Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan laporan
ini dengan baik, semoga limpahan rahmat dan hidayah-Nya selalu menyertai dalam
lindungan-Nya.

Semoga shalawat dan salam selalu tercurah keharibaan Rasulullah Muhammad SAW.,
bershalawat kepadanya menjadi ungkapan terima kasih dan rasa cinta kepada Nabi besar
Muhammad SAW.

Atas perjuangannya, sehingga nikmat Islam masih dapat di rasakan sampai saat
ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa memulai hingga mengakhiri proses
penyusunan laporan ini bukanlah hal seperti membalikkan telapak tangan. Ada banyak
kendala dan cobaan yang dilalui. Meskipun diakui penyelesaian laporan ini
membutuhkan waktu yang cukup lama dan jauh dari kesempurnaan yang diharapkan,
baik dari segi teoretis, maupun dari pembahasan hasil penelitiannya.

Namun, dengan ketekunan dan kerja keraslah yang menjadi pendorong sang
penulis dalam menyelesaikan segala proses tersebut. Juga berkat adanya berbagai bantuan
moril dan materil dari berbagai pihak yang telah membantu memudahkan penyelesaian
dalam penyusunan laporan ini. Selama menempuh studi maupun dalam proses
perampungan dan penyelesaian laporan ini, penulis tak lepas dari bantuan, motivasi dan
bimbingan dari berbagai pihak.

1
Contents
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 1
ABSTRAK ...................................................................................................................................... 3
BAB 1 .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 4
1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................................... 5
1.4 Batasan Masalah .................................................................................................................... 5
BAB 2 .............................................................................................................................................. 6
LANDASAN TEORI ...................................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Bencana ............................................................................................................... 6
2.2 Pengertian Rawan Bencana ................................................................................................... 6
2.3 Identifikasi Potensi Bencana Geologi di Pantai Jepara ......................................................... 7
2.4 Potensi Ancaman Bencana .................................................................................................... 7
BAB 3 .............................................................................................................................................. 8
METODE PENELITIAN ................................................................................................................ 8
3.1 Metode penelitian yang digunakan ........................................................................................ 8
3.2 Alat dan bahan yang digunakan ............................................................................................. 8
3.3 Langkah yang dilakukan ........................................................................................................ 8
3.4 Diagram alir penelitian .................................................................................................... 9

2
ABSTRAK

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Indonesia berlokasi di wilayah rawan terhadap berbagai kejadian bahaya alam, yaitu
bencana geologi (gempa, gunung api, longsor, tsunami) dan hidro meteorologi (banjir,
kekeringan, pasang surut, gelombang besar dan sebagainya). Kejadian bencana yang
paling sering terjadi di Indonesia adalah banjir dan diikuti tanah longsor. Kondisi
morfologi di Indonesia yaitu relief bentang alam yang sangat bervariasi dan banyaknya
sungai yang mengalir diantaranya, menyebabkan selalu terjadinya banjir di Indonesia di
setiap musim penghujan.

Potensi penyebab bencana di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat


dikelompokkan dalam 3 (tiga) jenis bencana, yaitu bencana alam, bencana nonalam dan
bencana sosial. Bencana alam antara lain berupa gempa bumi, banjir, letusan gunung
berapi, angin topan, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan/lahan, hama penyakit
tanaman, epidemi, kejadian luar biasa dan kejadian antariksa/benda-benda angkasa.
Sementara nonalam antara lain yang disebutkan ulah manusia, kecelakaan transportasi,
kegagalan konstruksi/teknologi, dampak industri ledakan nuklir dan pencemaran
lingkungan. Bencana sosial antara lain berupa kerusakan dan konflik sosial dalam
masyarakat yang sering terjadi.

Jawa Tengah, khususnya Kabupaten Jepara tergolong rawan bencana alam khususnya
banjir, tanah longsor dan kekeringan. Hal ini terjadi setiap tahun karena alam sudah
tidak kuat menerima beban lingkungan. Sebagian besar bencana disebabkan oleh faktor
manusia yang kurang memperhatikan dampak kerusakan lingkungan sehingga terjadi
degradasi lingkungan. Faktor lain yang sangat mempengaruhi adalah pola pikir yang
kurang proaktif dan reaktif dari aparat dan masyarakat. Bencana alam menimbulkan
kerusakan lingkungan dan infrastruktur, kerugian harta – benda dan korban jiwa yang
tidak sedikit jumlahnya.

Penanganan bencana merupakan tanggung jawab dari pemerintah dan pemerintah


daerah. Prinsip-prinsip dalam penanggulangan bencana antara lain adalah cepat dan
tepat, prioritas, koordinasi dan keterpaduan, berdaya guna dan berhasil guna. Tujuan
utama penanggulangan bencana adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat
dari ancaman bencana dan menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana
secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh (UU No. 24, 2007).

Pelaksana penanggulangan bencana menurut UU nomor 24 tahun 2007 adalah Badan


Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). BNPB membutuhkan data yang akurat
pada saat bencana terjadi agar bisa melakukan penanggulanan bencana yang cepat
dan tepat serta terkoordinasi dan menyeluruh dengan instansi-instansi pemerintah
yang terkait. Maka dibutuhkan suatu sistem yang dapat membantu proses
pengumpulan data bencana dan korban bencana.

4
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian


sebagai berikut:

Bagaimana analisa bencana yang sudah terjadi di kabupaten jepara selama 3 tahun
terakhir ?

Faktor utama yang menyebabkan seringnya suatu wilayah terkena bencana?

1.3 Tujuan Penelitian

Dapat menganalisa bencana yang terjadi di kabupaten jepara selama 3 tahun terakhir
(2015 – 2017)

1.4 Batasan Masalah

Adapun dalam penelitian ini batasan masalah yang di pilih seperti berikut :
1. Menganalisia penyebab bencana hanya per kecamatan di Kabupaten Jepara
2. Tidak menganalisa jumlah korban jiwa akibat bencana.

5
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Bencana

Pengertian atau definisi tentang bencana pada umumnya merefleksikan karakteristik


tentang gangguan terhadap pola hidup manusia, dampak bencana bagi manusia, dampak
terhadap struktur sosial, kerusakan pada aspek sistem pemerintahan, bangunan dan lain-
lain serta kebutuhan masyarakat yang diakibatkan oleh bencana.

Menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 pasal 1 angka 1 yaitu: Bencana adalah
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

Adapun definisi bencana dari United Nations International Strategy For Disaster
Reduction (UN-ISDR), dapat digenerasikan bahwa untuk dapat disebut bencana harus di
penuhi beberapa kriteria/kondisi sebagai berikut;
a. Ada peristiwa

b. Terjadi karena faktor alam atau karena ulah manusia

c. Terjadi secara tiba-tiba akan tetapi akan terjadi secara perlahan-lahan atau
bertahap
d. Menimbulkan hilangnya jiwa manusia, harta benda, kerugian sosial-ekonomi,
kerusakan lingkungan dan lain-lain.
e. Berada di luar kemampuan masyarakat untuk menanggulanginya.

2.2 Pengertian Rawan Bencana

Daerah rawan bencana adalah daerah yang memiliki resiko tinggi terhadap ancaman
terjadinya bencana baik terjadinya akibat kondisi geografis, geologis, demografis.
Maupun akibat karena ulah manusia. Daerah rawan bencana terdiri atas:
a. Kawasan rawan tanah longsor

b. Kawasan rawan gelombang pasang

c. Kawasan rawan banjir

Wilayah daerah dan bencana merupakan sebuah upaya pengujian kumpulan kebijakan,
praktik, dan profesionalitas manajemen tanggap darurat dari perspektif dari pemerintah
lokal. Upaya tersebut difokuskan pada pemerintah lokal sebagai level pertama dalam
tahap bencana. Respons merupakan hal penting untuk meminimalisir korban-korban dan
mengoptimalkan kemampuan komunitas untuk merespons. Upaya tanggap darurat
bencana secara kewilayahan bergantung pada pemerintah lokal.
Pada dasarnya Indonesia merupakan salah satu Negara yang ada di dunia yang sering
terjadi bencana alam. Hal tersebut disebabkan karena letak geografis Indonesia berada di
antara dua benua, sehingga dilalui oleh badai tropis alhasil Indonesia rentan terhadap
bencana. Salah satu bencana yang paling sering terjadi di Indonesia adalah banjir dan
6
tanah longsor. Adanya pembangunan yang ada selama ini jarang sekali memperhatikan
pembangunan berkelanjutan, sehingga secara tidak langsung mampu merusak potensi
alam yang ada.

2.3 Identifikasi Potensi Bencana Geologi di Pantai Jepara

Identifikasi potensi bencana geologi di dataran pantai Jepara perlu dilakukan untuk
mengantisipasi laju perkembangan pembangunan seiring dengan pertambahan penduduk
yang sangat pesat. Oleh karena itu, perencanaan pengembangan wilayah yang baik perlu
dipersiapkan.

Dalam menyusun tata ruang, potensi bencana geologi dan potensi sumber daya alam
harus dipertimbangkan. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan
sedimentologi dan stratigrafi. Untuk maksud tersebut dilakukan pemboran dangkal
dengan menggunakan bor tangan (hand auger). Beberapa bencana geologi dapat dikenali
yaitu abrasi pantai, agradasi pantai (pendangkalan) dan kerentanan liquifaksi. Tataan
geologi daerah penelitian menunjukkan bahwa, abrasi dan agradasi serta karakteristik
pantai sangat boleh jadi tidak terkait dengan aktivitas tektonik.

2.4 Potensi Ancaman Bencana


Bencana dapat disebabkan oleh kejadian alam (natural disaster) maupun oleh ulah
manusia (man-made disaster). Faktor-faktor yang dapat menyebabkan bencana antara
lain:
1. Bahaya alam (natural hazards) dan bahaya karena ulah manusia (man-made
hazards) yang menurut United Nations International Strategy for Disaster
Reduction (UN-ISDR) dapat dikelompokkan menjadi bahaya geologi (geological
hazards), bahaya hidrometeorologi (hydrometeorological hazards), bahaya biologi
(biological hazards), bahaya teknologi (technological hazards) dan penurunan
kualitas lingkungan (environmental degradation)
2. Kerentanan (vulnerability) yang tinggi dari masyarakat, infrastruktur serta
elemen-elemen di dalam kota/ kawasan yang berisiko bencana
3. Kapasitas yang rendah dari berbagai komponen di dalam masyarakat

7
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Metode penelitian yang digunakan


Metode yang digunakan adalagi metode penelitian kualitatif . Menurut Sugiyono (2011),

metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

post positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai

lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan

sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan

dengan tri-anggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

3.2 Alat dan bahan yang digunakan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen data bencana yang

terjadi di kabupaten jepara selama 3 tahun terakhir

3.3 Langkah yang dilakukan


Adapun langkah – langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

Persiapan dengan menyiapkan data terlebih dahulu, kemudian mulai menganalisa data

yang ada menjadi kesimpulan hasil analisa.

8
3.4 Diagram alir penelitian

PERSIAPAN

Menyiapkan data bencana di kabupaten jepara selama 3 tahun


terakahir
(Banjir, Tanah Longsor, Puting Beliung, Kebakaran, Kekeringan)

Mulai Menganalisa Data

Faktor Penyebab Terjadi Kondisi Wilayah Per


Bencana Kecamatan di Jepara

Hasil Analisa Data

Kesimpulan

Penutup

9
DAFTAR PUSTAKA

73
74

Anda mungkin juga menyukai