PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
MOHAMMAD TOFA
NIM: 161230000127
1
bisa dirasakan oleh masyarakat tersebut salah satunya pembuatan mortar. Selain
Rechlaimed Asphalt Pavement (RAP) juga ada Fly Ash yang merupakan limbah
abu dari hasil pembakaran batu bara yang terdapat pada PLTU. Fly Ash juga
dapat digunakan sebagai pengganti semen sebagai unsur pengikat. Fly Ash
adalah material serbuk yang sangat kecil dan ringan berwarna abu abu. Fly Ash
terdiri dari material oksida anorganik yang mengandung silica.
Nuruddin, (2009). Geopolimer adalah reaksi antara polymer dan material
geologi yang dijadikan pengganti semen seluruhnya yang bertindak sebagai
binder utamanya. Paramitha, (2014). Beton Geopolimer merupakan beton yang
tidak menggunakan semen portland sebagai zat pengikatnya dimana Fly Ash
sebagai pengganti alternatif zat pengikat tersebut. Untuk aktifator menggunakan
sodium silikat yang berfungsi mempercepat proses reaksi polimerisasi.
Sedangkan larutan alkalinya menggunakan sodium hidroksida yang berfungsi
untuk membantu proses pengikatan antar partikel.
Menutut (Tjokrodimuljo,K. 1996, dalam M. Tri Wibowo (2007) mortar
merupakan campuaran antara agregat halus, air dan bahan pengikat yang
dicampur atau diaduk secara homogen. Bahan mortar sering digunakan pada
pekerjaan plesteran, pemasangan batu bata dan masih banyak lagi. Bahan
perekat yang sering digunakan antara lain tanah liat, kapur, semen merah dan
semen Portland. Mortar harus memenuhi kriteria pada bahan bangunan,
menurut Djokrodimuljo. (2007:80). Mortar harus memiliki sifat sifat sebagai
berikut murah, tahan terhadap cuaca dan keadaan lingkungan, mudah
dikerjakan, melekat dengan baik pada material (batu bata, batako dan batu),
cepat kering serta keras, bersifat tahan terhadap air, dan tidak menimbulkan
retak retak saat dipasang.
Pemanfaatan limbah sebagai bahan utama mortar belum banyak
dilakukan. Dalam tahap ini masih dalam penelitian dan kajian untuk
menghasilkan mortar yang berkualitas bahkan ramah lingkungan. Perlunya
inovasi dan kreativitas agar pengelolaan limbah dapat berkembang dan
mengurangi dampak yang diakibatkan oleh menumpuknya jumlah sampah.
2
1.2. Rumusan Masalah
Dalam pembuatan mortar geopolimer dengan memanfaatkan limbah
Rechlaimed Asphalt Pavement (RAP) dan Fly Ash mempunyai rumusan
permasalahan sebagai berikut:
1. Berapakah nilai kuat tekan mortar geopolimer dengan menggunakan limbah
Rechlaimed Asphalt Pavement (RAP)?
2. Bagaimana pengaruh kuat tekan mortar geopolimer pada umur 7 hari, 14
hari, 28 hari, dan 56 hari?
3. Bagaimana pengaruh kuat lentur mortar geopolimer pada umur 28 hari?
4. Bagaimana perbandingan kuat tekan mortar geopolimer pada molaritas 4
mol, 6 mol, 8 mol, 10 mol, 12 mol, 14 mol dan 16 mol?
3
Pavement (RAP) yang selama ini jadi urugan dipinggir jalan dan menumpuk
di bahu jalan.
2. Memanfaatkan limbah Fly Ash sebagai penganti semen pada pembuatan
mortar geopolimer. Dan mengurangi limbah Fly Ash yang terdapat di PLTU
khususnya di Jepara yang selama ini menjadi permasalahan utama di PLTU.
3. Memberikan pemahaman dalam memanfaatkan limbah Rechlaimed Asphatl
Pavement (RAP) dan Fly Ash dalam pembuatan mortar geopolimer.
4. Menciptakan mortar yang berkualitas dan ramah lingkungan.
4
1.6. Sistematika Penulisan
Pada penulisan penelitian ini terdapat bab bab yang saling berhubungan satu
sama lain. Sistematika penulisan dapat diuraikan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN LITERATUR
Pada bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang berhubungan dengan
penelitian dan teori atau data penelitian sebelumnya. Data teknis yang meliputi
langkah langkah dan mengidentifikasi bahan material yang digunakan pada
pembuatan mortar geopolimer.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini menjelaskan tentang alur penelitian dari tahap persiapan,
penyiapan alat dan bahan, pembuatan benda uji, pengujian benda uji dan
pengamatannya. Dalam alur penelitian merupakan langkah langkah dalam
melakukan penelitian agar mendapatkan hasil yang maksimal.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan tentang proses penyiapan alat dan bahan, pembuatan
benda uji dan hasil pengujian benda uji dalam bentuk tabel maupun grafik agar
mempermudah dalam pemahamani hasil penelitian tersebut.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran. Dalam hal ini
kesimpulan menjelaskan hasil dari penelitian secara singkat dan jelas.
Sedangkan saran berisi tentang himbauan agar tidak terjadi permasalahan atau
hambatan pada penelitian.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
a. Limbah rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan oleh kegiatan
rumah tangga yang biasa disebut limbah domestik.
b. Limbah pertanian adalah limbah yang dihasilkan oleh kegiatan
pertanian yang berupa daun, ranting pohon dan lain lain.
c. Limbah konstruksi adalah limbah yang dihasilkan oleh sisa sisa
konstruksi yang tidak digunakan seperti tahap pembangunan,
perbaikan maupun perubahan.
d. Limbah industri adalah limbah yang dihasilkan oleh sisa sisa bahan
pada proses pabrik atau industri yang sudah tidak dipakai.
e. Limbah rumah sakit adalah limbah yng dihasilkan oleh sisa sisa
bahan medis berupa jarum suntik, infus dan bahan bahan medis
lainnya yang sudah tidak terpakai.
f. Limbah radioaktif adalah limbah yang dihasilkan oleh sisa sisa hasil
penggunaan pemanfaatan teknologi nuklir.
7
e. Limbah mudah meledak adalah limbah yang dapat bereaksi yang
menghasilkan gas dengan suhu tekanan tinggi yang dapat merusak
lingkungan sekitar.
Adapun karakteristik limbah antara lain berukuran kecil, bersifat
dinamis, berdampak luas penyebarannya, dan berdampak jangka panjang.
8
2.3. Fly Ash
Fly Ash (abu terbang) dapat didefinisikan sebagai butiran halus hasil dari
pembakaran batubara menurut ASTM C618 (ASTM, 1995:304). Fly Ash yang
berupa serbuk atau butiran halus yang sangat ringan dan berwarna keabu abuan
merupakan material oksida anorganik yang mengandung silika sebanyak
58,2%. Himawan, & Darma. (2000). Fly Ash merupakan mineral admixture
yang berasal dari limbah hasil pembakaran batubara yang sudah tidak
digunakan. Dalam material ini mempunyai kadar yang merupakan bahan semen
yang cukup tinggi dan mempunyai sifat pozzolanik. Fly Ash dikelompokkan
menjadi 3 kelas menurut ASTM C 618-03 sebagai berikut:
2.3.1. Fly Ash Tipe Kelas C
Pada kelas tipe C mengandung CaO lebih dari 10% yang dihasilkan dari
pembakaran lignite, untuk kadar SiO2 + Al2 O3 +Fe2 O3 lebih dari 50%,
serta kandungan Na2 O mencapai 10% dan untuk digunakan pada
campuran beton digunakan 15% - 35% dari semua total berat binder.
9
kelas tipe C dan jenis kelas tipe F. untuk perbandingan campuran geopolimer
kelas tipe C dapat menghasilkan kuat tekan lebih besar dari pada jenis kelas tipe
F.
10
Sumber : Dokumentasi, 2019
Gambar 2.3 Soda Api (Sodium Hidroksida)
11
Sumber : Dokumentasi, 2019
Gambar 2.4 Sodium Silikat
2.5. Mortar
Menutut (Tjokrodimuljo,K. 1996, dalam M. Tri Wibowo (2007) mortar
merupakan campuaran antara agregat halus, air dan bahan pengikat yang
dicampur atau diaduk secara homogen. Bahan mortar sering digunakan pada
pekerjaan plesteran, pemasangan batu bata dan masih banyak lagi. Bahan
perekat yang sering digunakan antara lain tanah liat, kapur, semen merah dan
semen Portland.
2.5.1. Jenis Mortar
Jenis mortar menjadi 4 jenis menurut Tjokrodimulyo. (2017). Antara
lain:
a. Mortar Lumpur
Pada jenis ini biasanya dipakai dalam pembuatan bahan tungku api
dan sebagai bahan tembok. Campuran yang digunakan yaitu
campuran pasir, tanah liat atau tanah lumpur dan air.
b. Mortar Kapur
Pada jenis ini biasanya dipakai pada pembuatan bahan tembok bata.
Campuran yang digunakan yaitu campuran pasir, kapur dan air.
12
c. Mortar Semen
Pada jenis ini biasanya dipakai untuk pembuatan kolom, pilar,
tembok, dan bagian lainya yang menahan beban. Campuran yang
digunakan yaitu campuran pasir, semen Portland dan air.
d. Mortar Khusus
Pada jenis ini biasanya dipakai untuk bahan isolasi panas dan
peredam suara. Pada mortar ini dibuat dengan menambahkan bahan
khusus pada mortar kapur maupun mortar semen untuk tujuan
tertentu.
13
e. Mortar tipe K
Pada jenis ini memiliki kekuatan rendah, biasanya dipakai untuk
pekerjaan yang tidak menahan beban serta pemasangan dinding
terlindung. Pada jenis ini memiliki kuat tekan minimum sebesar 5,25
kg/𝑐𝑚2 .
Mortar harus memenuhi kriteria pada bahan bangunan, menurut Djokrodimuljo.
(2007:80). Mortar harus memiliki sifat sifat sebagai berikut:
a. Murah
b. Tahan lama terhadap cuaca maupun keadaan lingkungan
c. Mudah dikerjakan
d. Melekat dengan baik pada batu bata, maupun batu
e. Cepat kering dan keras
f. Bersifat kedap air
g. Tidak menimbulkan retak retak sesudah dipasang
2.6. Geopolimer
14
2.6.2. Kelemahan Penggunaan Geopolimer
Dan berikut juga kelemahan dari penggunaan geopolimer:
a. Pada pembuatan beton geopolimer lebih rumit dari pada beton
konfensional karena membutuhkan bahan alkaline sebagai aktifator.
b. Belum ada peraturan tentang campuran yang sesuai dalam pembuatan
beton geopolimer.
c. Untuk penyerapan air beton geopolimer mampu menyerap kurang
dari 3% air.
P
Kuat Tekan Mortar = ……………………………………………………... 2.1
A
Keterangan:
P = Beban Maksimum (N)
A= Luas Penampang (𝑚𝑚2 )
Kuat tekan akan menjadi penentu untuk mementukan mutu dan kualitas mortar
yang ditentukan oleh penggunaan agregat seperti perbandingan dalam campuran
antara agregat halus dengan binder menurut Gambhir, (1986).
15
benda uji yang diuji patah dan dinyatakan dalam satuan Mega Pascal (Mpa).
Rumus kuat lentur dengan menggunakan satu titik pembebanan menurut ASTM
C 78-84 yaitu
3. 𝑃. 𝐿
Fr = ………………………………………………….………….. 2.2
2 . 𝑏 . 𝑑2
Keterangan:
Fr = Kuat Lentur (kg/𝑐𝑚2 )
P = Beban Maksimum (N)
L = Panjang Balok (cm)
b = Lebar Balok (cm)
d = Tinggi Balok (cm)
∑(𝑥𝑖− 𝑥̅ )2
S= √ ……………………………………………………………... 2.3
𝑛−1
Dimana:
S = Standart Deviasi
xi = data kuat tekan dari setiap benda uji
𝑥̅ = data kuat tekan rata rata dari setiap benda uji
𝑛 = jumlah benda uji
16
2.10. Penelitian Terdahulu
Sebelumnya penelitian tentang limbah Rechlaimed Asphalt Pavement (RAP)
digunakan sebagai campuran beton geopolimer dengan fly ash pernah
dilakukan.
2.10.1. Agnieszka Woszuk, Lidia Bandura, dan Wojciech Franus (2019)
Dalam penelitian tersebut dikatakan penambahan abu terbang, void
udara berkisar antara 1,2% sampai 1. 6% dalam kasus kelas F
dan dari 1,3% menjadi 2,8% dalam kasus kelas C fly ash. Air
dan embun beku perlawanan adalah 96% E104% dan 102%
E104%, masing-masing untuk sampel dengan penambahan kelas
F dan kelas C fly ash. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kedua kelas fly ash dapat diterapkan sebagai alternatif mineral
pengisi, karena rongga udara serta ketahanan terhadap air dan
embun beku dari campuran aspal yang diperoleh memenuhi
standar.
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
19
3.3. Persiapan Alat Penelitian
Sebelum melaksanakan penelitian harus mempersiapkan alat alat yang akan
digunakan agar pada saat melaksanakan penelitian berjalan dengan lancer dan
tidak terganggu akan alat alat yang kurang.
3.3.1. Cetakan Kubus
Cetakan atau begesting yang nantinya menjadi tempat mencetak dari
campuran bahan yang berdimensi 5x5x5 cm.
20
3.3.3. Timbangan Digital
Alat yang digunakan untuk menimbang kapasitas material yang
digunakan nantinya.
3.3.4. Saringan
Alat yang digunakan untuk membedakan gradasi antara agregat halus dan
agregat kasar. Dan untuk memisahkan material yang tidak digunakan
dalam material yang dipakai. Untuk material Rechlaimed Asphalt
Pavement (RAP) menggunakan saringan dengan mesh 200 sedangkan
material Fly Ash menggunakan saringan dengan mesh 4.
21
3.3.5. Loyang Mix Concrete
Alat yang digunakan untuk mencampur semua bahan yang nantinya
menjadi mortar geopolimer.
3.3.6. Ember
Alat yang digunakan untuk mencampur sodium silikat dan sodium
hidroksida yang berfungsi sebagai aktivator pada pembuatan mortar
geopolimer.
22
3.3.7. Cetok
Alat yang digunakan untuk mengambil material dan alat untuk mengaduk
material.
3.3.9. Alat Uji Kadar Lumpur dan Alat Uji Kadar Organis
Alat yang digunakan untuk mengetahui kandungan lumpur dan
kandungan organis yang terdapat pada material Rechlaimed Asphalt
Pavement (RAP).
23
Sumber : Dokumentasi, 2019
Gambar 3.9 Alat Uji Kadar Lumpur dan Alat Uji Kadar Lumpur
24
3.3.11. Alat Uji Ekstraksi Aspal
Alat yang digunakan untuk mengetahui kandungan aspal yang
terkandung dalam limbah Rech;aimed Asphlat Pavement (RAP).
25
3.4. Persiapan Bahan Penelitian
Dalam penelitian juga mempersiapkan bahan bahan yang nantinya diguankan
pada pembuatan mortar geopolimer antara lain sebagai berikut:
3.4.1. Limbah Rechlaimed Asphalt Pavement (RAP)
Limbah Rechlaimed Asphlat Pavement (RAP) merupakan limbah yang
berasal dari proses cold milling pada permukaan jalan akibat rusak karena
beban kendaraan berlebih. Bahan limbah Rechlaimed Asphalt Pavement
sebagai Pengganti pasir dalam pembuatan mortar geoplimer.
26
3.4.3. Sodium Hidroksida (NaOH 4 M, 6 M, 8 M, 10 M, dan 12 M)
Sodium Hidroksida atau NaOH yang berbentuk Kristal yang nanti
dilarutkan menggunakan air bersih sesuai dengan molaritas yang
direncanakan dari 4 mol, 6 mol, 8 mol, 10 mol, 12 mol, 14 mol, dan 16
mol. Yang nantinya sodium hidroksida akan bereaksi dengan sodium
silika untuk mengikat fly ash pada pembuatan mortar geopolimer. Cara
menghitung kebutuhan sodium hidroksida yang nantinya digunakan pada
pembuatan mortar geopolimer:
N =MxV
= 1 liter x 8 mol/liter
= 8 mol
Keterangan:
N = Jumlah Mol Zat Terlarut
M = Kemolaran Larutan
V = Volume Larutan
Dengan:
Ar = Massa Atom Relatif
NaOH = Ar Na = 23 gram/mol
Ar O = 16 gram/mol
1 gram/mol
Ar H = 40 gram/mol
27
b. Untuk Molaritas 6 Mol
Massa NaOH = Nmol x Mr
= 6 mol x 40 gram/mol
= 240 gram/liter
c. Untuk Molaritas 8 Mol
Massa NaOH = Nmol x Mr
= 8 mol x 40 gram/mol
= 320 gram/liter
d. Untuk Molaritas 10 Mol
Massa NaOH = Nmol x Mr
= 10 mol x 40 gram/mol
= 400 gram/liter
e. Untuk Molaritas 12 Mol
Massa NaOH = Nmol x Mr
= 12 mol x 40 gram/mol
= 480 gram/liter
f. Untuk Molaritas 14 Mol
Massa NaOH = Nmol x Mr
= 14 mol x 40 gram/mol
= 560 gram/liter
g. Untuk Molaritas 16 Mol
Massa NaOH = Nmol x Mr
= 16 mol x Mr
= 640 gram/liter
28
Sumber : Dokumentasi, 2019
Gambar 3.15 Soda Api (Sodium Hidroksida)
29
Sumber : Dokumentasi, 2019
Gambar 3.17 Air Bersih
30
4. Masukkan Rechlaimed Asphalt Pavement (RAP) ke dalam
saringan paling atas dan ditutup.
5. Setelah dimasukkan dan ditutup goyangkan saringan selama 30
menit.
6. Diamkan saringan sampai material mengendap selama 15 menit.
7. Buka dan timbang saringan sesuai ukuran yang tertahan.
b. Uji Kadar Organik
Sebelum melakukan penelitian bahan harus diuji dengan uji kadar
organic dengan mempersiapkan bahan Rechlaimed Asphalt
Pavement (RAP), sodium silika dan sodium hidroksida. Berikut
merupakan langkah langkah dalam melakukan uji kadar organik
sebagai berikut:
1. Siapkan bahan Rechlaimed Asphalt Pavement (RAP).
2. Campur sodium silika dan sodium hidroksida sampai rata.
3. Siapkan gelas ukur yang akan dilakukan pengujian.
4. Masukkan material Rechlaimed Asphalt Pavement (RAP) ke
dalam gelas ukur setinggi 130 mm, setelah itu masukkan
campuran sodium silika dan sodium hidroksida yang telah rata ke
dalam gelas ukur setinggi 200 mm.
5. Tutup rapat gelas ukur dengan plastic atau bahan lainnya.
6. Kocok gelas ukur selama 30 menit agar bahan material yang ada
di gelas ukur tercampur.
7. Diamkan selama 24 jam agar mengendap partikel partikel yang
ada di dalam gelas ukur.
8. Amati hasil dari warna bahan bahan yang tercampur pada gelas
ukur dan disimpulkan.
c. Uji Kadar Lumpur
Sebelum melakukan penelitian bahan harus diuji dengan uji kadar
lumpur dengan mempersiapkan bahan antara lain seperti Rechlaimed
31
Asphalt Pavement (RAP) dan air bersih. Berikut merupakan langkah
langkah dalam melakukan uji kadar lumpur sebagai berikut:
1. Siapkan bahan Rechlaimed Asphalt Pavement (RAP) dan air
bersih.
2. Siapkan Siapkan gelas ukur yang akan dilakukan pengujian.
3. Masukkan material Rechlaimed Asphalt Pavement (RAP)
setinggi 130 ml dengan air bersih setinggi 200 mm.
4. Tutup rapat gelas ukur dengan plastic atau bahan lainnya.
5. Kocok gelas ukur selama 30 menit agar bahan yang ada dalam
gelas ukur tercampur dengan rata.
6. Diamkan selama 24 jam agar material di dalam gelas ukur
mengendap.
7. Amati dan catat hasil dari pengendapan yang terjadi dan
disimpulkan.
d. Uji Nilai Kadar Aspal
Sebelum melakukan penelitian bahan harus diuji kadar aspal untuk
mengetahui berapa kadar yang terkandung dalam material
Rechlaimed Asphalt Pavement (RAP). Berikut langkah langkah
dalam melakukan uji kadar aspal (uji ekstraksi aspal) yaitu:
1. Siapkan bahan Rechlaimed Asphalt Pavement (RAP) seberat 500
gram.
2. Siapkan pelarut TCE sebanyak 500 ml dan kertas filter.
3. Letakkan mesin centrifuge extractor pada lantai dasar yang
keras.
4. Lepaskan penutup centrifuge extractor lalu masukkan
Rechlaimed Asphalt Pavement sebanyak 500 gram dan tuangkan
bensin sebanyak 500 ml kemudian memasang saringan ekstraksi
dan memasang penutup centrifuge extractor.
5. Nyalakan mesin pemanas dan biarkan sampai tetes extraksi
menjadi bening.
32
6. Setelah jernih keluarkan Rechlaimed Asphalt Pavement (RAP)
yang sudah diextrak dan masukkan kedalam oven.
7. Setelah kering keluarkan dan timbang hasil dari Rechlaimed
Asphalt Pavement (RAP) yang sudah kering tadi.
8. Catat hasil dari pengamatan dan disimpulkan.
33
pembuatan mortar geopolimer. Dibawah ini merupakan percobaan yang telah
dilakukan:
3.6.1 Trial Mix Design Ke-1 Mortar Geopolimer 8 Mol
Pada percobaan pertama dilakukan pembuatan sempel dan direncanakan
berat per mortar geopolimer seberat 300 gram. Berikut merupakan
diagram campuran yang digunakan:
MORTAR
RAP FA Aktivator
(100%) (65%) (35%)
34
Dari pencampuran trial mix design pada tabel 3.1 menghasilkan
campuran yang agak encer dan gak terlalu padat saat dimasukkan ke
dalam cetakan. Untuk pencampuran harus aktifator dan fly ash dicampur
terlebih dahulu setelah itu masukkan Rechlaimed Asphalt Pavement
(RAP), agar waktu pencampuran tidak menggumpal.
MORTAR
RAP FA Aktivator
(100%) (65%) (35%)
35
Berikut merupakan perhitungan kebutuhan material:
Tabel 3.2 Perhitungan trial mix design kedua
Agregat Halus Binder Aktivator
No Mix Design RAP FA NaOH Na2SiO3
gram gram gram gram
1 8 Mol 540 234 42 84
Sumber : Analisis, 2019
36
MORTAR
FA Aktivator
RAP (65%) (35%)
(100%)
37
3.8. Pembuatan Mortar Geopolimer
Sesudah melakukan mix design real dan perhitungan kebutuhan material maka
akan dilanjutkan ke pembuatan benda uji. Berkut langkah langkah dalam
pembuatan mortar geopolimer antara lain:
1. Menyiapkan material bahan seperti Rechlaimed Asphalt Pavement (RAP),
fly ash, sodium silika dan sodium hidroksida. Dan menyiapkan alat alat yang
nantinya akan digunakan.
2. Timbang material sesuai dengan mix design dari molaritas 4 mol, 6 mol, 8
mol, 10 mol, 12 mol, 14 mol dan 16 mol.
3. Campurkan sodium silika dengan sodium hidroksida sesui timbangan yang
telah ditentukan sampai mencair dan rata.
4. Siapkan fly ash sesuai timbangan dan masukkan ke dalam Loyang
selanjutnya tuangkan campuran sodium silika dengan sodium hidroksida ke
dalam Loyang. Aduk bahan tersebut sampai homogen.
5. Selanjutnya masukkan material Rechlaimed Asphalt Pavement (RAP) ke
dalam Loyang campuran tadi, aduk sampai homogen dan rata.
6. Siapkan begisting atau cetakan mortar ukuran 5x5x5 cm, masukkan material
yang sudah homogen ke dalam cetakan.
7. Biarkan cetakan yang sudah diberi adukan selama 24 jam agar menjadi
keras dan saat dibuka tidak hancur.
8. Buka cetakan dan simpan hasil sempel mortar yang telah dibuat.
38
1. Siapkan benda uji mortar yang akan diuji.
2. Siapkan alat kuat tekan yang akan digunakan. Kunci 0 pada angka yang
menunjukkan nilai kuat tekan.
3. Masukkan mortar pada alat tekan, dan pompa hidrolik sampai kuat tekan
maksimum tercapai.
4. Baca angka kuat tekan yang menunjukkan nilai maksimum, catat dan
simpulkan hasil uji kuat tekan tersebut.
39
Mulai
iiiii
Bahan : Alat :
• Limbah RAP • Cetakan kubus 5x5x5 cm
• Fly Ash • Cetakan Balok 4x4x16 cm
• NaOH (4, 6, 8,10, 12, • Timbangan Digital
14, 16) Mol • Saringan
• Na₂SiO₃ • Ember
• Cetok
• Gelas Ukur, Loyang
Pengujian material
• Kandungan • EDX
organis • Vicat
• Kandungan
Lumpur
• Saringan
• Kadar Aspal
40
A
Perawatan
Kesimpulan
Selesai
41
3.12. Jadwal Penelitian
Pada penelitian ini perlunya dibuat jadwal pelaksanaan yang berguna untuk
mengatur waktu dan jadwal agar sesuai dengan waktu yang ditentukan pada
penelitian ini. Dibawah ini merupakan waktu yang akan dilaksanakan dalam
penelitian:
42