Artinya Organisasi adalah orang-orang yang
bekerjasama dengan mengandung cirri-ciri dari hubungan kemanusiaan yang timbul di dalam
kegiatan kelompok. (John D. Millet)
· “Organization is the structure of authoritative and habitual personal interrelations in an
administrative systems.” Artinya Organisasi merupakan struktur daripada hubungan-hubungan
atas dasar wewenang dan bersifat tetap dalam suatu sistem administrasi. (Dwight Waldo)
· “Organization is a system of cooperation activities of two or more persons something intangible
and impersonal, largely a matter of relationships.” Artinya Organisasi merupakan suatu sistem
usaha bersama antara dua orang atau lebih, sesuatu yang tidak berwujud dan tidak bersifat
pribadi, yang sebagia besar mengenai hubungan-hubungan kemanusiaan. (Chester I. Barnard)

10
· “Organisasi itu sebagai struktur-tata pembagian kerja dan struktur tata-hubungan kerja antara
sekelompok orang-orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama
mencapai suatu tujuan yang tertentu. (S. Prajudi Atmosudirdjo)
· ”Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerjasama
untuk mencapai tujuan bersama dan terikat secara formal dalam suatu ikatan hirarki di mana
selalu terdapat hubungan antara seorang atau sekelompok orang yang disebut pimpinan dan
seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.” (Sondand P. Siagian)

Adapun definisi tersebut berlandaskan sejumlah fakta yang merupakan ciri umum semua
organisasi.
1. Semua organisasi senantiasa mencakup sejumlah orang
2. Orang-orang tersebut terlibat satu sama lain dengan satu atau lain cara-maksudnya mereka
semua berinteraksi
3. Interaksi tersebut selalu dapat diatur atau diterangkan dengan jenis struktur tertentu
4. Masing-masing orang didalam sesuatu organisasi memiliki sasaran-sasaran pribadi; beberapa
diantaranya merupakan alasan bagi tindakan-tindakan yang dilakukannya. Ia
mengekspektasi bahwa keterlibatannya didalam organisasi tersebut akan membantunya mencapai
sasaran-sasarannya

1. Sejarah Singkat Perkembangan Manajemen

11
Beberapa orang melihat sejarah manajemen sebagai konseptualisasi modern yang
terlambat.Dalam istilah tersebut manajemen tidak memiliki sejarah pra-modern, hanya
merupakan pertanda. Beberapa orang lainnya, mendeteksi aktivitas mirip manajemen di masa
pra-modern akhir. Perkembangan pemikiran manajemen pada pedagang-pedagang Sumeria dan
pembangun piramid Mesir yaitu para pemilik budak selama berabad-abad menghadapi
permasalahan eksploitasi/memotivasi budak yang bergantung namun terkadang suka melawan
(memaksa otoritas), namun banyak perusahaan pra-industri dengan skala mereka yang kecil,
tidak merasa terdorong untuk menghadapi permasalahan manajemen secara sistematis. namun,
inovasi seperti penyebaran sistem angka Hindu-Arab (abad ke-5 hingga ke-15) dan kodifikasi
kesekretariatan entri ganda (1494) menyediakan perangkat untuk penilaian, perencanaan dan
kendalimanajemen.Abad 19, bidang pelajaran manajemen berkembang dari ekonomi dalam abad
19. Pelaku ekonomi klasik Adam Smith dan John Stuart Mill memberikan teori teori pengaturan
sumber daya, produksi dan penetapan harga. Pada saat yang hampir bersamaan, penemu seperti
Eli Whitney,James Watt dan Matthew Boulton mengembangkan teknik produksi seperti
Penetapan standar, prosedur kontrol kualitas, akuntansi biaya, penukaran bahan, dan perencanaan
kerja.
Pada pertengahan abad 19, Robert Owen, Henry Poor, dan M.Laughlin dan lain-lain
memperkenalkan elemen manusia dengan teori pelatihan, motivasi, struktur organisasi dan
kontrol pengembangan pekerja. Pada akhir abad 19, Pelaku ekonomi marginal Alfred Marshall
dan Leon Walras dan lainnya memperkenalkan lapisan baru yang kompleks ke teori manajemen.
Pada 1900an manajer mencoba mengganti teori mereka secara keseleruhan berdasarkan sains.
Abad 20, teori pertama tentang manajemen yang lengkap muncul sekitar tahun 1920. Orang
seperti Henry Fayol dan Alexander Church menjelaskan beberapa cabang dalam manajemen dan
hubungan satu sama lain.

Peter Drucker menulis salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: “Konsep
Korporasi” (Concept of the Corporation), diterbitkan tahun 1946. Buku ini muncul atas ide
Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi. H.
Dodge, Ronald Fisher, dan Thorton C Fry memperkenalkan teknik statistika ke dalam
manajemen. Pada tahun 1940an, Patrick Blackett mengkombinasikan teori statistika dengan teori
mikro ekonomi dan lahirlah ilmu riset operasi. Riset operasi, sering dikenal dengan “Sains

12
Manajemen”, mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen,
khususnya di bidang logistik dan operasi.Mendekati akhir abad 20, manajemen terdiri dari
beberapa bidang terpisah, termasuk: manajemen sumber daya, manajemen operasi atau produksi
manajemen strategi, manajemen pemasaran, manajemen keuangan, manajemen informasi
teknologi.

2.2 Fungsi-fungsi Manajemen

Ada fungsi utama manajemen menurut George R.Terry (Modul Pengayaan Ekonomi Peminatan
untuk SMA/MA, halaman. 28) yaitu :

1. Memimpin (Leading)

Tugas seorang manajer adalah agar orang lain bertindak untuk tujuan organisasi. fungsi ini
meliputi:

 Mengambil keputusan (decision maker);


 Melakukan komunikasi (communicating);
 Memberikan motivasi (motivating);
 Memilih orang-orang (selecting people);
 Mengembangkan orang lain (developing people) melalui penilaian hasil kinerja,
memberikan saran dan pemberian latihan atau training.

2. Merencanakan (Planning)

Tugas dan kegiatan utama pencanaan meliputi :

13
 Forecasting atau meramalkan untuk waktu yang akan datang;
 Membuat target dan sasaran (seat goal or targeting);
 Programming (membuat acara) membuat rencana urutan kegiatan yang diperlukan untuk
pencapaian target;
 Schedulling (mengatur urutan waktu pelaksanaan atau time table);
 Budgeting (menyusun rencana anggaran biaya);
 Membuat Standard Operating Procedure (SOP) tentang pelaksanaan pekerjaan;
 Estabilishing and Interpreting Policies (menetapkan dan menafsirkan kebijakan-kebijakan
pelaksanaan pekerjaan)

3. Menyusun (Organizing)

Kegiatan mengatur dan menghubungkan suatu pekerjaan sehingga dilaksanakan lebih efektif dan
efisien meliputi:

 Design Organization Structure (Desain Struktur Organisasi),


 Menentukan job description dari masing-masing jabatan untuk mencapai sararan
organisasi;
 Delegating Responsibility and Authority (mendelegasikan tanggung jawab dan
wewenang) menetapkan pertangungjawaban untuk hasil yang dicapai;
 Estabilishing Relationship (menetapkan hubungan-hubungan yang membedakan antara
atasan dan staff);
 Mendeskripsikan hal-hal yang dianggap efektif sehubungan dengan pemanfaatan sumber
daya manusia guna pencapaian sasaran.

4. Mengawasi (Controlling)

Melakukan pengawasan, pengendalian dan pengamatan meliputi:

 Developing Performance Standard (perkembangan pekerjaan);


 Measuring Performance (pengukuran hasil pekerjaan);
 Taking Corrective Action (melakukan tindakan perbaikan dan mengoreksi kesalahan)

14
Setiap fungsi manajemen atau seorang manajer harus mempunyai keempat keahlian diatas dan
harus mampu menerapkannya dalam suatu kegiatan organisasi yang terpadu untuk mencapai
tujuan utama perusahaan sesuai dengan prinsip manajemen.

2.3 Jenis-jenis Perencanaan dalam Perusahaan

Jenis-jenis Perencanaan dalam perusahaan menurut Marwan Asri dan John Suprihanto
(dalam staff.uny.ac.id) jika dilihat dari tingkat hirarkinya dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
Perencanaan Strategis, Perencanaan Taktis dan Perencanaan Operasional. Berikut ini penjelasan
singkat mengenai ketiga Perencanaan tersebut.

1. Perencanaan Strategis (Strategic Plans)

Perencanaan Strategis atau Strategic Planning menentukan kerangka visi suatu organisasi dan
cara-cara yang harus dilakukan oleh Organisasi tersebut untuk merealisasikan visinya. Jangka
waktu Perencanaan Strategis sekitar 3 tahun hingga 5 tahun (Jangka panjang). Perencanaan
Strategis menentukan tujuan jangka panjang suatu organisasi/perusahaan serta strategi dan
tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Tujuan Organisasi atau
Tujuan Perusahaan yang ditetapkan merupakan penentuan arah perusahaan secara keseluruhan
sehingga Perencanaan Strategis ini dilakukan oleh Manajemen Puncak atau Top Management
Perusahaan. Perencanaan Strategis harus memiliki fleksibilitas dan dapat mengakomodasi
perkembangan organisasi di kemudian hari. Perencanaan Strategis ini harus berisi kerangka kerja
dan memberikan arah yang jelas untuk perencanaan di tingkat yang lebih rendah.

2. Perencanaan Taktis (Tactical Plans)

Perencanaan Taktis atau Tactical Plans adalah Perencanaan yang memuat taktik-taktik para
manajer untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah direncanakan oleh Top Management
(Manajemen Puncak) dalam perencanaan strategis. Perencanaan Taktis merupakan Perencanaan
Jangka Menengah (biasanya kurang dari 3 tahun) yang dibuat dan dikembangkan oleh Manajer
tingkat menengah atau kepala bagian/kepala divisi. Perencanaan Taktis merinci setiap tindakan

15
yang harus dilakukan oleh setiap bagian/divisi dalam rangka pencapaian sasaran yang ditetapkan
oleh Top Management pada Perencanaan Strategisnya. Perencanaan Taktis juga merencanakan
pengalokasian sumber daya dan tugas-tugas untuk setiap sub-unit dari masing-masing divisi atau
departemen.

2.4 Hambatan dalam Kegiatan Perencanaan

Ada 2 jenis hambatan dalam pengembanganan rencana efektif, yaitu :

Penolakan internal para perencana terhadap penetapan tujuan dan pembuatan rencana untuk
mencapainya. Keengganan umum para anggota organisasi untuk menerima perencanaan karena
perubahan–perubahan yang ditimbulkanya.Adapula hambatan hambatan dalam pembuatan
rencana efektif, yaitu Karena penetapan tujuan merupakan langkah esensi pertama dalam
perencanaan, para manajer yang tidak dapat menetapkan tujuan yang cukup significant akan
gagal untuk membuat perencanaan efektif. Berikut adalah alasan–alasan manajer ragu/gagal
menetapkan tujuan, yaitu

1.Kurang pengetahuan tentang organisasi


2.Kurang pengetahuan tentang lingkungan
3.Ketidak mampuan melakukan peramalan secara efektif
4.Kesulitan perencanaan operasi operasi yang tidak berulang
5. Biaya
6.Takut gagal
7.Kurang percaya diri
8. Ketidaksediaan untuk menyingkirkan tujuan–tujuan alternative
9.Selain itu hambatan-hambatan dalam perencanaan efektif juga terjadi karena adanya masalah
kontemporer atau kelamahan dalam perencanaan itu sendiri. Berikut adalah kritik kontemporen
dalam perencanaan :
10.Perencanaan dapat menyebabkan kekakuan
11. Rencana tidak dapat dikemangkan untuk lingkungan yang dinamis
12. Rencana foral tidak dapat mengganti intuisi dan kreativitas

16
13.Perencanaan memfokuskan perhatia manajer pada persaingan dewasa ini, bukan kemampuan
bertahan hidup esok.
14. Perencanaan formal memperkuat kesuksesan, yag dapat menimbulkan kesalahan
15.Hanya perencanaan belumlah cukup.

2.5 Tujuan Pengorganisasian

Tujuan pengorganisasian adalah agar dalam pembagian tugas dapat dilaksanakan dengan penuh
tanggungjawab. Dengan pembagian tugas diharapkan setiap anggota organisasi dapat
meningkatkan keterampilannya secara khusus (spesialisasi) dalam menangani tugas-tugas yang
dibebankan. Apabila pengorganisasian itu dilakukan secara serampangan, tidak sesuai dengan
bidang keahlian seseorang, maka tidak mustahil dapat menimbulkan kegagalan dalam
penyelenggaraan pekerjaan itu. Ada beberapa tujuan pengorganisasian, yaitu:

1. Membantu Koordinasi

Memberi tugas pekerjaan kepada unit kerja secara koordinatif agar tujuan organisasi dapat
melaksanakan dengan mudah dan efektif. Koordinasi dibutuhkan tatkala harus membagi unit
kerja yang terpisah dan tidak sejenis, tetapi berada dalam satu organisasi.

2. Memperlancar Pengawasan

Membantu pengawasan dengan menempatkan seorang anggota manajer yang berkompetensi


dalam setiap unit organisasi. Dengan demikian sebuah unit dapat ditempatkan di dalam
organisasi secara keseluruhan sedemikian rupa agar dapat mencapai sasaran kerjanya walaupun
dengan lokasi yang tidak sama. Unit-unit operasional yang identik dapat disatukan
dengan sistem pengawasan yang identik pulasecara terpadu.

17
3. Maksimalisasi Manfaat Spesialisasi

Membantu seorang menjadi lebihahli dalam pekerjaan-pekerjaan tertentu. Spesialisasi


pekerjaan dengan dasar keahlian dapat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, sehingga
kemanfaatan produk dapat memberikan kepuasan dan memperoleh kepercayaan masyarakat
pengguna.

4. Penghematan Biaya

Tumbuh pertimbangan yang berkaitan dengan efisiensi. Dengan demikian pelaku organisasi
akan selalu berhati-hati dalam setiap akan menambah unit kerja baru yang notabene
menyangkut penambahan tenaga kerja yang relatif banyak membutuhkan biaya
tambahanberupa gaji/upah. Penambahan unit kerja sebaiknya dipertimbangkan berdasarkan
nilai sumbangan pekerja baru dengan tujuan untuk menekan upah buruh yang berlebihan.

5. Meningkatkan kerukunan hubungan antar manusia

Masing-masing pekerja antar unit kerja dapat bekerja saling melengkapi, mengurangi
kejenuhan, menumbuhkan rasa saling membutuhkan, mengurangi pendekatan materialistis.
Untuk ini pihak manajer harus mampu mengadakan pendekatan sosial dengan penanaman rasa
solidaritas dan berusaha menampung sertamenyelesaikan berbagai perbedaan yang bersifat
individual.

2.6 Teori Motivasi dan Teori Kepempimpinan

A.Teori Motivasi

Adapun tingkatan teori tersebut adalah (WahyuFitri. 2012):

1. Teori Abraham H. Maslow

Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H.Maslow pada intinya berkisar pada
pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :

18
 Fisiologis
Keamanan, keselamatan dan perlindungan
 Sosial, kasih sayang, rasa dimiliki
 Penghargaan, rasa hormat internal seperti harga diri, prestasi
Aktualisasi diri, dorongan untuk menjadi apa yang mampu ia menjadi.

Menurut maslow, jika seorang pimpinan ingin memotivasi seseorang, maka ia perlu
memahami sedang berada pada anak tangga manakah posisi bawahan dan memfokuskan pada
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu atau kebutuhan dia atas tingkat itu.
Teori yang sangat berpengaruh dalam teori humanistic ini adalah Theory of Human Motivation
yang dikembangkan oleh Abraham Maslow (1954). Maslow mengemukakan gagasan hirarki
kebutuhan manusia, yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu deficiency needs dan growth
needs. Deficiency needs meliputi (dari urutan paling bawah) kebutuhan fisiologis, kebutuhan
rasa aman, kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki, dan kebutuhan akan penghargaan.

2. Teori Motivasi – Higiene

Dikemukakan oleh psikolog Frederick Herzberg, yang mengembangkan teori kepuasan yang
disebut teori dua faktor tentang motivasi. Dua faktor itu dinamakan faktor yang membuat orang
merasa tidak puas atau faktor-faktor motivator iklim baik atau ekstrinsik-intrinsik tergantung dari
orang yang membahas teori tersebut.

Ilmuwan ini telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman motivasi Herzberg.
Teori yang dikembangkannya dikenal dengan “ Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor
motivasional dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”. Menurut teori ini yang dimaksud faktor
motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti
bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau
pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri
yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.

 Aktualisasi diri, dorongan untuk menjadi apa yang mampu ia menjadi.

19
Menurut maslow, jika seorang pimpinan ingin memotivasi seseorang, maka ia perlu
memahami sedang berada pada anak tangga manakah posisi bawahan dan memfokuskan pada
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu atau kebutuhan dia atas tingkat itu.
Teori yang sangat berpengaruh dalam teori humanistic ini adalah Theory of Human Motivation
yang dikembangkan oleh Abraham Maslow (1954). Maslow mengemukakan gagasan hirarki
kebutuhan manusia, yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu deficiency needs dan growth
needs. Deficiency needs meliputi (dari urutan paling bawah) kebutuhan fisiologis, kebutuhan
rasa aman, kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki, dan kebutuhan akan penghargaan.

1. Teori Motivasi – Higiene

Dikemukakan oleh psikolog Frederick Herzberg, yang mengembangkan teori kepuasan


yang disebut teori dua faktor tentang motivasi. Dua faktor itu dinamakan faktor yang membuat
orang merasa tidak puas atau faktor-faktor motivator iklim baik atau ekstrinsik-intrinsik
tergantung dari orang yang membahas teori tersebut.

Ilmuwan ini telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman motivasi Herzberg.
Teori yang dikembangkannya dikenal dengan “ Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor
motivasional dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”. Menurut teori ini yang dimaksud faktor
motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti
bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau
pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri
yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.

2. Teori Motivasi kebutuhan McClelland

Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for
Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan
kebutuhan seseorang akan prestasi. Murray sebagaimana dikutip oleh Winardi merumuskan
kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai keinginan :“ Melaksanakan sesuatu tugas atau
pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi, atau mengorganisasi obyek-obyek fisik,
manusia, atau ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan seindependen
mungkin, sesuai kondisi yang berlaku. Mengatasi kendala-kendala, mencapai standar tinggi.

20
Mencapai performa puncak untuk diri sendiri. Mampu menang dalam persaingan dengan pihak
lain. Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil.”

2. Teori Kepempimpinan

Teori-teori ini adalah (Wahyu Fitri. 2012):

1. Teori Atribut Kepemimpinan

Teori atribusi kepemimpinan mengemukakan bahwa kepemimpinan semata-mata merupakan


suatu atribusi yang dibuat orang atau seorang pemimpin mengenai individu-individu lain yang
menjadi bawahannya. Beberapa teori atribusi yang hingga saat ini masih diakui oleh banyak
orang yaitu:

 Teori Penyimpulan Terkait (Correspondensi Inference), yakni perilaku orang lain


merupakan sumber informasi yang kaya.
 Teori sumber perhatian dalam kesadaran (Conscious Attentional Resources) bahwa
proses persepsi terjadi dalam kognisi orang yang melakukan persepsi (pengamatan).
 Teori atribusi internal dan eksternal dikemukakan oleh Kelly & Micella, 1980 yaitu teori
yang berfokus pada akal sehat.
1. Teori Kepempimpinan Karismatik

Teori kepemimpinan karismatik dari House menekankan kepada identifikasi pribadi,


pembangkitan motivasi oleh pemimpin dan pengaruh pemimpin terhadap tujuan- tujuan dan rasa
percaya diri para pengikut. Teori atribusi tentang karisma lebih menekankan kepada identifikasi
pribadi sebagai proses utama mempengaruhi dan internalisasi sebagai proses sekunder. Teori
konsep diri sendiri menekankan internalisasi nilai, identifikasi sosial dan pengaruh pimpinan
terhadap kemampuan diri dengan hanya memberi peran yang sedikit terhadap identifikasi
pribadi. Sementara itu, teori penularan sosial menjelaskan bahwa perilaku para pengikut
dipengaruhi oleh pemimpin tersebut mungkin melalui identifikasi pribadi dan para pengikut
lainnya dipengaruhi melalui proses penularan sosial.

1. Teori Kepempimpinan Transformasi

21
Pemimpin pentransformasi (transforming leaders) mencoba menimbulkan kesadaran para
pengikut dengan mengarahkannya kepada cita-cita dan nilai-nilai moral yang lebih tinggi. Burns
dan Bass telah menjelaskan kepemimpinan transformasional dalam organisasi dan membedakan
kepemimpinan transformasional, karismatik dan transaksional. Pemimpin transformasional
membuat para pengikut menjadi lebih peka terhadap nilai dan pentingnya pekerjaan,
mengaktifkan kebutuhan-kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi dan menyebabkan para
pengikut lebih mementingkan organisasi. Hasilnya adalah para pengikut merasa adanya
kepercayaan dan rasa hormat terhadap pemimpin tersebut, serta termotivasi untuk melakukan
sesuatu melebihi dari yang diharapkan darinya. Efek-efek transformasional dicapai dengan
menggunakan karisma, kepemimpinan inspirasional, perhatian yang diindividualisasi serta
stimulasi intelektual.

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manajemen merupakan kegiatan pokok yang dilakukan seorang pimpinan karena dia
menjabat sebagai manajer untuk mengolah input menjadi output melalui proses manajemen.
Dengan demikian, istilah manajemen mengacu kepada suatu proses mengkoordonai dan
mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan
melalui orang lain.

Pada umumnya, fungsi manajemen dibagi menjadi beberapa fungsi, yaitu merencanakan,
mengkoordinasikan, mengawasi dan mengendalikan kegiatan dalam rangka usaha untuk
mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif dan efisien.

Organisasi memiliki pengertian sekelompok orang (2 atau lebih) yang secara formal
dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Organisasi
juga sangat berhubungan dengan manajemen dan tata kerja karena organisasi secara keseluruhan
atau sebagai suatu keselurahan memerlukan manajemen untuk mengatur sistem tatakerja.

Manajemen dan organisasi sangat berhubungan erat, manajemen merupakan atau berarti
sebagai kepemimpinan, sedangkan dalam organisasi juga terdapat kepemimpinan. Dengan
demikian untuk menyusun organisasi yang baik dan dapat mencapai tujuan di perlukan
manajemen yang baik juga.

23
3.2 Saran

Untuk berlangsungnya proses kegiatan organisasi agar dapat berjalan dengan lancar, efesien, dan
efektif maka di perlukanlah kerjasama dari berbagai bidang di dalam organisasi dengan cara
menjalakan semua fungsi dari manajemen dengan sebaik-baiknya dan meminimalkan kesalahan
serta memperkirakan akibat yang mungkin timbul akibat dari keputusan atau tindakan yang
diambil.
a. Manajemen harus di isi oleh orang-orang yang kompeten di bidangnya serta memiliki
tanggung jawab sehingga proses manajerisasi dapat berjalan sesuai dengan fungsinya.
b. Organisasi harus berjalan sebagaimana visi dan misi dari tujuan organisasi tersebut, karena
banyak kasus dimana organisasi bertindak sewenang-wenang dan tidak sesuai dengan norma
yang berlaku di masyarakat.
c. Seorang manajer harus memiliki pemahaman yang baik tentang sistem manajemen dan
organisasi sehingga dapat menjalankan tugas manajer dengan baik.

24
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Khoirul Badar. 2013. http://makalahkite.blogspot.co.id/2013/11/konsep-dasar-


manajemen.html. Diakses pada Sabtu, 5 September 2015.

Amirullah, dkk. 2004. Pengantar Manajemen.Yogyakarta: Graha Ilmu

Rini Kurniasih. https://rinikurniasih11.files.wordpress.com/2012/05/makalah-profdik.pdf.


Diakses pada 4 September 2015.

Supriyanto, Ali Muhason. 2007. Modul Pengayaan Ekonomi Peminatan untuk SMA/MA.
Surakarta: Pytra Nugraha

Wiludjeng, Sri. 2007. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Garaha Ilmu

Wahyu, Fitri. 2012. Jurnal: Teori Motivasi Kerja Dan Teori Kepempimpinan. Yogyakarta: UNY.

Winardi, J. 2003. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Sule, Erni Tisnawati & Kurniawan Saefullah. 2005. Pengantar Manajemen. Edisi Pertama.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

25

Anda mungkin juga menyukai